PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati adalah organ terbesar dengan berat sekitar 2 % dari berat total tubuh
yang berfungsi dalam penyaringan dan penyimpanan darah, pembentukan
empedu, penyimpanan vitamin dan besi, pembentukan faktor koagulasi, serta
metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing (Guyton
dan Hall 2007). Hati merupakan organ metabolik terbesar dan yang vital di tubuh
yang berfungsi untuk tempat biokimia tubuh. Hepar juga memiliki fungsi penting
dalam pencernaan. Sel dalam hepar yakni sel hepatosit berfungsi sebagai fagosit
yang akan dilakukan oleh makrofag (Sherwood 2011).
1
Peningkatan kadar SGPT dan SGOT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim
secara intraseluler ke dalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau
adanya kerusakan hati (Murray et al 1992), oleh karena itu pemeriksaan enzim
tersebut perlu dilakukan untuk menunjang hasil diagnosa dan tingkat
keparahannnya. Hal ini dapat dilakukan dengan pengujian biokimia pada enzim
SGPT dan SGOT.
Hepatoprotektor adalah suatu senyawa obat yang dapat memberikan
perlindungan pada hati dari kerusakan yang ditimbulkan oleh obat, senyawa
kimia, dan virus. Zat-zat beracun, baik yang berasal dari luar tubuh seperti obat
maupun dari sisa metabolisme yang dihasilkan sendiri oleh tubuh akan
didetoksifikasi oleh enzim-enzim hati sehingga menjadi zat yang tidak aktif (Hadi
2000). Hepatoprotektor yang saat ini digunakan tidak efektif, karena harganya
yang tidak terjangkau bagi masyarakat dan mengandung bahan kimia, sehingga
diperlukan hepatoprotektor yang aman dan terjangkau bagi masyarakat. Salah satu
kandungan yang diperlukan sebagai hepatoprotektor adalah antioksidan.
Salah satu tanaman obat tradisional di Indonesia yang akhir akhir ini
manfaatnya banyak di kembangkan sebagai hepatoprotektor adalah temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) dan temu putih (Curcuma Zedoaria Val.).
Temulawak merupakan tumbuhan yang banyak digunakan untuk obat atau bahan
obat, hingga dapat dikatakan temulawak merupakan primadona tumbuhan obat
Indonesia. Temulawak memiliki banyak manfat antara lain sebagai antihepatitis,
antikarsinogenik, antimikroba, antioksidan, antihierlipidemia, antiviral,
antiinflamasi dan detoksikasi. Dalam konteks penggunaan tradisional temulawak
digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit tertentu atau juga digunakan
sebagai penguat daya tahan tubuh (Moelyono 2007).
B. Perumusan Masalah
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu
perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya yang berkaitan
dengan manfaat temulawak dan temu putih dalam menurunkan kadar SGOT dan
SGPT
2. Manfaat Praktis
Untuk mahasiswa kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai penambah referensi atau tambahan informasi pengetahuan
tentang obat alam yang bisa digunakan sebagai penurun kadar SGOT dan SGPT
di hati. Dan untuk peneliti sebagai penambah informasi dan pengetahuan tentang
obat-obatan tradisional khususnya manfaat temulawak dan temu putih dalam
menurunkan kadar SGOT dan SGPT di hati. Sedangkan untuk masyarakat dapat
digunakan untuk masyarakat menambah informasi tentang manfaat temulawak
dan temu putih dalam mengobati penyakit hati