Anda di halaman 1dari 2

Diperkirakan sekitar 1.800 spesies cacing tanah tersebar di seluruh dunia .

cacing tanah yang


terdapat di Indonesia antara lain termasuk ke dalam familia Enclytracidae, Moniligastridae,
Octochaetidae, Glossoscolidae,Megascolecidae, dan Lumbricidae sementara genera yang pernah
ditemukan antara lain : Enchytraeus, Frideria, Dichogaster, Pontoscolex, Phertima, Megascolex,
dll. (Joko W. :1993).

Dari sekian banyak genera tersebut, pheretina dan Pontoscolex merupakan genus yang paling
umum ditemukan di Indonesia. Cacing ini berasal dari Asia tenggara dan menyebar ke daerah
tropis lain, subtropics bahkan sampai ke daerah temperata (Edwards dan Lofty,1972, Sims dan
Elaston:1972 dalam Joko W : 1993). Cacing ini mempunyai peranan penting dalam proses
dekomposisi materi organic, dan bersama-sama denganhewan tanah lainnya ikut berperan dalam
siklus biogekimia.

Cacing tanah termasuk salah satu hewan yang hidup di dalam/ permukaan tanah. kelompok
mesofauna ini dikenal terdistribusi secara luas, asalkan tempat tersebut cukup lembab dan
iklimnya tidak terlalu dingin (Guyer dan Lane, 1964) populsasi cacing tanah dipengarui oleh
berbagai factor lingkungan, diantaranya sifat fisikokimia dan jenis vegetasi yang ada di
permukaan tanah. Dua hal inilah yang umumnya sangat menentukan pola sebaran cacing.

Cacing diketahui sebagai hewan yang snagat sensitive terhadap stimulus mekanik seperti halnya
stimulus kimiawi. Stimulus tersebut ditangkap oleh elemen penerima rangsang yang terdiri dari
kelompok sel-sel sensoris/ reseptor yang terdapat dipermukaan tubuhny. (Guyer dan Lane, 1964).

Cacing tanah ini memiliki lapisan otot di bawah kulit yang cukup tebal yang diperlukannya
untuk bergerak pindah (Yatim, 1987). Pemanjangan dan kontraksi tubuhnya selama bergerak
dihasilkan oleh dua lapisan otot pada dinding tubuhnya tersebut (Guyer dan Lane, 1964).

Hewan sebagai komponen biotic dari ekosistem mempunyai karakteristik yang khas. Struktur tubuh yang
sangat lentur khususnya pada hewan invertebrate memungkinkan hewan ini memiliki kemampuan
mobilitas yang cukup tinggi. Dengan daya mobilitas yang tinggi, hewan tersebut dapat bergerak bebas
sesuai dengan kemampuan dan nalurinya, apakah untuk mencari makan, menghindari dari predator,
menjauhi keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan, mencari pasangan untuk kawin dan lain
sebagainya.

Taksis dapat diartikan sebagai pergerakan suatu organism sebagai respon terhadap adanya stimulus
eksternal yang mengenainya secara langsung. Pergerakan organism ini dapat berlangsung ke arah
stimulus (respon positif); berupa respon menjauhi arah stimulus (respon negative) maupun bergerak kea
rah tertentu dengan sudut tertentu dari stimulus (Kikkawa, 1971; Gundevia, 1996). Sementara Michael
(1985) mengemukakan bahwa taksis merupakan arah dari orientasi-orientasi dan gerakan-gerakan
(positif dan negative) sesuai dengan rangsangan-rangsangan alam. Kikkawa (1971) menyebutkan bahwa
perubahan orientasi tubuh suatu organism sebagai reaksi terhadap stimulus dan mempeertahankan
posisinya sebelum melakukan pergerakan disebut respon taksis.

Dengan demikian bias dikatakan bahwa perilaaku taksis selaalu di dahului oleh suatu bentuk respon
taksis dan dilanjutkan dengan suatu pergerakan menuju atau menjauhi atau ke arah tertentu dari
stimulus yang diterima oleh suatu organism.

Berdasarkan jenis dari stimulus yang diterima oleh suatu organism daapat dibedakan menjadi:

1) Foto taksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa cahaya.

2) Kemotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh stimulus berupa zat kimia.

3) Aerotakssis adalaah jenis taksis yang disebabkan oleh aadanya stimulus berupa kadar O2 di udara.

4) Geotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa gaya gravitasi bumi.

5) Rhoeotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa daya tahan

6) Thermotaaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa panas.

7) Tigmotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa sentuhan.

8) Galvanotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya stimulus berupa listrik.

Sedangkan berdasarkan arahnya (arah respon) taksisdapat dibedakan menjadi :

1) Taksis positif apabila respon arahnya mendekati rangsang/stimuli.

2) Taksis negative apabila respon arahnya menjauhi rangsang/stimuli.

Anda mungkin juga menyukai