Referat DR C
Referat DR C
Pembimbing :
dr. Caecilia, Sp. Rad
Disusun oleh:
1. Indira Wulandari (030.09.120)
2. Aristya Nur F. (030.12.033)
3. Putri Milawati (030.12.214)
4. Brent (030.13.041)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah referat yang
berjudul foto abdomen polos 3 posisipneum pada kepaniteraan klinik Radiologi
Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Dr. Esnawan Antariksa.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dr. Caecilia, Sp. Rad selaku pembimbing yang telah memberikan
waktu dan bimbingannya sehingga makalah referat ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap makalah referat ini dapat menambah pengetahuan dan
memahami lebih lanjut mengenai foto abdomen 3 posisi dan salah satunya untuk
memenuhi tugas yang diberikan pada kepaniteraan klinik di Rumah Sakit TNI
Angkatan Udara Dr. Esnawan Antariksa
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah referat ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 27. Gambaran kalsifikasi pancreas .......................................................... 25
Gambar 28. Gambaran kalsifikasi kelenjar limfe mesenterika ............................. 26
Gambar 29. Gambaran ground glass appearance pada ascites .............................. 27
Gambar 30. Gambaran psoas line kanan yang menghilang .................................. 28
Gambar 31. Gambaran appendicolith mengalami kalsifikasi pada apendisitis ..... 29
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Foto abdomen 3 posisi merupakan prosedur pemeriksaan radiografi tanpa
kontras pada daerah abdomen khususnya untuk memperlihatkan kelainan yang
terjadi pada traktus digestivus / gastrointestinal yang dilakukan dalam 3 posisi
pemotretan yaitu posisi supine, posisi erect dan posisi left lateral decubitus (LLD)
1. Tiduran terlentang, sinar dari arah vertical dengan proyeksi antero-posterior
(AP).
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri, kalau memungkinkan, dengan
sinar horizontal, proyeksi AP.
Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus), dengan sinar horizontal
proyeksi AP.1
2.2 Anatomi
Usus Halus
Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang
membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus
halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi
bagian tengah dan bawah abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8
cm, tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai
menjadi sekitar 2,5 cm. Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum.
Pembagian ini agak tidak tepat dan didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan
yang relatif lebih penting berdasarkan perbedaan fungsi.
2
Gambar 1. Anatomi Usus
3
Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus
besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar
6,5 cm), tetapi makin dekat anus semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum,
kolon dan rektum.
Pada sekum terdapat katup ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada
ujung sekum. Sekum menempati dekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar.
Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum.
4
descendens. Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid
merupakan lanjutan kolon descendens. Ia tergantung kebawah dalam rongga pelvis
dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan sakrum.
Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan
oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan
menembus dasar pelvis. Disini rektum melanjutkan diri sebagai anus dalan
perineum.2
Apendiks
Apendiks merupakan organ digestif yang terletak pada rongga abdomen
bagian kanan bawah. Apendiks berbentuk tabung dengan panjang kisaran 10 cm
dan berpangkal utama di sekum. Apendiks memiliki beberapa kemungkinan posisi,
yang didasarkan pada letak terhadap struktur-struktur sekitarnya, seperti sekum dan
ileum.3
5
Traktus Urinarius
Ginjal merupakan organ berwarna coklat kemerahan seperti kacang merah
yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, berjumlah sebanyak dua buah
dimana masing-masing terletak dikanan dan kiri columna vertebralis. Kedua ginjal
terletak di retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-masing disisi kanan dan
kiri columna vertebralis setinggi vertebra torakal 12 sampai vertebra lumbal tiga.
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari pada ginjal kiri karena besarnya lobus
hati kanan. Tepi atas ginjal kiri berada setinggi columna vertebrathorakal 11-12,
tepi bawah ginjal kanan berada setinggi columna vertebra lumbal 3. Panjang ginjal
10-12cm, lebar 5-7cm dan tebal ±5cm.
6
membranasea) dan uretra anterior (pars bulbosa, pars pendulare dan fosa
navikulare) dengan panjang ±20cm. Pada wanita, panjang uretra ±3,5cm.4
2.3 Indikasi
Foto abdomen dilakukan bagi penderita-penderita yang secara klinis
mencurigakan adanya keadaan-keadaan sebagai berikut:
Obstruksi usus (ileus) atau ileus paralitik
Perforasi organ intra-abdominal
Nyeri renal atau bilier dengan kolik yang khas
Perdarahan Intra-abdominal
7
Gambar 5. Posisi Supine, proyeksi AP
8
Kriteria hasil foto polos abdomen yang baik antara lain :
Tampak diafragma sampai dengan tepi atas simphisis pubis
Alignment kolom vertebra di tengah, densitas tulang costae, pelvis dan
panggul baik.
Processus spinosus terletak di tengah daan crista iliaca terletak simetris
Pasien tidak bergerak saat difoto yang ditandai dengan tajamnya batas
gambar costae dan gas usus
Foto dapat menggambarkan batas bawah hepar, ginjal, batas lateral
muskulus psoas dan procesus transversus dari vertebra lumbal.
Marker yang jelas untuk mengindikasi posisi pasien saat pemeriksaan.
9
Gambar 7. Posisi Erect, Posisi AP
10
Pengambilan foto dengan posisi ini dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga
yang paling utama nampak adalah: udara bebas, fluid sinks, kidneys
drop, transverse colon drops, small bowel drops, breasts drop, lower
abdomen bulges dan penambahan densitas pada X-ray dan diaphragm
descends.
Posisi erect ditandai dengan T11
Berdasarkan posisis dari payudara, menyebabkan penambahan densitas
pada kuadran kanan dan kiri.
Gas di fundus gaster- khas pada posisi erect dan kuantitas yang kecil pada
gas yang terjebak di perut
Letak film di tengah atas akan menunjukan dasar paru tetapi tidak dapat
melihat bagian dari pelvis.
Posisi kolon akan jatuh mengikuti gravitasi dan memenuhi abdomen
bagian bawah anterior, menyebabkan penambahan densitas pada
abdomen bagian bawah.
3. Tiduran miring ke kiri (Left Lateral Decubitus = LLD), dengan sinar
horizontal, proyeksi AP.
Tujuan proyeksi untuk menampakkan adanya udara bebas pada sisi
kanan atas abdomen. Miller merekomendasikan bahwa posisi penderita
tetap pada posisi miring (LLD) selama 10-20 menit sebelum dilakukan
eksposi untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga
daerah permukaan atas rongga peritoneum.
Pasien tidur miring ke kiri, tekuk lengan melingkari kepala. Film
diletakan di depan atau belakang perut pasien. Mengikuti area simphisis
pubis pada film. Titik tengah terletak pada garis tengah film.
Arah sinar horizontal 90o dengan film dengan proyeksi AP untuk melihat
air fluid level dan kemungkinan perforasi organ intra-abdominal (udara
bebas subdiafragma).
11
Gambar 9. Posisi LLD, Proyeksi AP
12
contoh kasus pada pasien dengan karsinoma kolorektal stadium lanjut yang belum
diketahui, foto abdomen menunjukkan gambaran obstruksi usus besar (diagnosis
ini logis ditegakkan), namun dengan pembaca foto melanjutkan pembacaan foto
kearah thorax, mungkin saja didapatkan metastasis ke basal paru yang tentu saja
dapat membantu penegakan diagnosis kearah kasus keganasan sebagai peneybab
obstruksi usus yang terjadi.5
Dibawah ini merupakan algoritma yang menjelaskan cara menginterpretasi
foto abdomen;
Hal yang paling pertama diperhatikan saat akan memeriksa foto abdomen
adalah nama, tanggal pemeriksaan, tanggal lahir pasien, umur dan jenis
kelamin pasien.
13
Tentukan proyeksi dari foto tersebut, semua foto abdomen adalah AP,
harus diperhatikan apakah foto tersebut supine atau erect, dan juga
apakah foto tersebut adalah foto lateral decubitus.
14
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menilai foto abdomen;
Tulang-tulang dari tulang belakang, tulang iga, dan persedian sakro-
iliaka.
Batas gelap dari hati, limpa, kandung kemih dan garis psoas.
Udara pada lambung.
Udara pada kolon desending.
Pada foto diatas didapatkan pelvis yang luas (pasien seorang wanita).
Pelvic phleboliths (normal).
Sela sendi panggul yang sedikit menyempit (normal pada pasien usia
ini).
Tanda ‘R’, periksa bahwa tanda tersebut sesuai dengan anatomi yang
terlihat, contohnya; hati yang berada di kanan, ginjal kiri yang lebih
tinggi daripada ginjal kanan, lambung pada sisi kiri, limpa pada sisi
kiri.
Foto Abdomen Erect
Terdapat beberapa perbedaan yang dapat ditemukan pada foto erect, yaitu;
Udara bebas
Air fluid level
Kidney, tranverse colon dan small bowel drops
Breast drop
Diafragma yang letaknya lebih turun sehingga dapat memperlihatkan
basal paru yang lebih jelas.
15
Gambar 12. Foto abdomen erect normal wanita.
Tampak gambaran udara pada fundus gaster pada gambar 3.
Fokus film terletak lebih tinggi dibanding pada foto supine sehingga
basal paru tampak lebih terlihat namun sebagian pelvis tidak terlihat.
Dengan mengikuti gravitasi, kolon tampak lebih rendah dan tampak
gambaran densitas yang lebih pada 1/3 bagian bawah dari abdomen.
Foto Abdomen Lateral Decubitus
Pada posisi decubitus pasien berbaring pada sisi kiri atau kanan tubuhnya,
tujuannya dalah untuk memperoleh informasi lebih jauh, contohnya untuk
mengkonfirmasi adanya udara bebas yang sedikit atau untuk mendemonstrasikan
adanya air fluid level pada pasien yang terlalu sakit untuk diperiksa pada posisi
erect. Posisi ini juga secara rutin digunakan saat pemeriksaan barium enema
konvensional.2
16
Gambar 13. Foto lateral decubitus kiri yang menunjukkan gambaran
obstruksi pada usus.3
17
Gambar 14. Gambaran distensi usus dan herring bone appearance pada ileus
obstruktif letak tinggi
Gambar 15. Gambaran step ladder appearance pada ileus obstruktif letak tinggi
18
b) Letak rendah: kolon dan rektum
Dilatasi usus di proksimal sumbatan dan kolaps usus bagian distal sumbatan.
Herring bone appearance (+)
Air fluid level (+) atau step ladder appearance (+) yang panjang.
Gambar 16. Gambaran distensi usus pada ileus obstruktif letak rendah
Gambar 17. Gambaran step ladder appearence pada ileus obstruktif letak rendah
19
2) Ileus karena sebab neurogenik
Ileus paralitik/adinamik
Dilatasi usus menyeluruh
Herring bone appearance (+)
Air fluid level (+) atau step ladder appearance (+)
20
2. Udara bebas di dalam cavum peritoneal (pneumoperitoneum)
Penyebab tersering gambaran ini adalah perforasi usus akibat ulkus
peptikum, trauma, karsinoma gaster atau kolon. Dapat juga terjadi karena infeksi
(tifoid, divertikulitis atau amebiasis).
Bila curiga perforasi, penderita harus di foto dengan berdiri / duduk. Bila
tidak bisa berdiri/duduk, buatlah foto lateral dengan penderita berbaring / LLD.
Pada foto toraks tegak, udara berbentuk bulan sabit tampak dibawah
diafragma. Udara subdiafragmatik harus dibedakan dengan pneumotoraks
subpulmonal. Bila tidak yakin apakah terdapat udara bebas intraperitoneum atau
tidak, foto dekubitus kiri pada abdomen bagian atas akan menunjukkan udara
bebas dalam bentuk bulan sabit dengan densitas rendah disebelah lateral dari tepi
lateral lobus kanan hati. Pada foto terlentang abdomen, udara bebas sulit dideteksi.
Ada dua tanda yang dapat membantu: tanda Rigler, yaitu adanya gas di dinding
usus sisi manapun, dan tanda garis ligamentum falsiform hepatis yang terbentuk
di kuadran kanan atas oleh udara bebas.
21
Gambar 21. Tanda garis ligamentum falsiform hepatis yang terbentuk di kuadran
kanan atas oleh udara bebas.
22
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannya
dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan permukaan
regular sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya berbentuk irregular.
Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi dan menyerupai pelvicalices ginjal
yang disebut staghorn stone. Batu kecil dan halus yang dijumpai pada calices
minores kedua ginjal dijumpai pada kelainan yang disebut nephrocalcinosis.
23
Gambar 24. Gambaran
radioopak pada ureter (batu
ureter)
Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran
kanan atas dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomen biasanya tidak
memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung
empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung
cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada
24
peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung
empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang
menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatica.
25
b) Kalsifikasi kelenjar limfe mesenterika sering terdapat di sisi kanan bawah.
26
Gambar 29. Gambaran
ground glass appearance
pada ascites
Pada foto polos abdomen dalam posisi supine akan tampak gambaran usus yang
tampak melayang di dalam cairan ascites, abdomen berbentuk bulging, gambaran
abu-abu (ground-glass appearance) karena kontras berkurang dan warna abu-abu
yang disebabkan hamburan sinar radiasi dari cairan di dalam abdomen dan
bayangan hepar, garis psoas, ginjal tampak kabur karena adanya cairan di sekitar
organ tersebut, serta peningkatan hemidiafragma kanan dan kiri.
27
Gambar 30. Gambaran psoas
line kanan yang menghilang
6. Apendisitis
Merupakan peradangan pada apendiks yang umumnya disebabkan oleh
agen obstruktif seperti fekalit / corpus alienum atau agen obstruktif ekstra lumenar
seperti hipertrofi folikel limfoid tela submukosa, apendiks tertekuk.
Apendisitis akut Foto polos jarang bermanfaat kecuali terlihatnya felkalith
opaque (5% pasien) didapatkan pada kuadran kanan bawah (terutama pada anak-
anak).
28
Gambar 31. Gambaran
appendicolith yang
mengalami kalsifikasi pada
apendisitis
29
BAB III
KESIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
31