Disusun Oleh :
VIRNA GUPITASARI
A. LatarBelakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-
tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi
tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu. Di masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secarabertahap (Azizah, 2011).
Proses menua menyebabkan penurunan produksi cairan sinovial pada persendian
dan tonus otot, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku
serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan
persendian. Kekakuan dapat disebabkan oleh adanya kalsifikasi pada lansia yang akan
menurunkan fleksibilitas sendi. Sendi lutut mempunyai struktur ligamentum yang kuat
karena berfungsi sebagai penopang tubuh, hal ini juga akan mempengaruhi kemungkinan
terjadinya kekakuan pada sendi lutut (Tortora & Grabowski, 2003).
Adapun cara-cara untuk menurunkan nyeri sendi menurut Potter dan Perry (2006),
yaitu dengan cara terapi farmakologi, non-farmakologi dan pembedahan. Terapi
farmakologi yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun nyeri. Penggunaan obat-
obatan analgesik memiliki dampak buruk seperti rasa tidak nyaman pada saluran cerna,
mual, diare, perdarahan tukak, dapat juga mengakibatkan kerusakan pada ginjal dan
gangguan kardiovaskuler (Sukandar dkk, 2009).
Terapi non-farmakologi adalah tindakan dalam batas keperawatan yang dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia, misalnya: bimbingan antisipasi,
distraksi, biofeedback, stimulasi kutaneus (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation,
TENS) dan kompres (Potter & Perry, 2006).Salah satu cara dengan stimulasi kutaneus
adalah dengan kompres jaheyaitumenempelkanparutanjaheke area persendian yang nyeri.
Pengobatan dari luar ini biasanya dengan cara memberi semacam lulur untuk
menghangatkan bagian yang terasa nyeri. Hal ini disebabkan karena salah satu kandungan
jahe yang mempunyai sifat panas yang dapat memberikan efek hangat atau respon tubuh
terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan viskositas
darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolism jaringan, dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk
keperluan terapi pada beragai kondisi dan keadaan yang terjadi di dalam tubuh.
Menurut Budhawar (2006) melulurkan rimpang jahe yang telah dipanaskan dan
dihaluskan saat tibul nyeri sendi, dapat mengurangi nyeri sendi tanpa efek samping
karena tidak mengandung bahan kimia dengan khasiat dan manfaatnya telah diakui oleh
peneliti. Penggunaan jahe sebagai lulur dapat menghilangkan rasa nyeri dan menaikkan
sirkulasi darah yang akan mengurangi udem (pembengkakan) (Potter & Perry, 2006).
Wilayah RW V Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen terdiri dari 6 RT. Hasil
penyebaran angket menunjukkan data bahwa 30,43% lansia mengeluh sakit nyeri sendi.
Berdasarkan hasil wawancara dari ketua RT, kader kesehatan dan mayarakat RT 1-6
mengatakan bahwa masalah kesehatan atau penyakit yang sering dialami oleh masyarakat
seperti diare, nyeri sendi, ispa.
B. Topik Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang nyeri sendi
D. Sasaran
Ny. S Warga Rt 01 Rw 05 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen
E. Tujuan
1. Umum
Memaparkan tentang masalah nyeri sendi dan cara mengatasinya
2. Khusus :
a. Menjelaskan tentang pengertian nyeri sendi.
b. Menjelaskan tentang penyebab nyeri sendi.
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala nyeri sendi
d. Menjelaskan tentang cara mengatasi nyeri sendi.
F. Metode
1. Diskusi
2. Ceramah
3. Demonstrasi
H. Materi
Substansi materi dalam kegiatan ini adalah tentang:
1. Pengertian nyeri sendi.
2. Penyebab nyeri sendi.
3. Cara mengatasi nyeri sendi.
I. Setting
Penyaji
Klien Ny. S
J. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan keluarga Tn. N (waktu dan tempat)
Kesiapan materi penyaji
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
Peserta/ keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
LAMPIRAN MATERI
NYERI SENDI
8. Pencegahan
a. Istirahat yang cukup
Usahakan sehari kita harus istirahat tidur selama 6-8 jam.
b. Latihan fisik
Latihan fisik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Dan dapat
dilakukan dengan cara olah raga yang teratur misalnya jalan santai.
9. Pengobatan
a. Perawatan Non Medis
1) Kompres panas
Kompres panas dapat mengurangi nyeri. Dapat dilakukan dengan cara merendam
handuk mandi dalam air panas lalu diletakkan pada sendi yang sakit.
2) Pengobatan tradisional
7-10 lembar daun sirsat direbus dengan 600 ml air (3 gelas), direbus hingga
mendidih dengan 200 ml sisa air (2 gelas).
b. Pengobatan Medis
Obat dapat meringankan rasa nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jenisnya :
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi :Buku Saku / Elizabeth J. Corwin. Alih bahasa, Nike
Budhi Subekti ; editor edisi bahasa Indonesia, Egi Komawa Yudha, {et al.}. Ed.3. Jakarta :
EGC
Perhimpunan Dokter Spasialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Editor :SlametSuyono. Ed.3.Jakarta: BalaiPenerbit FKUI
Zacky, Dzulfikar, 2008, Mengenal Arthritis Rheumatoid. Di akses pada tanggal 4 mei 2011.
Dari http://library.helvetia.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=supthelpp--
Dzulfikar Zacky -6.