Anda di halaman 1dari 18

BAB I

KONSEP TEORI

A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Keliat, 2011)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku, seseorang sesuai
dengan ideal diri (Towsend, 2010)
Harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
(Schult dan Videbeck, 2009)

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang memounyai
tagggung jawab personal, ketergantungan pada oraglain, ideal diri yang
tidak realistis
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnyaa
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas.Gangguan konsep diri; harga
diri rendah kornis yang dapaat terjadi secara situasional secara kronik.

1
C. Patofisiologi
Gangguan interaksi sosial

Isolasi social ; menarik diri

Gangguan konsep diri ; harga diri rendah

Coping tidak efektif

Stressor (Core Problem)

D. Tanda dan Gejala


1. Menarik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Kurang memperhatikan perawatan diri
5. Berpakaian tidak rapih
6. Selera makan berkurang
7. Tidak berani menatap lawan bicara
8. Lebih banyak menunduk
9. Bicara lambat dengan nada suara lemah

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan adalah:
1. Kerja keras
2. Menonton tv terus menerus
3. Ikut kelompok social dan keagamaan
4. Mengikuti kompetisi
F. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada klien
Tujuan:
a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya
harga diri rendah pada klien
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara
harga diri dan pemecahan masalah yang efektif
c. Klien dapat melakukan identifikasi terhadap kemampuan positif yang
dimilikinya
Tindakan:
a) Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan petugas.
Tindakan yang harus perawat lakukan adalah mengucapkan salam
terpeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi serta membuat
kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu klien.
b) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c) Bantu klien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri
d) Ikut sertakan klien dalam pemecaan masalah
e) Diskusikan untuk merencanakan bersama klien aktivitas yang
dapat dilakukan setiap hari
f) Diskusikan untuk meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
kondisi klien.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
dapat klien lakukan

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tujuan : Keluarga dapat merawat klien di rumah.
Tindakan :
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien
denganharag diri rendah.
b) Diskusikan pelaksanaan kegiatan klien dirumah,Klien dapat
memanfaatkan sistem pendukung yang ada
c) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat
d) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
e) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

G. Rentang Respons
H. Penatalaksanaan Medis
A. Penatalaksanaan medis
Terapi pada gangguan jiwa, khususnya skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga klien tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Penatalaksanaan
medis pada gangguan konsep diri yang mengarah pada diagnosa medis
skizofrenia, khususnya dengan perilaku harga diri rendah, yaitu:
a. Psikofarmakologi
Menurut Hawari (2010), jenis obat psikofarmaka, dibagi dalam 2
golongan yaitu:
1) Golongan generasi pertama (typical)
Obat yang termasuk golongan generasi pertama, misalnya:
Chorpromazine HCL (Largactil, Promactil, Meprosetil),
Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thioridazine HCL (Melleril), dan
Haloperidol (Haldol, Govotil, Serenace).
2) Golongan kedua (atypical)
Obat yang termasuk generasi kedua, misalnya: Risperidone (Risperdal,
Rizodal, Noprenia), Olonzapine (Zyprexa), Quentiapine (Seroquel),
dan Clozapine (Clozaril).
b. Psikotherapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan
apabila klien dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik.
Psikotherapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi
aktivitas kelompok (TAK).
c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall
secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang
dipasang satu atau dua temples.Therapi kejang listrik diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005)
d. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.
Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan
latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok
stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy
aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling
relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy
aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang
mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman
atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.(Keliat dan Akemat,2005).
e. Terapi somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif
dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik (Riyadi dan
Purwanto, 2009).
Beberapa jenis terapi somatik, yaitu:
1) Restrain
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien (Riyadi dan Purwanto,
2009).
2) Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan
khusus (Riyadi dan Purwanto, 2009).
3) Foto therapy atau therapi cahaya
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan.Terapi ini diberikan
dengan memaparkan klien sinar terang (5-20 kali lebih terang dari sinar
ruangan) (Riyadi dan Purwanto, 2009).

4) ECT (Electro Convulsif Therapie)


ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik (Riyadi
dan Purwanto, 2009).
f. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
interaksi antara sesama penderita dan dengan para pelatih (sosialisasi)
PROPOSAL TAK KELOMPOK
HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997).Terapi aktivitas
kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk identitas hubungan
yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang maladaptive (Stuart &
Sundeen, 1998).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005).

B. Tujuan TAK
Depkes RI (1997) mengemukakan tujuan terapi aktivitas kelompok secara
rinci sebagai berikut:
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh
pemahaman dalam hal positif didirinya
b. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk
berkumpul, berkomunikasi dengan orang lain, saling
memperhatikan memberikan tanggapan terhadap pandapat maupun
perasaan orang lain.
c. Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri
sendiri dengan prilaku defensif yaitu suatu cara untuk
menghindarkan diri dari rasa tidak enak karena merasa diri tidak
berharga atau ditolak.
d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis
seperti fungsi kognitif dan afektif.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai
identifikasi diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungan nya.
b. Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat
dibutuhkan oleh seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di
dalam kelompok akan ada waktu bagi anggotanya untuk
menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh anggota
kelompok lainnya.
c. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan
sehari-hari, terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk
saling berkominikasi yang memungkinkan peningkatan hubungan
sosial dalam kesehariannya.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Tujuan
Sesi 1
1. Klien dapat mengenal harga diri rendah.
2. Klien mngenal situasi terjadinya harga diri rendah
3. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi harga diri rendah
Sesi 2
1. Mengontrol harga diri rendah dengan cara yang selama ini dilakukan
untuk mengatasi harga diri renah
2. Klin dapat berkenalan dengan teman teman yang ada disamping
3. Klien dapat meningkatkan kegiatan positif yang ingin dilakukan

B. Tempat/ Setting
1. Klien duduk bersama alam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Setting sesi 1:

4. Setting sesi 2:

Keterangan:
Fasilitator
Leader Observer
Klien
C. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/ Tanggal : Selasa, 17 April 2018
2. Jam : 09.00 s/d selesai
D. Alat
Sesi 1
1. Bola
2. Jadwal kegiatan klien
3. Papan nama klien dan terapis
4. Alat musik
Sesi 2
1. Spidol
2. Kertas
3. Puzzle
4. Jadwal kegiatan klien
5. Papan nama klien dan terapis
6. Alat musik

E. Metode
1. Perkenalan diri
2. Bermain peran/ simulasi
3. Bermain sesi 1 “ lempar bola ”.
4. Bermain sesi 2 “ Menyusun Puzzle”.
F. Langkah Kegiatan
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi
yang telah disepakati. Sebagai berikut:
1. Leader : Rio Herawan S.kep
2. Fasilitator 1 : Yola tricintia S.Kep
3. Fasilitator 2 : Rida retna Br Purba S.kep
4. Fasilitator 3 : Rika Renjeita rati S.kep
5. Fasilitator 4 : Robby Indra Gunawan, S.Kep
6. Fasilitator 5 : Risman Sirait, S.Kep
7. Fasilitator 6 : Sisilia Kurniati, S.Kep
8. Fasilitator 7 : Hasan Al-banjari,S.Kep
9. Observer : Daniel sintano S.Kep
10. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
Tugas:

1) Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.


2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok.
b. Fasilitator

Tugas:

1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.


2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya therapy.
c. Observer

Tugas:

1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format


yang tersedia).
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
G. Mekanisme Kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan harga diri rendah

Daftar nama klien:

1. Tn.
2. Tn.
3. Tn.
4. Tn.
5. Tn.
6. Tn.
7. Tn.

b. Membuat kontrak dengan klien


c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam Teraputik

1) Salam dari terapis kepada klien


2) Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (pakai papan
nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama).
b. Evaluasi/ validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,


yaitu kemampuan yang dimiliki.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,


harus minta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan ± 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.

3. Tahap Kerja

Sesi 1, Leader: Rio Herawan S.kep

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal


kemampuan kegiatan pistif yang bisa dilakukan
b. Langkah-langkah permainan:

1) Peserta duduk melingkar dengan dipandu fasilitatornya.


2) Lalu music dipersiapkan oleh lidernya sambil menjelaskan
cara permainan
3) Bola yang ada di pegang peserta sambil dibawa memutar
4) Sewaktu music berhenti di peserta maka peserta harus
menceritakan hal postif didirinya dan sambil memperkenalkan
diri.
5) Peserta diminta duduk kembali, lalu beri pujian.

Sesi 2, Leader: Rio Herawan S.kep


a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami hambatan pada saat bersosialisasi Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bicara.
c. Saat selesai terapis menjelaskan diminta untuk berdiri (sebelumnya
diperagakan oleh 6 terapis yang bertugas).

Langkah-langkah permainan:
1) Jumlah individu dalam 1 tim harus sama, Tim 1: 3 orang dan
Tim 2: 3 orang.
2) Masing masing tim harus membuat lingkaran yang dibimbing
fasilitator
3) Fuzzel dibagi setiap tim untuk membetuk segi empat dalam
keadaan acak
4) Saat komando dimula mengerjakan setiap tim harus
mengeluarkan keterampilannya dalam mengolah kertas
menjadi segi empat
5) Fasilitator harus mengamati siapa yang paling cepat dalam
menyelesaikan fuzzel tadi dari setiap kelompok
6) Tim yang kalah maka diminta pertama untuk menyalami
semua orang yang ada, dan setelah itu peserta yang kalah
harus berjoget atau menyanyi dalam satu tim
7) disitu terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien
bertepuk tangan saat klien selesai bersalaman dan bejoget
menyanyi
4. Tahap Terminasi

Sesi 1

a. Evaluasi

1) Evaluasi perasaan peserta dalam permainan tersebut


2) Melihat interaksi dan komunikasi peserta didalam sebuah
permainan

b. Kontrak selanjutnya
1) Menyepakati TAK yang akan dating dalam sesi kedua, yaitu
cara meningkatkan harga dirinya
2) Menyepakati waktu dan tempat.

Sesi 2

a. Evaluasi
1) Evaluasi perasaan peserta dalam permainan tersebut
2) Melihat kembali kerjasama tim dalam menyatukan puzzle
menjadi segi empat

b. Tindak lanjut

1) Memasukkan kegiatan meningkatkan kegiatan positif dalam


jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang

1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang


berikutnya, yaitu besosialisasi dengan orang sekitar dan
melibatkan mereka dalam kegiatan apapun
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai