METODE
Kami menetapkan 520 anak-anak, usia 6 sampai 23 bulan dengan otitis media akut
untuk menerima amoxicillin-clavulanate untuk durasi standar 10 hari atau dengan
pengurangan durasi 5 hari diikuti dengan plasebo selama 5 hari. Kami mengukur
tingkat respons klinis (secara sistematis, berdasarkan tanda tanda dan respon
gejala), kekambuhan, dan kolonisasi nasofaring, dan kami menganalisis kejadian
setelahnya menggunakan pendekatan noninferiority. Skor gejala dengan nilai dari
0 hingga 14, dengan angka yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang lebih berat.
HASIL
Pada anak-anak usia 6 hingga 23 bulan dengan otitis media akut, pengobatan
antimikroba dengan durasi dikurangi menghasilkan hasil yang kurang
menguntungkan dibandingkan dengan pengobatan dengan durasi standar; Selain
itu, baik tingkat efek samping maupun tingkat munculnya resistensi antimikroba
lebih rendah dengan rejimen yang lebih pendek.
Di samping flu, otitis media akut adalah penyakit yang paling sering didiagnosis
pada anak-anak di Amerika Serikat dan indikasi yang paling sering dikutip untuk
pengobatan antimikroba. Kekhawatiran tentang kemungkinan dorongan resistensi
antimikroba telah menyebabkan rekomendasi oleh beberapa dokter bahwa agen
antimikroba tidak diberikan pada subkelompok besar anak-anak dengan otitis
media akut, kecuali gejala bertahan atau memburuk. Namun, dua uji coba
memberikan dukungan untuk pengobatan antimikroba rutin pada anak-anak muda,
karena peserta terpengaruh lebih muda dari 3 tahun yang menerima pengobatan
antimikroba selama 7 atau 10 hari memiliki hasil yang lebih baik daripada mereka
yang menerima plasebo.
METODE
Kelayakan dan Pendaftaran
Kami melakukan uji coba ini dari Januari 2012 hingga September 2015 di
Children's Hospital of Pittsburgh, di praktik pediatrik terafiliasi, dan di Kentucky
Pediatric and Adult Research di Bardstown, Kentucky. Protokolnya, tersedia
dengan teks lengkap artikel ini di NEJM.org, telah disetujui oleh dewan peninjau
institusional di setiap tempat. Persetujuan terinformasi tertulis diperoleh dari orang
tua setiap anak yang terdaftar. Para penulis membuktikan bahwa penelitian ini
dilakukan sesuai dengan protokol, termasuk rencana analisis statistiknya. Tidak
ada dukungan komersial untuk penelitian ini.
Anak yang memenuhi syarat, usia 6 hingga 23 bulan, diharuskan telah menerima
setidaknya dua dosis vaksin konjugasi pneumokokus dan memiliki otitis media
akut yang didiagnosis berdasarkan tiga kriteria - timbulnya gejala dalam 48 jam
sebelumnya yang dinilai oleh orang tua dengan skor total 3 atau lebih pada tujuh
soal semiquantitatif skala Akut Otitis Media Semi-Severity of Symptoms (AOM-
SOS), kehadiran efusi telinga tengah, dan penggembungan membran timpani yang
moderat atau jelas maupun penggembungan sedikit disertai dengan otalgia terlihat
atau eritema membran timpani yang jelas. Skala AOM-SOS terdiri dari tujuh soal
terpisah - menarik telinga, menangis, lekas marah, sulit tidur, aktivitas berkurang,
nafsu makan berkurang, dan demam. Orangtua diminta untuk menilai gejala-gejala
ini, dibandingkan dengan keadaan anak yang biasa, seperti "tidak ada," "sedikit,"
atau "banyak," dengan skor yang sesuai dari 0, 1, dan 2. Dengan demikian, total
skor berkisar dari 0 sampai 14, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan
keparahan gejala yang lebih besar. Anak-anak yang memiliki perforasi timpani
atau penyakit lain, yang alergi terhadap amoxicillin, atau yang telah menerima
lebih dari satu dosis agen antimikroba dalam 96 jam sebelumnya dikeluarkan.
RANDOMISASI
FOLLOW UP
UKURAN HASIL
ANALISIS STATISTIK
HASIL
Studi Populasi
Kami menskrining 1569 anak, 896 di antaranya memenuhi syarat untuk uji
klinis dan 520 mengalami randomisasi (Gambar 1). Pendaftaran kemudian
dihentikan, karena data eksternal dan dewan pemantauan keamanan untuk
penelitian menganggap bahwa tujuan utama dari penelitian telah terealisasi.
Demografi terpilih dan karakteristik klinis dari anak-anak ditunjukkan pada Tabel
1 dan pada Tabel S1 dalam lampiran tambahan. Tidak ada perbedaan signifikan
antara anak-anak yang terdaftar dengan anak-anak yang orang tuanya tidak
memberikan persetujuan, kecuali berkenaan dengan ras dan kelompok etnis (Tabel
S1 dalam Lampiran Tambahan).
Penilaian akhir pengobatan untuk episode indeks diselesaikan untuk 238 dari
257 anak- anak (93%) dalam kelompok 10-hari dan untuk 229 dari 258 (89%)
dalam kelompok 5-hari (P = 0,18). Rata-rata (± SD) durasi follow-up adalah 4,4 ±
2,0 bulan pada kelompok 10-hari dan 3,9 ± 2,2 bulan pada kelompok 5-hari (P =
0,007). Dari 470 anak yang data pengobatan nya untuk episode indeks tersedia,
435 (93%) dilaporkan menerima semua dosis pengobatan yang dijadwalkan selama
3 hari pertama pengobatan, dan 418 (89%) juga menerima setidaknya 80% dari
dosis keseluruhan.
Tabel 2 merangkum hasil untuk episode indeks pada otitis media akut. Kegagalan
klinis diamati lebih besar presentasenya pada anak-anak yang diobati dengan
amoxicillin- klavulanat selama 5 hari daripada mereka yang diobati selama 10 hari
(77 dari 229 anak [34%] vs 39 dari 238 [16%]; selisih, 17 poin persentase [
berdasarkan data tidak dibulatkan]; interval kepercayaan 95%, 9 sampai 25, angka
yang dibutuhkan untuk mengobati dan mencegah kegagalan klinis. Karena batas
atas interval kepercayaan ini yaitu 25 poin persentase lebih besar dari 10 poin
persentase, kriteria yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pengobatan 5 hari
sama baiknya tidak terpenuhi.
Tabel 3 merangkum, untuk episode indeks, tindakan penting dari respon gejala
menurut skor AOM-SOS yang dicatat oleh orang tua. Skor gejala rata-rata selama
periode dari hari ke 6 sampai hari ke-14 adalah 1,61 di kelompok 5 hari dan 1,34 di
kelompok 10 hari (P = 0,07); nilai rata-rata saat penilaian hari-12 sampai hari ke 14
adalah 1,89 dibandingkan 1,20 (P = 0,001). Persentase anak-anak yang skor gejala
menurun lebih dari 50% (mengindikasikan gejala yang lebih ringan) dari awal
sampai akhir pengobatan lebih rendah pada kelompok 5 hari dibandingkan
kelompok 10 hari (181 dari 227 anak-anak [80% ] vs 211 dari 233 [91%], P =
0,003). Dalam setiap kelompok perlakuan, skor pada anak-anak yang telah
dikategorikan berdasarkan temuan otoscopic memiliki kegagalan klinis lebih besar
(lebih baik). Selama periode dari hari 6 sampai hari ke-14, skor rata-rata nya lebih
tinggi pada anak-anak yang skor awal sudah lebih besar dari 8 dibandingkan anak-
anak yang skor awalnya 8 atau kurang (nilai rata-rata pada kelompok 10 hari, 1,6 ±
2,0 vs 1,0 ± 1,3; P = 0,02; skor rata-rata pada kelompok 5 hari, 1,9 ± 2,2 vs 1,3 ±
1,6; P = 0,02).
Secara kumulatif selama periode 243 hari musim infeksi pernapasan, jumlah hari
rata-rata di mana anak-anak menerima pengobatan antimikroba sistemik adalah 21
± 13 dalam 10 hari kelompok dan 15 ± 12 dalam kelompok 5 hari (P<0,001).
Amiksisilin-klavulanat diberikan untuk pengobatan awal dari episode indeks dan
kekambuhan pada otitis media akut dikombinasikan menyumbang 70% dari hari-
hari pada kelompok 10 hari dan 46% dari hari-hari pada kelompok 5 hari. Jumlah
hari rata-rata dimana agen anti mikrobia untuk alas an lain (utamanya sebagai obat-
obatan penyelamat pada anak-anak dengan kegagalan klinis) adalah 6 ± 9 dalam
kelompok 10 hari dan 8 ± 11 dalam kelompok 5 hari (P = 0,05 ).
Kolonisasi nasofaring
Di antara anak-anak yang pulih selama episode indeks adalah nonpathogen atau
pathogen rentan penisilin dan setidaknya satu kultur berikutnya dilakukan, 85 dari
181 anak-anak (47%) dalam 10 hari kelompok dan 78 dari 177 (44%) pada
kelompok 5 hari pada akhirnya ditemukan telah dikolonisasi oleh pathogen tidak
rentan penisilin (P = 0.58).
Untuk semua episode dalam pertama 16 hari tindak lanjut, diarrhea sesuai protokol
(terjadinya tiga atau lebih tinja berair dalam 1 hari atau dua tinja berair setiap hari
selama 2 hari berturut-turut) terjadi pada 78 dari 257 anak-anak (30%) di
kelompok 10-hari dan 75 dari 258 (29%) pada kelompok 5-hari. Preskripsi agen
anti-jamur tropis diperlukan pada dermatitis di daerah popok yang terjadi pada 85
dari 257 (33%) di kelompok 10 hari dan di 87 dari 258 (34%) di kelompok 5 hari.
Diare dan dermatitis sering terjadi bersama-sama. Tidak ada perbedaan signifikan
antar kelompok dalam tingkat penggunaan layanan perawatan kesehatan lain, atau
missed work, atau pengelompokan perawatan anak khusus dikarenakan penyakit
anak atau ditingkat orang tua kepuasan.
Diskusi
Kami mengamati tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok pengobatan
dengan durasi standar dan kelompok pengobatan dengan durasi dikurangi dalam
tingkat efek samping, kekambuhan otitis media akut, atau resistensi antimikroba.
Dalam kedua kelompok, anak-anak dengan efusi sisa telinga tengah setelah
pengobatan episode indeks lebih mungkin mengalami episode kekambuhan
dibandingkan mereka yang tanpa efusi.
Keunggulan dari penelitian kami meliputi pembatasan untuk anak yang lebih muda
dari 2 tahun yang merupakan kelompok usia yang paling rentan untuk mengalami
kegagalan pengobatan dan kekambuhan otitis media akut, pengandalan pada
kriteria diagnostik ketat yang menerapkan otoskopis tervalidasi, penggunaan skala
tervalidasi untuk penilaian keparahan gejala, penggunaan amoksisilin-klavulanat
yang saat ini merupakan agen antimikroba oral yang paling manjur untuk
pengobatan otitis media akut; pemberian plasebo selama 5 hari terakhir pada
kelompok pengobatan dengan durasi yang dikurangi, dan penggunaan strategi yang
konsisten untuk pengobatan episode kekambuhan. Atribut-atribut ini juga dapat
dianggap kekurangan karena mereka membatasi generalisasi temuan kami.
Khususnya, temuan kami tidak dapat digeneralisasi untuk anak-anak yang lebih tua
dari anak-anak dalam penelitian ini.