Anda di halaman 1dari 6

JUDUL RINGKASAN : PATOGENITAS DAN GEJALA

KLINIS NYAMUK AEDES AEGYPTI


SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT
DEMAM BERDARAH
NAMA MAHASISWA : MILLA MONICA SARI
NIM : AK816042
SEMESTER :4
KELAS : 4A
MATA KULIAH : BAKTERIOLOGI III
PROGRAM STUDI : DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIK
DOSEN : PUTRI KARTIKA SARI, M.Si
1.1 Pendahuluan
Tripanosomiasis atau penyakit surra adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi parasit Trypanosoma. Trypanosoma tidak hanya menyerang manusia,
mikroba ini juga bisa menyerang hewan ternak yang menyebabkan hewan
tersebut kurang produktif hingga mati. Mikroba Trypanosoma ini disebarkan
oleh lalat tse tse. Saat lalat tse tseb menghisap darah orang yang sedang
menderita penyakit tidur, mikroba Trypanosoma dari orang yang sakit itu ikut
terhisap. Mikroba itu pun akhirnya tinggal di dalam tubuh lalat tse tse. Lalu,
ketika lalat tersebut menghisap darah orang yang sehat, mikroba tadi akan
masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.
disebut kinetoplast.
Trypanosoma evansi memiliki morfologi yang mirip dengan trypanosoma
lainnya seperti T. equiperdum, T. brucei, T. gambiense dan T. rhodesiense.
Permukaan tubuh T. evansi diselubungi oleh lapisan protein tunggal yaitu
glikoprotein yang dapat berubah-ubah bentuk (variable surface glycoprotein).
Dengan kemampuan glikoprotein yang dapat berubah bentuk, maka T. evansi
dapat memperdaya sistem kekebalan tubuh inang (host). Konsekuensinya akan
terjadi variasi antigenik (antigenic variation) dimana tubuh akan selalu
berusaha membentuk antibodi yang berbeda-beda sesuai dengan protein
permukaan yang ditampilkan oleh T. evansi.
Di alam terdapat berbagai jenis trypanosoma pada hewan (animal
trypanosomes) yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu non patogen dan
patogen. Trypanosoma lewisi merupakan trypanosoma non patogen yang
ditemukan pada tikus dan ditularkan melalui pinjal (rat flea). Jenis
trypanosoma yang patogen diantaranya Trypanosoma brucei yang
menyebabkan penyakit Nagana pada ternak di Afrika, Trypanosoma
equiperdum diketahui menyebabkan penyakit Dourine pada kuda yang
ditularkan melalui perkawinan (venereal disease). Trypanosoma equinum
yang ditularkan secara mekanis oleh lalat Tabanus dapat menyebabkan
penyakit Mal de Caderas pada kuda di Amerika Selatan. Di Afrika,
Trypanosoma vivax dan Trypanosoma congolense yang ditularkan oleh lalat
tsetse dapat menginfeksi ternak dan manusia (human trypanosomiasis).
Adapun Trypanosoma evansi yang ditularkan secara mekanik oleh lalat
tabanus dapat menyebabkan penyakit Surra pada kuda, sapi dan kerbau.
Lalat tsetse, jantan dan betina, bertindak sebagai penyebab pambawa
parasit ini, terutama Glossina palpalis. Lalat ini banyak terdapat di sepanjang
tepi-tepi sungai yang mengalir di bagian barat dan tengah Afrika. Lalat ini
mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil.
Selain manusia, binatang peliharaan seperti babi, kambing dan sapi serta
binatang liar dapat menjadi pengantar bagi parasit ini. Penyakit ini dapat
ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau dari manusia ke manusia.
Mobilitas penduduk dunia saat ini sangatlah memungkinkan untuk penyebaran
parasit ini ke berbagai wilayah dunia.
Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, yaitu Trypanosoma brucei rhodensiense,
Trypanosoma brucei gambiense, dan Trypanosoma cruzi Penyakit yang
disebabkan oleh Trypanosoma brucei rhodensiense dan Trypanosoma brucei
gambiense disebut Tripanosomiasis Afrika (African Tripanosomiasis) atau
sleeping sickness. Penyakit yang disebabkan oleh Trypanosoma cruzi disebut
tripanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas (Sutanto et al, 2008).
Ada dua jenis trypanosomiasis Afrika, masing-masing dinamakan
berdasarkan wilayah mereka ditemukan. Trypanosomiasis Afrika Timur
disebabkan oleh parasit Trypanosoma brucei rhodesiense, yang dibawa oleh
lalat tsetse. Setiap tahun, terdapat ratusan kasus yang dilaporkan ke WHO
(World Health Organization). Trypanosomiasis Afrika Barat, juga disebut
penyakit tidur Gambia (Gambian sleeping sicknes), disebabkan oleh parasit
yang disebut Trypanosoma brucei gambiense dibawa oleh lalat tsetse (WHO,
2014).
Trypanosomiasis Gambia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Trypanosoma gambiense. Penyakit ini disebut juga West African
Trypanosomiasis atau West African Sleeping Sickness.
Parasit ini pertama sekali ditemukan oleh Forde, pada tahun 1901, melalui
pemeriksaan darah dari seorang pasien di Gambia, Afrika barat. Castellani
(1903) juga menemukan parasit jenis yang sama pada pemeriksaan cairan
serebrospinal pada pasien yang berbeda, dan oleh Dutton (1902) parasit
tersebut diberi nama Trypanosoma gambiense. Trypanosoma gambiense
merupakan protozoa berflagella yang hidup dalam darah (Haemoflagellates)
dan dikelompokkan dalam family Trypanosomidae.
Penyakit Chagas ditularkan kepada hewan dan orang-orang dengan vektor
serangga yang ditemukan hanya di Amerika (terutama, di daerah pedesaan di
Amerika Latin di mana kemiskinan tersebar luas). Penyakit Surra disebabkan
oleh protozoa yang merupakan parasit darah, yaitu Trypanosoma evansi.
Parasit ini dapat ditemukan di dalam sirkulasi darah pada fase infeksi akut. T.
evansi memiliki ukuran panjang 15 to 34 μm dan dapat membelah (binary
fission) untuk memperbanyak diri. Bentuknya yang khas seperti daun atau
kumparan dicirikan dengan adanya flagella yang panjang sebagai alat gerak.
Di bagian tengah tubuh terdapat inti. Salah satu ujung tubuh berbentuk lancip,
sedangkan ujung tubuh yang lain agak tumpul dan terdapat bentukan yang

1.2 Epidemiologi
Ada 4 macam pertanyaan dasar untuk menyelidiki penyakit dalam
populasi yang mencakup eksistensi, penyebab, pengendalian dan ekologi
penyakit dalam populasi. Salah satu pertanyaan dalam menyelidiki penyakit
penyebab Trypanosoma evansi adalah perananan faktor-faktor lingkungan,
hospes, agen pembawa sabagai penyebab penyakit yang ada dalam Postula
Evans ( Martin. et al., 1987).
Mengetahui tentang aspek Centry Epidemiologi dari ekologi parasite
Trypanosoma evansi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi
pemberantasan dan pencegahannya. Diketahuinya faktor penyebab
Trypanosoma evansi sangat berguna untuk menentukan penyebab penyakit
selanjutnya dengan metode yang efektif untuk pengendalian penyakit tersebut
sehingga dapat menekan dampak ekonomi dan social yang ditimbulkan (
Rushton et al, 2006).
Trypanosoma evansi dapat menginfeksi berbagai hewan inang (wide
host spectrum) yang secara ekonomis bernilai penting. Kuda sangat rentan
terhadap penyakit Surra dan dapat menyebabkan mortalitas tinggi. Hewan lain
yang rentan terinfeksi adalah sapi, kerbau, kambing, domba dan rusa, namun
hewan-hewan tersebut lebih toleran terhadap infeksi sehingga dapat menjadi
hewan pembawa parasit (reservoir). Agen Trypanosoma evansijuga dapat
menyerang babi, anjing, kucing dan beberapa jenis hewan liar. Adapun tikus
dan mencit merupakan hewan percobaan yang sangat rentan
terinfeksi Trypanosoma evansisehingga digunakan dalam teknik inokulasi
untuk mendeteksi infeksi subklinis penyakitSurra (Nasution, 2007).
Manusia, walaupun jarang terjadi, dapat pula
terinfeksi Trypanosoma evansi. Namun infeksi pada manusia bukanlah infeksi
yang terjadi secara alami karena pada dasarnyaTrypanosoma evansi adalah
parasit darah pada hewan (animal trypanosome). Kasus infeksiTrypanosoma
evansi pada manusia yang pernah dilaporkan terjadi India masih memerlukan
kajian lebih lanjut. (Nasution, 2007).
Di beberapa negara, insidensi penyakit Surra mengalami peningkatan yang
signifikan terutama pada musim hujan. Hal ini terjadi karena populasi lalat
penghisap darah meningkat pada musim hujan. Selain faktor musim, beban
kerja yang berlebih pada ternak, kurangnya nutrisi dan stress lingkungan juga
berkaitan dengan penyakit Surra. Seperti kedua spesies ini, T. brucei
rhodesiense dan T. brucei gambiense, ditemukan di daerah Afrika tropik.
Penyakit yang disebabkan oleh T. brucei rhodesiense sangat jarang, tetapi
sangat bahaya. Spesies ini ditemukan di bagian timur. Hospes perantaranya
adalah lalat Glossina morsitans yang hidup di daerah padang rumput. Baik
lalat jantan maupun betina dapat menularkan penyakit. Penularan terjadi dari
lalat ke manusia. Hospes perantara untuk T. brucei gambiense adalah lalat
Glossina palpalis yang terdapat di daerah dataran rendah dengan hutan yang
lebat dan keadaan lembab. Spesies ini ditemukan di bagian tengah dan barat.
Penularan terjadi dari lalat ke manusia dan manusia ke manusia lainnya.
Pengawasan terhadap penyakit ini sulit dilakukan karena penduduk Afrika
pada umumnya sering berpindah tempat. Selama beberapa periode epidemik,
prevalensi meningkat 50% di beberapa tempat di Kongo, Angola, dan Sudan.
Trypanosomiasis Afrika menjadi nomor satu dalam penyebab kematian
terbesar di komunitas tersebut (Odero, 2013).
Spesies T. cruzi ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan
Amerika Serikat.Manusia merupakan hospes parasit ini dan Triatoma
berperan sebagai hospes perantara. Hospes perantara lainnya adalah Rhodnius
prolixus dan Panstrongylus megistus yang hidup di sela-sela dinding rumah
yang terbuat dari papan dan batu. Menurut PAHO, negara yang sangat
terinfeksi oleh penyakit Chagas adalah Bolivia (6,8%), Argentina (4,1%), El
Salvador (3,4%), Honduras (3,1%), Paraguay (2,5%), Guatemala (2%),
Ekuador (1,7%), Venezuela (1,2%), Brazil (1%), dan Meksiko (1%)
(Oka, 2010)
Di Indonesia, wabah Surra terjadi secara sporadik. Walaupun terkadang
wabah terjadi lokal, namun mortalitas (kematian) ternak yang terinfeksi cukup
tinggi. Gambaran lain tentang penyakit Surra di Indonesia adalah masih
berlangsungnya perpindahan hewan dari daerah yang tertular Surra ke daerah
yang bebas atau sebaliknya. (Oka, 2010)
Penyebaran penyakit Surra yang luas di hampir seluruh wilayah Indonesia
dan kejadian penyakit yang sporadik memperkuat dugaan adanya enzootic
stability antara agenTrypanosoma evansi dan inang. Hal ini artinya
penyakit Surra dapat muncul kapan saja tergantung dengan faktor lingkungan,
kondisiimunitas hewan dan populasi lalat (vektor). (Nasution, 2007).

Anda mungkin juga menyukai