Sop Utk Diprint
Sop Utk Diprint
NO DOKUMEN :
NO REVISI :
SOP
TANGGAL TERBIT :
HALAMAN :
PUSKESMAS UN DINA. L.M. ORAPLEAN
KOTA TUAL Nip : 19690512 198911 2 003
Pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidunf dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012)
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan ISPA di Puskesmas Dompu
Kota.
Kebijakan
Referensi 1. Depkes RI. (2012). Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita. Jakarta :
Depkes RI.
2. Depkes RI. (2000). Informasi tentang ISPA pada Balita. Jakarta : Pusat Kesehatan
Masyarakat Depkes RI.
Prosedur Kegiatan 1. Petugas BP menyiapkan alat stetoskop, tensimeter, senter, timbangan dewasa,
timbangan bayi dan sarung tangan.
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas menerima pasien dengan ramah
4. Petugas melakukan anamnesa
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan menegakan diagnose
6. Melakukan tindakan sesuai dengan diagnose dan merujuk bila perlu
7. Petugas menulis resep (apabila ada kecurigaan infeksi sekunder, petugas memberi
pasien resep dengan pengobatan simptomatis dan antibiotika)
8. Konseling (Petugas melakukan edukasi kepada pasien bahwa penyakit tersebut
disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendiri dalam beberapa hari, cukup
dengan istirahat yang baik, makanan yang bergizi dan pengobatan simptomatis)
9. Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke status pasien)
10. Petugas membereskan alat dan cuci tangan
YA TDK
PROSEDUR
1. Petugas BP menyiapkan alat stetoskop, tensimeter, senter, timbangan
dewasa, timbangan bayi dan sarung tangan.
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas menerima pasien dengan ramah
4. Petugas melakukan anamnesa
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan menegakan diagnose
6. Melakukan tindakan sesuai dengan diagnose dan merujuk bila perlu
7. Petugas menulis resep (apabila ada kecurigaan infeksi sekunder, petugas
memberi pasien resep dengan pengobatan simptomatis dan antibiotika)
8. Konseling (Petugas melakukan edukasi kepada pasien bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendiri dalam
beberapa hari, cukup dengan istirahat yang baik, makanan yang bergizi
dan pengobatan simptomatis)
9. Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke status pasien)
10. Petugas membereskan alat dan cuci tangan
SOP HIPERTENSI
NO DOKUMEN :
NO REVISI :
SOP
TANGGAL TERBIT :
HALAMAN :
PUSKESMAS UN DINA. L.M. ORAPLEAN
KOTA TUAL Nip : 19690512 198911 2 003
1. Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥
140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan Rekam medis
Alat tulis
Formulir permintaan laborat
6. Diagnosis Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.Keluhan tidak spesifik
antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.
Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan darah meningkat. Nadi
tidak normal. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis, akral,
dan pemeriksaan fisik jantungnya (JVP, batas jantung, dan rochi).
7. Diagnosis Peningkatan tekanan darah akibat white coat hypertension, rasa nyeri, peningkatann
Banding tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat dll
8. Pemeriksaan UL, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG, sesuai
penunjang penyakit penyerta : asam urat, aktivitas renin plasma, aldosteron, katekolamin urin,
USG pembuluh darah besar, USG ginjal ekokardiografi
9. Terapi Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. Kontrol
pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil
pengobatan.
Diagnosa
Terapi
Konseling
dan edukasi
Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan yang harus
diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan darah) dan
pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi
mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa
kali minum sehari.
6. Diagram Alir -
Diagram Alir
Tidak
Gejal
Anamnes GDA 200 mg/dL
a
a GDP 126 mg/dL
klasik
Ya
1. Pengertian Proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.
Proses inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dokter dalam penatalaksanaan gastritis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor Tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Air Itam
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.5 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer tahun 2014
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis (auto/allo) tentang keluhan pasien (rasa nyeri
dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau
memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung.) serta faktor
resiko berupa:
Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis makanan pedas,
porsi makan yang besar.
Sering minum kopi dan teh.
Infeksi bakteri atau parasit.
Pengunaan obat analgetik dan steroid.
Usia lanjut.
Alkoholisme.
Stress.
Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit autoimun,
HIV/AIDS, Chron disease.
Penetapan
diagnosis
Terapi dan
Edukasi
1. 1. Pengertian Kelainan pada kulit yang berfluorensi eritema,vesicel,,eksudasi atau bersisik, dan terdapat
pruritus. Dapat terjadi akibat kontak atau atopi. Kelainannya dapat basah atau kering dan sering
disertai infeksi skunder
Etiologi
Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya, dapat terjadi melalui mekanismr imunologis
2. 2. Anamnesis 1. Dermatitis atopi pada bayi dan anak -anak biasanya di sebabkan karena kontak dengan susu
berupa eritem dan krusta terutama di pipi.
2. Predileksi lain ialah dahi,daerah belakang siku dan lutut.
3. Neurodermatitis terjadi di daerah tengkuk,bagian anterior pergelangan tangan dan kaki.
4. 3. Pemeriksaan Kelainan nya kering dan sangat gatal,karena garukan dapat terjadi likenifikasi dengan
5. Kriteria Diagnosis Klinis : gambaran lesi yang polimorf dengan batas tidak tegas
6. Diagnosis 1. Dermatofitosis
Banding 2. Pioderma
8. Terapi 1. Hindari allergen seperti susu, debu,tepung sari, sabun, obat dll.
2. Secara lokal diberikan kompres larutan fisiologis
3. Antihistamin untuk menghilangkan rasa gatal
4. Pada kasus acut & berat ditambah dengan korticosteroid (prednisone 5 mg/ Dexamethason
0,5 mg ) 3 x 1-2 tab.sehari
5. Secara topikal beri salep korticosteroid 1-2 % dan perawatan dilakukan sesuai dengan
prinsip umum terapi penyakit kulit yaitu : Ruam yang basah di kompres misalnya dengan
larutan PK 1/10.000,larutan asam salisilat 0,1 % atau pasta ZN pada kelainan yang kering di
beri krim atau salep korticosteroid bila terjadi likenifikasi misalnya pada neurodermatitis
diberi salp berlemak (fatty ointment )
6. Bila dermatitis mengalami infeksi skunder ( impetiginisasi ) di teraphi seperti dengan
pioderma.
9. Edukasi 1. Penyakit bersifat kronis berulang dan pemyembuhan j arang terj adi sehingga ditujukan
untuk mengurangi gatal
2. Jaga kebersihan,gunakan sabun lunak misalnya sabun bayi
3. Pakaian sebainya tipis. Ringan dan mudah menyerap keringat
4. Udara dan lingkungan cukup berventilasi dan sejuk
5. Hindari faktor pencetus
10. Prognosis -
SOP INFLUENZA
NO DOKUMEN :
NO REVISI :
SOP
TANGGAL TERBIT :
HALAMAN :
PUSKESMAS UN DINA. L.M. ORAPLEAN
KOTA TUAL Nip : 19690512 198911 2 003
1. Pengertian Influenza tergolong infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya terjadi dalam
bentuk epidemi. Disebut common cold atau selesma bila gejala di hidung lebih
menonjol, sementara “influenza” dimaksudkan untuk kelainan yang disertai
faringitis dengan tanda demam dan lesu yang lebih nyata.
Banyak macam virus penyebabnya, antara lain Rhinovirus, Coronavirus, virus
Influenza A dan B, Parainfluenza, Adenovirus. Biasanya penyakit ini sembuh
sendiri dalam 3 – 5 hari.
2. Tujuan Sebagai pedoman penatalaksanaan Influenza di puskesmas UN
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian .2007. Buku Pengobatan Dasar Puskesmas
3. Referensi
2007.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
a. Tensimeter
b. Termometer
4. Alat dan bahan c. Timbangan berat badan
d. Resporatori Rate
a. Gejala sistemik khas berupa gejala infeksi virus akut yaitu demam, sakit kepala,nyeri
otot, nyeri sendi, dan nafsu makan hilang, disertai gejala lokal berupa rasa menggelitik
sampai nyeri tenggorokan, kadang batuk kering, hidung tersumbat, bersin, dan ingus
5. Gambaran Klinis encer.
b. Tenggorokan tampak hiperemia.
c. Dalam rongga hidung tampak konka yang sembab dan hipermia.
d. Sekret dapat bersifat serus, seromukus atau mukopurulen bila ada infeksi
Biasanya ditetapkan berdasarkan gejala, terutama adanya lendir
6. Diagnosis
SOP CEFALGIA
NO DOKUMEN :
NO REVISI :
SOP
TANGGAL TERBIT :
HALAMAN :
PUSKESMAS UN DINA. L.M. ORAPLEAN
KOTA TUAL Nip : 19690512 198911 2 003
A.Pengertian : Suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala, kadang sakit di belakang leher atau
punggung bagian atas.
B. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
cephalgia dan mencegah terjadinya komplikasi.
C. Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD., Puskesmas Rawat Inap Brabasan
tentang… Nomor:…
D. Referensi :
E Langkah- langkah/ 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur
Prosedur pasien serta mencatatnya dalam status
2. Dokter menganamnesa pasien:sudah berapa lama sakit kepala
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik antara lain:
a. Hitung nafas dalam satu menit , mengukur suhu badan pasien
b. Memeriksa bagaimana adakah defisit neurologis
c. Adakah parastesia/ hipestesia
d. Adakah hiperreefleks
e. Lihat apakah ada gangguan kejiwaan
4. Dokter melakukan terapi
a. Anjurkan istirahat dan banyak minum sangat penting
b. Pengobatan simtomatis dapat diberikan untuk menghilangkan gejala
c. Pemberian antidepresi bila diperlukan
d. Psikoterapi: mencari jalan keluar yang praktis dan sederhana dalam segala
kesulitan
F. Unit Terkait : Rawat Jalan, UGD, Kaber, Pustu/Polindes, Apotik