Anda di halaman 1dari 4

Yesus terlahir dalam lingkungan Yahudi.

Bahasa yang digunakannya adalah bahasa


Ibrani. Tapi kenapa kitab-kitab perjanjian baru (Injil) hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa
Yunani ? Seharusnya, kitab-kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani, karena bahasa inilah
bahasa yang digunakan oleh kaum Yahudi, kaum Yesus sendiri. Ini menunjukkan, bahwa agama
Kristen, berkembang dalam kebudayaan Yunani. Sedangkan kebudayaan Yunani sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu.

Dyaus dalam bahasa Sanskerta atau Zeus dalam bahasa Yunani, sampai sekarang tetap tidak
berubah. Nama ini dioknumkan menjadi Zeus Pater atau Jupiter dalam kepercayaan Yunani, atau
Zupitri dalam bahasa Sanskerta, sebagai Tuhan Bapak. Zeus = Dyaus = Theos = Tuhan,
sedangkan Pater=Bapak=Pitar.

Dalam Hinduisme, Tuhan dioknumkan sebagai Bapak (Zupitri), yaitu Brahma. Wisnu, yang
merupakan oknum kedua adalah Anak Tuhan., yang dapat menjelma menjadi manusia dalam
bentuk Krisna dan Rama. Sedangkan Shiwa, adalah Roh Suci. Dari kenyataan ini dapat kita lihat
persamaan yang sangat akurat dengan Trinitas.

Krishna adalah penjelmaan Dewa Wishnu, melalui manusia biasa, Devanaki. Hal ini persis sama
dengan dengan Yesus, yang diyakini oleh umat Kristen, sebagai Tuhan, yang dilahirkan oleh
perempuan manusia bernama Maria.

Kelahiran Yesus, diriwayatkan sama dengan kelahiran Krishna. Kelahiran Krishna digambarkan
dalam Athar Veda, salah satu Kitab Suci Hindu sebagai berikut :

Pada suatu malam, waktu raja Kansa tak dapat tidur, berdirilah baginda di teras istananya,
digerakkan oleh suatu kekuatan gaib. Ia melihat bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke Bumi. Ia
bertanya kepada istrinya, Nysumba (seorang ahli sihir, pemuja Dewi Kali, yaitu dewi kerinduan
dan kematian), tapi Nysumba tidak mengetahuinya. Maka dipanggillah Brahmana-Brahmana
(Pendeta-Pendeta Hindu), untuk melihat bintang itu dan menceritakan kebenarannya. Pendeta-
pendeta Hindu tersebut, lalu menceritakan, bahwa itu adalah pertanda turunnya Tuhan ke dalam
tubuh manusia yang dikandung oleh Devanaki, anak saudara perempuan baginda raja sendiri.
Anak yang dikandung itulah yang akan menjadi Tuhan di dunia, raja dunia.

Bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat kelahiran Yesus, dalam Injil Matius, yang ditandai
dengan bintang yang cemerlang yang bergerak, dan berhenti diatas tempat dimana Yesus
dilahirkan.

Yang dapat kita simpulkan :

Ajaran Trinitas adalah modifikasi dari ajaran Trimurti Hinduisme. Brahma dalam Hinduisme
dimodifikasi menjadi Allah Bapa, Wisnu dimodifikasi menjadi Yesus Anak Allah dan Syiwa
dimodifikasi menjadi Roh Kudus.
I. Pengaruh Hindu dalam budaya Yunani dan trimurti dalam Trinitas

1) Dikatakan bahwa Alkitab seharusnya ditulis dalam bahasa Ibrani dan bukan Yunani. Mungkin
yang dimaksud adalah Alkitab Perjanjian Baru, karena Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa
Ibrani, dan kita tidak perlu mendiskusikan hal ini. Perjanjian Baru (kecuali Matius) memang
ditulis dalam bahasa Yunani, karena memang pada waktu itu, bahasa yang dipakai adalah
Aramaic dan Koine Greek (Yunani). Dan bahasa Yunani ini adalah bahasa sehari-hari yang
dipakai pada abad-abad awal di seluruh provinsi Roma di mediterania Timur. Dengan demikian
kalau Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani tidaklah aneh, karena ditulis dalam bahasa
yang dipakai pada waktu itu. Kalau Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Sangsekerta barulah
aneh.

2) Dikatakan bahwa Yunani dipengaruhi oleh Hinduisme. Mungkin yang menuliskan hal ini
perlu membuktikan dengan bukti-bukti yang memadai sebelum memberikan pernyataan ini.
Setahu saya kebudayaan ancient greek lebih tua daripada Hinduism. The Samhitas, salah satu
naskah tertua Veda ditulis sekitar 1500-1000 SM, the circum-Vedic dan the redaction of the
samhitas ditulis sekitar 1000-500 SM (sumber: silakan klik). Bandingkan dengan kebudayaan
Yunani kuno, Helladic, dll., yang sebenarnya lebih tua daripada Hinduism. Dan kalau kita
melihat kekristenan, yang telah dipersiapkan dari Perjanjian Lama, maka sebenarnya jaman
Abraham lebih tua dari Hinduism, karena Abraham adalah 10 generasi setelah nabi Nuh dan 20
generasi setelah Adam, dan diperkirakan sekitar abad 19 SM.

3) Oleh karena itu, argumentasi yang mengatakan bahwa kebudayaan Hindu mempengaruhi
kebudayaan Yunani dan kemudian kebudayaan Yunani mempengaruhi kekristenan, saya pikir
tidak dapat dibuktikan. Dari jaman yang sama saja, kita tahu bahwa pada masa sebelum
kedatangan Kristus, pada masa Yudas Makabee (sekitar abad 2 SM), orang-orang militan Yahudi
bersedia mengorbankan nyawanya demi mempertahankan agama Yahudi, walaupun dipaksa
untuk menyembah dewa-dewa orang Yunani. Kalau yang satu jaman saja, dimana kebudayaan
Yunani tidak berhasil mempengaruhi peradaban agama Yahudi, apalagi Hinduisme yang terpisah
oleh jarak dan waktu yang begitu jauh.

4) Dari fakta sejarah tersebut, tidaklah terbukti pengaruh Hinduism terhadap Yunani dan tidak
ada pengaruh Yunani terhadap agama Yahudi, dan apalagi mempengaruhi kekristenan. Mungkin
yang dapat didiskusikan adalah bagaimana filosofi Yunani membantu untuk menerangkan misteri
iman Kristen. Namun, agama Kristen tidaklah mendasarkan kebenarannya pada filosofi Yunani,
sebaliknya filosofi melayani teologi. Agama Kristen bukanlah agama berdasarkan akal budi,
namun berdasarkan wahyu Allah (yang juga tidak bertentangan dengan akal budi yang benar),
yang dilakukan secara terus-menerus melalui para nabi di Perjanjian Lama, dan mendapatkan
kepenuhannya dalam diri Yesus, Allah yang menjelma menjadi manusia.

II. Agama Hindu lebih tua dari agama Kristen.


Argumentasi kedua yang digunakan untuk memojokkan konsep Trinitas adalah dengan
mengatakan bahwa karena Agama Hindu lebih tua daripada agama Kristen, dan ada persamaan
antara trimurti dan Trinitas, maka konsep agama Hindulah yang benar. Alasan ini sebenarnya
tidaklah dapat dipertanggungjawabkan, dengan 2 alasan:

1) Agama Kristen harus dilihat satu kesatuan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Oleh
karena itu, sebetulnya Agama Kristen lebih tua dari agama Hindu.

2) Dengan menggunakan analogi yang sama, saya dapat juga mengatakan: karena Kitab Suci
agama Kristen lebih tua dari Kitab Suci agama Islam, dan keduanya menyebut tentang Yesus,
maka dapat disimpulkan bahwa Yesus, seperti yang disebutkan dalam Kitab Suci agama
Kristenlah yang benar dan agama Islam telah memodifikasi Yesus seperti yang dijelaskan di
dalam Alkitab agama Kristen. Apakah Yanto dapat menerima argumentasi ini? Saya percaya
Yanto tidak mau menerima logika berfikir seperti ini. Dan saya juga tidak dapat menerima
argumentasi yang diberikan di atas.

III. Perbedaan antara trimurti dan Trinitas

Mari sekarang kita melihat perbedaaan antara Trimurti dengan Trinitas.

1) Secara prinsip Hinduisme sebenarnya lebih mirip dengan ajaran Pantheism, dimana
mempercayai bahwa semua ciptaan adalah mempunyai percikan Ilahi. Kita juga melihat bahwa
ada begitu banyak dewa-dewi lain yang disembah selain trimurti di dalam Hinduisme. Di satu
sisi, agama Kristen tidak menganggap manusia sebagai percikan Ilahi, namun berpartisipasi
dalam Allah. Dan tidak ada dewa-dewi yang disembah, kecuali Allah Trinitas. Dan dari prinsip
dasar ini sebenarnya telah membuktikan bahwa tidak ada kemiripan antara Hinduisme dan
kekristenan.

2) Sebenarnya kapan mulainya trimurti dapat diperdebatkan. Romo J.P. Arendzen mengatakan
bahwa trimurti sendiri bukanlah berasal dari ancient Indian atau agama Aryan (silakan klik),
namun merupakan perkembangan lebih lanjut. Wisnu dikatakan sebagai tuhan yang baik, dan
Shiwa adalah tuhan yang perusak. Kemudian kedua sekte yang menyembah tuhan yang berbeda
ini mencoba mengidentifikasikan tuhan masing-masing dengan tuhan yang absolute, yang
disebut Brahma. Dan kemudian berkembang menjadi Brahma sebagai sang pencipta, Wisnu sang
pemelihara, dan Shiwa sang perusak. Silakan juga melihat site wikipedia, yang bukan site
Katolik, dan juga memuat akan perkembangan dari doktrin tentang trimurti (silakan klik).

Namun, anggaplah bahwa konsep ini merupakan pengajaran sedari awal Hinduisme. Maka
pertanyaannya adalah apakah kemiripan antara trimurti dan Trinitas? Sebenarnya kalau kita
mempelajari konsep dari trimurti dan Trinitas, maka kita akan melihat perbedaan yang
menyolok.
a) Dikatakan bahwa Brahma adalah pencipta, Wisnu pemelihara, dan Shiwa perusak.
Bandingkan dengan konsep Trinitas, dimana Allah Bapa adalah pencipta, Allah Putera adalah
penebus, dan Allah Putera adalah pengudusan. Appropriation (pembedaan) ini dibuat untuk
menangkap ketiga pribadi dari Trinitas, namun penciptaan, penebusan dan pengudusan dilakukan
bersama-sama oleh ketiga pribadi Trinitas. Lebih lanjut di dalam Trinitas tidak ada elemen Shiwa
atau perusak, namun sebaliknya pengudusan, yaitu Roh Kudus.

b) Trinitas atau satu Allah dalam tiga pribadi adalah merupakan wahyu Allah, yang gambarannya
dapat dilihat di dalam Perjanjian Lama, dan mencapai puncaknya dengan Inkarnasi, dimana
pribadi ke dua (Allah Putera) masuk ke dalam sejarah manusia, yaitu Yesus Kristus. Dan
kedatangan-Nya, keberadaan-Nya dapat dilihat dalam sejarah manusia, dan dicatat dalam sejarah
manusia, seperti oleh Yosefus, sejarahwan berkebangsaan Yahudi (lihat Antiquities of the Jews).
Silakan membandingkannya dengan keberadaan Wisnu.

c) Umat Kristen mengerti akan kesetaraan antara Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus,
karena ketiga-Nya adalah satu Allah. Oleh karena itu, penyembahan kepada semua pribadi atau
masing-masing pribadi adalah merupakan penyembahan kepada setiap pribadi. Dan hal ini
dilakukan secara konsisten sepanjang sejarah kekristenan. Bandingkan dengan pemujaan
trimurti. Kita dapat menemukan begitu banyak kuil pemujaan terhadap Wisnu dan Shiwa
(mungkin ada sekitar 10,000 kuil pemujaan di India), namun jarang sekali kita menemukan kuil
pemujaan terhadap Brahma di India (silakan melihat site ini – silakan klik).

Kesimpulan:

Dengan keterangan di atas, maka membandingkan antara Trinitas dengan trimurti, dengan alasan
pengaruh Hinduisme terhadap kebudayaan Yunani adalah tidak terbukti dan bahkan terlalu
mengada-ada. Dari sisi sejarah hal ini tidak terbukti dan dari sisi teologis tidak ada kesamaan
antara trimurti dan Trinitas. Silakan membaca artikel Trinitas (silakan klik) dan beberapa artikel
Kristologi, sehingga Yanto dapat menangkap hakekat Trinitas dan Kristus. Dengan demikian,
tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh. Di satu sisi, saya berterima kasih atas kiriman
artikel ini, sehingga saya diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
Trinitas.

Anda mungkin juga menyukai