Disusun oleh :
NIM : 15211718
PRODI DIII.KEBIDANAN
1. Tujuan
2. Materi
Leaflet
4. Metode
5. Susunan Acara
Menjawab
Salam
Lampiran Materi
A. Definisi Kehamilan
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu.
Menurut Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, untuk tiap kehamilan harus
ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi.
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan da belakang uterus, dekat fundus uteri.
Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut terjadi adanya kehamilan.Masa
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus lamanya kira-kira 280 hari
(40minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40 minggu ini
disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda
trimester dua (antara 12-28 minggu), dan kehamilan trimester tiga (antara 28-40
minggu). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan
adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa
kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu
adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor biologis maupun non-biologis,
yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan
keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan
kandungan akan berjalan baik. Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai
pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa kelainan
wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk
mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar.
wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan yang menyebabkan
Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis dan
faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah
Menurut Rustam (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat
kesehatan yang serba kekurangan merupakan faktor non medis yang banyak
dengan menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamnesa tentang
umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan
diperlukan.
Kriteria kehamilan beresiko yaitu primi muda, primi tua, primi tua
sekunder, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti, riwayat persalinan
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor risiko pada ibu hamil
muda terlalu muda umur kurang dari 20 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil
pertama umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya
anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi,
hamil umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm, riwayat
operasi (seksio sesarea) ). Deteksi ibu hamil berisiko kelompok I ini dapat
sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan muda atau
b. Kelompok Faktor Risiko II ( ada gawat obstetri), ibu hamil dengan penyakit,
serta hamil lewat bulan. Pada kelompok faktor resiko II ada kemungkinan
masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG)
c. Kelompok Faktor Risiko III (ada gawat obstetri), perdarahan sebelum bayi
lahir, pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelompok faktor risiko III, ini
harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin
waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang
terancam.
usia yang terdiri dari usia 19 tahun atau kurang dan usia 35 tahun keatas resiko
tinggi, paritas yang terdiri dari primigravida dan grandemulti (para lebih dari
6), jarak kehamilan yang terdiri dari < 2 tahun dan > 4 tahun, riwayat
persalinan yang lalu yang terdiri dari l kali abortus atau lebih, 2 kali partus
1. Usia
Bahaya dan risiko dalam kehamilan serta persalinan akan lebih besar
pada wanita yang hamil usia terlalu muda atau terlalu tua. Seiring dengan
semakin tua usia seorang wanita untuk hamil maka semakin tinggi pula
yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun juga merupakan suatu
dengan usia tua lebih matang dalam berfikir, tetapi penurunan kesehatan dan
pada usia< 20 tahun. Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan
ibu hamil kurang dari 20 tahun atau terlalu muda dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
kehamilan .
a. Keguguran
menimbulkan kemandulan.
bawaan.
saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
sendiri.
zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Mengalami perdarahan
otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga
b. Kemungkinan keguguran/abortus
alat.
d. Kematian ibu
dan infeksi.
2. Dari bayinya :
hari).hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang
diperlukan berkurang.
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500
umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi
c. Cacat bawaan
asfiksia.(Manuaba,1998).
kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun, dimana organ reproduksi
tahun kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh
ibu sudah tidak sebaik pada umur 20-35 tahun dan kemungkinan
memperoleh anak cacat lebih besar. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi
Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan
(RS) yang memiliki fasilitas operatif dan transfusi darah dan bersalin di
RS tersebut.
2. Paritas
dari ibu hamil ketiga meningkat bila dibandingkan dengan kehamilan kedua
A. Primipara
Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak matur atau prematur
B. Multipara
Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak
C. Grandemulti
Paritas merupakan salah satu faktor resiko tinggi pada kehamilan, kehamilan
resiko tinggi lebih banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara, keadaan
berkurangnya vaskularisasi, hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada
darah ke janin. Hal ini akan beresiko pada kehamilan dan persalinan.
3. Jarak Kehamilan
diatas 2 tahun karena bila kurang dari 2 tahun akan bepengaruh pada
Jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang antara dua objek
bagian. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan. Kehamilan
persalinan.
implantasi plasenta.
plasenta.
seperti sindrom down, saat persalinan pun beresiko terjadi perdarahan post
partum. Hal ini disebabkan otot-otot rahim tidak selentur dulu, hingga saat
juga sangat besar karena terjadi kerusakan sel-sel endotel. (Rochjati, 2005)
Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari
Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus
dan lemah akibat kurang energi yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan
Kekurangan gizi kronis pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati
dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Bila BBLR
dengan didukung oleh dana besar pemerintah lewat paket Pemberian makanan
penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil serta program Desa Siaga, adalah
menyukseskannya.
5. Riwayat obstetri
a) Jejas atau bekas luka dalam pada alat-alat kandungan, ataupun jalan lahir
b) Pernah mengalami abortus (sengaja atau tidak, dengan atau tanpa tindakan
perdarahan.
ginjal, penyakit hati, sendi dan penyakit kelamin seperti siphilis serta
plasenta).
F. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
diberikan bagi kesehatan ibu hamil maupun bayi.Juga harus diperhatikan bahwa
masalah kemudian.Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk
untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat
hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll),serta makan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi
minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2
2. Perencanaan persalinan
untuk :
perkemihan