Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY “I”


USIA 3 HARI DENGAN BBLR DI
RUANGAN PERINATALOGI RSUP.
DR. M. DJAMIL PADANG TANGGAL
30 OKTOBER 2017-02 NOVEMBER
2017

Oleh:
Rany Irma Rahmadila
15211718
PENDAHULUAN

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan


Indonesia tahun 2012-2014, angka
prevalensi BBLR di Indonesia masih
tergolong tinggi yaitu 9% dengan sebaran
yang cukup bervariasi pada masing-masing
provinsi. Angka terendah tercatat di Bali
(5,8%) dan tertinggi di Papua (27%),
sedangkan di Provinsi Sumatera Barat
berkisar 7% (SDKI 2012-2014)

Angka kematian bayi di Kota Padang,


pada tahun 2009 tercatat 107 kasus dari
16.449 kelahiran hidup dan BBLR menjadi
penyebab nomor satu dari kematian bayi
dengan jumlah 28 kasus (26,2%). Pada
tahun 2011, dari 16.584 kelahiran hidup,
tercatat 142 bayi lahir dengan BBLR .
Bayi dengan BBLR

Bayi dengan berat badan


lahir kurang dari 2500
gram (Furwasih, 2016).
Etiologi Bayi Dengan BBLR
Penanganan Bayi Dengan
Berat Badan Lahir Rendah

Pencegahan
Kehilangan
Panas

Dukungan
Penghematan
Keterlibatan
Energi
Keluarga

Pencegahan Pemenuhan
Infeksi Nutrisi
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


BY.NY “I” USIA 3 HARI DENGAN BBLR DI RUANGAN
PERINATALOGI RSUP.DR.M.DJAMIL PADANG TANGGAL 30
OKTOBER 2017-02 NOVEMBER 2017

HARI / TANGGAL : SENIN /30 OKTOBER 2017


JAM :09.00 WIB
NO. RM BAYI : 991271

1. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Identitas
Bayi
Nama : By Ny.”I”
Umur : 3 hari
Tanggal /Jam Lahir : 27 oktober
2017/17.00 WIB
Jenis kelamin:Laki-laki : Laki-Laki
Kedudukan Anak : anak kandung dan
anak ke tiga
Orang Tua
Nama Ibu :Ny. “I”
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku /Bangsa : minang/indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat :Indaruang, Padang
Nama Ayah : Tn. M
Umur : 37 Tahun
Agama :Islam
Suku /Bangsa : Minang/indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Indaruang,Padang
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Anak pertama dan ke dua lahir secara SC
Anak pertama atas indikasi PEB,UK 37-38 minggu
Anak ke dua karena sudah ada riwayat SC anak pertama,UK 38-39
minggu
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT :26-03-2017
TP : 03-01-2018
Usia Kehamilan : 32-33 Minggu
Gravid : G3P2A0H2
Keluhan –keluhan pada
Trimester I : ibu mengatakan tekanan darah tinggi
Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : ibu mengatakan tekanan darah tinggi
ANC
Trimester I : 2 kali saat umur kehamilan 4 minggu dan 8
minggu
Trimester II : 2 kali saat umur kehamilan 16 minggu, dan
24minggu
Trimester III : 2 kali saat umur kehamilan 30 minggu dan
35 minggu
Riwayat Kelahiran
Cara Lahir : SC
Indikasi SC : PEB
Tempat : RS. DR. M. Djamil Padang
Penolong : dr.Arif Spog
BB/PB : 42 cm / 1900 gram
A/S : 6/9
Nutrisi : Bayi sudah mendapat ASI peras dari
ibu 12X 12 cc/OGT
Personal Hygiene
Bayi diganti pampers bila sudah penuh atau setiap habis
BAB
Aktivitas
Bayi menangis jika haus atau BAK/BAB, gerakan bayi
kurang aktif
Riwayat penyakit sistemik
ibu mengatakan tidak ada memiliki riwayat penyakit
sistemik
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga
suami nya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menurun seperti jantung, DM dan tidak mempunyai
riwayat penyakit menular seperti hepatitis.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarga nya tidak ada yang
memiliki riwayat keturunan kembar
Riwayat operasi
Ibu mengatakan memiliki riwayat operasi anak pertama
dan anak ke dua
3. Alasan masuk :
Bayi Berat Lahir Rendah masuk ke ruangan perinatologi
pada tanggal 27 Oktober 2017 merupakan rujukan dari
ruang kebidanan. Ibu Ny “I” P3A0H3 umur kehamilan 32-
33 minggu dengan SC atas indikasii PEB
4. Keluhan utama :
Berat badannya bayi kurang dari 2500 gram

DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : sedang, pergerakan
berkurang, menangis merintih, kulit keriput dan tipis
Tanda-tanda vital
Nadi : 135x/menit
Suhu : 37 º C
Respirasi : 45x/menit
Pemeriksaan Antropometri :
BB : 1700 gr
PB : 42 cm
LILA : 7,5 cm
LK :28 cm
LD :25,5 cm
Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada kelainan congenital seperi caput


succedaneum dan sefhal hematom,terlihat
Ubun-ubun besar masih belum menutup,
ubun-ubun berdenyut dan cekung

Mata : Simetris, tidak ada katarak dan sclera tidak


kuning

Telinga : Simetris, tidak ada secret yang keluar,


tulang rawan belum terbentuk dengan
sempurna
Hidung : Lubang hidung bersih, bayi bernafas
melalui hidung dan tidak ada pernafasan
cuping hidung.
Mulut : Mulut bersih, tidak ada oral trush,bibir
tidak sianosis, tidak ada labioskizis dan
palatoschizis dan sedang terpasang OGT

Leher : Tidak ada pembesaran vena jogularis, tidak


ada lipatan yang berlebihan di leher.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,


putting susu belum terbentuk dengan
sempurna,
Abdomen : Tidak kembung, tali pusat basah /segar,
tidak ada tanda – tanda infeksi tali pusat.
Punggung : Terdapat lanugo, punggung datar
Genitalia : Testis belum turun pada skrotum.
Anus : Berlubang, bayi sudah
Kulit : mengeluarkan mekonium
Tipis dan keriput
Ekstrimit :
as : Simetris, jari tidak polidaktili dan
Atas sidaktili, tidak oedema,
: tidaksianosis, pergerakan kurang
aktif.
Bawah Simetris, jari tidak polidaktili dan
sidaktili, terdapatlanugo, tidak
oedema, tidak sianosis pergerakan
kurang aktif, terpasang di kaki
sebelah kiri selang injeksi untuk
Refleks pemberian obat.

1) Reflek Moro : Saat dikejutkan, refleks bayi


masih lemah
2) Reflek : Saat di beri rangsangan di
Rooting pipi, refleks bayi masih lemah

3) Reflek : Saat di beri Asi melalui Dot


Sucking belum menghisap dengan kuat

4) Reflek : Saat telapak tangan disentuh,


Grasping bayi menggenggam dengan
lambat
3. Eliminasi
BAK : ± 8 x sehari
BAB : ± 4 x sehari
4. Nutrisi : Asi 12 x 30 cc/ogt
5. Terapy obat : a. Efotax 2 x 100 mg
antibiotik iv
b. Gentamicine 3 x 5 gr
Antibiotik iv
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium,di periksa tanggal 30-10-
2017 pukul 07.00 Wib :
GDR : 61 mg/dl
Leukosit : 20.000/mm³
Hematokrit (Ht) : 50%
kadar bilirubin : 11 mg/dl
Hemoglobin (HB) : 17 gr/dl
PEMBAHASAN KASUS
Pengumpulan Data
S (subjektif)
Dari data subjektif yang di dapatkan,
menurut penulis, yang menyebabkan BBLR
adalah faktor ibu, yaitu ibu hamil dengan
PEB.
Menurut penulis, dari teori dan kasus
yang ada penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus.
O (Objektif) :
Keadaan Umum
Berdasarkan teori KU bayi dengan BBLR
yaitu aktivitas berkurang, menangis
merintih, kulit keriput dan tipis, kemampuan
menghisap lemah, tonus otot lemah (Cahyo,
2010). Berdasarkan kasus bayi Ny.”I” KU
sedang, aktivitas berkurang, menangis
merintih, kulit keriput dan tipis, kemampuan
menghisap lemah, tonus otot lemah Pada
kasus yang didapatkan sesuai dengan teori
yang ada.
Pemeriksaan Antropometri
Berdasarkan teori pemeriksaan
antropometri yang difokuskan pada kasus
BBLR adalah berat badan bayi apakah
normal atau tidak Berdasarkan kasus bayi
Ny.”I” ditemukan berat badan bayi 1700
gram jadi kasus tersebut termasuk Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Dari kasus yang di dapatkan pada bayi Ny “I”
sesuai dengan teori yang ada.
Pemeriksaan Fisik
Dari kasus yang di dapatkan pada
bayi Ny “I” sesuai dengan teori yang ada.
Pemeriksaan Refleks
Berdasarkan teori reflek pada bayi
baru lahir dengan BBLR refleks masih lemah
atau kurang seperti refleks rooting kurang,
refleks sucking kurang, refleks tonicneck
kurang, refleks grasping kurang (Furwasyih,
2016). Berdasarkan kasus bayi Ny.”I” refleks
rooting masih lemah, refleks tonicneck masih
lemah, refleks grasping masih lemah, refleks
sucking pada bayi masih lemah.
Menurut penulis, pada kasus yang di
dapatkan tidak ada kesenjangan dari kasus
yang di dapatkan dengan teori yang ada.
Interprestasi data
Diagnosa
Berdasarkan toeri cara pengkajian
diagnosa pada bayi BBLR adalah dengan
dasar bayi, aktivitas bayi kurang, tangisan
bayi merintih, kulit tipis dan keriput,
kemampuan menghisap lemah (Cahyo, 2010).
Dari kasus, pada bayi Ny.”I” usia 3 hari
dengan persalinan SC atas indikasi PEB.
Berat badan 1900 gram dengan BBLR
ditemukan keluhan seperti pernafasan bayi
45x/menit, A/S : 6/9, aktivitas bayi kurang,
tangisan bayi merintih, kemampuan
menghisap lemah, tonus otot lemah.
Penegakkan diagnosa bayi dengan BBLR
adalah bayi Ny.”I” usia 3 hari dengan BBLR,
keadaan umum bayi sedang.
Masalah
Berat badan bayi 1700 gram ini
termasuk masalah. Karena jika tidak
ditangani dengan cepat maka akan timbul
akibat seperti asfiksia, hipotermi,
hipoglikemi, hiperbilirubin, hipoksemia, dan
berlajut dengan kematian (Cahyo, 2010).
• Diagnosa Potensial
 berdasarkan teori cara penegakkan
diagnosa potensial adalah jika BBLR
tidak diatasi dengan cepat maka
ditakutkan akan terjadi asfiksia,
hipotermi, hipoglikemia, hiperbilirubin
dan berlajut dengan kematian
(Cahyo,2010). Dari kasus tidak ada
terdapat diagnosa potensial.
• Tindakan Segera
 Berdasarkan teori tindakan segera
harus dilakukan kolaborasi dengan
dokter, agar masalahnya cepat
terselesaikan sesuai dengan kasus yang
ditemukan dilapangan. Petugas
ruangan perinatologi sudah mengatasi
tindakan segera.
 Perencanaan Tindakan
 Pada kasus bayi Ny.’I” perencanaannya dilakukan selama 3
hari yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan
antropometri, menjaga kehangatan bayi dengan mencegah
kehilangan panas pada tubuh bayi dengan menegringkan
tubuh bayi, memberikan selimut hangat dan letakkan bayi
di dalam incubator, mengobservasi tanda-tanda vital,
memberi minum air susu ibu ataupun pengganti air susu
ibu setiap 2 jam dan memberikan terapy obat sesuai dengan
orderan dokter. Pada langkah ini bahwa teori yang ada
sesuai dengan tindakan asuhan pada kasus yang diberikan.

 Pelaksanaan Tindakan
 Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat. Setiap rencana yang dilakukan sudah sesuai dengan
teori yang ada.
 Berdasarkan teori pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat untuk bayi dengan BBLR adalah memberikan nutrisi
kepada bayi yaitu ASI dan menjaga kehangatan tubuh bayi
di dalam incubator (Maryunani, 2013).
 Berdasarkan kasus dengan pelaksanaan kejadian BBLR ini
adalah menjaga kehangatan bayi untuk mencegah
terjadinya hipotermi di dalam incubator, mengobservasi
tanda-tanda vital setiap 2 jam, mengganti pakaian bayi
setiap basah, memberikan minum air susu ibu setiap 2 jam
dan memberikan terapy obat sesuai dengan orderan dokter.
 Evaluasi
 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
pada bayi baru lahir Ny. ”I’ dengan BBLR
di rungan perinatologi RSUP. DR.
M.DJAMIL PADANG dengan hasil dari
evaluasi selama 3 hari adalah :
 Pada asuhan pertama tanggal 31 Oktober
2017 dengan diagnosa bayi dengan BBLR,
berat badan lahir rendah 1700 gram dan
saat ini berat badan bayi 1700 gram dan
reflek sucking terlihat lemah dan bayi
sudah diberikan ASI melalui OGT
sebanyak 25 cc pada usia 4 hari .
 Pada asuhan ke dua tanggal 1 November
2017 dengan diagnosa bayi dengan
BBLR,berat badan lahir rendah 1700 gram
dan reflek sucking terlihat lemah dan bayi
sudah diberikan ASI melalui OGT
sebanyak 30 cc pada usia 5 hari .
 Pada asuhan kedua tanggal 02 November
2017, diagnosa yaitu bayi dengan BBLR,
berat badan bayi bertambah, berat badan
sekarang yaitu 1785 gram dan refleks
sucking sudah mulai baik, bayi diberikan
ASI sebanyak 35 cc/oral, pada usia 6 hari

Anda mungkin juga menyukai