Anda di halaman 1dari 3

PAROTITIS

No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/23


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Parotitis adalah peradangan yang terjadi pada kelenjar saliva atau yang lebih
dikenal dengan kelenjar parotis.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan parotitis tanpa komplikasi di
Puskesmas Kandangan.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasyankes Primer;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Alat dan bahan 1. Termometer

1 dari 3
2. Stetoskop
3. Timbangan berat badan
4. Senter
5. Tensimeter
6. Prosedur/Langkah- A. Anamnesa :
langkah 1. Demam
2. Pembengkakan pada kelenar parotis mulai dari depan telinga hingga
rahang bawah
3. Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering.
B. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kelenjarparotis dapat ditemukan tanda-tanda
berupa:
1. Demam
2. Pembengkakan kelenjar parotis
3. Eritema pada kulit.
4. Nyeri tekan di kelenjar parotis.
5. Terdapat air liur purulen.
C. Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan
D. Pelaksanaan
1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan pemeriksaan
kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas.
4. Penegakan diagnosis parotitis
5. Tatalaksana:
a. Memberikan informasi selengkapnya kepada pasien / orang tua
pasien, dan keluarga mengenai penyakit parotitis. Menjaga
kebersihan gigi dan mulut sangat efektif untuk mencegah parotitis
yang disebakan oleh bakteri dan virus.
b. Farmakologis:
1) Tatalaksana simptomatis sesuai gejala yang dirasakan.
2) Antibiotik: Antibiotik spektrum luas dapat diberikan pada kasus
parotitis bakteri akut yang disebabkanoleh bakteri.
3) Bila kondisi tidak membaik, segera rujuk ke layanan sekunder.
6. Konseling dan Edukasi
Pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan membantu pihak
keluarga untuk memahami penyakit parotitis ini, dengan menjelaskan
kepada keluarga pentingnya melakukkan vaksin parotitis yang dapat
mencegah terjadinya penularan penyakit ini.
7. Kriteria rujukan
Bila kasus tidak membaik dengan pengobatan adekuat di layanan

2 dari 3
primer, segera rujuk ke layanan sekunder dengan dokter spesialis
anak atau dokter spesialis penyakit dalam.
E. Unit Terkait 1. Loket
2. Bp. Umum
F. Dokumen Terkait 1. Kartu rekam medik
2. Buku register BP umum
3. Buku rujukan pasien
4. Form rujukan eksternal (BPJS/Umum)
5. Buku register obat

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai