Anda di halaman 1dari 3

HEMORHOID GRADE 1&2

No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/22


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Hemorhoid grade 1 dan 2 adalah pelebaran vena-vena di dalam pleksus


hemoroidalis.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan hemorhoid grade 1 dan 2 di
Puskesmas Kandangan.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasyankes Primer;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Alat dan bahan A. Alat:

1 dari 3
1. Termometer
2. Stetoskop
3. Timbangan berat badan
4. Senter
5. Tensimeter
B. Bahan:
1. Obat-obatan
6. Prosedur/Langkah- A. Keluhan:
langkah 1. Pendarahan waktu defekasi, warna merah segar. Darah menetes keluar
dari anus beberapa saat setelah defekasi.
2. Prolaps suatu massa pada waktu defekasi, mula-mula dapat kembali
spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus dimasukan secara
manual dan akhirnya tidak dapat dimasukkan lagi.
3. Pengeluaran lendir
4. Iritasi di daerah kulit perianal.
5. Gejala-gejala anemia (seperti : pusing, lemah, pucat, dll)

B. Pemeriksaan fisik:
1. Inspeksi
a. Hemorhoid derajat 1, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan di regio anal yang dapat dideteksi dengan inspeksi saja.
b. Hemorhoid derajat 2, tidak terdapat benjolan mukosa yang keluar
melalui anus, akan tetapi bagian hemorhoid yang tertutup kulit
dapat terlihat sebagai pembengkakan
2. Palpasi
a. Hemorhoid interna pada stadium awal merupakan pelebaran vena
yang lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi
dengan palpasi.
b. Setelah hemorhoid berlangsung lama dan telah prolaps, jaringan
ikat mukosa mengalami fibrosis sehingga hemorhoid dapat diraba
ketika jari tangan meraba sekitar rektum bagian bawah.

C. Pelaksanaan
1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan pemeriksaan
kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas.
4. Penegakan diagnosis hemorhoid grade 1 & 2
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Hemoroid Internal:
1) Hemoroid grade 1
Dilakukan terapi konservatif medis dan menghindari obat-obat

2 dari 3
anti-inflamasi non-steroid, serta makanan pedas atau berlemak.
2) Hemoroid grade 2
Pada awalnya diobati dengan prosedur pembedahan.
b. Penatalaksanaan hemorrhoid eksternal
1) Hemoroid eksternal umumnya merespon baik dengan
melakukkan eksisi  rujukan kepada dokter spesialis bedah.
1. Unit Terkait 1. Loket
2. Bp. Umum
2. Dokumen Terkait 1. Kartu rekam medik
2. Buku register BP umum
3. Buku rujukan pasien
4. Form rujukan eksternal (BPJS/Umum)
5. Buku register obat

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai