Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

KINERJA EKSTERNAL PUSKESMAS

Nama kegiatan : PROMKES

Tempat : SMA Gapura Kasih

Tanggal : 28 Oktober 2016

Deskripsi Kegiatan :

Pada hari Jum’at tanggal 28 Oktober 2016, saya mendapatkan bagian


untuk bertugas di eksternal dari puskesmas kosambi. Kegiatan eksternal kali ini
tentu berbeda dengan hari biasanya yaitu penyuluhan sekaligus pemeriksaan
mengenai HIV. Promkes kali ini memiliki sasaran yang khusus yaitu siswa remaja
sekolah SMA. Karena mereka adalah kaum muda yang nantinya sebagai penerus
dan pembangun bangsa. Di balik itu semua mereka sedang mengalami masa
pubertas dan pertumbuhan baik secara biologis maupun prilaku social. Tentunya
hal ini berpotensi untuk terjadinya penyimpangan prilaku kearah negatif. Salah
satunya pergaulan sex bebas dan narkobah suntik. Pada hari itu kami berangkat ke
SMA Gapura Kasih untuk terjun langusng memberikan pengarahan mengenai
HIV AIDS sekaligus pemeriksaan gratis rapid test HIV.

Saat itu semua siswa kelas 1,2 dan 3 SMA di kumpulkan jadi satu di aula.
Dimana semua siswa duduk berkumpul bersama-sama baik siswa maupun siswi.
Kemudian kami memepersiapkan alat-alat presentasi kami. Setelah semua siap
kepala sekolah member sambutan terlebih dahulu kemudian disusul oleh bidan
rosida selaku oenanggung jawab program ini dari puskesmas kosambi. Setelah itu
dilanjutkan pemberian materi mengenai HIV AIDS oleh saya sendiri. dengan slide
presentasi yang cukup ringkas dan menarik saya berhasil menarik simpati para
siswa dengan cara berdiskusi interaktif. Walaupun terkadang saya merasa gerogi
dan kurang lancar dalam menyampaikan karena masih membaca slide. Saya
appresiasi semangat dan perhatian dari siswa siswa yang menurut saya memiliki

1
rasa ingin tahu yang besar mengenai HIV AIDS. Tentu banyak pertanyaan-
pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka.

Setelah selesai pemberian materi para siswa dihimbau untuk melakukan


pemeriksaan rapid test. Tidak semua murid SMA Gapura Kasih yang diperiksa,
hanya murid laki-laki saja yang diperiksa baik kelas 1,2 dan 3. Saaat itu siswi
gapura tidak diperiksa karena keterbatasan alat rapid test yang tersedia. Proses
pemeriksaan berlangsung lancar. Saya melakukan pemeriksaat dibawah supervise
bapak khasim selaku senior di puskesmas. Siswa dipanggil satu persatu untuk
diperiksa. Yang saya kerjakan saat rapid test HIV ialah melakukan antiseptik
kemudian dilakukan penusukan pada jari tengah. Kemudian darah yang keluar di
teteskan pada alat rapid tes kemudian ditetesi pelarut rapid test HIV. Kemudian
ditunggu selama 20 menit lalu kita dapat menilai hasilnya. Jika terdapat dua trip
maka positif, jika satu strip maka negative. Dan pada saat itu semua hasilnya
dalah negative. Saya sangat lega dengan hasil ini dan juga mengapresiasi kepada
SMA gapura kasih.

Diagnosis Holistik :

 Aspek personal: Pasien datang rencana ingin rapid test HIV


 Aspek klinis:
Pro rapid test HIV
 Aspek faktor internal:
Pasien usia 17 th siswa SMA kelas 2.
 Aspek faktor eksternal:
Pasien tinggal di pergaulan bebas, yakni SMA yang dimana selepas
sekolah lepas dari pengawasan guru2. Dan belum tentu juga langsung
pulang kerumah. Pasien dapat bermain bebas dengan teman-temannya
 Aspek skala fungsional:
Derajat I

Tatalaksana:

Non-Medikamentosa:

2
 Menghindari pergaulan sex bebas, narkobah suntik atau penggunaan jarum
suntuik secara bergantian.

Medikamentosa

- Pengetaesan HIV dengan menggunakan Rapid test HIV

3
REFLEKSI KEGIATAN

KINERJA EKSTERNAL PUSKESMAS

Nama kegiatan : PROMKES

Tempat : SMA Gapura Kasih

Tanggal : 28 Oktober 2016

Refleksikan perbedaan antara teori dengan praktek yang dilakukan :

Tiba saatnya pemberian materi mengenai HIV AIDS oleh saya sendiri.
Dengan slide presentasi yang cukup ringkas dan menarik saya berhasil menarik
simpati para siswa dengan cara berdiskusi interaktif. Walaupun terkadang saya
merasa gerogi dan kurang lancar dalam menyampaikan karena masih membaca
slide. Saya apresiasi semangat dan perhatian dari siswa siswa yang menurut saya
memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai HIV AIDS. Tentu banyak
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka.

Dilanjutkan pemeriksaan test HIV dibawah supervise bapak khasim


selaku senior di puskesmas. Siswa dipanggil satu persatu untuk diperiksa. Yang
saya kerjakan saat rapid test HIV ialah melakukan antiseptik kemudian dilakukan
penusukan pada jari tengah. Kemudian darah yang keluar di teteskan pada alat
rapid tes kemudian ditetesi pelarut rapid test HIV. Kemudian ditunggu selama 20
menit lalu kita dapat menilai hasilnya. Jika terdapat dua trip maka positif, jika satu
strip maka negative. Dan pada saat itu semua hasilnya dalah negative. Saya sangat
lega dengan hasil ini dan juga mengapresiasi kepada SMA gapura kasih.

Tindakan yang sudah tepat menurut saya adalah mulai dimulai dari sisi
presentasi slide yang saya gunakan menurut saya rasa sudah cukup baik ringkas,
padat, tepat, banyak gambar-gambar yang mendukung materi penyampaian.
Sehingga para siswa dan siswi tertarik dan dapat interaktif. Kemudian cara
menyampaikan materi saya memulainya dengan pertanyaan kemudian berdiskusi
dan dilanjutkan materi. Yang menurut saya tidak membosankan dan tidak bikin

4
ngantuk. Kemudiam dari sisi tindakan pemeriksaan. Menurut saya sudah tepat
pertama-tama dengan pemeriksaan identitas terlebih dahulu kemudian inform
konsern. Tindakan diawali dengan antiseptic lalu dilanjutkan dengan penusukan
pada jari tengah, lalu darah yang keluar di letakkan dia tas rapid test. Dilanjutkan
pemeberian cairan rapid. Hasil di tunggu elama 20 menit.

Tindakan yang menurut saya masih kurang tepat adalah saya masih gerogi
dalam penyampaian materi terkadang juga tidak lancar dan harus membaca slide
terlebih dahulu. Dalam pemeriiksaan saya tidak menamai rapid test dengan
masing-masing individu. Sehingga tidak tahu dengan pasti milik siapa rapid test
ini.

Definisi
HIV (Human Immunodefficiency Virus) merupakan virus yang
menginfeksi sistem imun tubuh terutama Limfosit T CD4.1 Batasan infeksi HIV
pada bayi atau anak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus HIV baik secara
vertikal (dari ibu yang mengandung) maupun secara horizontal melalui transfusi
produk darah atau penularan lain yang jarang.1

Epidemiologi
Tiga populasi pediatri utama yang beresiko terinfeksi HIV adalah bayi –
bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi, penderita yang diberi produk darah
yang terkontaminasi dan remaja yang mendapat infeksi akut secara seksual atau
karena penggunaan obat – obat intravena.1
Menurut kemenkes RI 2014 kasus HIV sebanyak 150,296 sedangkan
AIDS sebanyak 55,799. Jumlah AIDS menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak
30,001 sedangkan perempuan sebanyak 16,149 di tahun 2014.
Etiologi
Virus penyebab defisiensi imun merupakan suatu virus RNA dari famili
Retroviridae yang masuk dalam genus Lentiviridae, dikenal dua jenis yaitu HIV-1
dan HIV-2. Genome HIV-1 mengandung 2 copy RNA rantai tunggal . Pada kedua
ujung genom terdapat region identik yang disebut long terminal repeats, yang
mengandung regulasi dan ekspresi gen HIV. Sisa dari genom termasuk 3 bagian

5
besar: region GAG, yang mengenkode protein inti virus (p24, p17, p9, p6, yang
berasal dari precursor p55); region POL, yang mengenkode enzim virus (yaitu
reverse transcriptase [p51], protease [p10], dan integrase [p32]); dan region ENV
yang mengenkode protein envelope virus (gp120 dan gp41, yang berasal dari
precursor gp160). Protein pengatur lainnya, seperti tat (p14), rev (p19), nef (p27),
vpr (p15), dan vif (p23), terlibat dalam transaktivasi, ekspresi m-RNA virus,
replikasi virus, meningkatkan import kompleks reverse transkripsi virus,
penurunan regulasi reseptor permukaan sel CD4 dan class 1 major
histocompatibility complex, sintesis DNA provirus, dan pelepasan virus.1

Gambar 1. Virus HIV

Infeksi HIV-1 adalah penyebab utama kelima kematian pada anak dari
umur 2-5 tahun pada banyak kota di Amerika Serikat Timur.1

Patofisiologi
Masa inkubasi virus HIV pada orang dewasa berkisar 3 bulan sampai
terbentuknya antibodi anti HIV. Manifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat
maupun bertahun-tahun kemudian. Khusus pada bayi di bawah umur 1 tahun,
diketahui bahwa viremia sudah dapat dideteksi pada bulan-bulan awal kehidupan
dan tetap terdeteksi hingga usia 1 tahun. Manifestasi klinis infeksi oportunistik
sudah dapat dilihat ketika usia 2 bulan.1
Infeksi primer HIV terjadi bila virion HIV dalam darah, semen, atau cairan
tubuh lainnya dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam sel orang lain

6
melalui fusi yang diperantarai oleh gp120 atau gp41 dari virus dan molekul CD4
(Limfosit T) dari pejamu. co-reseptor penting untuk fusi HIV dan masuknya virus
ke dalam sel diantaranya adalah chemokine CXCR4 (fusi) dan CCR5. Chemokine
lainnya (CCR1, CCR3) dapat berperan penting untuk fusi strain HIV tertentu.1

Gambar 2 Mekanisme Replikasi Virus

Sel dendrit di epitel tempat masuknya virus akan menangkap virus


kemudian bermigrasi ke kelenjar getah bening dan sel Limfosit B membuat
respon imun spesifik terhadap HIV.1
Pada fase awal dan tengah penyakit, ikatan partikel HIV, antibodi dan
komplemen terkumpul dalam jaring – jaring sel dendritik dan
mempresentasikannya ke sel T-CD4 yang akhirnya teraktivasi dan terinfeksi. Pada
fase yang lebih lanjut seiring dengan progresivitas penyakit, terjadi degenerasi sel
dendrit folikular sehingga kemampuan organ limfoid dalam mengikat partikel
HIV menghilang yang berakibat meningkatnya HIV dalam sirkulasi dan
penyebaran HIV ke dalam berbagai organ tubuh.1

7
HIV

Mukosa/darah

Kelenjar regional
Virus bereplikasi

Viremia

Organ Limfoid
Manifestasi Klinis7
Gejala Non Spesifik (prodormal) HIV1
 Demam
 Gangguan pertumbuhan
 Kehilangan berat badan (10% atau lebih)
 Hepatomegali
 Limfadenopati (diameter lebih dari 0.5 cm pada 2 tempat atau lebih
 Splenomegali
 Parotitis
 Diare
Gejala Spesifik Infeksi HIV1
 Gangguan tumbuh kembang dan fungsi intelek
 Gangguan pertumbuhan otak
 Defisit motorik yang progresif yang ditandai oleh 2 atau lebih gejala
berikut, paresis, tonus otot abnormal, refleks patologis, ataksi atau
gangguan melangkah
 Lymphoid interstitial pneumonitis
 Adanya infeksi sekunder :
o infeksi oportunistik seperti infeksi kandidiasis mulut yang dapat
menyebar ke esofagus, radang paru karena Pneumocystis carinii,
radang paru karena mikobakterium atipik, atau toksoplasmosis
otak, infeksi kriptokokus
o infeksi sekunder oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella enteritis yang

8
menimbulkan sepsis, meningitis, pneumonia dan abses organ
interna
o Infeksi virus yang berat dan berulang, stomatitis herpes yang
kronik dan berulang, herpes zoster multidermatomal atau luas
 Keganasan sekunder seperti limfoma susunan saraf pusat primer,
Hodgkin’s B cell, non Hodgkin’s lymphoma, sarkoma Kaposi (umumnya
pada orang dewasa)
 Penyakit tertentu yang lain seperti kardiomiopati dengan gagal jantung
atau aritmia, beberapa kelainan hematologik (tersering anemia dan
trombositopenia), glomerulonefropati, kelainan kulit seperti eksim,
seborrhoe, molluscum contagiosus yang berat dan berjalan lama. Perlu
dikemukan bahsa sebelum timbul gejala, umumnya telah dapat dijumpai
adanya gangguan fungsi imun.

Stadium Infeksi HIV berdasarkan Klinis1

9
10
Stadium Infeksi HIV berdasarkan nilai CD42

Diagnosis

11
Seperti halnya penyakit lain, diagnosis HIV ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.1 Anamnesis yang mendukung
kemungkinan adanya infeksi HIV diantaranya :
 Prilaku sex bebas berganti-ganti pasangan
 Penggunaan narkoba suntik
 Lahir dari ibu dengan resiko tinggi bahkan positif
 Penerima transfusi darah atau komponennya, lebih-lebih berulang
dan tanpa uji tapis HIV
 Penggunaan obat parenteral atau intravena secara keliru (pecandu
narkotika)
 Homoseksual atau biseksual
Gejala klinis yang mendukung yaitu adanya infeksi oportunistik, infeksi
yang berulang/berat, gagal tumbuh, ensefalopati yang menetap/progresif, penyakit
paru interstitial, keganasan sekunder, kardiomiopati, demam berkepanjangan,
diare kronik, dermatitis HIV dan lain-lain.1
Diagnosis definitif infeksi HIV pada bayi dan anak membutuhkan
ujidiagnostik yang memastikan adanya virus HIV.Uji antibodi HIV mendeteksi
adanya antibodi HIV yang diproduksi sebagaibagian respons imun terhadap
infeksi HIV. Pada anak usia ≥ 18 bulan, ujiantibodi HIV dilakukan dengan cara
yang sama seperti dewasa.2
Tatalaksana
Tatalaksana awal adalah memberi konseling pada orang tua kondisi infeksi
HIV dan resiko infeksi oportunistik, pemberian nutrisi yang cukup, pengawasan
tumbuh kembang, imunisasi dan pemberian obat anti retroviral (ARV).1
Untuk menilai kemungkinan pemberian ARV maka perlu diperhatikan2 :
a. Menilai kesiapan pasien dan orang tua/wali
b. Menghindari resiko resistensi obat
c. Memperhitungkn kemungkinan resiko interaksi obat-obat
d. Memperhitungkan kemungkinan resiko obat-makanan
e. Posologi dan formulasi obat untuk anak
f. Memperhitungkan resiko pemberian obat pada koinfeksi TB, Hepatitis

12
Bayi dan anak yang diagoisis HIV sudah tegak harus segera diberi ARV
bila3
Rejimen Lini Pertama Yang Direkomendasikan Adalah 2 Nucleoside
Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitor (NNRTI).3 Terapi antiretroviral lini kedua yang
direkomendasikan WHO untuk bayi dan anak bila terjadi kegagalan regimen lini
pertama adalah2
 bila lini pertama adalah 2 NRTI + 1 NNRTI = 2 NRTI baru + 1 PI
 bila lini pertama 3 NRTI = 1 NRTI + 1 NNRTI + 1 PI
Pilih 3 obat dengan warna yang berbeda, kecuali bila tersedia FDC,
otomatis menggunakan d4T, 3TC, dan NVP. 2

Gambar Pemilihan Anti Retrovirus Dengan 3 Warna Berbeda6

Dosis Obat ARV5,6

13
Terapi kombinasi direkomendasikan pada semua bayi, anak, dan remaja.
Penggunaan terapi kombinasi menunjukkan2
1. Progresifitas penyakit yang lebih lambat dan meningkatkan kelangsungan
hidup.
2. Menghasilkan respon virologik yang lebih besar dan lebih lama.
3. Memperlambat berkembangnya mutasi resistensi.
Adapun untuk melakukan perubahan regimen terapi antiretroviral bila
didapatkan keadaan seperti2
1. Kegagalan dari regimen sebelumnya dengan bukti terjadinya perburukan
penyakit berdasarkan parameter klinis, imunologik atau virologis.
2. Bila didapatkan toksisitas atau intoleransi terdapat regimen yang diberikan.
3. Bila terdapat data baru yang menunjukkan obat atau regimen baru lebih baik
dibanding regimen sebelumnya.
4. Adanya penurunan perkembangan neurologis yang berat.
5. Kegagalan pertumbuhan .
6. Progresifitas penyakit.

14
Mengapa itu Terjadi:

Perbedan teori dan fakta terjadi karena kurangnya ketelitian, pengetahuan


dan pengalaman saya. Gerogi bisa terjadi karena kurangnya keberanian saya
dalam mengghadapi audiens. Ketidak lanacaran dalam menyampaikan terjadi
karena saya kurang menguasai teori yang akan saya sampaikan. Saat itu tidak
semua siswa dapat diperiksa karena keterbatasan sarana prasarana yang ada.

Hal penting yang dapat saya pelajari dari kegiatan Ini:

Hal penting yang saya dapatkan dari kegiatan ini adalah pengalaman yang
sangat berarti dalam memberikan materi eksehatan kepada orang awam. Disini
saya di tuntut untuk dapat tampil di depan umum.

Apa yang perlu dipelajari lebih lanjut:

Saya harus lebih banyak membaca dan mengulang kembaali ilmu yang
saya dapt dan selalu belajar setiap melakukan kegiatan sehingga tidak lupa apabila
mengahadapi kondisi yang sama. Saya juga perlu meningkatkan keterampilan
saya dengan cara banyak berlatih. Saya juga harusberlatih terutama dalam hal
komunikasi agar pesan yang saya sampaikan dimengerti.

Nilai Agama danProfesionalisme yang Terkait:

Sebagai dokter kita juga harus memiliki sifat communicator agar dalam
menyampaikan pesan kesehatan dengan baik. Disini kita dituntut untuk
mencerdaskan orang awing yang belum mengerti mengenai suatu poenyakit.
Didalam agama juga melarang dengan keras pergaulan sex bebas dan juga
narkotika.

Daftar Pustaka:

1. Yogev R, Chadwick EG. Acquired immunodeficiency syndrome (Human


immunodeficiency virus). In: Kliegman, et al (eds). Nelson textbook of
pediatrics. 18th ed. Philadelphia: saunders, 2007.
2. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi &
Pediatri Tropis Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. 2012

15
Feedback dariPembimbingPuskesmas :

Feedback dariPembimbingKampus :

Nama Mahasiswa ................................................ TTD .........................

TTD .........................
Nama Pembimbing ................................................

TTD .........................
................................................

16
17
LAMPIRAN

Hasil Dokumentasi:

18

Anda mungkin juga menyukai