Deskripsi Kegiatan :
Saat itu semua siswa kelas 1,2 dan 3 SMA di kumpulkan jadi satu di aula.
Dimana semua siswa duduk berkumpul bersama-sama baik siswa maupun siswi.
Kemudian kami memepersiapkan alat-alat presentasi kami. Setelah semua siap
kepala sekolah member sambutan terlebih dahulu kemudian disusul oleh bidan
rosida selaku oenanggung jawab program ini dari puskesmas kosambi. Setelah itu
dilanjutkan pemberian materi mengenai HIV AIDS oleh saya sendiri. dengan slide
presentasi yang cukup ringkas dan menarik saya berhasil menarik simpati para
siswa dengan cara berdiskusi interaktif. Walaupun terkadang saya merasa gerogi
dan kurang lancar dalam menyampaikan karena masih membaca slide. Saya
appresiasi semangat dan perhatian dari siswa siswa yang menurut saya memiliki
1
rasa ingin tahu yang besar mengenai HIV AIDS. Tentu banyak pertanyaan-
pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka.
Diagnosis Holistik :
Tatalaksana:
Non-Medikamentosa:
2
Menghindari pergaulan sex bebas, narkobah suntik atau penggunaan jarum
suntuik secara bergantian.
Medikamentosa
3
REFLEKSI KEGIATAN
Tiba saatnya pemberian materi mengenai HIV AIDS oleh saya sendiri.
Dengan slide presentasi yang cukup ringkas dan menarik saya berhasil menarik
simpati para siswa dengan cara berdiskusi interaktif. Walaupun terkadang saya
merasa gerogi dan kurang lancar dalam menyampaikan karena masih membaca
slide. Saya apresiasi semangat dan perhatian dari siswa siswa yang menurut saya
memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai HIV AIDS. Tentu banyak
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka.
Tindakan yang sudah tepat menurut saya adalah mulai dimulai dari sisi
presentasi slide yang saya gunakan menurut saya rasa sudah cukup baik ringkas,
padat, tepat, banyak gambar-gambar yang mendukung materi penyampaian.
Sehingga para siswa dan siswi tertarik dan dapat interaktif. Kemudian cara
menyampaikan materi saya memulainya dengan pertanyaan kemudian berdiskusi
dan dilanjutkan materi. Yang menurut saya tidak membosankan dan tidak bikin
4
ngantuk. Kemudiam dari sisi tindakan pemeriksaan. Menurut saya sudah tepat
pertama-tama dengan pemeriksaan identitas terlebih dahulu kemudian inform
konsern. Tindakan diawali dengan antiseptic lalu dilanjutkan dengan penusukan
pada jari tengah, lalu darah yang keluar di letakkan dia tas rapid test. Dilanjutkan
pemeberian cairan rapid. Hasil di tunggu elama 20 menit.
Tindakan yang menurut saya masih kurang tepat adalah saya masih gerogi
dalam penyampaian materi terkadang juga tidak lancar dan harus membaca slide
terlebih dahulu. Dalam pemeriiksaan saya tidak menamai rapid test dengan
masing-masing individu. Sehingga tidak tahu dengan pasti milik siapa rapid test
ini.
Definisi
HIV (Human Immunodefficiency Virus) merupakan virus yang
menginfeksi sistem imun tubuh terutama Limfosit T CD4.1 Batasan infeksi HIV
pada bayi atau anak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus HIV baik secara
vertikal (dari ibu yang mengandung) maupun secara horizontal melalui transfusi
produk darah atau penularan lain yang jarang.1
Epidemiologi
Tiga populasi pediatri utama yang beresiko terinfeksi HIV adalah bayi –
bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi, penderita yang diberi produk darah
yang terkontaminasi dan remaja yang mendapat infeksi akut secara seksual atau
karena penggunaan obat – obat intravena.1
Menurut kemenkes RI 2014 kasus HIV sebanyak 150,296 sedangkan
AIDS sebanyak 55,799. Jumlah AIDS menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak
30,001 sedangkan perempuan sebanyak 16,149 di tahun 2014.
Etiologi
Virus penyebab defisiensi imun merupakan suatu virus RNA dari famili
Retroviridae yang masuk dalam genus Lentiviridae, dikenal dua jenis yaitu HIV-1
dan HIV-2. Genome HIV-1 mengandung 2 copy RNA rantai tunggal . Pada kedua
ujung genom terdapat region identik yang disebut long terminal repeats, yang
mengandung regulasi dan ekspresi gen HIV. Sisa dari genom termasuk 3 bagian
5
besar: region GAG, yang mengenkode protein inti virus (p24, p17, p9, p6, yang
berasal dari precursor p55); region POL, yang mengenkode enzim virus (yaitu
reverse transcriptase [p51], protease [p10], dan integrase [p32]); dan region ENV
yang mengenkode protein envelope virus (gp120 dan gp41, yang berasal dari
precursor gp160). Protein pengatur lainnya, seperti tat (p14), rev (p19), nef (p27),
vpr (p15), dan vif (p23), terlibat dalam transaktivasi, ekspresi m-RNA virus,
replikasi virus, meningkatkan import kompleks reverse transkripsi virus,
penurunan regulasi reseptor permukaan sel CD4 dan class 1 major
histocompatibility complex, sintesis DNA provirus, dan pelepasan virus.1
Infeksi HIV-1 adalah penyebab utama kelima kematian pada anak dari
umur 2-5 tahun pada banyak kota di Amerika Serikat Timur.1
Patofisiologi
Masa inkubasi virus HIV pada orang dewasa berkisar 3 bulan sampai
terbentuknya antibodi anti HIV. Manifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat
maupun bertahun-tahun kemudian. Khusus pada bayi di bawah umur 1 tahun,
diketahui bahwa viremia sudah dapat dideteksi pada bulan-bulan awal kehidupan
dan tetap terdeteksi hingga usia 1 tahun. Manifestasi klinis infeksi oportunistik
sudah dapat dilihat ketika usia 2 bulan.1
Infeksi primer HIV terjadi bila virion HIV dalam darah, semen, atau cairan
tubuh lainnya dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam sel orang lain
6
melalui fusi yang diperantarai oleh gp120 atau gp41 dari virus dan molekul CD4
(Limfosit T) dari pejamu. co-reseptor penting untuk fusi HIV dan masuknya virus
ke dalam sel diantaranya adalah chemokine CXCR4 (fusi) dan CCR5. Chemokine
lainnya (CCR1, CCR3) dapat berperan penting untuk fusi strain HIV tertentu.1
7
HIV
Mukosa/darah
Kelenjar regional
Virus bereplikasi
Viremia
Organ Limfoid
Manifestasi Klinis7
Gejala Non Spesifik (prodormal) HIV1
Demam
Gangguan pertumbuhan
Kehilangan berat badan (10% atau lebih)
Hepatomegali
Limfadenopati (diameter lebih dari 0.5 cm pada 2 tempat atau lebih
Splenomegali
Parotitis
Diare
Gejala Spesifik Infeksi HIV1
Gangguan tumbuh kembang dan fungsi intelek
Gangguan pertumbuhan otak
Defisit motorik yang progresif yang ditandai oleh 2 atau lebih gejala
berikut, paresis, tonus otot abnormal, refleks patologis, ataksi atau
gangguan melangkah
Lymphoid interstitial pneumonitis
Adanya infeksi sekunder :
o infeksi oportunistik seperti infeksi kandidiasis mulut yang dapat
menyebar ke esofagus, radang paru karena Pneumocystis carinii,
radang paru karena mikobakterium atipik, atau toksoplasmosis
otak, infeksi kriptokokus
o infeksi sekunder oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella enteritis yang
8
menimbulkan sepsis, meningitis, pneumonia dan abses organ
interna
o Infeksi virus yang berat dan berulang, stomatitis herpes yang
kronik dan berulang, herpes zoster multidermatomal atau luas
Keganasan sekunder seperti limfoma susunan saraf pusat primer,
Hodgkin’s B cell, non Hodgkin’s lymphoma, sarkoma Kaposi (umumnya
pada orang dewasa)
Penyakit tertentu yang lain seperti kardiomiopati dengan gagal jantung
atau aritmia, beberapa kelainan hematologik (tersering anemia dan
trombositopenia), glomerulonefropati, kelainan kulit seperti eksim,
seborrhoe, molluscum contagiosus yang berat dan berjalan lama. Perlu
dikemukan bahsa sebelum timbul gejala, umumnya telah dapat dijumpai
adanya gangguan fungsi imun.
9
10
Stadium Infeksi HIV berdasarkan nilai CD42
Diagnosis
11
Seperti halnya penyakit lain, diagnosis HIV ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.1 Anamnesis yang mendukung
kemungkinan adanya infeksi HIV diantaranya :
Prilaku sex bebas berganti-ganti pasangan
Penggunaan narkoba suntik
Lahir dari ibu dengan resiko tinggi bahkan positif
Penerima transfusi darah atau komponennya, lebih-lebih berulang
dan tanpa uji tapis HIV
Penggunaan obat parenteral atau intravena secara keliru (pecandu
narkotika)
Homoseksual atau biseksual
Gejala klinis yang mendukung yaitu adanya infeksi oportunistik, infeksi
yang berulang/berat, gagal tumbuh, ensefalopati yang menetap/progresif, penyakit
paru interstitial, keganasan sekunder, kardiomiopati, demam berkepanjangan,
diare kronik, dermatitis HIV dan lain-lain.1
Diagnosis definitif infeksi HIV pada bayi dan anak membutuhkan
ujidiagnostik yang memastikan adanya virus HIV.Uji antibodi HIV mendeteksi
adanya antibodi HIV yang diproduksi sebagaibagian respons imun terhadap
infeksi HIV. Pada anak usia ≥ 18 bulan, ujiantibodi HIV dilakukan dengan cara
yang sama seperti dewasa.2
Tatalaksana
Tatalaksana awal adalah memberi konseling pada orang tua kondisi infeksi
HIV dan resiko infeksi oportunistik, pemberian nutrisi yang cukup, pengawasan
tumbuh kembang, imunisasi dan pemberian obat anti retroviral (ARV).1
Untuk menilai kemungkinan pemberian ARV maka perlu diperhatikan2 :
a. Menilai kesiapan pasien dan orang tua/wali
b. Menghindari resiko resistensi obat
c. Memperhitungkn kemungkinan resiko interaksi obat-obat
d. Memperhitungkan kemungkinan resiko obat-makanan
e. Posologi dan formulasi obat untuk anak
f. Memperhitungkan resiko pemberian obat pada koinfeksi TB, Hepatitis
12
Bayi dan anak yang diagoisis HIV sudah tegak harus segera diberi ARV
bila3
Rejimen Lini Pertama Yang Direkomendasikan Adalah 2 Nucleoside
Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitor (NNRTI).3 Terapi antiretroviral lini kedua yang
direkomendasikan WHO untuk bayi dan anak bila terjadi kegagalan regimen lini
pertama adalah2
bila lini pertama adalah 2 NRTI + 1 NNRTI = 2 NRTI baru + 1 PI
bila lini pertama 3 NRTI = 1 NRTI + 1 NNRTI + 1 PI
Pilih 3 obat dengan warna yang berbeda, kecuali bila tersedia FDC,
otomatis menggunakan d4T, 3TC, dan NVP. 2
13
Terapi kombinasi direkomendasikan pada semua bayi, anak, dan remaja.
Penggunaan terapi kombinasi menunjukkan2
1. Progresifitas penyakit yang lebih lambat dan meningkatkan kelangsungan
hidup.
2. Menghasilkan respon virologik yang lebih besar dan lebih lama.
3. Memperlambat berkembangnya mutasi resistensi.
Adapun untuk melakukan perubahan regimen terapi antiretroviral bila
didapatkan keadaan seperti2
1. Kegagalan dari regimen sebelumnya dengan bukti terjadinya perburukan
penyakit berdasarkan parameter klinis, imunologik atau virologis.
2. Bila didapatkan toksisitas atau intoleransi terdapat regimen yang diberikan.
3. Bila terdapat data baru yang menunjukkan obat atau regimen baru lebih baik
dibanding regimen sebelumnya.
4. Adanya penurunan perkembangan neurologis yang berat.
5. Kegagalan pertumbuhan .
6. Progresifitas penyakit.
14
Mengapa itu Terjadi:
Hal penting yang saya dapatkan dari kegiatan ini adalah pengalaman yang
sangat berarti dalam memberikan materi eksehatan kepada orang awam. Disini
saya di tuntut untuk dapat tampil di depan umum.
Saya harus lebih banyak membaca dan mengulang kembaali ilmu yang
saya dapt dan selalu belajar setiap melakukan kegiatan sehingga tidak lupa apabila
mengahadapi kondisi yang sama. Saya juga perlu meningkatkan keterampilan
saya dengan cara banyak berlatih. Saya juga harusberlatih terutama dalam hal
komunikasi agar pesan yang saya sampaikan dimengerti.
Sebagai dokter kita juga harus memiliki sifat communicator agar dalam
menyampaikan pesan kesehatan dengan baik. Disini kita dituntut untuk
mencerdaskan orang awing yang belum mengerti mengenai suatu poenyakit.
Didalam agama juga melarang dengan keras pergaulan sex bebas dan juga
narkotika.
Daftar Pustaka:
15
Feedback dariPembimbingPuskesmas :
Feedback dariPembimbingKampus :
TTD .........................
Nama Pembimbing ................................................
TTD .........................
................................................
16
17
LAMPIRAN
Hasil Dokumentasi:
18