Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkup dunia pendidikan keperawatan untuk menyelesaikan studi S1

keperawatan mahasiswa harus menempuh pendidikan akademik dan profesi Ners dan

dalam setiap proses pendidikan keperawatan pasti akan ada proses evaluasi yang

sebut Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) yang diselengarakan oleh pemerintah

untuk mengetahui apakah lulusan S1 keperawatan itu kompeten atau tidak kompeten

dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat serta mampu

mengutamakan keselamatan pasien. Salah satu kompetensi yang harus dicapai

seorang perawat di Indonesia adalah keterampilan klinik, dimana perawat mampu

memperoleh dan mencatat informasi yang akurat dan penting mengenai pasien dan

keluarganya, melakukan prosedur sesuai SOAPIE (Subyektif, Obyektif, Assessment,

Planning, Implementasi, dan Evaluasi) dan melakukan prosedur keperawatan dengan

dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Uji kompetensi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar mahasiswa di

bidang kesehatan yaitu uji tertulis. Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), uji kompetensi ini dapat

dilaksanakan pada tahap akhir setelah menyelesaikan seluruh tahap pendidikan

(DIKTI, 2013)

Paradigma pendidikan keperawatan berkembang sesuai ilmu pengetahuan dan

teknologi serta peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.

1
2

Mahasiswa keperawatan dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan

klinik dan attitude dalam praktik keperawatan Kombinasi dari pengetahuan,

keterampilan dan sikap profesional yang diaplikasikan dalam berbagai aspek disebut

kompetensi dalam pendidikan keperawatan, karena itu Hampir dapat dipastikan,

mahasiswa yang menghadapi uji kompetensi akan mengalami kecemasan. Hanya

saja, tingkat kecemasan itu sendiri berbeda- beda pada setiap mahasiswa, ada yang

tinggi, sedang maupun rendah. Begitu pula halnya ketika menghadapi Uji

Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) sebagai kegiatan tahunan biasa bagi mahasiswa

keperawatan, namun ketegangan dan kecemasan sangat jelas bagi mahasiswa karena

uji kompetensi maksimal hanya bisa diikuti selama tiga kali dan mahasiswa harus

lulus supaya mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai perawat yang legal

oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI ) yang ada di Indonesia.

Menurut hasil penelitian MEDLINE dan data lainnya basis via OVID

berdasarkan strategi penelitian ini mengakibatkan di 152 artikel untuk mahasiswa

kedokteran. Setelah penghapusan artikel-artikel terkait, yang jumlah artikel menurun

menjadi 32 dari yang hanya sembilan artikel tetap untuk analisis. Sembilan studi

yang memasuki tinjauan sistematis dianalisis 3005 siswa. Frekuensi artikel yang

menunjukkan mempengaruhi faktor di akademik Kegagalan menunjukkan sebagai

berikut: 5 artikel tentang status perkawinan, 2 artikel di kedua pekerjaan, 2 artikel di

tinggal di asrama, 2 artikel di penerimaan di ujian masuk menggunakan keuntungan,

2 artikel di tingkat pendidikan, 3 artikel pada jeda waktu antara sekolah tinggi dan

universitas, 2 artikel kelas diploma, 3 artikel di maskulinitas,3 artikel di usia,2 artikel

pada program pendidikan dan insentif dan 1 artikel di adanya di kelas dan .Mencari
3

di artikel diindeks mengakibatkan di 1074 artikel untuk mahasiswa ilmu

kedokterandari yang 500 tidak relevan dan 300 artikel terkait lainnya dihilangkan.

Yang tersisa 274 artikel dipelajari oleh independen peneliti, dari mereka, penuh-teks

dari 74 artikel ditinjau dan akhirnya 23 2). Jumlah 7.316 siswa adalah

dipertimbangkan dalam 23 artikel. Frekuensi artikel yang menunjukkan faktor-faktor

yang mempengaruhi pada akademik kegagalan adalah sebagai berikut: 2 artikel

dilakukan pada gaya, 4 artikel belajar, 2 artikel siswa ditransfer, 6 artikel pada

masalah psikologis, 1 artikel di pekerjaan ibu, 1 artikel di tingkat gaji, 1 artikel pada

artikel jenis diploma, 1 artikel di bidang belajar, 7 artikel di ujian kecemasan,5 artikel

di status perkawinan, 3 artikel di kedua pekerjaan, 4 artikel di tinggal di asrama, 6

artikeldi penerimaan di ujian masuk menggunakan keuntungan, 2 artikel di tingkat

orang tua pendidikan, 5 artikel di jeda waktu antara sekolah tinggi dan universitas, 10

artikel di diploma rata,9 artikel pada maskulinitas, 4 artikel pada usia,3 artikel pada

program pendidikan dan insentif dan 2 artikel di absen di kelas (Azari et all, 2014)

Menurut hasil penelitian Sebanyak 120 mahasiswa dari 200 (60%) diisi

kuesioner. Ada 25,8% laki-laki dan 74,2% siswa perempuan. Di antara faktor yang

berbeda berkontribusi terhadap kecemasan ujian, beban saja luas (90,8%), kurangnya

latihan fisik atau gerak fisik (90%) dan durasi panjang ujian (77,5%) adalah faktor

yang paling penting yang dilaporkan oleh mahasiswa (DIKTI, 2013)

Menurut hasil penelilitan faktor-faktor penyebab kegagalan akademis

mahasiswa kesehatan adalah kecemasan ujian (test anxiety), beban terlalu luas,

kurangnya aktivitas fisik, durasi panjang ujian , gizi yang tidak tepat, belajar
4

sepanjang malam sebelum ujian, merasa tidak punya kendali atas situasi ujian, dan

kurang olahraga. (Hashmat et all, 2008).

Setiap tahun angka ketidakkelulusan mahasiswa yang mengikuti UKNI di

STIKES Suaka Insan semakin meningat, Seperti yang terjadi pada DIII angkatan

XIX (19) dengan jumlah 81 mahasiswa STIKES Suaka Insan yang mengikuti UKNI

dan menurut hasil UKNI yang diumumkan pada tanggal 8 November 2016 hanya 42

Mahasiswa yang lulus sebagai perawat yang kompeten dan mendapatkan STR dari

PPNI dan Sedangkan 39 peserta UKNI dari STIKES Suaka Insan dinyatakan tidak

kompeten dan tidak mendapakan STR. Karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui

faktor-faktor apa yang mempengaruhi kelulusan peserta UKNI di STIKES Suaka

Insan pada Mahasiswa S1 keperawatan angkatan V Di STIKES suaka insan yang

akan menghadapi UKNI .

Menurut hasil dari Studi pendahuluan dilakukan oleh penulis yang

dilaksanakan pada tanggal 16 november 2016 dengan metode wawancara pada

mahasiswa yang sudah menyelesaikan pendidikan akademik dan profesi Ners melalui

social media dan Wawancara dilakukan dengan meminta pendapat mahasiswa tetang

uji kompetensi,dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta yang

mengikuti uji kompetensi. Dari 10 mahasiswa 8 Mahasiswa menyatakan Faktor-

faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta yang mengikuti uji kompetensi adalah

kurangnya motivasi, durasi waktu ujian terlalu sempit, materi terlalu banyak, grogi,

takut gagal, tidak adanya dukungan sosial khususnya dari keluarga dan teman, blank,

kurang percaya diri, dan belajar semalaman. Faktor lainnya adalah gaya belajar

mahasiswa, metode belajar, menjawab soal yg lebih mudah terlebih dahulu,


5

memahami pertanyaan kasus, focus dan kosentrasi dalam menjawab soal, ikut

pembekalan untuk mengikuti uji kompetensi, mengikuti try out, dan keberuntungan

saat menjawab soal. Sedangkan 2 Mahasiswa mengatakan siap untuk menghadapi

UKNI karena sudah dipersiapkan dengan Latihan soal, Try out dan pengayaan-

pengayaan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta

Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan Banjarmasin “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukan diatas, maka yang menjadi focus

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka

Insan Banjarmasin tahun 2017 “?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelulusan Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan

Banjarmasin tahun 2017

2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan khusus untuk :

a. Mengidentifikasi faktor tingkat kecemasan ujian (test anxiety) peserta Uji

Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan


6

b. Mengidentifikasi faktor tingkat Motivasi peserta Uji Kompetensi Ners

Indonesia di Stikes Suaka Insan

c. Mengidentifikasi faktor Minat Belajar peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia

di Stikes Suaka Insan

d. Mengidentifikasi faktor Kemandirian Belajar peserta Uji Kompetensi Ners

Indonesia di Stikes Suaka Insan

e. Mengidentifikasi faktor Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa

yang menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan

f. Mengidentifikasi faktor Komunikasi Interpersonal Mahasiswa dan Teman

Sebaya yang menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka

Insan

g. Mengidentifikasi faktor Disiplin Beajar peserta Uji Kompetensi Ners

Indonesia di Stikes Suaka Insan

h. Mengidentifikasi faktor Sarana dan Prasarana peserta Uji Kompetensi Ners

Indonesia di Stikes Suaka Insan

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tetang faktor- faktor

apa saja yang mempengaruhi kelulusan peserta uji kompetensi dan dapat

digunakan sebagai masukan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang akan

menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan dan

Mahasiswa mampu Menerapkan teori Patricia Benner tentang kompetensi


7

perawat dan teori Slamento tentang belajar sehingga bisa mendapatkan hasil

belajar atau kelulusan.

2. Maanfaat Praktis

a. Institusi Stikes Suaka Insan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Faktor-

faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia

di Stikes Suaka Insan kepada pihak institusi sehingga dapat meningkatkan

kualitas belajar pada mahasiswa agar lebih mempersiapkan mahasiswa

peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan sehingga bisa

meningkatkan angka kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia di

Stikes Suaka Insan

b. Dosen Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Faktor-

faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia

di Stikes Suaka Insan kepada Dosen Keperawatan sehingga dapat

menentukan metode pembelajaran yang paling efektif pada mahasiswa agar

mempersiapkan mahasiswa peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia di Stikes

Suaka Insan sehingga bisa meningkatkan angka kelulusan peserta Uji

Kompetensi Ners Indonesia di Stikes Suaka Insan

c. Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners


8

Indonesia di Stikes Suaka Insan sehingga mahasiswa melakukan persiapan

dan mematangkan persiapannya ketika akan mengikuti uji kompetensi.

d. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Faktor-

faktor yang mempengaruhi kelulusan peserta Uji Kompetensi Ners Indonesia

di Stikes Suaka Insan kepada Peneliti adalah Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan dan menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu

yang didapat selama kuliah .

E. Keaslian Penelitian

1. Tiurlina Siregar (2013 ). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Ujian

Nasional (UN) IPA Di SMA Negeri 2 Tigi Kabupaten Deiyai Provinsi Papua.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Ada pun

teknik yang digunakan angket untuk memperoleh data yang relevan dari

responden dan metode kualitatif dengan teknik fokus grup diskusi (FGD). Dari

hasil penelitian diperoleh hasil ujian nasional di SMA Negeri 2 Tigi Kabupate

Deiyai, Provinsi Papua pada mata pelajaran : Fisika (36,46 ), Biologi (49,6) dan

Kimia (72,91). Perbedaannya adalah Subjek penelitian: Siswa Di SMA Negeri 2

Tigi dan Tempat penelitian: Negeri 2 Tigi Kabupaten Deiyai Provinsi Papua serta

Variabel penelitian : Ujian Nasional sedangkan Persamaan Variabel penelitian

Analisis Faktor-Faktor

2. HPEQ Student ( 2013 ). Kajian Awal: Tingkat Pengetahuan, Persepsi,dan Sikap

Mahasiswa Terhadap Uji Kompetensi Pendidikan Tinggi Di Indonesia. Secara

umum, kajian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem uji
9

kompetensi untuk pendidikan tinggi kesehatan yang diberlakukan di Indonesia.

Hasil : Hampir seluruh mahasiswa Responden memiliki pengetahuan dan persepsi

yang baik tentang uji kompetensi serta menyatakan sikapnya mendukung

pelaksanaan uji kompetensi. Perbedaaannya adalah Subjek penelitian: Perwakilan

mahasiswa semua jurusan kesehatan di Indonesia dan Variabel penelitian:

persepsi mahasiswa tentang uji kompetensi sedangkan Persamaan : Variabel

penelitian: uji kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai