Anda di halaman 1dari 12

1.

Sarkopenia
a. Pertama kali diungkapkan Rosenberg ditahun 1989, SARKOPENIA bermakna
kehilangan masa otot.

b. Pengertian sarkopenia meluas yang mencakup berbagai perubahan degenerasi otot


rangka pada usia lanjut (Doherty, 2003).

c. Degenerasi otot rangka dipengaruhi inaktivitas tubuh dan penurunan inervasi


motorik.

d. Latihan kekuatan otot dilaporkan memperlambat sarkopenia.

e. Kekuatan kontraksi otot rangka berkurang.

 Mulai berkurang sejak usia 60 tahun.

 Usia 85 tahun, kekuatan otot ½ dewasa muda.

f. Masa otot rangka berkurang.

 Penurunan 10% masa otot rangka setiap dekade dimulai pada usia 45 tahun
(Barnes cit. Janssen & Ross, 2005).

 Jaringan otot digantikan jaringan ikat fibrous & jaringan lemak -- > kelemahan
otot -- > lower limbs >> upper limbs

g. Peningkatan proporsi serabut otot tipe I (lambat-oksidatif), penurunan proporsi


serabut otot tipe II (cepat-glikolitik).

Gambar. Mekanisme sarkopenia

2. Pengaturan Suhu Tubuh


Suhu inti tubuh lanjut usia tidak berbeda bermakna dibandingkan individu yang lebih
muda. Begitu pula variasi irama sirkadian suhu tubuh, yang dipengaruhi oleh jenis
kelamin (laki-laki).
Muda Tua
Suhu basal tidak ada
perubahan suhu
tubuh basal
ritme sirkadian perubahan kecil
dalam ritme
sirkadian T2

 Respon Suhu Tubuh terhadap Cold Stress

Muda Tua
Vasokonstriksi perifer Berkurang
vasokonstriksi perifer
Produksi panas Berkurang produksi
metabolik panas metabolik

 Respon Suhu Tubuh terhadap Heat Stress


Muda Tua
Fungsi kelenjar Berkurangnya fungsi
keringat kelenjar keringat
Aliran darah kulit Berkurangnya aliran
darah kulit
curah jantung Sedikit peningkatan
pada curah jantung
Distribusi aliran darah Kurang distribusi ulang
kembali aliran darah dari
sirkulasi ginjal dan
splanknik

3. Sistem Kardiovaskular
- Tidak semua parameter KV berubah/menurun pada usia lanjut.
- Sistem KV dapat beradaptasi/kompensasi pada usia lanjut.
- Hipertrofi adaptif sebagai adaptasi terhadap peningkatan tekanan
darah sistolik.
- Peningkatan pengisian diastolik akhir sebagai kompensasi penurunan
pengisian diastolik awal.
a. Jantung
Saat istirahat:

- Fungsi sistolik tidak berubah, fungsi diastolik terganggu.


- Sistolik: fraksi ejeksi, volume sekuncup (stroke volume), frekuensi
denyut jantung, curah jantung normal.
- Diastolik: pengisian diastolik awal berkurang, dikompensasi dengan
pengisian diastolik akhir.

Saat beraktivitas/olahraga:

- Penurunan respon peningkatan frekuensi denyut jantung (penurunan


20-30%).
Jantung tidak berespon terhadap stimulasi adrenergik β.

Perubahan curah jantung berdasarkan mekanisme Frank-Starling.

- Pemanjangan kontraksi ventrikel, pelambatan relaksasi ventrikel -- >


Gagal jantung diastolik
- Penurunan respon inotropik terhadap digitalis.

b. Pembuluh Darah
- Komplians (kemampuan distensi) menurun; kekakuan meningkat.
- Vasodilatasi yang diinduksi Ach, adrenergik β2 terganggu.
- Resistensi perifer total meningkat; tekanan darah sistolik meningkat;
tekanan nadi meningkat.
- Refleks baroreseptor menurun.

4. Kesimbangan Energi

5. Anoreksia
 Patologis

 Sitokin (IL-1, IL-2, IL-6, TNF-α)

 Depresi
Gambar. Mekanisme anoreksia pada usia lanjut

6. Jaringan Tulang
 Usia muda: produksi jaringan tulang >> kehilangan jaringan tulang -- > remodelling
tulang

 Usia dewasa: produksi jaringan tulang ≈ kehilangan jaringan tulang

 Usia pertengahan: pada perempuan yang mulai menopause produksi estrogen


menurun -- > resorpsi tulang >> deposisi tulang

 Usia tua: kehilangan jaringan tulang >> deposisi

 Perempuan: tulang lebih sedikit dan lebih kecil daripada laki-laki + menopause -- >
mudah terkena osteoporosis

 Demineralisasi (kehilangan kalsium dan mineral lainnya dari matriks ekstra selular) --
> kehilangan masa tulang -- > rentan patah tulang , timbul deformitas, nyeri,
penurunan tinggi badan dan kehilangan gigi

 Pada perempuan: mulai usia 30 tahun -- > laju kehilangan masa tulang = 8%
per 10 tahun -- > usia 70 tahun: 30% masa tulang hilang

 Pada laki-laki: mulai usia 60 tahun -- > laju kehilangan 3% masa tulang per 10
tahun

 Sintesis protein (kolagen) & GH menurun -- > kekuatan tarik (tensile strength)
menurun -- > tulang menjadi rapuh

 dan atau GH menurun -- > kolagen <<< -- > tensile strength menurun -- >
Gambar. Pengaruh jenis kelamin usia lanjut terhadap kehilangan trabekula tulang

Gambar. Pengaruh jenis kelamin usia lanjut terhadap kehilangan endosteum dan
periosteum

7. Sendi
 Penurunan produksi cairan sendi

 Kartilago artikular << tipis

 Ligamen memendek -- > fleksibilitas <<

 Degenerasi pada sendi lutut, sendi siku, sendi panggul dan sendi bahu (usia 80
tahun)

 Kolumna vertebral mengalami degenerasi -- > postur tubuh membungkuk; tekanan


pada akar syaraf

 Osteoartritis dipengaruhi usia (70 tahun)

8. Sistem Saraf
 Neuron dan sel glia.

 Plastisitas (NGF).

 Sawar darah otak terganggu, terutama penetrasi substansi lipofilik.

 Perfusi menurun pada sebagian area otak (regio fronto-kortikal).

 Transpor asam amino terganggu.

 Perubahan neurokimiawi:

 Peningkatan 5-HT

 Penurunan dopamin

 Penurunan reseptor NMDA

 Perubahan glutamat, GABA, aspartat, glutamin, arginin, taurin, glisin.

 Penurunan melatonin.

 Penurunan kecepatan hantar impuls.

Gambar. Kerangka kerja penampilan fisik

Gambar. Model diasabilitas


Gambar. Model diasabilitas yang diperbarui

9. Sistem Integumentum
 Dimulai pada usia 40 tahun

 Protein pada dermis

 Kolagen : menurun jumlahnya, kaku, terbelah, tidak berbentuk, kusut.

 Serabut elastik : elastisitas menurun, menebal untuk membentuk gumpalan,


terkoyak -- > mudah ditemui pada perokok.

 Fibroblas : menurun jumlahnya

 Kulit mempunyai celah, dan timbul alur -- > berkerut

 Makrofag : jumlah dan fungsi menurun -- > sistem imun menurun

 Kelenjar sebasea : ukuran berkurang -- > kulit kering & pecah -- > rentan terkena
infeksi

 Produksi keringat menurun -- > insidensi heat stroke meningkat pada orangtua

 Melanosit :

 Fungsi menurun -- > pigmentasi kulit yang atipikal (tidak khas); rambut
beruban

 Ukuran menurun -- > blotching pigmentation (age spots)

 Kehilangan rambut meningkat karena degenerasi folikel rambut

 Dinding pembuluh darah pada dermis semakin menebal dan menurun


permeabilitasnya

 Jaringan lemak subkutan menghilang

 Kulit lansia-terutama bagian dermis-lebih tipis daripada kulit orang muda.


 Migrasi sel dari lapisan basal ke lapisan di atasnya berlangsung lebih lambat

 Penyembuhan luka kurang bagus dan kulit lebih rentan terkena berbagai macam
kelainan penyakit kulit.

 Pertumbuhan kuku & rambut melambat

 Kuku rapuh karena dehidrasi

10. ROSACEA
 Penyakit kulit yang menyerang wajah. Kulit menjadi kemerahan, timbul bintil yang
padat atau berisi nanah, dan pembuluh darah menjadi tampak jelas, khususnya pada
bagian hidung, pipi, dagu serta dahi. Kadang terdapat sensasi terbakar pada mata.

 Umumnya terjadi pada perempuan berusia 30 tahun ke atas.

11. Sistem Saraf


Otak tumbuh pesat pada tahun-tahun pertama kehidupan melalui peningkatan
ukuran neuron, proliferasi dan pertumbuhan neuroglia, pertumbumbuhan cabang-
cabang dendrit dan hubungan sinaps.

Sejak usia dewasa muda, penurunan masa otak sudah berlangsung -- > usia 80 tahun,
masa otak 7% lebih ringan karena jumlah hubungan sinaps menurun -- > kapasitas
transmisi impuls menurun -- > kemampuan memproses informasi menurun,
kecepatan konduksi menurun -- > gerakan motoril volunter menurun, reflex time
menurun

12. Special Senses


 Usia 50 tahun mulai terjadi gangguan rasa dan bau karena degenerasi reseptor
olfaksi dan gustasi

 Lensa mata

 Kurang elastis -- > presbiopia;

 Kurang transparan -- > katarak

 Sklera

 lebih tebal dan kaku; berwarna kekuningan/ kecoklatan karena paparan sinar
UV, angin dan debu

 muncul bercak-bercak pigmen

 Iris:

 Pigmentasi
 M.konstriktor pupil dan M.dilator pupil melemah -- > pupil menjadi lebih kecil
-- > reaksi terhadap cahaya menurun; mata berdilatasi lebih lambat saat
gelap:

 Lansia melihat objek tidak begitu terang;

 Adaptasi mata yang lebih lambat saat pergi keluar rumah;

 Mata beradaptasi lebih lambat dari terang ke gelap

 Retina rentan terhadap:

 Age related macular disease (ARMD)

 Ablasio retina

 Humor aqueous -- > akumulasi -- > glaukoma

 Produksi air mata berkurang + jumlah sel mukus pada konjungtiva menurun -- >
mata kering

 Kelopak mata kehilangan elastisitasnya -- > berkerut

 Lemak di sekitar orbita berkurang -- > bola mata tenggelam

 Ketajaman penglihatan menurun

 Persepsi warna dan kedalaman objek berkurang

 Usia 60 tahun -- > 25% subyek lansia mengalami kehilangan fungsi pendengaran,
khususnya suara dengan intonasi tinggi -- > degenerasi sel rambut pada organ spiral
dan atau jalur saraf pendengaran

 Lansia juga seringkali mengalami tinitus & degenerasi vestibular

13. Sistem Endokrin


 Secara umum, kelenjar endokrin mengecil

 Produksi GH menurun -- > atrofi otot rangka

 Produksi hormon tiroid menurun:

 Laju metabolisme menurun

 Peningkatan lemak tubuh; hipotorid

 TSH meningkat
 Diet kalsium menurun -- > PTH meningkat ; calcitonin menurun -- > osteoporosis

 Kelenjar adrenal

 Produksi kortisol dan aldosteron menurun

 Produksi epinefrin dan norepinefrin tidak berubah

 Kelenjar pankreas

 Kurang respon dalam melepaskan insulin (sementara itu, sensitivitas reseptor


insulin menurun) -- > kadar gula darah (glukosa) meningkat lebih cepat dan
menurun lebih lambat

 Ovarium:

 Ukuran berkurang

 Respon terhadap gonadotropin berkurang:

 Estrogen menurun

 Osteoporosis

 Hiperkolesterolemia

 Aterosklerosis

 FSH dan LH meningkat

14. Sistem Kardiovasa


 Aorta: komplians menurun

 Jantung: ukuran serabut otot jantung menurun; kekuatan otot jantung menurun,
curah jantung menurun, frekuensi denyut jantung maksimal menurun, tekanan darah
sistolik meningkat

 Kolesterol darah meningkat, rasio LDL:HDL menurun

 Insidensi PJK, gagal jantung dan stroke meningkat

15. Sistem Imun


 Rentan terhadap infeksi dan keganasan

 Respon terhadap vaksin menurun

 Produksi autoantibodi meningkat


 Sel B & sel T: respon terhadap antigen & respon terhadap infeksi menurun

16. Sistem Respirasi


 Saluran nafas: kurang elastis dan lebih kaku

 Dinding dada lebih kaku

 Penurunan kapasitas paru

 Penurunan konsentrasi O2 dalam darah, aktivitas makrofag, aksi silier -- > rentan
terkena pneumonia, bronkitis, emfisema.

17. Sistem Digesti


 Penurunan sekresi, motilitas, penurunan kekuatan dan tonus otot pencernaan

 Perubahan umpan balik sensorineuron, seperti enzim dan hormon

 Penurunan respon nyeri dan sensasi internal

 Usus halus : ulkus duodenum, maldigesti dan malabsorpsi

 Upper GI : penurunan sensitivitas terhadap iritasi mulut dan nyeri

 Kehilangan rasa

 Penyakit periodontal

 Kesulitan menelan, hernia hiatal, gastritis dan ulkus peptikum

 Insidensi appendisitis, masalah kandung empedu, ikterik, sirosis dan pnkreatitis akut
meningkat

 Usus besar: konstipasi, hemorrhoid, dan penyakit divertikulosis

 Insidensi ca kolon/rektum meningkat

18. Sistem Urinarius


 Ginjal mengecil, berkurang aliran darahnya, dan lebih sedikit darah yang difiltrasi

 Insidensi : Inflamasi akut/ kronis pada ginjal dan Batu ginjal meningkat

 Sensasi haus menurun -- > dehidrasi

 Kandung kemih menurun kapasitasnya

 Infeksi saluran kemih meningkat


Gambar. Model succesful aging

Penutup

Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah
serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?”
Beliau menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali
satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.”
(HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi,
beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain,
4/486)

Anda mungkin juga menyukai