Anda di halaman 1dari 12

Nama : Diana Kurniawati

Nim : 010.06.0054

1. Jelaskan penatalaksanaan dan komplikasi pencabutan gigi

Jawaban
Penatalaksaan dari pencabutan gigi ada dua. Cara yang pertama sering dilakukan
pada kebanyakan kasus biasanya disebut pencabutan dengan tang, yang terdiri atas
pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau elevator (bein) atau
keduanya. Metode ini juga disebut pencabutan intra-alveolar.
Metode yang lain adalah dengan pembelahan gigi atau akar gigi dari perlekatan
tulangnya. Pemisahan ini dilakukan dengan membuang sebagian tulang yang menutupi
akar gigi, kemudian pencabutan dilakukan dengan menggunakan tang atau bein, metode
ini disebut trans-alveolar.
a. Pencabutan intra-alveolar
pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau dengan
keduanya. Metode ini juga disebut forceps extraction dan meruapakan metode yang
biasa dilakukan pada sebagian besar kasus pencabutan gigi
Dalam metode ini instrument yang digunakan yaitu tang atau bein ditekan masuk
kedalam ligament periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila
akar telah terpegang kuat oleh tang, lakukan gerakan kearah buko-lingual atau buko-
palatal dengan maksut menggerakan gigi dan songketnya. Gerakan rotasi kemudian
dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan
haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari.
b. Pencabutan trans-alveolar
Pada beberapa kasus terutama pada gigi infaksi, pencabutan dengan metode intra-
alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan
dengan metode trans-alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih

1
dahulu mengambil sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini sering juga disebut
metode terbuka atau metode bedah yang digunakan pada kasus-kasus
 Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra-alveolar
 Gigi yang mengalami hipersementosis atau ankilosis
 Gigi yang mengalami germentasi atau laserasi

Komplikasi pencabutan gigi

Jawaban
Berbicara masalah pencabutan gigi tidak terlepas dari beberapa komplikasi
normal yang menyertainya seperti terjadinya perdarahan sesaat, odem (pembengkakan)
dan timbulnya rasa sakit.
1. Perdarahan mungkin merupakan komplikasi yang dianggap ditakuti oleh dokter
maupun pasien karena dianggap dapat mengancam hidup
2. Infeksi
Meskipun jarang terjadi tetapi hal ini jangan dianggap sepele. Bila terjadi dokter
dapat memberikan resep berupa antibiotic untuk pasien yang beresiko infeksi.
3. Pembengkakan
Keadaan ini terjadi akibat perdarahan yang hebat saat pencabutan gigi. Ini terjadi
karena bermacam hal seperti kelainan sistemik pada pasien
4. Rasa sakit
Rasa sakit pasca operasi akibat trauma jaringan keras dapat berasal dari cederanya
tulang karena terkena instrument ataau bur yang terlalu panas selama pembuangan
tulang
5. Fraktur mahkota gigi

2
2. Gambarkan anatomi dan jaringan pendukung gigi

Jawaban

Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar.Mahkota gigi menjulang di atas
gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di bawahnya.Gigi dibuat dari bahan
yang sangat keras, yaitu dentin.Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa.(Pearce,
1979)

Gambar 2.4 Diagram potongan sagital gigi molar pertama bawah manusia (Fawcett, 2002)

Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris maksila


dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului oleh satu set
sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan setelah lahir dan lengkap
pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara umur enam dan tiga belas, dan diganti
secara berangsur oleh gigi permanen, atau suksedaneus. Proses penggantian gigi ini
berlangsung sekitar 12 tahun sampai gigi geligi lengkap, umumnya pada umur 18, dengan
munculnya molar ketiga atau gigi kebijakan. (Fawcett, 2002)
Semua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau gingival,
dan satu atau lebih akar gigi meruncing yang tertanam di dalam lubang atau alveolus di
SSdalam tulang maksila atau mandibula.Batas antara mahkota dan akar gigi disebut leher
atau serviks. (Fawcett, 2002)

3
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:
a. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2 gigi seri, 1
taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
b. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham untuk total
keseluruhan 32 gigi.

Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan).


Mengunyah ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan
bawah.Gerakan lidah dan pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan linak
ke palatum keras 4ensit gigi-gigi. (Pearce, 1979)
Makanan yang masuk kedalam mulut di potong menjadi bagian-bagian kecil dan
bercamput dengan saliva unutk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

Komponen-komponen gigi meliputi:


a. Email
Email gigi adalah substansi paling keras di tubuh. Ia berwarna putih kebiruan dan
hampir transparan. Sembilan puluh smebilan persen dari beratnya adalah mineral
dalam bentuk Kristal hidroksiapatit besar-besar.Matriks organic hanya merupakan
tidak lebih dari 1% massanya.(Fawcett, 2002)
b. Dentin
Dentin terletak di bawah email, terdiri atas rongga-rongga berisi cairan. Apabila
lubang telah mencapai dentin, cairan ini akan menghantarkan rangsang ke pulpa,
sehingga pulpa yang berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal rasa sakit itu
ke otak. (Maulani, 2005)
Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak
kekuningan. Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras.Bahannya 20%
organic dan 80% anorganik. (Fawcett, 2002)
c. Pulpa
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi.Bagian atap pulpa merupakan
bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi.Pulpa mempunyai hubungan dengan
jaringan peri- atau interradikular gigi, dengan demikian juga dengan keseluruhan

4
jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium
juga akan terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan
memengaruhi jaringan di sekitar gigi. (Tarigan, 2002)
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi, misalnya
tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan akar lebih dari satu, akan
terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar, disebut
orifisum. Dari orifisum ke foramen apical disebut saluran akar.Bentuk saluran akar
ini sangat bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain kadang-kadang
juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu, tidak bermuara ke
jaringan periodontal. (Tarigan, 2002)
Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan 25% bahan 5ensiti, yaitu:
- Glukosaminoglikan
- Glikoprotein
- Proteoglikan
- Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat. (Tarigan,
2002)
Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. (Pearce,
1979)
Pada saluran akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga jaringan saraf,
yang masuk ke rongga pulpa dan membentuk percabangan jaringan yang teratur serta
menarik.Jaringan yang memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apical, tempat
arteri dan vena masuk serta keluar.Selain pembuluh darah dan jaringan limfe,
jaringan saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen 5ensit. (Tarigan, 2002)
d. Sementum
Akar gigi ditutupi lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang sangat
mirip tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dari
jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat kolagen, glikoprotein,
dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Bagian servikal dan lapis tipis dekat
dentin adalah sementum aselular.Sisanya adalah sementum selular, dimana terkurung
sel-sel mirip osteosit, yaitu sementosit, dalam 5ensit dalam matriks. (Fawcett, 2002)

5
Jaringan Sekitar Rongga Mulut
Jaringan sekitar mulut (Harshanur, 1991):
1. Bibir dengan bagian-bagian
a. Bibir atas
b. Bibir bawah
c. Tepi bibir
d. Sudut bibir (commisure) dimana bibir atas dan bawah bertemu
e. Tuberkel yaitu tonjolan bulat pada bibir atas tengah bawah
2. Filtrum
Yaitu lekukan antara tuberkel dan hidung.
3. Labiomental groove
Yaitu groove yang berjalan horizontal di bawah bibir bawah yang membatasi dagu.
4. Nasolabial groove
Yaitu lekukan antara hidung/nasal dan bibir/labia.
5. Dagu

Di sebelah depan, mulut dibatasi oleh bibir dan otot-otot yang melingkarinya.
Bibir ini merupakan peralihan dari kulit dan selaput lendir.Perbedaannya dengan kulit
adalah bahwa bibir tidak mempunyai lapisan tanduk dan lapisan epidermisnya
tipis.Warna merah pada bibir disebabkan oleh warna merah darah dalam kapiler di
bawahnya.Karena kulitnya tipis, bibir juga merupakan bagian yang 6ensitive pada
manusia. (Wibowo, 2005)
Pada orang yang kurang darah (anemia) warnanya pucat, sedangkan pada mereka
yang darahnya mengalami gangguan oksigenasi & karbonisasi, darah dapat menjadi
kebiru-biruan. (Wibowo, 2005)

6
3. Apa yang dimaksud dengan DHE

Jawaban
Dental Health Education (DHE) adalah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu atau kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang
setinggi-tingginya.
DHE adalah kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk memberikan pemahan tentang pentingmya merawat kesehatan rongga
mulut sejak dini. Dalam penyluhan ini juga disertakan dengan demontstasi langsung cara
menyikat gigi yang benar.

Teknik penyikatan gigi sudah banyak diperkenalkan dewasa ini, tetapi


metode penyikatan gigi yang dapat memenuhi persyaratan ideal hanya ada beberapa saja:
1. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaan gigi, khususnya
daerah lehergingival dan regio interdental. Teknik menggosok memang dapat
membersihkan daerahkonveksitas gigi tetapi
2. Gerakkan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak atau jaringan keras.
Metode penyikatan vertikal dan horizontal dapat menimbulkan resesi.
3. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari. Teknik yang dianggap
mudah olehindividu tertentu mungkin saja dianggap sulit oleh individu lainnya;
oleh karena itu, setiapindividu memerlikan pengarahan khusus.
4. Metode harus tersusun dengan baik setiap bagian gigi geligi dapat disikat
bergantian dan tidakada daerah yang terlewatkan. Rongga mulut dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok tergantung pada besar lengkung rahang dan besar
sikat gigi.Teknik penyikatan gigi dapat diperlihatkan baik dengan menggunakan
model rahang ataulangsung dalam pasien.

7
Tekhnik Penyikatan Gigi :

1. Tekhnik Horizontal

Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti menggosok lantai.
Teknik ini biasanya dianjurkan pada anak-anak.

2. Teknik Fone

Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan melingkar
selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal, lingual digosok dengan gerakan maju
mundur. Teknik ini baik untuk gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.

3. Teknik Charter

Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut 45º, sikat ditekan
sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara kedua gigi
kemudian dengan gerakan memutar pada gagangnya, ujung sikat dipertahankan pada
posisi ini. Tehnik ini dianjurkan untuk pendertia dengan daerah interdental yang
terbuka.

4. Teknik Roll

Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang sensitive. Bagian
samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat
mengarah ke apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar
perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga
bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat dengan
gerakan rotasi.

8
5. Teknik Stillman

Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota gigi,
digerakan maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan kali tiap daerah
interproksimal, membersihkan dan memijat.

6. Teknik Fisiologik

Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke oklusal dengan
gerakan untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
penurunan gusi.

7. Teknik Bass

Teknik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik digunakan
bila gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat menimbulkan rasa sakit
bila digunakan pada jaringan yang terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung
sikat harus dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat
terhadap sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher ginggiva. Sikat
kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan gerakan memutar yang
kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher ginggiva dan juga terdorong masuk
diantara gigi.

4. Bagaiman proses terjadinya karies gigi

Jawaban

Proses terbentuknya karies dimulai dari terbentuknya asam pada rongga mulut,
karbohidrat (gula), mikroorganisme, asam dan plak gigi berperan dalam proses
pembentukan karies.

Dalam keadaan normal didalam mulut terdapat bakteri dari jumlah kecil sisa
makanan, terutama gula dan karbohidrat yang tertinggal pada tempat-tempat tertentu
pada gigi, oleh karena sisa makanan tersebut akan diubah menjadi asam melalui proses

9
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit
demi sedikit. Asam yang terbentuk dapat mengikis email. Bakteri asam, sisa makan, serta
protein saliva bergabung membentuk bahan lengket dan melekat pada gigi yang disebut
plak. Kemudian bakteri dan plak mulai bekerja 20 menit setelah makan. Asam yang
terbentuk bersifat tajam dan dapat mengikis email. Asam yang di produksi dalam plak
merusak email gigi. Kemudian bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam
dan menginfeksi lapisan berikutnya yaitu Dentin. Jika tidak dirawat proses ini akan terus
berjalan sehingga lubang akan semakin dalam. Karies gigi biasanya belum menimbulkan
keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian pulpa gigi, Karena pulpa penuh dengan saraf
dan pembuluh darah akibat terinfeksi makan akan timbul rasa sakit yang terus menerus.

5. Bedakan traumatis stomatitis dan recurrent stomatitis


Jawaban
a. Recurrent apthous stomatitis ulser suatu kelainan yang ditandai dengan
berulangnya ulser dan terbatas pada mukosa rongga mulut pasien tanpa adanya
tanda-tanda penyakit lainnya
b. Traumatis stomatitis adalah bentukan lesi ulseratif yang disebabkan oleh adanya
trauma berupa bahan-bahan kimia, panas, listrik, atau gaya mekanik.

6. Apa yang dimkasud dengan phlegmon

Jawaban

Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman sreptococus yang
menginfeksi lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat
menutup saluran nafas.

Salah satu infeksi odotogenik yang sering terjadi adalah Phlegmon. Phlegmon
atau Ludwig's anginaadalah suatu penyakit kegawatdaruratan, yaitu terjadinya

10
penyebaran infeksi secara difus progresif dengan cepat yang menyebabkan timbulnya
infeksi dan tumpukan nanah pada daerah rahang bawah kanan dan kiri (submandibula)
dan dagu (submental) serta bawah lidah (sublingual), yang dapat berlanjut menyebabkan
gangguan jalan nafas dengan gejala berupa perasaan tercekik dan sulit untuk bernafas
secara cepat (mirip dengan pada saat terjadinya serangan jantung yang biasa dikenal
dengan angina pectoris). Sedangkan Ludwig's angina sendiri berasal dari nama seorang
ahli bedah Jerman yaitu Wilhem Von Ludwig yang pertama melaporkan kasus tersebut.

Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus yang
menginfeksi lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat
menutup saluran nafas. Phlegmon berawal dari infeksi pada gigi (odontogenik), 90%
kasus diakibatkan oleh odontogenik, dan 95% kasus melibatkan submandibula bilateral
dan gangguan jalan nafas merupakan komplikasi yang berbahaya dan seringkali
merenggut nyawa. Angka kematian sebelum dikenalnya antibiotik mencapai angka 50%
dari seluruh kasus yang dilaporkan, sejalan dengan perkembangan antibiotika, perawatan
bedah yang baik, serta tindakan yang cepat dan tepat, maka saat ini angka kematian
(mortalitas) hanya 8%.

Kata angina pada Ludwig's angina dihubungkan dengan sensasi tercekik akibat
obstruksi saluran nafas secara mendadak. Penyakit ini merupakan infeksi yang berasal
dari gigi akibat perjalaran pus dari abses periapikal.

Gejala dari Ludwig's angina yaitu :

 sakit dan bengkak pada leher


 leher menjadi merah
 demam
 lemah dan lesu
 mudah capek
 kesulitan bernafas

11
DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: EGC.
Harshanur, Itjiningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.
Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak, Panduan Orang Tua dalam Merawat dan
Menjaga Kesehatan Gigi bagi Anak-Anaknya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Swartz, Mark H. 1989. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.
Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia.

12

Anda mungkin juga menyukai