1. Strategi penentuan jenis pohon yang diprioritaskan untuk reklamasi tambang:
a. Jenis lokal pioner. b. Cepat tumbuh tetapi tidak membutuhkan biaya yang mahal. c. Menghasilkan serasah yang banyak dan mudah terdekomposisi. d. Sistem perakaran yang baik dan mampu bersimbiosis atau berhubungan timbal balik dengan mikroba tertentu. e. Merangsang datangnya vector pembawa biji. f. Mudah dan murah dalam perbanyakan, penamanan dan pemeliharaan. 2. Jenis tanaman atsiri yang dapat digunakan reklamasi lahan tambang dan keunggulannya: a. Serai wangi Pembudidayaannya tidak terlalu rumit serta tanaman ini dapat hidup di lahan-lahan marginal bahkan lahan bekas tambang. b. 3. Perbedaan pemeliharaan tanaman hasil reklamasi dengan tanaman hutan industri: pemeliharaan tanaman pada tanaman hasil reklamasi lahan tambang dibagi menjadi 8 kegiatan. Kegiatan pemeliharaan tersebut meliputi penyulaman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pencegahan terhadap kebakaran hutan dan penggembalaan liar, pemangkasan, penjarangan, dan yang terakhir adalah pengayaan. Kegiatan penyulaman dan pengayaan bisa saja tidak dilakukan bila pada saat penanaman awal menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m dan pohon yang ditanam memiliki keragaman jenis yang baik. Pada saat pengendalian gulma, sebaiknya menggunakan cara mekanik (dicabut atau menggunakan pacul). Penggunaan bahan kimia untuk mematikan gulma dapat berdampak buruk kepada tanaman penutup maupun tanaman hasil permudaan alami. Pembersihan gulma juga harus dilakukan dengan hatihati. Gulma yang harus dimatikan hanyalah gulma yang membelit maupun yang mengganggu pertumbuhan pohon. Penambahan pupuk dilakukan seperlunya untuk mempercepat pertumbuhan pohon. Pada lahan bekas tambang, sangat disarankan menggunakan pupuk organik untuk memperbaiki kondisi tanah. Pemberian pupuk tambahan juga harus memperhatikan KTK tanah. Pada tanah dengan KTK rendah, hendaknya pemberian pupuk jangan ditabur, akan tetapi di tanam. Keberadaan covercrop yang berdaun lebar dan mudah gugur akan meminimalisir pemakaian pupuk, karena guguran daun tersebut akan menjadi pupuk alami bagi tanaman. Selain itu, penggunaan sengon sebagai tanaman pionir juga dapat mengurangi kebutuhan pupuk karena sifat akarnya yang dapat mengikat nitrogen. Hal-hal yang juga harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan revegetasi lahan bekas tambang adalah hama, penyakit, kebakaran, dan penggembalaan liar. Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin menghindari penggunaan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia dapat memperburuk kondisi tanah dan akan merusak ekosistem yang baru terbangun. Untuk mencegah kebakaran dan penggembalaan liar, perusahaan dapat bekerja sama dengan masyarakat yang tinggal disekitar area tambang. Kerjasama yang dilakukan dapat berupa pembibitan tanaman, pembuatan pupuk organik, maupun dalam proses penanaman. Adanya keterlibatan masyarakat akan mempermudah perusahaan dalam mengawasi area revegetasi. Hal itu disebabkan oleh timbulnya rasa tanggung jawab dari warga untuk turut mensukseskan kegiatan penanaman. Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pemeliharaan adalah pemangkasan dan penjarangan. Kedua kegiatan tersebut hanya dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman klimaks/sisipan. Perusahaan harus memperhatikan penepatan sisa-sisa pemangkasan dan penjarangan. Jangan sampai kayu sisa tersebut menjadi sumber kebakaran. Sedangkan untuk HTI kegiatan pemeliharaan terdiri atas pemeliharaan tanaman muda dan pemeliharaan tegakan. Pemeliharaan tanaman muda kegiatannya meliputi, penyulaman, penyiangan, pendangiran, pembebasan gulma serta tanaman pengganggu lainnya, dan pemupukan. Sedangkan kegiatan pemeliharaan tegakan meliputi, pembebasan tanaman pengganggu, pemangkasan cabang untuk meningkatkan kualitas batang melalui peningkatan ukuran panjang batang bebas cabang, dan penjarangan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal. 4. Perbedaan persemaian untuk reklamasi lahan bekas tambang dibandingkan dengan tanaman hutan industri: Persemaian merupakan wajah rehabilitasi secara keseluruhan untuk reklamasi lahan bekas tambang. Dimana kondisi persemaian harus dikelola dengan baik, dimana bibit yang digunakan beraneka ragam jenis pohon lokal yang terawat. Peran persemaian sangat penting dan bukan hanya sekedar tempat untuk memproduksi bibit untuk mereklamasi lahan bekas tambang. Sedangkan untuk HTI persemaian dilakukan untuk mendapatkan media tumbuh, kontainer dan perbanyakan tanaman agar mencapai produktivitas tinggi dan berdayaguna, misalnya melalui kultur jaringan. 5. Pertambangan di daerah Setuju. Karena pertambangan untuk mengambil material dari alam dan diolah menjadi komoditas bernilai ekonomi termasuk. Kegiatan pertambangan dapat dilakukan, tentu dengan menempatkan kemakmuran rakyat sebagai prioritas, bukan kepentingan pihak-pihak tertentu. Tidak dapat dipungkiri, sektor pertambangan menjadi salah satu sumber penerimaan bagi negara. Sektor ini menyerap banyak tenaga kerja serta menopang perekonomian nasional untuk terus berputar. pengelolaan lingkungan yang seharusnya menjadi prioritas seakan terabaikan. Pemulihan lingkungan setelah ditambang menjadi bagian yang terintegrasi dalam keseluruhan aktivitas pertambangan. Maka yang dapat saya lakukan adalah memastikan bahwa perusahaan yang akan melakukan pertambangan di daerah saya sudah memenuhi kriteria pertambangan yang bertanggung jawab, dimana untung dan rugi dari pertambangan sudah diperhitungkan dengan baik. Memenuhi kriteria AMDAL (analisis dampak lingkungan) dan juga sudah memperhitungkan apa yang akan dilakukan untuk reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang.