Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

2.1 Transformator

Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus

bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet

dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas

sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu

kumparan primer dan kumparan sekunder. Penggunaan transformator yang

sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan

ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting

bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan

penyaluran tenaga listrik.

Di dalam suatu sistem distribusi tenaga listrik, transformator distribusi

dipergunakan untuk menurunkan tegangan penyulang utama (primary feeder)

menjadi tegangan rendah (sekunder) yang langsung digunakan oleh para pemakai

energi listrik (konsumen).

Transformator distribusi dihubungkan langsung dengan beban melalui

jaringan sekunder dan lokasi pemasangannya tersebar dibanyak tempat dengan

jarak beberapa ratus meter atau sampai beberapa kilometer, tergantung pada

kapasitas transformator dan besar beban yang dilayani.

Menurut standart NEMA (The National; Electrical Manufactures

Association), transformator dengan 3 kVA sampai dengan 1600 kVA

diklasifikasikan

- Untuk transformator distribusi 1 θ : rating dari 3 kVA sd 500 kVA

Universitas Sumatera Utara


- Untuk transformator distribusi 3 θ : rating dari 9 kVA sd 1600 kVA

- Untuk transformator –transformator yang ratingnya lebih besar dari 1600

kVA, diklarifikasikan sebagai transformator tenaga.

Sekarang di Indonesia telah banyak dijumpai transformator distribusi

dengan rating lebih besar dari 500 kVA.

2.2 Prinsip Kerja Transformator

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang

bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan

secara megnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan

primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik

akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk

jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan

primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula

induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau

disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya

fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika

rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan

(secara magnetisasi).

= − ( )…………………………………………………(2.1)

Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt)

N = jumlah lilitan (turn)

= perubahan fluks magnet (weber/sec)

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Keadaan Transformator Tanpa Beban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan V1 yang sinusoid, dan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan

menganggap belitan N1 reaktif murni, Io akan akan tertinggal 90° dari V1 (gambar

2.1). Arus primer Io menimbulkan fluks (θ) yang sefasa dan juga berbentuk

sinusoid Φ = Φmaks sin wt …………………………………………….(2.2)

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1

(berdasarkan hukum Faraday)

Gambar 2.1 : Transformator dalam keadaan tanpa beban

1= − 1

( . )
1= − 1 …………………………….........................(2.3)

1= -N1ω Φmaks cos ωt (tertinggal 90° dari Φ)

1= N1ω Φmaks sin (ωt-90°) …………………...………………………(2.4)

Dimana : 1 = gaya gerak listrik (volt)

N1 = jumlah belitan di sisi primer

ω = kecepatan sudut putar (rad/sec)

Φ = fluks magnetic (weber)

Universitas Sumatera Utara


Pada kondisi maksimum, e1 = N1ω Φmaks , di mana ω = 2πf, sehingga harga

efektifnya :

E1 = = 4,44. N1.f. Φmaks …………………………………(2.5)


Pada rangkaian sekunder, fluks bersama tadi menimbulkan :

( )
2= − 2 ……………………………………………………….(2.6)

e2 = -N2ω Φmaks cos ωt …………………………………………………. (2.7)

E2 = 4,44. N2.f. Φmaks sehingga

Maka = = = a ……………………………………………….(2.8)

dimana a = perbandingan transformasi

Bila tegangan bolak-balik V digunakan pada lilitan primer (N1) dari trafo

yang disajikan pada gambar 2.1 dengan sakelar beban terbuka, mengalir arus kecil

yang disebut arus-eksifat (exciting current). Karena dalam setiap rangkaian

induktif arusnya dibatasi oleh ggl lawan dari induksi diri yang diinduksikan dalam

lilitan, maka lilitan transformator direncanakan mempunyai induktansi yang

cukup tinggi agar ggl lawan pada keadaan tanpa beban praktis sama dengan

tegangan yang dikenakan. Hal ini membatasi arus tanpa beban atau arus eksitasi,

sehingga harganya sangat rendah.

Arus eksitasi menyebabkan terbentuknya fluksi bolak-balik dalam inti,

fluksi bolak-balik ini memotong lilitan primer dan lilitan sekunder sehingga

harganya naik turun dalam arah bolak-balik, sehingga menginduksikan ggl pada

kedua lilitan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Karena kedua lilitan dipotong oleh fluksi yang sama, maka ggl yang

diinduksikan dalam setiap lilitan dari kedua lilitannya adalah sama. Jika V adalah

ggl yang diinduksikan dalam lilitan primer dan E adalah ggl yang diinduksikan

dalam lilitan sekunder. Jika tahanan primernya kecil, dan memang biasanya

demikian, maka E akan hampir sama dengan tegangan V yang digunakan. Dengan

mengabaikan perbedaan yang kecil dan memperhatikan bahwa tegangan terminal

sekunder V akan sama dengan E karena disana tidak ada arus yang mengalir,

maka . Persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan pada setiap lilitan

transformator berbanding lurus dengan jumlah lilitan dalam masing-masing lilitan

tersebut.

2.2.2 Keadaan Transformator Berbeban

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan ZL pada di bawah ini,

maka I2 akan mengalir pada kumparan sekunder, dimana :

……………………………………………………………………(2.9)

Gambar 2.2 : Transformator dalam keadaan berbeban

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.3 : Rangkaian ekivalen transformator berbeban

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang

cenderung menentang fluks bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im.

Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus

mengalir arus I2’, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2,

hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi :

I1 = I0 + I2’ ………………………………………………………………....(2.10)

Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga :

I1 = Im +I2’ ………………………………………………………………....(2.11)

Untuk menjaga agar fluks tidak berubah, sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus

pemagnetan Im saja, berlaku hubungan :

N1Im = N1I1 – N2I2 ……………………………………………………….....(2.12)

N1Im = N1(Im +I2’) – N2I2………………………………………………………………………………...(2.13)

Hingga N1I2’ = N2I2 ……………………………………………………......(2.14)

Karena nilai Im dianggap kecil, maka I2’ = I1.

Jadi N1 I1 = N2 I2 …………………………………………………………....(2.15)

Atau : ……………………………………………………….....(2.16)

Universitas Sumatera Utara


2.3 Transformator Distribusi

Transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator step-

down 20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah

380 V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada tegangan rendahnya dibuat diatas

380V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V.

Dalam mengklasifikasikan dan membedakan trasformator distribusi, salah

satunya adalah dengan metode pendingin dan isolasi yang dipakai. Klasifikasi

yang terbesar adalah transformator distribusi tipe kering atau yang berisi cairan.

Pada transformator tipe kering, udara digunakan sebagai pendingin.

Disamping itu udara juga digunakan sebagai medium isolasi. Transformator tipe

ini umumnya dipakai untuk industri, daerah perdagangan dan tempat dimana

minyak sulit diperoleh. Transformator yang berisi cairan dapat diklasifikasikan

oleh oil filled dan inerteen filled type. Askarel adalah semacam inerteen yang

tahan api, jadi transformator yang menggunakan inerteen biasanya digunakan

pada daerah yang kemungkinan menimbulkan api yang cukup besar. Tipe

transformator distribusi yang berisi cairan umumnya digunakan pada instalasi

diatas tiang, serta pada penggunaan gardu distribusi out door

Pada saat sekarang gas sudah banyak digunakan sebagai medium

pendingin, tetapi pemakaiannya belum begitu luas. Dari letak pemasangan

instalasi (konstruksi), transformator distribusi dapat dibedakan atas :

1. Transformator untuk instalasi gardu cantol

2. Transformator untuk instalasi gardu fortal

3. Transformator untuk instalasi gardu beton/kios

10

Universitas Sumatera Utara


2.3.1 Transformator Instalasi Gardu Cantol

Pengertian dari transformator untuk instalasi gardu cantol adalah

transformator yang dipasang diatas satu tiang dapat dilihat pada gambar 2.4 di

bawah ini, dimana metode pemasangannya ada yang langsung dipasang pada tiang

dengan bantuan besi sebagai sangkutan/cantolan, atau yang menggunakan satu

palang melintang.

Gambar 2.4 : Transformator distribusi untuk instalasi gardu cantol

Untuk transformator distribusi yang berukuran cukup kecil, hanya dapat

melayani beban yang relative kecil, antara 5 s/d 20 kVA (daerah pinggiran kota

dan pedesaan).

2.3.2 Transformator Instalasi Gardu Fortal

Konstruksi untuk instalasi gardu fortal ini dipasang diatas, dengan

menggunakan dua tiang. Transformator tipe ini biasanya digunakan untuk

11

Universitas Sumatera Utara


melayani beban di daerah pusat perdagangan, pusat pertokoan, tempat hiburan dan

rekreasi. Trafo untuk instalasi gardu portal dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah

ini.

Gambar 2.5 : Tranformator distribusi untuk instalasi gardu portal

Transformator dengan instalasi gardu fortal ini dapat dibedakan dalam tiga

tipe umum yaitu :

- Konvensional

Transformator tipe ini tidak mempunyai relay pengaman terhadap

sambaran petir, ataupun perlindungan terhadap kesalahan disebabkan beban lebih

yang merupakan satu kesatuan dengan transformator itu sendiri. Pemasangan

relay pengamannya terpisah dari pemasangan transformator.

- Transformator yang dilengkapi dengan proteksi sendiri (CSP)

Transformator tipe ini mempunyai perlindungan sendiri terhadap

gangguan petir, gelombang surja, beban lebih, ubung singkat, CSP (completely

Self Protecting) 1 Φ digunakan untuk tegangan primer dengan range antara 2,4 –

12

Universitas Sumatera Utara


24,9 kVA dan range 5 kVA sampai 167 kVA. Tegangan sekunder adalah 120/240

Volt atau 240/480 Volt. Sedangkan untuk tegangan primer range antara 2,4

sampai 11 kVA dan range 9 sampai 150 kVA, pada umumnya tegangan

sekundernya adalah 120/240 Volt, 240/480 Volt.

- Transformator yang dilengkapi dengan proteksi sendiri untuk pelayanan kedua

cadangan (CSPS)

Transformator tipe ini di desain untuk cadangan pelayanan kedua.

Transformator ini dilengkapi dengan switch yang diparalel dengan transformator

yang di suplay dari penyulang utama.

Hal ini dimaksudkan apabila terjadi beban lebih, maka beban dapat

dilayani oleh tiga transformator atau lebih untuk mereduksi beban yang tiba-tiba

berubah. Selain itu bertujuan agar pelayanan terhadap konsumen tidak terputus

bila terjadi kesalahan pada transformator.

CSPB (Completely Self Transformer for Banking) 1 Φ didesain untuk

menggunakan 1 Φ saja dan digunakan pada rating 10, 15, 25, dan 37 kVA.

2.3.3 Transformator Instalasi Gardu Beton

Transformator ini dipasang dibawah yang alasnya disemen dengan beton,

dibandingkan dengan transformator instalasi tiang, dilihat dari estetika

(keindahan), transformator jenis ini lebih baik, sebab pemasangannya di dalam

ruangan atau dibawah sehingga tidak mengganggu pemandangan, terutama untuk

daerah pusat perdagangan, pusat pertokoan, tempat hiburan dan rekreasi.

Transformator untuk gardu beton dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini.

13

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.6 : Transformator Distribusi untuk instalasi gardu beton

Sesuai dengan keperluannya pada system distribusi, maka transformator

distribusi dengan instalasi gardu beton dibagi dalam tiga tipe, yaitu :

- Subway Transformator

Ada dua tipe subway transformator yaitu : konvensional dan current

protected (cp) atau proteksi arus/aliran. Tipe konvensional system proteksinya

terpisah dari pemasangan transformatornya, sedangkan pada current protected

dilengkapi dengan circuit breaker yang dipasang pada tegangan rendah dan

dibagian tegangan tinggi dipasang proteksi untuk jaringan. Range untuk rating 15-

167 kVA untuk 1 Φ dan 15-150 kVA.

- Transformator untuk perumahan (Low cost residence transformator)

Tipe transsformator ini dipasang di dalam rumah atau kotak, transformator

dapat berupa tipe konvensional atau rumah transformator yang setengah terkubur.

Transformator untuk tipe ini, standart kVA untuk 1 Φ adalah 25 kVA, 14,4 kVA.

Sedangkan 3 Φ adlah 112,5 kVA, 48 kVA.

14

Universitas Sumatera Utara


- Transformator jaringan (network transformer)

Transformator jaringan dibagi atas tiga tipe yang umunnya yaitu : liquid

filled, ventilasi dry type dan sealed dry type umumnya diatas 100 kVA dengan

tegangan sekunder 480 Volt atau lebih.

- Tipe liquid filled ini paling umum digunakan dan biasanya dipakai

untuk pelayanan pada system jaringan sekunder di daerah pinggiran

kota. Tipe ini biasanya menggunakan rumah transformator.

- Ventilasi dry type digunakan dengan kemungkinan jika menggunakan

minyak dapat menimbulkan api. Tipe ini biasanya digunakan untuk

melayani daerah industri atau daerah perdagangan.

- Sealed dry type digunakan pada daerah tepi laut/ pantai atau pada

daerah dimana akan cepat menimbulkan korosi atau explosive

atmosfir.

Transformator tiga fasa dengan kapasitas lebih dari 225 kVA sudah tidak

cocok lagi bila dipasang pada instalasi tiang. Hal ini disebabkan karena

transformator yang terlalu berat sebanding dengan kapasitas ratingnya.

Keadaan ini pada instalasi tiang selain konstruksi tiang yang bertambah

mahal juga pemasangannya sulit dilakukan.Transformator dengan instalasi gardu

beton banyak juga digunakan pada daerah pertokoan dan daerah pantai dimana

ada pengaruh kontaminasi gardu. Disamping itu banyak dipakai pada daerah

perumahan untuk menghindari kebakaran, gangguan suara dan keselarasan dengan

lingkungan sekitarnya.

Pada instalasi gardu beton, transformator dipasang dalam suatu ruangan

baik terbuat dari besi ataupun beton. Demikian pula dengan peralatan lainnya

15

Universitas Sumatera Utara


seperti penghubung. Peralatan tegangan tinggi dan sebagainya terpasang didalam

ruangan tersebut. Jenis transformator yang digunakan biasanya tipe transformator

jaringan dan dapat juga dari tipe lainnya.

2.4 Rugi-Rugi dan Efisiensi pada Transformator

Transformator memberikan cara yang sederhana untuk mengubah

tegangan bolak-balik dari suatu harga ke harga lainnya. Transformator tidak

mempunyai bagian yang bergerak, sehingga hanya memerlukan sedikit perhatian

dan biaya pemeliharaan yang rendah. Walaupun efisiensi transformator cukup

tinggi, namun kerugian akan selalu ada pada setiap transformator.

2.4.1 Rugi-Rugi Transformator

Rugi-rugi pada transformator dapat diklasifikasikan atas rugi-rugi primer,

rugi-rugi sekunder dan rugi-rugi inti (besi). Rugi-rugi primer dan sekunder adalah

rugi-rugi daya nyata dalam I2R watt. Rugi-rugi ini akibat resistansi dari masing-

masing belitan, yaitu belitan primer dan sekunder. Apabila transformator tidak

dibebani, maka rugi-rugi daya pada sekunder adalah nol. Berikut sekema dari

rugi-rugi yang ada pada transformator.

Gambar 2.7 : Blok diagram rugi-rugi pada transformator

16

Universitas Sumatera Utara


Rugi Tembaga (PCu)

Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sebagai

berikut :

PCu = I2 R(watt) ...........................................................................................(2.17)

Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban

berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu

diperhatikan pula resistansi disini merupakan resistansi AC.

Rugi Besi (Pi)

Rugi inti atau rugi besi pada transformator juga adalah rugi dalam watt.

Rugi inti pada transformator terdiri atas dua bagian, yaitu rugi hysteresis dan eddy

current. Adapun penjelasan tentang kedua jenis rugi inti tersebut adalah sebagai

berikut :

 Rugi Hysteresis, yaitu rugi-rugi yang disebabkan oleh fluks bolak-balik

pada inti besi yang dinyatakan sebagai :

,
Ph = (watt)…………………………………………(2.18)

Dimana : Kh = Konstanta

Bmax = Fluks maksimum (weber)

 Rugi Eddy Current, yaitu rugi-rugi yang disebabkan oleh arus pusar pada

inti besi yang dinyatakan sebagai :

Pe = (watt)…………………………………………(2.19)

Dimana : Kh = Konstanta

17

Universitas Sumatera Utara


Bmax = Fluks maksimum (weber)

Jadi rugi besi (inti) adalah

Pi = Ph + Pe (watt)………………………………………….(2.20)

2.4.2 Efisiensi Transformator

Efisiensi transformator adalah perbadingan antara keluaran daya yang

berguna dan masukan daya total. Karena masukan ke transformator sama dengan

keluaran daya yang berguna ditambah kerugiannya, maka persamaan efisiensi

dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

η = (Pout / Pin) x 100% …………………………………………(2.21)

Dimana : Pout = Daya output transformator (watt)

Pin = Daya Input transformator (watt)

2.5 Karakteristik Beban

Suatu sistem distribusi tenaga listrik adalah bertujuan menyalurkan tenaga

atau daya listrik dari sumber daya besar kepada para pemakai (konsumen) yang

membutuhkannya.

Perencanaan suatu sistem distribusi tenaga listrik dipengaruhi oleh

karakteristik beban yang harus dilayani. Karakteristik beban akan efektif jika

diketahui penggunaan dari karakteristik beban itu sendiri. Bila keterangan atau

informasi yang diperlukan tidak lengkap maka dapat dilakukan pendekatan. Hal

ini harus diketahui bahwa hasil analisa hanyalah suatu pendekatan dan

pemakaiannya hanya sebagai petunjuk. Tentu saja hasil analisa tersebut tidak bisa

18

Universitas Sumatera Utara


lebih diandalkan bila dibandingkan dengan analisa yang menggunakan data

karakteristik beban yang lebih lengkap.

Pada umumnya suatu sistem distribusi direncanakan dengan

memperhatikan perkembangan beban dimasa-masa yang akan datang. Hal ini

berhubungan dengan penentuan kapasitas transformator distribusi yang dipasang

dan juga akan bermanfaat dalam pengaturan penggantian atau changeout

transformator distribusi tersebut.

2.6 Besaran-Besaran yang Berhubungan dengan Karakteristik Beban

Untuk Memudahkan pengertian berikutnya, maka besaran-besaran yang

berhubungan dengan karakteristik beban tersebut akan diuraikan dengan ringkas.

Adapun besaran-besaran yang berhubungan dengan karakteristik beban adalah :

1. Demand

2. Maximum demand

3. Faktor beban (load factor)

4. Faktor kerugian (loss factor)

5. Faktor daya

6. Faktor responsibility puncak

2.6.1 Demand

Demand adalah instalasi atau system beban rata-rata yang diambil oleh

suatu alat dalam selang waktu tertentu. Demand dapat dinyatakan dalam satuan

kW, kVA, dan satuan lainnya.Waktu selama beban dirata-ratakan dinamakan

interval demand (demand interval). Interval kebutuhan merupakan periode yang

19

Universitas Sumatera Utara


dijadikan dasar untuk menghitung beban rata-rata. Pemilihan periode ini dapat

terjadi mulai selang 15 menit, selang 30 menit, selang 60 menit ataupun lainnya.

Pada kondisi-kondisi tertentu kebutuhan pada selang 15 menit sama

dengan kebutuhan pada selang 20 menit. Pernyataan kebutuhan ini harus

diekspresikan dalam selang waktu dimana kebutuhan tersebut diukur.

2.6.2 Maximum Demand

Maximum demand adalah suatu instalasi atau system demand terbesar

yang terjadi dalam selang waktu tertentu. Seperti halnya dengan demand, maka

maximum demand dapat uga dinyatakan dengan satuan kW dan kVA.

Maximum demand harus dinyatakan dalam interval, selain itu juga dapat

dinyatakan dengan selang waktu bila maximum demand terjadi secara harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan.

2.6.3 Faktor Beban (Load Factor)

Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata selama selang

waktu tertentu dengan beban puncak yang terjadi dalam selang waktu tersebut.

Beban rata-raata dan beban puncak harus dinyatakan dalam satuan yang sama,

sehingga faktor beban tidak memiliki satuan.

Pendefinisian dari faktor beban harus dalam batas spesifik, seperti demand

interval, selang waktu dimana maksimum demand dan beban rata-rata terjadi.

Suatu tipe beban tertentu memiliki kurva beba dengan selang waktu tertentu. Jika

selang waktu diperbesar, akan menghasilkan nilai faktor beban yang lebih kecil.

Karena pemakaian energi terdisribusi dalam waktu yang lebih lama, maka beban

20

Universitas Sumatera Utara


rata-rata menjadi lebih kecil untuk selang waktu yang lebih besar, bila tidak

terdapat perubahan dalam maksimum demand.

Kurva beban dengan bermacam-macam bentuk dan beban puncak. Ada

kemungkinan mempunyai faktor beban yang sama. Persyaratan yang diperlukan

agar mempunyai faktor beban yang sama adalah perbandingan antara beban rata-

rata dan beban puncak sama. Persamaan untuk factor beban dapat dilihat di bawah

ini

Fb = ……………………………………………………………….(2.22)

Dimana : Fb = Faktor beban

Prata = Daya rata-rata (kW)

Ppuncak = Daya saat beban puncak (kW)

2.6.4 Faktor Kerugian (Loss Factor)

Faktor kerugian adalah perbandingan antara kerugian daya rata-rata

dengan kerugian daya beban puncak selama selang waktu tertentu. Faktor

kerugian uga menyatakan derajat kerugiaan beban dalam suatu peralatan, selama

beban puncak dipertahankan dalam selang waktu dimana nilai kerugian tersebut

diperhitungkan.

FLS = ……………………………………………………..(2.23)

Dimana : FLS = Faktor kerugian

Prugi rata-rata = Rugi daya rata-rata (kW)

Prugi puncak = Rugi daya saat beban puncak (kW)

21

Universitas Sumatera Utara


2.6.5 Faktor Daya (Power Factor)

Pengertian factor daya dipakai untuk beban-beban yang terpusat,

sedangkan untuk beban yang terbesar, tidak dapat digunakan secara tepat. Jika

dipakai untuk beban yang terbesar atau kelompok beban yang setiap saat berubah,

maka nilai factor daya harus dinyatakan untuk setiap keadaan beban seperti beban

minimum atau beban puncak. Kesulitan ini menyebabkan kita terpaksa harus

mengambil nilai rata-rata factor daya dari suatu kelompok beban. Hal ini yang

selalu dilakukan terutama dalam melayani beban industry dan daerah

perdagangan, hal ini dapat ditentukan dengan faktor daya rata-rata sama dengan

daya aktif rata-rata dibagi dengan daya semu rata-rata. Dapat dinyatakan dengan

persamaan :

Faktor daya = ………………………………………………….(2.24)

Dimana : kWH = Daya aktif

kVAH = Daya semu

2.6.6 Faktor Responsibility Puncak

Faktor responsibility puncak (K) sistem distribusi adalah perbandingan

dari beban transformator pada saat puncak feeder distribusi atau puncak substation

dengan beban puncak transformator sesungguhnya. Pada tabel 3.1 dibawah ini

terdapat nilai K yang direkomendasikan [1].

Jenis Transformator Nilai K


Transformator daya 1.0
Transformator step up 0.9
Transformator step down 0.8

Tabel 2.1 Nilai faktor responsibility puncak (K)

22

Universitas Sumatera Utara


2.7 Klasifikasi Beban

Pada umumnya beban diklasifikasikan untuk maksud tertentu.

Penggolongannya yang digunakan dalam industri tidak dapat dipakai secara

umum karena di dalam setiap kondisi klasifikasi beban diperlukan.

Klasifikasi beban yang akan diuraikan disini adalah berdasarkan dari

pemakaian yang mana beban diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :

- Perumahan

- Pertokoan/ perdagangan

- Industri/pabrik

Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang pada umumnya menjadi

sifat atau karakteristik dari masing-masing jenis beban berdasarkan tipe dari

pemakaian.

2.7.1 Beban Perumahan

Beban perumahan adalah beban yang harus dilayani oleh transformator

distribusi yang terdiri dari seluruhnya atau sebagian besar merupakan tempat

tinggal atau rumah kediaman penduduk.

Beban perumahan umumnya terdiri dari peralatan-peralatan listrik seperti :

lampu penerangan, pesawat televise, radio penerima, setrika listrik, kompor atau

tungku listrik, lemari es, Air Conditioning (AC), dan lain sebagainya.

Besarnya beban perumahan ini dalam satu interval waktu tertentu sangat

bervariasi, berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebiasaan atau

budaya penduduk setempat untuk menggunakan energy listrik, serta dipengaruhi

oleh keadaan geografis atau iklim cuaca dimana perumahan tersebut berada.

23

Universitas Sumatera Utara


Sehingga bila diperhatikan kurva beban maka dapat dilihat variasi atau

perubahan besarnya beban yang kadang-kadang lebih kecil dari rating

transformator distribusi yang melayani atau sebaiknya bahkan lebih besar dari

rating trafo distribusi yang melayani.

Bila beban yang harus dilayani lebih besar dari rating transformator

distribusi ini berarti transformator distribusi beroperasi melayani beban lebih.

Maka hal ini sangat mempengaruhi kemampuan transformator distribusi pada

masa yang akan datang.

Pada umumnya kurva beban harian dari suatu beban perumahan

mempunyai dua beban puncak yang terjadi yaitu pagi hari dan pada waktu malam

hari. Begitu juga halnya dengan kurva beban tahunan, mempunyai variasi atau

perubahan-perubahan dan terjadinya beban puncak yang tertinggi pada waktu

musim panas ataupun pada waktu musim dingin/penghujan.

2.7.2 Beban Pertokoan/ Perdagangan

Beban pertokoan/ perdagangan adalah beban yang harus dilayani oleh

transformator distribusi, beban ini terdiri dari suatu kelompok pertokoan/

perdagangan yang terletak di pusat kota, maupun yang terletak di pinggiran kota.

Besarnya perubahan beban pertokoan selama interval waktu tertentu,

misalnya besar perubahan beban pertokoan relati kecil dibandingkan dengan

beban perumahan sehingga factor bebannya akan menjadi lebih besar.

Jenis-jenis peralatan (beban) yang harus dilayani oleh transformator

distribusi untuk beban pertokoan. Pada umumnya adalah : lampu penerangan,

mesin-mesin kecil, pengatur atau pendingin udara dan lain-lain.

24

Universitas Sumatera Utara


Beban puncak pada daerah pertokoan/ perdagangan ini umumnya terjadi

pada pagi hingga siang hari, dan pada malam hari disamping juga untuk

penerangan. Untuk beban pertokoan/ perdagangan masalah kesinambungan

penyaluran daya menjadi prioritas yang harus dipertahankan mengingat faktor

keselamatan dan keamanan pada daerah tersebut.

2.7.3 Pabrik/ Industri

Beban industri adalah beban yang terdiri dari suatu kelompok daerah

perindustrian, yang harus dilayani oleh transformator distribusi. Beban industry

biasanya terletak terpisah dari daerah perumahan maupun pertokoan yang padat

penduduknya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah drop tegangan yang sering

terjadi pada daerah industry sebab hal ini akan berpengaruh terhadap peralatan

listrik yang terdapat pada daerah perumahan/ pertokoan.

Beban yang harus dilayani oleh transformator distribusi di daerah

perindustrian pada umumnya adalah motor-motor listrik yang merupakan

peralatan utama di dalam suatu industry. Suatu industry biasanya beroperasi

selama 24 jam terus menerus selama satu hari dengan perubahan beban yang

relatif kecil. Hal ini berarti bahwa beban di daerah perindustrian yang harus

dilayani oleh transformator distribusi relatif tetap atau hamper sama besar setiap

harinya.

2.8 Perkembangan beban

Pada umumnya suatu sistem distribusi di desain untuk memenuhi

kebutuhan atau melayani beban pada saat sekarang dan masa yang akan dating.

25

Universitas Sumatera Utara


Hal ini sangat berguna untuk mengatasi terjadinya perubahan atau pertambahan

beban, maka suatu transformator distribusi didesain dengan perubahan atau

pertumbuhan beban, seiring kemajuan teknologi dalam hitungan hari, bulan,

maupun tahunan. Besarnya kemampuan suatu sistem biasanya direncanakan

sesuai dengan masalah yang timbul di dalam melakukan analisa.

Disini yang menjadi pokok perhatian adalah kemampuan transformator

distribusi di dalam melayani beban bila beban mengalami perkembangan pada

tahun-tahun berikutnya, sehingga kapasitas/ rating transformator distribusi yang

harus dipasang dapat melayani suatu tipe beban tertentu dalam waktu relative

cukup lama untuk memperkecil biaya operasional dan penggantian transformator

distribusi.

Apabila tingkat pertumbuhan beban diketahui maka akan diketahui

pertambahan beban selama suatu periode waktu tertentu (tahun) dapat diperoleh

berdasarkan persamaan [2] :

Pn = Po (1+r)n ……………………………………………………………….(2.25)

Dimana : Pn = Pertumbuhan beban pada tahun ke-n

Po = Beban awal

r = Tingkat pertumbuhan beban setiap tahunnya

n = Tahun ke-n

Besarnya nilai r untuk suatu nilai Pn akan diperoleh dalam jangka

waktu tertentu hal ini sangat membantu untuk mengetahui perkembangan beban

dalam suatu periode waktu tertentu.

26

Universitas Sumatera Utara


2.9 Biaya Rugi-Rugi Daya pada Transformator Distribusi

Perhitungan biaya rugi-rugi daya pada transformator distribusi terdiri dari

dua yaitu perhitungan biaya rugi daya tanpa beban dan biaya rugi daya berbeban.

Hasil dari kedua biaya ini merupakan biaya total untuk transformator. Rugi biaya

total didefinisikan oleh IEEE C57.12.00-1987 sebagai jumlah dari rugi daya tanpa

beban dan rugi daya berbeban [3].

2.9.1 Biaya Rugi Daya Tanpa Beban Trafo Distribusi

Rugi-rugi yang terjadi pada inti besi trafo merupakan rugi-rugi daya tanpa

beban. Besarnya rugi rugi ini dapat diukur saat trafo tidak dibebani. Besarnya rugi

daya tanpa beban adalah tetap dan dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Btb = ( 8760 x Btl ).Rbn …………………………………………….(2.26)

Dimana : Btb = Biaya rugi daya tanpa beban (Rp/tahun)

8760 = jumlah waktu dalam satu tahun (jam/tahun)

Btl = Biaya tenaga listrik (Rp/Kw per tahun)

Rbn = Rugi daya tanpa beban/ rugi beban nol (Kw)

2.9.2 Biaya Rugi Daya Berbeban Trafo Distribusi

Biaya rugi-rugi daya berbeban besarnya akan berubah berdasarkan

perubahan beban unit trafo yang ada. Jika beban naik, maka rugi-rugi daya

berbeban akan naik juga sehingga biayanya akan naik juga. [4] [5] Dalam

perhitungan biayanya harus dimasukkan faktor pertumbuhan beban, responsibility

factor, dan factor rugi-rugi. Biaya rugi-rugi berbeban dapat dihitung sebagai

berikut.

27

Universitas Sumatera Utara


Bb = ( Fr.8760.Btl ).Rb (Pmaks/Sn)2.k ……………………………(2.27)

Dimana : Bb = Biaya rugi daya berbeban tahun ke-n (Rp/thn)

Rb = rugi daya berbeban trafo

Smaks = Daya maksimal trafo (KVA)

Fr = Faktor rugi-rugi

k = Faktor pertumbuhan beban

.
k = ……………………………….(2.28)

Dimana : i = tingkat bunga pertahun

r = tingkat pertumbuhan beban pertahun

n = jumlah tahun pengusahaan

Jadi biaya rugi-rugi daya total setiap tahun adalah :

Brt (n) = Btb (n) + Bb (n)

= ( Bdl + 8760.Btl ).Rtb + ( Bdl.Rf + Fr.8760.Btl).Rdb (Smaks/Sn)2 ...........(2.29)

Faktor rugi-rugi trafo dapat dicari dengan persamaan

Fr = Fb (c) + (1-c) Fb2 ……………………………………………….(2.30)

Dimana : Fb = 100% …………………………………………..........(2.31)

Pr = Daya rata-rata

Pmax = Daya yang tertinggi saat beban puncak

c = Konstanta untuk sistem distribusi 0.15 dan sistem transmisi 0.3

28

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai