Etik berasal dari kata Yunani ethos yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap
yang baik dan yang layak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1988), etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika kedokteran atau etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan
dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra
kerja. Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan calon dokter
lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional.
Etika dalam kedokteran tidak hanya diperlukan dalam membuat keputusan tapi diperlukan juga
dalam memandu sikap dan perilaku dokter yang mengemban kewajiban pada pasien.
7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh
teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.
Dalam mengambil kepuutsan untuk tindakan medic di klinik, dari segi etik dianjurkan untuk
mengamalkan etika klinis yang merupakan etika terapan untuk mengenal, menganalisis dan
menyelesaikan masalah etik dalam pelayanan klinik.
Setiap kasus di klinik terutama yang menonjol aspek etiknya dianjurkan pendekatan praktis
dalam mengambil keputusan dengan menggunakan 4 topik, yaitu :
1. Medical Indications
Prinsip-prinsip terbaik dan tidak merugikan dengan kata lain sesuai untuk pasien.
f. Sebagai simpulan, bagaimana pasien ini dapat memanfaatkan asuhan kedokteran dan
perawatan dan bagaimana menghindari kerugian bagi pasien?
2. Patient preference
Prinsip menghormati otonomi pasien. Serta penilaian pasien terhadap manfaat dan beban yang
diterima.
a. Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten? Adakah bukti-bukti tidak mampu?
c. Apakah kepada pasien telah dijelaskan manfaat dan resiko dan memahami penjelasan
tersebut dan apakah telah mengerti tentang penjelasan ini dan telah memberikan
persetujuan tindakan mediknya (PTM)?
d. Kalau tidak mampu siapa yang layak mewakilinya? Apakah wakilnya menggunakan
standar yang tepat untuk mengambil keputusan?
f. Apakah pasien tidak mau atau tidak mampu menerima pengobatan? Kalau ya, kenapa?
g. Sebagai simpulan, apakah dari segi etik dan hukum hak pasien memilih telah dihormati?
3. Quality of life
Prinsip-prinsip terbaik, tidak merugikan dan menghormati otonomi pasien. Dengan kata lain
menjaga, memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup insani.
b. Apa kekurangan fisik, mental dan social yang mungkin dialami pasien kalau pengobatan
berhasil?
d. Apakah kondisi pasien sekarang dan yang akan dating sebegitu rupa sehingga kehidupan
selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi?
f. Adakah rencana untuk membuat hidupnya pasien nyaman dan apakah perlu diberikan
asuhan paliatif?
4. Contextual features
Prinsip-prinsip kesetiaan dan keadilan. Dimana disini menjelaskan tentang etik seputar aspek non
medis yang mempengaruhi keputusan. Dan didalamnya terdapat faktor keluarga, ekonomi,
budaya, agama, alokasi sumber daya dan hukum.
Pertimbangan dalam mengambil keputusan klinis harus meliputi pertimbangan ke-4 kebutuhan
dasar manusia, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
a. Oksigen
b. Cairan
c. Nutrisi
d. Temperature
e. Eliminasi
f. Tempat tinggal
g. Istirahat
h. Kebutuhan seks
2. Kebutuhan Psikologis
Menurut Abraham Maslow, Virginia Henderson dan Jean Watson kebutuhan psikologis meliputi
:
c. Belajar
d. Berkomunikasi
e. Kebutuhan berprestasi
c. Bekerja
e. Kebutuhan berorganisasi
4. Kebutuhan spiritual
Menurut Virginia Henderson yang termasuk dalam kebutuhan spiritual adalah beribadah.
1. Tradisional
Fungsi tradisional yang dikenakan tanggung jawab untuk praktek kedokteran yang rasional.
Untuk menggunakan hanya modalitas diagnostic dan terapi yang bermanfaat dan efektif bagi
pasien. Pelaksanaan yang tepat dari tradisional gatekeeping tidak hanya secara modal tetapi juga
ekonomi.
2. Negative gatekeeping
Biasanya terjadi dalam beberapa bentuk sistem prabayar dimana dokter diharapkan untuk
membatasi akses ke pelayanan perawatan kesehatan. Untuk seorang dokter untuk mengambil
peran ini secara moral meragukan, karena menghasilkan konflik antara tanggung jawab dokter
tradisional sebagai advokat utama pasien dan tanggung jawab barunya sebagai penjaga sumber
daya masyarakat.
3. Positive gatekeeping
Dokter mendorong penggunaan fasilitas perawatan kesehatan dan layanan untuk keuntungan
pribadi atau perusahaan. Ini adalah bentuk gatekeeping yang tidak dapat dipertahankan yang
dimana tidak ada pembenaran moral yang dapat dikerahkan.
{F.Monagle, J and C.Thomasma, D( 2005). Health Care Ethics: Critical Issues for the 21st Century.
“Rationing health care : The Ethics of Medical Gatekeeping” chapter 38 : 413}
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Kaidah Dasar Bioetik beneficence, autonomy dan justice.
Prinsip-prinsip moral / kaidah dasar moral merupakan hirarki kedua (di bawah teori) dalam
menentukan benar salahnya suatu tindakan. Kaidah dasar moral dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Autonomy
b. Beneficence
c. Justice
A. Autonomy
Prinsip autonomy adalah menghormati hak pasien untuk menentukan apa yang boleh dilakukan
terhadap dirinya. Prinsip dasar autonomy adalah dasar dari doktrin informed consent dimana
tindakan medis terhadap pasien harus mendapat persetujuan (otorisasi) dari pasien tersebut,
setelah ia diberi informasi dan memahaminya.
d. Waiver
B. Beneficence
Prinsip beneficence berarti setiap sikap atau tindakan harus berorientasikan kepada kebaikan
pasien. Prinsip beneficence dibagi menjadi 2, yaitu :
Prinsip beneficence-2
a. General beneficence : berbuat baik kepada siapapun termasuk yang tak kita
kenal ( impartially)
b. Specific beneficence : bermoral bila tindakan baik yang ditujukan kepada pihak
khusus yang kita kenal missal pasien, anak-anak, teman-teman. Hal ini menimbulkan
kewajiban mutlak profesi khususnya secara psikologis.
C. Justice
Prinsip justice berarti keadilan, keterbukaan dan kejujuran. Terdapat 2 istilah yaitu :
Prinsip justice tertuju pada pihak ketiga selain individu pasien/klien, wakil/kluster
populasi/komunitas, pihak penyandang dana /ikut penanggung jawab, pihak berpotensi
dirugikan/paling kurang diuntungkan. Prinsip justice memberikan perlakuan yang sama kepada
pasien untuk kebahagiaan pasien dan umat manusia yakni :
Jenis keadilan :
Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh
setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).
d. Hukum (umum) :
pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai
kesejahteraan umum.
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Hubungan Etika dengan Hukum Kedokteran
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan. Hukum
kesehatan adalah peraturan perundang-undangan yang menyangkut pelayanan kesehatan.
Pelanggaran etik kedokteran tidak selalu berarti pelanggaran hukum, begitu pula sebaliknya
pelanggaran hukum belum tentu berarti pelanggaran etik kedokteran. Pelanggaran etik
kedokteran diproses melalui MKEK-IDI dan kalau perlu diteruskan ke P3EK-DEPKES,
sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan.