Anda di halaman 1dari 13

Fisi dan Fusi

27 Votes

Kalo kalian baca di postingan sebelumnya tentang asalmuasal munculnya nama panggilan
‘radioaktif’ disana tuh ada komen”an saya dengan teman saya sesama penyuka radioaktif
(rada stres nih seneng nuklir). Saya sedikit berdalih disana ketika teman saya ngeles ‘kenapa
namanya radioaktif? gak radiopasif aja?’. Saya menjawab bahwa keterkaitan nama ini ya
balik lagi ke radioaktivitas yakni aktivitas si radio aktif itu. Klo kita beraktivitas berati kan
melakukan sesuatu,ya berati aktif dong,bukan pasif. Wong imbuhannya me- bukan di- (-,-“)
Nah,ini salah satu kegiatannya si radioaktif,yakni reaksi fisi dan fusi. yang pertama fisi.

Fisi
Fisi adalah reaksi nuklir dimana inti atom yang terikat oleh gaya terkuat di alam semesta atau
nama kerennya Gaya Nuklir Kuat, terbelah menjadi fragmen-fragmen.
Bahan utama yang digunakan dalam percobaan fisi adalah “uranium” karena atom uranium
adalah salah satu atom terberat.

Dengan kata lain, terdapat banyak proton dan netron di dalam inti atomnya.menembakkan
sebuah netron pada inti uranium dengan kecepatan tinggi. Mereka menghadapi situasi yang
sangat menarik. Setelah netron diserap inti uranium, inti uranium menjadi sangat tidak stabil.
Inti atom tak stabil berarti ada perbedaan jumlah proton dan netron di dalam inti yang
menyebabkan ketidakseimbangan di dalam strukturnya. Karena itu, inti memulai pembelahan
menjadi fragmen dan memancarkan sejumlah energi untuk menghilangkan
ketidakseimbangan ini. Inti, di bawah pengaruh energi yang dilepaskan, mulai mengeluarkan
komponen-komponen yang dimiliki-nya dengan kecepatan tinggi.
Mengingat hasil percobaan ini, netron diakselerasi dan uranium dibombardir dengan netron di
dalam lingkungan khusus yang disebut “reaktor”. Namun, uranium dibombardir dengan
netron menurut ukuran tertentu, tidak secara acak, karena setiap netron yang membombardir
atom uranium harus dengan cepat mengenai uranium dan pada titik yang diinginkan. Karena
itu, percobaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan segala kemungkinan. Jumlah
uranium, jumlah netron untuk menembak uranium, durasi, dan kecepatan tembak netron,
harus dihitung dengan seksama.
Setelah semua perhitungan dilakukan dan lingkungan yang sesuai disiapkan, inti dibombardir
dengan netron-netron sedemikian rupa sehingga mereka menembus inti atom di dalam
uranium. Dari gumpalan inti, satu inti saja yang terbelah menjadi dua sudah cukup. Dalam
pem-belahan ini, rata-rata dua atau tiga netron dikirim keluar dengan kecepatan tinggi dan
energi yang besar. Netron-netron yang dilepaskan memulai reaksi berantai dengan menabrak
inti uranium lainnya dalam gumpalan itu. Setiap inti yang baru terbelah berperilaku seperti
inti uranium pertama. Jadi, reaksi berantai pun dimulai. Sejumlah besar inti uranium terbelah
menjadi fragmen sebagai hasil reaksi berantai ini, dan menyebabkan terlepasnya sejumlah
besar energi.
Pembelahan inti seperti inilah yang menyebabkan bencana di Hiroshima dan Nagasaki, dan
merenggut nyawa puluhan ribu orang. Sejak momen pertama bom atom dijatuhkan di
Hiroshima oleh Amerika Serikat dalam Perang Dunia II, tahun 1945, dan setelahnya,
diperkirakan 100.000 orang mati. Satu bom lagi yang dijatuhkan Amerika di Nagasaki tiga
hari setelah bencana di Hiroshima menyebabkan kematian 40.000 orang tepat pada saat
peledakan. Kekuatan yang dilepaskan inti di samping menyebabkan kematian banyak orang,
juga menghancurkan area pemukiman yang luas, dan radiasinya menimbulkan banyak
penyimpangan genetik yang tidak bisa diperbaiki dan masalah psikologis di pemukiman yang
tersisa, yang kelak akan mempengaruhi generasi berikutnya.

Fusi
Fusi nuklir tuh kebalikan dari fisi,yang artinya adalah penyatuan dua inti ringan menjadi inti
yang lebih berat dan menggunakan energi pengikat yang dilepaskan. Namun, untuk mencapai
hal ini secara terkendali sangat tidak mudah. Ini karena inti bermuatan listrik positif dan
bertolakan satu sama lain dengan kuat jika dipaksa bersatu. Karena itu, sebuah gaya yang
cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya repulsif di antara mereka agar fusi terjadi.
Energi kinetik yang dibutuhkan ini setara dengan temperatur sekitar 20-30 juta derajat.44
Temperatur ini luar biasa tinggi sehingga tidak ada satu pun benda padat untuk menampung
partikel-partikel yang akan terlibat dalam reaksi fusi ini tahan terhadapnya. Jadi, tidak ada
satu mekanisme pun di dunia yang dapat merealisasikan fusi kecuali panas dari bom atom.
Reaksi fusi terjadi di matahari sepanjang waktu. Panas dan sinar yang datang dari matahari
adalah hasil fusi antara hidrogen dan helium, dan energi dilepaskan sebagai ganti materi yang
hilang selama perubahan ini. Setiap detik, matahari mengubah 564 juta ton hidrogen menjadi
560 juta ton helium. 4 juta ton sisa materi diubah menjadi energi. Kejadian luar biasa ini
menghasilkan tenaga matahari yang sangat vital bagi kehidupan di planet kita, dan telah
berjalan selama jutaan tahun tanpa jeda. Dalam benak kita mungkin akan timbul pertanyaan
seperti ini: Jika setiap detik matahari kehilangan materinya sebanyak 4 juta ton, kapan
matahari akan habis?
Matahari kehilangan 4 juta ton materi setiap detiknya, atau 240 juta ton per menit. Jika kita
asumsikan bahwa matahari telah memproduksi energi dengan laju seperti ini selama 3 milyar
tahun, maka matahari telah kehilangan massanya selama itu sebesar 400.000 juta kali juta ton,
yang sama dengan seper 5000 total massa matahari sekarang. Jumlah ini seperti satu gram
pasir yang hilang dari bongkahan batu seberat 5 kilogran dalam kurun 3 milyar tahun. Ini
menjelaskan bahwa massa matahari sedemikian besar sehingga waktu yang sangat-sangat
panjang akan terlewati sebelum matahari habis.

tapi pada kenyataannnya emang Reaksi Fisi atau reaksi pemisahan dapat terjadi di bumi,
asalkan ada sumber radioaktifnya… contohnya reaksi fisi pada bom nuklir yang bisa
menimbulkan ledakkan sedasyat itu..

sedangkan reaksi fusi atau reaksi penggabungan tidak dapat terjadi di bumi karena
membutuhkan suhu yang sangat tinggi untuk melakukannya, reaksi fisi dapat diamati pada
matahari, di sana terjadi peggabungan atom2 hidrogen menjadi helium… gila banget,gak
kebayang kan klo bumi panasnya udah kayak matahari? buseeet dah..

Makalah Radioisotop
A. PENDAHULUAN
Atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang beredar mengitarinya. Reaksi
kimia biasa hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada
kulit terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang meliputi perubahan pada
inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti). Reaksi nuklir ada yang terjadi
secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang
tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun
reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak
stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis
reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi
kimia biasa.
B.
B. RADIOISOTOP

Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop mampu memancarkan


radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia
dalam reaktor penelitian. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor.

Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut
target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target
sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat
mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.

Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan
terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini
disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang
stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa
radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat
dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.

C. JENIS-JENIS RADIOISOTOP
Jenis-jenis radioisotop yang sering digunakan yaitu :
Sinar α
Sinar β
Sinar γ

D. PENGGUNAAN RADIOISOTOP
1. Perunut (tracer)
Sebagai perunut, radiosotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari
sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat
digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa
itu dapat dipantau.
2. Sumber radiasi.
Sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat
radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat digunakan
untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi.
E. SIFAT KHAS RADIOISOTOP
Radioisotop senantiasa memancarkan radiasi di manapun dia berada dan mudah
dideteksi. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi
jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada
bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya . Radioisotop memiliki konfigurasi
elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop
sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama . yang dipancarkan, utamanya
radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar. Aplikasi radioisotop di bidang
industri yaitu :
1). Tehnik radiografi
Aplikasi radioisotop dalam bidang industri sebenarnya hampir mirip dengan
pemakaian sinar-X pada bidang kedokteran, yaitu “melihat” keadaan tubuh manusia
dengan cara difoto dengan sinar-X. Sedangkan dalam teknik radiografi yang difoto
adalah benda atau obyek yang akan dilihat keadaan bagian dalamnya.

Skema teknik radiografi

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tekhnik ini berdasarkan sifat
bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam
merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang
berongga itu film akan lebih hitam.
2) Teknik Gauging
Dengan metode Gauging yaitu teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop.
Dalam teknik ini radioisotop digunakan sebagai sumber tertutup. Efek radiasi
terhadap sistem dapat mengetahui keadaan sistem tersebut. Penggunaan teknik
gauging ini antara lain untuk mengukur kandungan air dalam tanah, kepadatan tanah,
aspal, dan beton. Teknik ini sangat luas pemakaiannya dalam taknik sipil antara lain
pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul, dan lain-lain.
Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung
pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan.
Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan.

Penampang Dalam Alat Pengukur Ketebalan Bahan

Penampang Luar Alat Pengukur Ketebalan Bahan

3) Pengawetan Bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-
barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil karena
mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama.

4). Deteksi Kebocoran Cairan / Gas


Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat
dideteksi menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama
dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan
radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran.
Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat,
sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan
km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat.
Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan
ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis
gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41
(Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di
Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah berhasil dibuat Argon-41 untuk
perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-
82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan organik.

http://rachmakimhunter.blogspot.co.id/p/makalah-radioisotop.html

. Pengertian Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar)
secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil,
berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah
satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang
lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He),
partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta
bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi
sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain
itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar
lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
B. Sejarah Radioaktif
Sejarah penemuan Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material
semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya,
dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan
dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan
menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil
sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto
ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik
hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material
dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium metal
dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.

C. Limbah Radioaktif
Apa itu limbah radioaktif ?

Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :


1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah tidak
dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi
pengion.
Ada berapa jeniskah limbah radioaktif ?
Jenis limbah radioaktif :

 Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan
aktivitas rendah.
 Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh
pendek.
 Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.

Berasal dari manakah limbah radioaktif ?


Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk
pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir
untuk keperluan industri dan rumah sakit.
Bagaimana cara mengelola limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan masyarakat,
pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah yang dirancang
tahan lama yang ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan sementara sebelum
ditetapkan suatu lokasi penyimpanan permanennya.
Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi
volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah
padat maupun cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa
dimanfaatkan. Penyimpanan permanen dapat berupa tempat di bawah tanah dengan
kedalaman beberapa ratus meter untuk limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang, atau
dekat permukaan tanah dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah
aktivitas rendah-sedang.
Apa bahayanya limbah radioaktif ?
Karena limbah memancarkan radiasi, maka apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan
lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat mengenai manusia dan lingkungan. Misalnya,
limbah radioaktif yang tidak dikelola dengan baik meskipun telah disimpan secara permanen
di dalam tanah, radionuklidanya dapat terlepas ke air tanah dan melalui jalur air tanah
tersebut dapat sampai ke manusia.
Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh
manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh.
Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka
panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa
kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya
mengalami cacat.
Apakah limbah radioaktif yang telah diolah bisa dibuang ke lingkungan ?
Limbah radioaktif sebagian dapat dibuang ke lingkungan apabila kandungannya
(konsentrasi dan radioaktivitasnya) telah dibawah batas ambang yang ditetapkan oleh
Pemerintah (Badan Pengawas Tenaga Nuklir, BAPETEN). Namun sebagian lagi karena
aktivitasnya dan umurnya panjang maka harus disimpan dalam jangka yang sangat panjang.
Adakah hubungan limbah radioaktif dengan Limbah B3 ?
Sebenarnya definisi, limbah radioaktif adalah bagian dari limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), namun ada kalanya sebagian masyarakat membedakan kedua jenis limbah
tersebut. Menurut pandangan terakhir ini, terdapat istilah ‘mixed waste’ (limbah campuran),
yaitu limbah yang mengandung campuran unsur radioaktif sekaligus B3. Sebagai contoh,
dalam proses pembuatan bahan bakar uranium, terdapat limbah yang mengandung asam (B3)
dan radionuklida sekaligus. Sehingga dalam penanganannya, kedua sifat bahaya tersebut (B3
dan radioaktif) harus selalu dipertimbangkan.
Siapakah yang bertanggung jawab mengelola limbah radioaktif ?
Pengelolaan limbah radioaktif didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, penyimpanan sementara serta penyimpanan secara permanen.
Apabila badan pengawas mengijinkan, maka kegiatan pengelolaan tersebut sebagian boleh
dilaksanakan oleh pihak penghasil limbah radioaktif, yaitu dari pengumpulan sampai
penyimpanan sementara. Namun penyimpanan permanen dilaksanakan oleh BATAN.
Apabila penghasil limbah radioaktif tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagian
pengelolaan tersebut, maka pengelolaan limbah radioaktif sepenuhnya kewajiban BATAN.
Badan yang melakukan pengawasan adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
yang terpisah dari badan pelaksana (BATAN). Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 10
tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Adakah dasar hukum yang mengatur mengenai limbah radioaktif ?
Dasar hukum yang mengatur limbah radioaktif adalah Undang-Undang No. 10 tahun
1997 tentang Ketenaganukliran, serta Peraturan pemerintah No. 27 tahun 2002 tentang
Pengelolaan Limbah Radioaktif.

Berapakah biaya pengolahan limbah Radioaktif ?


Biaya limbah tersebut sangat bergantung pada jenis limbahnya. Terdapat perbedaan
biaya antara limbah radioaktif cair, padat terbakar, padat terkompaksi dan sebagainya.
Seluruh tarif tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2001.
Sebagai contoh biaya pengolahan limbah radioaktif cair untuk aktivitas rendah dan sedang
adalah Rp. 7300,- perliter, sedangkan limbah sumber bekas jarum Ra-226 dari rumah sakit
sebesar Rp. 466.000,- perjarum. Tarif tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi
sesuai dengan perkembangan teknologi serta perubahan ekonomi yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa daerah disekitar limbah memilki
jumlah cacahan permenit yang lebih besar dibandingkan daerah bunker ataupun daerah alam
terbuka.ini menunjukan bahwa daerah disekitar limbah memiliki aktivitas radioaktif yang
cukup besar, daerah disekitar bunker memiliki jumlah cacahan permenit yang sama dengan
daerah alam terbuka. Pemantauan atau monitoring terhadap nanturally occuring radioactive
materials atau sering disebut dengan NORM dapat dilakukan salah satunya dengan cara
pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara. Partikulat radioaktif adalah partikel-
partikel radioaktif yang ada di alam yang keberadaanya menyatu dengan udara, seperti debu
radioaktif. Pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara dapat diketahui dengan jalan
melakukan pencacahan terhadap suatu lokasi yang akan diukur konsentrasinya, pencacahan
ini bertujuan untuk mengetahui cacahan awal, waktu paro dan jenis dari suatu radionuklida
yang berada pada suatu sampel penelitian. Hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan yaitu
Partikel Radioaktif alam yang ditemukan dikawasan BATAN Pasar jumat adalah Pb-214 dan
Bi-214 yang merupakan deret Uranium yang mempunyai waktu paro berumur pendek,
Konsentrasi Partikulat Radioaktif Pb-214 dan Bi-214 dilokasi limbah memiliki aktifitas yang
tinggi dengan nilai KPR yang lebih besar dibandingkan nilai KPR dilokasi yang bunker dan
alam terbuka, dan perubahan konsentrasi NORM dipengaruhi oleh aktifitas partikulat
radioaktif alam yang diakibatkan oleh TENORM yaitu adanya sumber radioaktif. Tingkat
radiasi untuk daerah limbah, bunker, dan alam terbuka tergolong rendah dengan demikian
ketiga daerah tersebut dinyatakan aman dari radiasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka
penelitian perlu dilakukan dilokasi yang memiliki aktifitas yang radioaktifnya besar misalnya
di industri kilang minyak, industri batu bara dan industri-industri lain yang menghasilkan
limbah radioaktif, bagi masyarakat diharapkan untuk lebih mengetahui tingkat radiasi bagi
kesehatan tubuh, dan bagi pemerintah hendaknya memberi peringatan untuk daerah yang
memiliki tingkat energi radiasi yang tinggi.
D. Manfaat Radioaktif

1. Bidang Kedokteran

Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang
di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk
penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
 Sterilisasi radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan
untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa
keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia),
yaitu:
a)Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c)Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.

2. Terapi tumor atau kanker

Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata
lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan
dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

3. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer

Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh
tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang.
Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut.
Teknik ini bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang
sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid).

4. Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)

Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa
perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat
partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan
sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat
selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan
serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan
memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda
pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife).
Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah
konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu
membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
5. Teknik Pengaktivan Neutron

Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe,
Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan
teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini
contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron.

Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis


kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi
menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan
kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan
ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa
sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop
tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi
limbah radioaktif.

Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan
film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya,
sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang
tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh
tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner.

Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang


mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini
memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang
dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan
pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi
partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini
mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-
99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini
dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi
penandaan (labelling).

Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian,
keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa
fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan.
Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula
digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di
dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu,
misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat
yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa
radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil
litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk mendeteksi
kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu
dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan
untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa
radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).

Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :


• I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati
dan otak
• Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
• Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
• Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
• Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
• P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan sel
darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh
sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah
merah pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan
alat-alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat
suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses
pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut
dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar
gamma.

2. Bidang Hidrologi

 Mempelajari kecepatan aliran sungai.


 Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

3. Bidang Biologis

 Mempelajari kesetimbangan dinamis


 Mempelajari reaksi pengesteran.
 Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

4. Bidang pertanian

 Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis


 Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
 Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan bawang.

5. Bidang Industri
 Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
 Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
 Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
 Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
 Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.

E. Dampak Radioaktif
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah
putih yang jumlahnya berkurang
Bahaya Zat Radioaktif
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang
tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir
adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya
akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang
merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.

Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare,
Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya
denyut jantung atau nadi.

http://aldy-firdani.blogspot.co.id/2014/01/makalah-radioaktif.html

http://fisikazone.com/reaksi-inti/

Anda mungkin juga menyukai