Setelah diselidiki ternyata anak laki-laki itu dikenal sebagai murid yang
paling bodoh di kelas itu … teman-teman nya begitu meremehkannya
sehingga sering mengolok-olok dan mentertawakannya.
Suatu hari seusai pelajaran ia memanggil murid yang dianggap bodoh itu
setelah seluruh teman-teman nya pulang. Ia berkata sambil memberikan
secarik kertas :
“Hafalkan baik-baik bait-bait syair yang ada di kertas ini … harus hafal
betul dan ingat jangan engkau beritahukan kepada teman-teman mu …
siapapun !”
Hal ini mendorong perubahan besar pada jiwa si murid itu. Ia mulai
percaya diri dan meyakini bahwa dia tidak lah bodoh… Ia merasa mampu
untuk bersaing dengan teman-teman sekelasnya … perubahan ini
mendorongnya untuk semangat dan bersungguh-sungguh belajar di
semua mata pelajaran.
Ketika ujian akhir tiba… murid ini berhasil lulus untuk setiap mata
pelajaran… dengan nilai yang sangat memuaskan…
Kisah ini dia tulis di sebuah koran sebagai pujian untuk gurunya … sebagai
doa agar gurunya itu beroleh pahala dari ALLAH dan kebaikan karena
jasa-jasa nya….
Saudaraku, manusia yang berteman dengan kita ada dua jenis. Yang satu
jenis manusia yang membuka jalan kebaikan menutup jalan keburukan.
Manusia jenis ini akan selalu memberi kita harapan, optimisme, menolong
dan melapangkan.
Yang kedua jenis manusia yang membuka jalan keburukan menutup jalan
kebaikan. Manusia jenis ini akan selalu memutus harapan dan cita-cita
dari kita. Ia selalu menebar duri dan kerikil di jalan yang akan kita lalui
berupa pesimisme, putus asa, curiga, buruk sangka, dan berbagai hal
yang memadamkan semangat kita berkarya