PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalam suatu masalah yang ingin dipecahkan atau dicari solusinya,
perlu diadakannya suatu proses atau langkah-langkah agar tercapai solusi
yang diinginkan. Melalui beberapa cara, strategi, langkah-langkah yang
terstruktur dan menerut ketentuan yang berlaku dalam kurun waktu yang
tidak singkat untuk melakukannya. Hal tersebut dinamakan suatu penelitian.
Penelitian dilakukan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ada.
Tanpa adanya penelitian, hal yang terpenting dari suatu masalah atau ide-ide
yang ingin dicari tidak maksimal seperti dugaan sementara.
Penelitian suatu masalah membutuhkan suatu sampel yang mana
diambil dari obyek yang ingin diteliti. Pada kenyataannnya sangatlah sulit
untuk mendapatkan sampel yang memenuhi asumsi mempunyai distribusi
tertentu. Kebanyakan sampel yang diperoleh hanyalah sebatas menedekati
tertentu. Oleh karena itu, kemudian dikembangkan suatu teknik inferensi
yang tidak memerlukan uji asumsi-asumsi tertentu memgenai distribusi
sampelnya, dan juga tidak memerlukan uji hipotesis yang berhubungan
dengan parameter populasinya.
Dalam dunia statistika banyak cara mengumpulkan data sebagai
dasar dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan agar
peneliti dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan, mencari hubungan
dari variabel-variabel yang diteliti, memprediksi masa depan dan sebagainya
untuk kebutuhan penelitian. Untuk memprediksi hal tersebut, kita
menggunakan metode Statistika Non parametrik dan Penelitian Survei.
Uji pengambilan kesimpulan dapat ditarik tanpa memperhatikan
bentuk distribusi populasi. Sedangkan Penelitian Survei, disgunakan untuk
pengambilan data dari suatu populasi dengan menggunakan media
1
kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Statistika menggunakan
metode penelitian survei dalam mengumpulkan data sebagai dasar penelitian
dan menggunakan Statistika Non Parametrik untuk mengatasi pemecahan
data yang memiliki ukuran sampel kecil dan asumsi-asumsi yang kurang
dimiliki oleh peneliti.
Ini digunakan agar pendapat dari suatu populasi tersebut dapat diolah
sebagai data statistik dan kita dapat memprediksi masa depan dan
sebagainya seperti yang disebutkan di atas.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana Korelasi Rank Spearman?
2. Bagaimana Uji Mann-Withney?
3. Bagaiamana Uji Wilcoson?
C. TujuanPenulisan
1. Untuk Mengetahui Korelasi Rank Spearman.
2. Untuk Mengetahui Uji Mann-Withney.
3. Bagaiamana Uji Wilcoson.
BAB II
PEMBAHASAN
d = selisih peringkat
r’ = koefisien korelasi spearman
Kalau pada korelasi product moment, sumber data untuk variabel yang
akan dikorelasikan adalah sama, data yang dikorelasikan adalah data interval
atau rasio, serta data dari kedua variabel masing-masing membentuk distribusi
normal, maka dalam korelasi Spearman Rank, sumber data untuk kedua
variabel yang akan dikonversikan adalah data ordinal, serta data dari kedua
variabel tidak harus membentuk distribusi normal.2 Jadi korelasi Spearman
Rank adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau rangking, dan
bebas distribusi.
Contoh 1:
Ada dua orang juri yang diminta untuk menilai dalam lomba membuat
makanan. Jumlah makanan yang dinilai ada 10. Masing-masing diberi nomor
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai yang diberikan oleh kedua juri diberikan pada
tabel berikut:3
1
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik, (Bandung: Remaja Yosdakarya, 2014),h. 221
2 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung,: ALFABETA, 2014),h. 244
3Ibid,
TABEL 3.1
NILAI DUA ORANG JURI TERHADAP 10 MAKANAN
Nomor Makanan Nilai dari Juri I Nilai dari Juri II
1 9 8
2 6 7
3 5 6
4 7 8
5 4 5
6 3 4
7 2 2
8 8 9
9 7 8
10 6 6
Karena korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal, maka data
tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi data ordinal dalam bentuk rangking
yang caranya dapat dilihat pada tabel 3.2
Contoh:
Uji Korelasi Sperman Dengan Manual
Uji korelasi Spearman dengan SPSS pada hakikatnya serupa dengan secara
manual.Uji korelasi Spearman adalah uji statistik yang ditujukan untuk
mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala Ordinal.Selain
Spearman, D.A. de Vaus menyebutkan bahwa uji korelasi yang sejenis
dengannya adalah Kendall-Tau.7Asumsi uji korelasi Spearman adalah: (1)
Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data diukur dalam skala Ordinal.
Rumus uji korelasi spearman untuk jumlah sampel< = 30 adalah:
Di mana:
Jika dilakukan secara manual, maka tata tertib melakukan uji korelasi
Spearman adalah:
7D.A. de Vaus, Survey in Social Research, 5th Edition (New South Wales: Allen and Unwin, 2002) p. 259.
Jumlahkan skor item-item di tiap variabel untuk mendapatkan skor total
variabel (misalnya cari skor total variabel X dengan menotalkan item-item
variabel X).
1. Lakukan rangking skor total x (rx) dan rangking skor total y (ry).
2. Cari nilai d yaitu selisih rx – ry .
3. Cari nilai d2 yaitu kuadrat d (selisih rx – ry).
Agar lebih mudah, kerjakan dengan Excel dan buat saja tabel seperti contoh
di bawah ini:
Setelah data dihitung dalam tabel, lalu masukkan ke dalam rumus uji
korelasi Spearman:
Rumus di atas berlaku jika jumlah sampel lebih kecil atau sama dengan 30
(<=30). Lalu, bagaimana menghitung uji korelasi Spearman dengan lebih
dari 30 sampel? Caranya mudah saja yaitu Cari Nilai z hitung terlebih
dahulu.
Cara mencarinilai z hitungsebagaiberikut:
Di mana:
Nilai rs dicari dengan cara yang sama seperti perhitungan terdahulu (di
bagian atas). Dalam contoh sampel yang lebih besar dari 30 ini misalnya
sampel menggunakan 50 responden. Maka perhitungannya sebagai berikut:
Nilai z hitung dalam sampel > 30 ini adalah 6,93. Pengambilan keputusan
dalam sampel > 30 ini adalah membandingkan antara z hitung dengan z
tabel.Z hitung sudah diperoleh sekarang tinggal z tabel.
1
U1 = n1 . n2 + {n1 (n1 + 1)} − R1
2
dan
1
U1 = n1 . n2 + {n2 (n2 + 1)} − R 2
2
di mana :
n1 =jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 =jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
Dari kedua rumus di atas dipilih nilai yang paling kecil. Harga U
yang paling kecil tersebut digunakan dan membandingkan dengan U tabel.
Hipotesis-Hipotesis
H0 : 2 sampel independen berasal dari populasi yang identik.
atau
H0 : tidak ada perbedaan rata-rata antara 2 sampel.
H1 : ada perbedaan rata-rata antara 2 sampel.
KaidahPengambilanKeputusan
Untuk uji 2 arah :
p(U) ≤ a⁄2 → Tolak H0
p(U) > a⁄2 → TerimaH0
atau
Exact Sig.< 𝑎 → TolakH0
Exact Sig.> 𝑎 → TerimaH0
Untuk uji 1 arah:
p(U) ≤ 𝑎 → TolakH0
p(U) > 𝑎 → TerimaH0
atau
Exact Sig.≤ 𝑎 → TolakH0
Exact Sig.> 𝑎 → TerimaH0
Contoh kasus 1:
Penyelesaian :
1
U1 = n1 . n2 + 2 {n1 (n1 + 1)} − R1
1
= (10)(7) + 2 {10(10 + 1)} − 73
= 70 + 55−73 = 52
atau
1
U1 = n1 . n2 + 2 {n2 (n2 + 1)} − R 2
1
= (10)(7) + 2 {7(7 + 1)} − 80
=70 + 28 − 80 = 18
Pengambilan keputusan
Jika probabilitas> 0,05, maka H0 diterima.
Jika probabilitas< 0,05, maka H0 ditolak.
C. Wilcoxon Signed Rank Test
Wilcoxon signed rank test merupakan uji non parametrik yang digunakan
untuk menganalisis data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda
(Pramana, 2012). Wolcoxon signed rank test digunakan apabila data tidak
berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho
pada uji wilcoxon signed rank test adalah sebagai berikut: Jika probabilitas
(Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika probabilitas (Asymp.Sig)
> 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Uji wilcoxon signed rank :
a. Menentukan hipotesis
Hipotesis yang ditentukan dalam pengujian wilcoxon signed rank test ini adalah
sebagai berikut:
saham pada saat sebelum dan sesudah stock split.
Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang
signifikan dalam abnormal return saham, volume perdagangan saham dan
volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split.
Ho diterima jika nilai probablitias > 0,05 berarti terdapat perbedaan yang
tidak signifikan dalam abnormal return saham, volume perdagangan saham
dan volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split.
d. Penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis. 8
8 https://www.slideshare.net/mobile/ediriadi/contoh-analisis-uji-beda-non -parametrik-wilcoxon
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji yang dibahas di penelitian ini adalah:
Uji korelasi Spearmann
Uji Mann-Whitney
Uji Wilcoxon
Koefisien korelasi spearman merupakan statistic non parametrik.
Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat
digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel yang diukur adalah skala
ordinal (berbentuk ranking) atau kedua variabel adalah kuantitatif namun
kondisi normal tidak terpenuhi.
Uji Mann-Whitney U digunakan untuk menguji signifikan uji
hipotesis komparatif 2 sampel independen bila datanya berbentuk ordinal,
dan untuk 2 sampel yang berukuran tidak sama. Uji ini merupakan uji yang
paling sering digunakan oleh peneliti di antara uji-uji lain pada uji Non-
Parametrik untuk menguji 2 sampel independen ketika peneliti ingin
menghindari asumsi-asumsi dari statistic uji-t (misalnya data sampel harus
mengikuti distribusi normal).
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini di karenakan masih minimnya pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
D.A. de Vaus, Survey in Social Research, 5th Edition (New South Wales:
Allen and Unwin, 2002) p. 259.
https://www.slideshare.net/mobile/ediriadi/contoh-analisis-uji-beda-non -
parametrik-wilcoxon