PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan berfikir dan kesadaran manusia akan diri dan
dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global
membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang
bagi manusia untuk mecapai status dan tingkat kehidupan yang
lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong
manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan dan
tidak puas terhadap apa yang dicapai pada saat ini. Adapun
dampak negatif dari globalisasi tersebut adalah :
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah yang berjudul
“Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah” ini
adalah :
1. Apa fungsi dari layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah?
2. Tujuan apa yang hendak dicapai dari Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah menengah?
3. Bagaimana fokus layanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Menengah?
4. Bagaimana Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling yang
di laksanakan di Sekolah Menengah?
5. Siapa saja Personil yag terlibat dalam kegiatan layanan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah?
C. Tujuan Penulisan
2
Ahmad Juntika Nurihsan. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT.Refika
Aditama. Hal.40
belajar klasikal di kelas dengan bantuan bimbingan dan
konseling.
3
Endang Ertiati Suhesti. 2012. Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hlm. 9
lainnya di sekolah menengah maupun di luar sekolah
menengah.
4
Ibid. Hal 10
Bimbingan dan konseling yang berkembang saat ini
adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi
bimbingan dan konseling adalah edukatif, pengembangan,
dan outreach. Edukatif, karena titik berat kepedulian
bimbingan dan konseling terletak pada pencegahan dan
pengembangan, bukan pada korektif atau terapeutik,
walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan
konseling perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral
tujuan bimbingan dan konseling terletak pada perkembangan
optimal dan strategi, dengan upaya pokok memberikan
kemudahan perkembangan individu melalui perekayasaan
lingkunngan perkembangan. Outreach, karena target populasi
bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu
bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi
ragam dimensi dalam rentang yang cukup lebar. Dengan
demikian tujuan umum bimbingan dan konseling adalah:
6
Ibid. Hlm 29
7
Riswani. 2015. Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013. Hlm 57
siswa, yang isinya sesuai dengan tujuan bimbingan dan
konseling yang telah dikemukakan di atas.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan
bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi
dan bimbingan karir, layanan ini untuk seluruh peserta
didik, disajikan atau di luncurkan dengan menggunakan
Strategi klasikal dan dinamika kelompok.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik atau konseli yang menghadapi masalah dan
memerlukan pertolongan dengan segera, agar konseli
tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangannya.8 Layanan responsif
bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang
dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini.
Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif.
Isi layanan Responsif adalah sebagai berikut :
a. Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan
program studi di sekolah menengah yang sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan; dan pemilihan
program studi lanjutan di perguruan tinggi.
b. Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara
mengatasi kesulitan belajar.
c. Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik, cara
memelihara persahabatan yang baik, cara mengatasi
konflik dengan teman.
d. Bidang pribadi, yaitu pembetukan identitas karier,
pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan,
dan pembentukan pola karier.
8
Ibid. Hal 63
e. Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib sekolah
dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.
f. Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya
penggunaan narkotika dan pencegahan terhadap
bahaya narkotika.
g. Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya
perilaku seks bebas, cara berpacaran yang baik, serta
pencegahan perilaku seks bebas.
h. Bidang kehidupan lainnya.
2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang
penting, sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan
lebih berhasil.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai
nasihat dari seorang yang professional. Pengertian Konsultasi
dalam program bimbingan dipanadang sebagai suatu proses
menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua,
administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas
peserta didik atau sekolah.
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan
dalam pelaksanaan program BK. Layanan ini memungkinkan
sejumlah peserta didik (siswa) secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan melalui
pembahasan dalam bentuk kelompok.9 Bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau
kesulitan pada diri konseli. Isi kegiatannya terdiri atas
penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak
disajikan dalam bentuk pelajaran.
9
Suhertina. 2014. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Pekanbaru : CV. Mutiara Pesisir Sumatra. Hal.
124
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk
kelas yang beranggotakan 20 sampai 30 orang. Informasi
yang diberikan dalam bimbingan kelompok itu terutama
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman mengenai orang lain,
sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak
langsung.
4. Konseling Kelompok
Konseling kelompok pada dasarnya adalah proses
konseling yang diselenggarakan dalam kelompok dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Masalah yang dibahas
dalam konseling kelompok adalah masalah siswa (pribadi
siswa) yang etrlibat dalam kegiatan itu. Setiap anggota
kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya.
Pembahasan masalah dari anggota kelompok dibicarakan
oleh seluruh anggota kelompok.
Kalau pada bimbingan kelompok, masalah yang dibahas
adalah masalah umum yang dirasakan oleh anggota
kelompok, sedangkan pada konseling kelompok masalah
yang dikemukakan, dibicarakan dan dibahas adalah masalah
pribadi anggota kelompok yang terlibat dalam kegiatan itu.10
5. Pengajaran Remidial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya
guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan
individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan,
dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana,
terorganisir, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih
10
Ibid. Hal 125-126
memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman
kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan
utama dalam keseluruhan kerangka pola layanana bimbingan
belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis
dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Secara
skematik prosedur remedial tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Diagnostik kesulitan belajr mengajar.
2) Rekomendasi / referral.
3) Penelaahan kembali kasus.
4) Pilihan alternatif tindakan.
5) Layanan konseling.
6) Pelaksanaan pengajaran remedial.
7) Pengukuran kembali hasil belajar mengajar.
8) Reevaluasi / Rediagnostik.
9) Tugas tambahan.
10) Hasil yang diharapkan.
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat
dilakukan secara preventif, kuratif jika dilakukan setelah
program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan
preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang diperkirakan
akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan
ditempuhya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak
lanjut dari upaya diagnostic yang dilakukan guru selama
berlangsung program PBM.
BAB III
ANALISIS PELAYANAN
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA