BAB II Baru
BAB II Baru
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
(Saleha, 2009).
Masa nifas, disebut juga masa postpartum atau puerperium
Puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
1
2
berlangsung lama.
2) Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
infeksi.
c. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Menurut Susilo Rini dan Feti Kumala D (2016), peran dan
rasa nyaman.
4) Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang
(40 hari).
2) Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
komplikasi.
e. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Menurut Susilo Rini dan Feti Kumala D (2016), pada kebijakan
dilakukan.
5
Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk
perdarahn berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal
e) Melakukan hubungan (bonding attachment) antara ibu dan
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
tidak normal.
c) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan merawat bayi
sehari-hari
3) 2 minggu setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali dengan normal dengan
bayinya alami.
b) Memberikan konseling KB secara dini.
f. Perubahan fiologis masa nifas
1) Perubahan pada sistem reproduksi
a) Uterus
Perubahan pada uterus masa nifas disebut involusi uteri, yaitu
nifas.
(3) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecokelatan karena
nifas.
(4) Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
nifas.
c) Serviks
Serviks mengalama involusi bersama-sama dengan uterus,
2011).
d) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
2011).
2) Perubahan sistem pencernaan
a) Nafsu makan
8
b) Motalitas
Secara khas, penurunan tonus otot dan motalitas otot traktus
(Marmi, 2012).
c) Defekasi
Buang air besar spontan bisa tertunda selama 2 sampai 3 hari
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh
2011)
b) Nadi
Denyut nadi normal 60-80 x/menit. Denyut nadi pada masa
Jannah, 2011).
c) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan akan
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal pernafasan juga akan
antara lain:
1) Nutrisi dan cairan
a) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal.
b) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan
vitamin.
c) Minum sedikitnya 3 liter/hari, terutama setelah menyusui.
d) Mengonsumsi tablet zat besi selama masa nifas
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat
Janah, 2012).
3) Eliminasi
a) Buang air kecil
Dalam 6 jam postpartum pasien sudah harus bisa buang air
4) Kebersihan diri
Beberapa langkah penting dalam perwatan diri ibu nifas
infeksi.
d) Cuci tangan setiap kali selesai membersihkan daerah
kelamin.
e) Jika ada luka episiotomy untuk hindari menyentuh daerah
luka.
5) Istirahat
Ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas
2011).
6) Senam nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
jari kedalam vagina tanpa rsa nyeri. Banyak budaya dan agama
Jannah, 2011).
2. Pre Eklampsia
a. Pengertian
Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang terdiri atas trias gejala
(Icesmi, 2014).
Pre eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai
eklamsia/eklamsia.
2) Peran faktor geneti atau familial. Terdapatnya kecendrungan
dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre eklampsia dan bukan
(RAAS).
c. Faktor resiko pre eklampsia
Menurut Bothamley (2012) dan Icesmi (2014), terdapat banyak
akhir yang lebih buruk pada ibu dan bayi. Wanita penderita
karena jumlah darah yang berada dalam sekitar 15% dari berat
eklampsia yaitu :
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan pertambahan
timbul.
e. Pemeriksaan penunjang
Menurut Taufan (2012), Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
hepar.
5 Lactid acid menggambarkan adanya
dehydrogenase hemolisis.
6 Albumin serum menggambarkan kebocoran
dan faktor endotel, dan kemungkinan
koagulasi koagulopati
Sumber: Taufan, 2012
urine dan odema setelah umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau
setelah persalinan.
Tanda dan gejala pre eklampsia ringan:
a). Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastol ≥ 90
mmHg.
b). Proteinuria: didapatkan protein urine di dalam pemeriksaan
≥ 110 mmhg disertai protein urine dan odema pada kehamilan >
minimal 6 jam.
18
pemeriksaan laboratorium
(b) Perdarahan pada retina dengan anamnesa tentang
laboratorium.
c) Gambaran klinis pre eklampsia berat
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan
dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola
oliguria.
21
(Taufan, 2012).
Tabel. 2.3. Dosis Pemberian Diazepam
Pemberian diazepam pada pre eklampsia dan eklampsia
Dosis awal Diazepam 10mg IV pelan-pelan selama 2
menit
Jika kejang berulang, ulang dosis.
janin.
(6) Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori
berlebih.
110 mmhg disertai protein urine dan odema pada kehamilan > 20
fraktur vertebra
6) Aspirasi pneumonia
b. Komplikasi jangka panjang
1) 40% sampai 50% pasien dengan pre eklampsiaberat atau
kehamilan berikutnya.
2) Hipertensi permanen, terjadi pada 30% sampai 50% pasien
nifas
b. Pantau tekanan darah, urine, refleks
c. Lebih banyak istirahat
d. Ukur keseimbangan cairan
e. Kateterisasi urine untuk memantau pengeluaran urine dan
proteinuria.
f. Jangan tinggalkan pasien sendiri, pantau TTV.
g. Bila terjadi kejang :
1) Beri MgSO4
2) Beri oksigen 4-6 liter per menit, baringkan miring sisi kiri
110 mmHg.
c. Pantau urine.
Perawatan nifas pada ibu dengan pasca pre eklampsia berbeda
sesuai keadaan ibu. Kejang bisa timbul pada periode ini walaupun
itu, pengkajian tonus otot uterus perlu dilakukan. Ibu pre eklampsia
pelayanan meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
meliputi:
27
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
secara lengkap.
28
nifas.
c) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
pendidikannya.
d) Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istirahat atau kebiasaan sehari-hari.
e) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
pasien tersebut.
f) Alamat ditanyakan untuk mempengaruhi kunjungan rumah
bila diperlukan.
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini (Susilo
badan lahir bayi, panjang badan lahir bayi, cacat bawaan, dan
rawat gabung atau tidak (Susilo Rini dan Feti Kumala, 2016).
7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
30
ini.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
yang menyertainya.
9) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
Kumala, 2016).
b. Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik)
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Bertujuan menilai keadaan umum pasien apakah pasien
hyaitu:
(1) Composmentis
Mengalami kesadaran penuh dengan memberikan
(4) Sopor
Tidak memberikan respon ringan maupun sedang,
positif.
(5) Koma
Tidak dapat bereaksi dengan stimulus atau rangsangan
(Wulandari, 2009).
(2) Nadi
Nadi berkisar antara 60-80 x/menit. Denyut nadi diatas
atau tidak
(4) Telinga : untuk mengetahui ada secret/serumen pada
telinag ada/tidak.
35
(Prawirohardjo, 2010).
d) Keadaan payudara dan putting susu
(1) Pembesarannya norma/tidak
(2) Simetris/tidak
(3) Konsistensi, ada pembengkatan/tidak.
(4) Putting menonjol/tidak, lecet/tidak.
(5) Ada benjolan/tidak
(6) Rasa nyeri pada payudara/tidak
(7) Aerola hyperpigmentasi/tidak
(8) Pengeluaran : ASI sudah keluar belum.
Menurut Susilo Rini dan Feti Kumala (2016) tingkatan
pengeluaran ASI:
(a) Colostrum yaitu ASI yang dikeluarkan pada hari ke
1-3.
(b) ASI Transisi yaitu ASI yang keluar setelah
10 dan seterusnya.
e) Keadaan abdomen (Susilo Rini dan Feti Kumala, 2016)
(1) Abdomen
(a) Bekas luka operasi ada/tidak
(b) Benjola abnormal ada/tidak
(c) Kandung kemih kosong/tidak
(2) Uterus
(a) Kontraksi : keras/lembek
(b) TFU : involusinya
minggu ke 1: TFU pertengahan pusat Sympisis
minggu ke 2: TFU tidak teraba diatas sympisis
minggu ke 6 : bertambah kecil
minggu ke 8 : normal
36
merah.
(b) Lochea sanguinolenta : dikeluarkan pada hari ke 4-7
postpartum.
(2) Perinieum : odema, hematoma, bekas luka episiotomy/
robekan, hecting.
(3) Vulva vagina ada varises atau odema tidak
(4) Keadaan anus : hemoroid/tidak
g) Keadaan ekstremitas atas dan bawah.
Ada varises/tidak , odema/tidak, kemerahan/tidak, warna jari
pengamatan.
a. Diagnosa kebidanan
Diagnose dapat ditegakan yang berkaitan dengan nama, umur, para,
(Prawirohardjo, 2010).
2) Data obyektif
a) Keadaan umum : lemah
b) Kesadaran : samnolen
c) TTV : tekanan darah : 160/100 mmHg
d) Payudara : ASI sudah keluar/belum
e) Abdomen : kontraksi keras/lembek, TFU involusi baik/sub
jahitan/tidak.
g) Ekstremitas : pada bagian ekstremitas atas dan bawah
(Prawirohardjo, 2010).
b. Masalah
38
2012).
c. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
penyebab mules.
3. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose
benar terjadi. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu nifas
b) Dosis pemeliharaan
MgSO4 1gr/jam melalui infuse ringer laktat/ringer asetat
berakhir.
c) Diperhentikan
24 jam pasca persalinan atau atau kejang berakhir
2) Terapi anti hipertensi
jika tekanan diastolik masih >110 mmHg maka berikan obat anti
diaplikasikan yaitu :
a. Asuhan hari pertama (2 jam post partum)
1) Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital, protein urine, TFU,
berakhir.
c) Diperhentikan
24 jam pasca persalinan atau atau kejang berakhir
hipertensi.
a). Obat nifedipin : 10-20 mg per oral diulangi setelah 20
(Wulandari, 2009).
8. Data Perkembangan
Menggunakan data perkembangan berupa SOAP menurut Wildan dan
evaluasi.
43