PUBLIK
Abstract
1
1. PENDAHULUAN
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
(Konrath, 2005). Tujuan akhir dari proses auditing ini adalah menghasilkan
laporan audit. Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk
dengan baik.
Skeptisisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau
2
secara skeptis terhadap bukti audit. Auditor diharapkan dapat lebih
dapat dilatih oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit dan dalam
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Selain itu, dengan sikap
tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah dan
norma agar kualitas audit dan citra profesi auditor tetap terjaga.
publik dan apakah ada hubungan situasi audit, etika, pengalaman, dan
keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.
3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
auditor dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik dan
keahliannya dalam melakukan audit. Selain itu, bagi masyarakat hasil dari
secara kritis terhadap bukti audit. Shaub dan Lawrence (1996) mengartikan
al, 1984). Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi
4
tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi
faktor:
profesional akuntan.
2. Faktor-faktor situasi
3. Pengalaman
5
seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat
berpengalaman.
dari disposisi etis, pengalaman dan faktor situasional. Michael K. Shaub dan
etika situasi yang kurang lebih terkait dengan etika profesional dan kurang
auditor.
tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal
jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan
Terdapat lima opini atau pendapat yang mungkin diberikan oleh akuntan
6
Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording (pendapat
faktor etika, faktor situasi audit, pengalaman dan keahlian audit. Sebagaimana
7
audit, pengalaman dan keahlian audit memiliki hubungan yang positif dan
Bertitik tolak dari telaah teoritis dan kerangka pemikiran yang diuraikan
H2: Faktor etika, faktor situasi audit, pengalaman dan keahlian audit
3. Metode Penelitian
8
independen. Sementara skala yang digunakan untuk mengukur instrumen
3. Fakor Etika (X 2 )
Cohen et al, (1995) yang dikembangkan oleh Loeb (1971), yaitu dengan
skema adalah etis atau tidak dan skala yang digunakan adalah skala
ordinal.
4. Pengalaman (X 3 )
9
5. Keahlian Audit (X 4 )
likert.
publik. Variabel ini diukur melalui pemberian opini yang sesuai dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah partner dan auditor senior yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Sumatera. Oleh karena
jumlah populasi yang sedikit yaitu 89 orang, maka semua populasi dipilih
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu
10
3.5 Pengujian Validitas dan Realibilitas Data
pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi tinggi. Kemudian secara
spesifik akan digunakan tenik Cronbach Alpha. Pengujian ini akan dibantu
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
opini auditor serta untuk menganalisis hubungan antara situasi audit, etika,
5 diantaranya tidak diisi dengan keterangan pindah alamat. Dari jumlah yang
ada 1 kuisioner yang tidak layak olah, karena responden tidak mengisi
kuisioner.
pertanyaan, tidak semua item pertanyaan adalah valid. Ada beberapa item
pertanyaan yang tidak valid, namun secara umum butir pertanyaan tersebut
valid. Butir pertanyaan yang valid terbukti dengan r hitung lebih besar dari r
11
butir pertanyaan yang tidak valid terbukti dengan r hitung lebih kecil dari r
reliabel. Terbukti dengan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari batas nilai
alpha. Oleh karena hasil uji semua kelompok pertanyaan adalah reliabel, maka
Pengujian Hipotesis
berikut:
Y = 7.554 + 0.596 X
dimana:
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hal ini dapat
Dari hasil analisis regresi juga diperoleh adjusted R-square adalah 0.142.
Hal ini berarti 14.2% variabel dependen ketepatan pemberian opini auditor
12
Berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang telah dikemukakan
pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Berdasarkan kriteria yang telah
(signifikan) kecil dari level of significance yang telah ditetapkan yaitu 0.05.
Dari hasil pengolahan data diperoleh F hitung yaitu 4.478 dan nilai signifikan
0.47. Nilai ini kecil dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan
kecil dari level of significance yang telah ditetapkan, maka H1a dapat
oleh akuntan publik berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat skeptis
seorang auditor maka semakin baik juga opini auditor yang akan
diberikannya.
berikut:
dimana:
13
X2 = Interaksi antara skeptisisme dengan etika
Dari persamaan regresi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa ada dua
variabel yaitu situasi dan pengalaman yang memiliki hubungan yang positif
dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hal ini dapat
Sementara dua variabel lainnya yaitu etika dan keahlian audit memiliki
akuntan publik. Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien korelasi parsial yaitu
Dari hasil analisis regresi juga diperoleh adjusted R-square sebesar 0.297
atau 29.7%. Hal ini berarti 29.7% variasi opini auditor dapat dijelaskan oleh
Dari uji anova dan uji F test, diperoleh nilai F hitung sebesar 3.223
dengan tingkat probabilitas (signifkan) 0.039 (kecil dari 0.05). Maka dapat
Dependen
0.003 yang berarti kecil dari 0.05. Seperti yang telah dijelaskan
14
sebelumnya, jika nilai signifikan lebih kecil dari level of significance
yang telah ditetapkan yaitu 0.05, maka H2a dapat diterima. Jadi dapat
disimpulkan dari tabel diatas, bahwa H2a untuk variabel situasi audit
2. Variabel independen kedua yaitu etika memiliki nilai p-value 0.080 yang
berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a untuk variabel
0.757 yang berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a
yang berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a untuk
auditor dan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik terdapat
dilakukan Ida Suraida (2005) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
15
besar antara skeptisisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian
dan keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ida Suraida (2005) yang
5. Kesimpulan
0.047 yang berarti kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat skeptis seorang auditor maka semakin baik pula
opini auditor oleh akuntan publik, hanya variabel situasi audit saja yang
auditor oleh akuntan publik. Tiga variabel lain yaitu etika, pengalaman
16
dan keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan
3. Hasil penelitian ini ada yang mendukung penelitian sebelumnya dan ada
Rekomendasi
mengisi kuisioner yang peneliti kirimkan. Selain itu penelitian ini memiliki
sebelumnya.
telah dilakukan ini, yaitu dengan meneliti variabel lain seperti independensi
auditor oleh akuntan publik. Selain itu disarankan juga untuk peneliti
17
DAFTAR PUSTAKA
Elfa. 2004. Hubungan Kesadaran Etis dan Situasi Audit dengan Skeptisisme
Profesional Auditor”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.
Kee, H.W. dan R.E. Knox. 1976. “Conceptual and Metoda Logical
Considerations in The Study of Trust and Suspicion”. Journal of
Conflict Resolution 14, hal 357-366.
Kell, Walter G. et. Al. 2003. “Modern Auditing, Edisi Ketujuh”. Erlangga.
Jakarta.
18
M. Theodorus, Tuanakotta. 1977. “Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan
Publik”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.
Umar, Husein. 1999. “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Raja
Grafindo. Jakarta.
Yurniwati dan Eka D.P. 2004. “Hubungan Pengalaman Dan Situasi Audit
Dengan Skeptisisme Profesional Auditor”. Laporan Penelitian. Fakultas
Ekonomi Universitas Andalas.
19
Output Pengujian Statistik
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic df Sig.
Standardized Residual .172 22 .089
Regression
[DataSet0] D:\Ade\Olah Data\Fira\Data Olah.sav
Model Summary(b)
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14.875 1 14.875 4.478 .047(a)
Residual 66.443 20 3.322
Total
81.318 21
a Predictors: (Constant), Skeptisisme
b Dependent Variable: Opini
Coefficients(a)
Standardize
Unstandardize d 95% Confidence Collinearity
Model d Coefficients Coefficients t Sig. Interval for B Statistics
Std. Lower Upper
B Error Beta Bound Bound Tolerance VIF
1 (Constant) 7.554 1.947 3.880 .001 3.492 11.615
Skeptisisme .596 .282 .428 2.116 .047 .008 1.184 1.000 1.000
a Dependent Variable: Opini
Scatterplot
Normal Q-Q Plot of Opini
4
Regression Deleted (Press) Residual
1
2
ExpectedNormal
0
0
-2
-1
-4
-2 -6
8 10 12 14 -3 -2 -1 0 1 2
Observed Value Regression Standardized Residual
Tests of Normality
20
Kolmogorov-Smirnov(a)
df Statistic Sig.
Standardized
.118 22 .200(*)
Residual
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Regression
[DataSet0] D:\Ade\Olah Data\Fira\Data Olah.sav
Model Summary(b)
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 35.069 4 8.767 3.223 .039(a)
Residual 46.249 17 2.721
Total 81.318 21
Coefficients(a)
Standardize
Model Unstandardized d 95% Confidence Collinearity
Coefficients Coefficients t Sig. Interval for B Statistics
Std. Lower Upper
B Error Beta Bound Bound Tolerance VIF
1 (Constant) 10.243 1.231 8.324 .000 7.647 12.839
M.Situasi .100 .028 .909 3.527 .003 .040 .160 .503 1.987
M.Etika -
-.059 .032 -.540 .080 -.127 .008 .397 2.519
1.859
M.Pengalaman .016 .052 .080 .314 .757 -.094 .127 .515 1.940
M.Keahlian -.022 .038 -.130 -.572 .575 -.101 .058 .646 1.547
a Dependent Variable: Opini
Scatterplot
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0
0.6
0.4
-2
0.2
-4
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Observed Cum Prob Regression Standardized Residual
21