Anda di halaman 1dari 13

Syarat Wajib Sholat

1. Muslim (Beragama Islam) – Orang yang hanya berserah diri kepada Allah
2. Berakal Sehat dan Sadar
3. Telah sampai dakwah Islam
4. Baligh (Cukup Umur)

Syarat Sah Sholat

1. Aurat tertutup, pastikan jangan sampai ada pakaian yang tersingkap seperti
pakaian yang kekecilan sehingga dapat terbuka saat melakukan gerakan sholat
2. Tubuh, Pakaian dan Tempat Sholat Suci dari hadats serta najis
3. Bersuci – Wudhu sesuai yang sudah diajarkan Rasulullah Salawah’hualaihi
wasalam
4. Masuk waktu shalat
5. Menghadap arah kiblat
6. Tumakninah (Tenang, Khyusuk, Fokus) dan Tertib atau urut sesuai dengan
rukun Sholat

Rukun Sholat

Rukun konsekuensinya wajib dilakukan, jika sengaja ditinggalkan atau tidak dilakukan
berarti batal.

1. Niat Sholat – Niat adalah berilmu atau bermaksud melakukan sesuatu


sekalipun hanya dalam hati, hal tersebut sudah termasuk niat tanpa harus
melafalzkannya.
2. Berdiri Tegak dan Pandangan mata mengarah ke tempat Sujud bagi yang
mampu – Bagi yang tidak mampu atau memiliki kekurangan fisik dan penyakit
tertentu yang membuatnya tidak sanggup berdiri maka bisa lakukan dengan
dukuk jika masih tidak mampu bisa dilakukan dengan cara berbaring
3. Takbiratul Ihrâm – Mengucapkan Takbir “Allahu akbar” ketika mengawali
ibadah sholat, dan ketika seseorang sudah melakukan takbiratul ihram
pertanda bahwa tidak boleh melakukan hal hal diluar sholat yang berarti
seseorang sudah masuk dalam ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya
mengucapkan bacaan bacaan sholat yang akan dibaca nantinya
4. Membaca Surat al-Fatihah ; dimana Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan
bagian ayatnya. Terdapat beberapa pendapat berbeda Imam Syafi’i
berpendapat bahwa Basmalah ikut dibaca dan dikeraskan oleh imam, Imam
Ahmad berpendapat dibaca tetapi lirih atau tidak dikeraskan dan Imam Malik
sama sekali tidak membaca basmalah.
5. Ruku’, Badan turun dan dibungkukan sambil membaca doa saat Ruku’ –
Thuma’ninah (Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
6. Bangun dari ruku’ dan I’tidal – Thuma’ninah, (Dilakukan dengan tenang dan
ikhlas atau tidak terburu-buru)
7. Sujud – Thuma’ninah (Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-
buru)
8. Iftirasy (Duduk diantara dua sujud) – Thuma’ninah (Dilakukan dengan tenang
dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
9. Tasyahhud Akhir – Duduk untuk tasyahhud akhir dan Membaca tasyahhud
akhir.
10. Membaca shalawat pada Nabi Sallawahualaihiwasalam saat Tasyahhud Akhir
11. Salam pertama
12. Niat keluar dari shalat
13. Tertib; yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan”

Cara Sholat Yang Benar Lengkap Dengan


Gambar :
1. Niat Sholat
Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah adalah tidak
ada lafadz khusus dalam niat sholat. Niat berasal langsung dari hati, tanpa
mengatakan pun sudah memiliki makna dikhususkan sesuai dengan hendak apa yang
akan dilakukannya. TIDAK ADA HADITS mengatakan jika akan melaksanakan
sholat harus MEMBACA NIAT atau Tidak Ada Hadits tentang Lafadz Niat
Sholat yang banyak digunakan sekarang ini. Dan lafadz Ushalli juga tidak ada dalam
Hadits.

Berikut ini adalah Niat Sholat yang sering digunakan masyarakan khususnya
Indonesia saat hendak melaksanakan Sholat.

Niat Sholat Sendiri, Menjadi Makmum dan Imam

Bacaan Doa Niat Sholat Subuh

‫صبْح َر َكعتَي ِّْن ُم ْست َ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ُّ ‫ض ال‬ َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman]
lillaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Dzuhur


‫ت ُم ْست َ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ ُّ ‫ض‬
ٍ َ ‫الظ ْه ِّر أَ ْربَ َع َر َكعا‬ َ ‫ص ِّل ْي فَ ْر‬ َ ُ‫ا‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhazh-Zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Ashar

‫ت ُم ْست َ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬


ٍ َ ‫ص ِّرأَ ْربَ َع َر َكعا‬ َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
ْ َ‫ض الع‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal ‘Ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Maghrib

‫ت ُم ْست َ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ َ َ‫ب ثَل‬
ٍ َ ‫ث َر َكعا‬ ِّ ‫ض ال َم ْغ ِّر‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal Maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman
/ imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Isya

‫ت ُم ْست َ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬


ٍ َ ‫ض ال ِّعشَاء ِّأ َ ْربَ َع َر َكعا‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal Isyaa’i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala

2. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat

Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak


merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh
menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.

3. Takbiratul Ihrâm

a. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan

ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut


kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.

1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.


2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke
samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada
yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga
merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan : Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat
takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun
dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Mengucapkan Takbir “Allahu’akbar” sembari mengangkat tangan ketika mengawali


ibadah sholat, dan ketika seseorang sudah melakukan takbiratul ihram pertanda bahwa
tidak boleh melakukan hal hal diluar sholat yang berarti seseorang sudah masuk dalam
ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya mengucapkan bacaan bacaan sholat yang
akan dibaca nantinya.

b. Gerakan Sedekap dalam Salat

Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram.


Adapun caranya adalah sebagai berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga
meletakkannya di bawah pusar.

Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah.

Macam-macam Doa Iftitah – Penjelasan Video

Adapun Bacaan yang diguanakan oleh masyarakat di Indonesia, ada di bawah ini :

c. Bacaan DOA IFTITAH (Sunah)

‫يل‬ ِّ َ‫هللا بُ ْك َرة ً َوأ‬


ً ‫ص‬ ِّ َ‫س ْب َحان‬ ِّ ‫ َو ْال َح ْم ُد ِّ ه‬،‫يرا‬
ً ‫َلِل َك ِّث‬
ُ ‫ َو‬،‫يرا‬ ً ‫هللاُ أَ ْكبَ ُر َك ِّب‬
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-
wa’ashiila.
Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah,
Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.”
‫ض َحنِّيْفا ً ُم ْس ِّلما ً َو َما أَنَا‬ َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِّ ‫س َم َوا‬‫ط َر ال ه‬ ْ ‫ي ِّللهذ‬
َ َ‫ِّي ف‬ َ ‫َو هج ْهتُ َو ْج ِّه‬
‫ب‬
ِّ ‫َلِل َر‬ ِّ ‫اي َو َم َماتِّ ْي ِّ ه‬ ُ ُ‫ص َلتِّ ْي َون‬
َ َ‫س ِّك ْي َو َم ْحي‬ َ ‫ إِّ هن‬. َ‫ِّمنَ ْال ُم ْش ِّر ِّكيْن‬
َ‫ْالعَالَ ِّميْنَ ََل ش َِّري َْك لَهُ َوبِّ َذ ِّل َك أ ُ ِّم ْرتُ َوأَنَا ِّمنَ ْال ُم ْس ِّل ِّميْن‬
Inni Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-
wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii
lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya : “Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi
Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang
Yang Musyrik. Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya
Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta. Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan
Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.”

4. Membaca Surat AL-FATIHAH

‫الر ِّحي ِّْم‬


‫الر ْح َم ِّن ه‬ ِّ ‫ِّب ْس ِّم‬
‫للا ه‬
Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
Artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”

َ‫ب ْالعَالَ ِّمين‬ ِّ ‫َلِل َر‬ِّ ‫ْال َح ْم ُد ِّ ه‬


‫الر ِّحيم‬‫ال هر ْح َٰ َم ِّن ه‬
‫ين‬
ِّ ‫َما ِّل ِّك يَ ْو ِّم ال ِّد‬
ُ ‫هاك نَ ْست َ ِّع‬
‫ين‬ َ ‫هاك نَ ْعبُ ُد َو ِّإي‬ َ ‫ِّإي‬
َ ‫ط ْال ُم ْست َ ِّق‬
‫يم‬ َ ‫الص َرا‬
ِّ ‫ا ْه ِّدنَا‬
‫علَ ْي ِّه ْم َو ََل ال ه‬
َ‫ضا ِّلين‬ َ ‫ب‬ ُ ‫غي ِّْر ْال َم ْغ‬
ِّ ‫ضو‬ َ ‫علَ ْي ِّه ْم‬
َ ‫ت‬ َ ‫ط الهذِّينَ أ َ ْنعَ ْم‬ َ ‫ص َرا‬ ِّ
Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin(a). Ar Rahmaanirrahiim(i). Maaliki yaumiddiin(i). Iyyaaka
na’budu wa iyyaaka nasta’iin(u). Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i). Shiraathal ladziina
an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin(a).

Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian baca Ayat Pada Al-Quran sangat
disarankan membaca Surat-Surat pendek di Juz Amma, seperti Surat Al Ikhlas, Al ‘Asr,
dan An Nasr.
5. Gerakan Dan Bacaan Rukuk – Thuma’ninah

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai


berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari
tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak
terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.

Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :

Bacaan Doa R U K U’

‫ي ْالعَ ِّظي ِّْم َوبِّ َح ْم ِّد ِّه‬


َ ِّ‫س ْب َحانَ َرب‬
ُ
Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih – 3 X (Tiga Kali)
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.”

6. Gerakan Dan Doa Iktidal – Thuma’ninah


َ ُ‫َح ِّم َده ِّل َم ْن هللا‬
‫س ِّم َع‬
sami’allahu liman hamidah
Artinya : Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan
mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca
kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri, Tangan rapat di
samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika
membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis
dalilnya. Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat
iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan.

Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa
iktidal.

Bacaan Doa I’TIDAL

‫ئت ِّم ْن‬ ِّ ‫ت َو ِّم ْل ُء اَلَ ْر‬


َ ‫ض َو ِّم ْل ُء َما ِّش‬ ِّ ‫موا‬
َ ‫س‬‫َربهنَا لَ َك ْال َح ْم ُد ِّم ْل ُء ال ه‬
‫شي ٍْئ بَ ْع ُد‬
َ
Rabbanaa lakal hamdu Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in
ba’du.
Artinya : “Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh
bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

7. Gerakan Dan Bacaan Sujud – Thuma’ninah


Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud seraya membaca “Allahu
Akbar” dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni meletakkan Dahi dan Hidung, Kedua
Telapak Tangan, kedua lutut dan Kedua Kaki menempel di lantai (Tempat Sholat).
‫للَاُ ا ّ ْكبّ ُر‬
‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Bacaan Doa SUJUD dalam Sholat

‫ي اْل َ ْعلَى َو ِّب َح ْم ِّد ِّه‬


َ ِّ‫س ْب َحانَ َرب‬
ُ
Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi. 3x
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya.” 3x

Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada
tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.

Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.


1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil
mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini
satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan
lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan
letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang
menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya,
bacalah salah satu doa sujud.
8. Gerakan dan Bacaan Iftirasy – Thuma’ninah (Gerakan
Duduk antara Dua Sujud)

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”, untuk kemudian
melakukan duduk di antara dua sujud. Pada saat sudah duduk dengan sempurna
[menduduki kaki kiri, dengan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di alas
(lantai/tanah) menghadap kiblat]

Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:


1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.

Bacaannya Sebagai Berikut :

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

‫ار ُز ْقنِّ ْي َوا ْه ِّد ِّن ْي‬


ْ ‫ارفَ ْع ِّن ْي َو‬
ْ ‫اجبُ ْرنِّ ْي َو‬
ْ ‫ار َح ْم ِّن ْي َو‬ ْ ‫ب ا ْغ ِّف ْر ِّل ْي َو‬
ِّ ‫َر‬
‫عنِّ ْي‬
َ ‫ْف‬ ُ ‫عافِّنِّ ْي َواع‬ َ ‫َو‬
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku,
berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku
dan ampunilah aku.”

9. Gerakan Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir


Dalam Rukun Sholat tidak tertuliskan Tasyahhud Awal atau Tahiyat awal karena itu
sebenarnya ada dalam Sunah Sholat yaitu pada Madzhab Imam Syafi’i disebut sebagai
Sunah ab’adh yaitu perkara yang disunahkan dalam shalat, dan apabila meninggalkannya
(baik disengaja maupun tidak), sunah melakukan sujud sahwi, untuk mengganti
kekurangan tersebut. Jadi Tasyahud awal tidak disebutkan dalam rukun Sholat, jadi yang
masuk dalam Rukun adalah Tasyahhud Akhir. Tasyahhud Awal hanya dilakukan
pada Sholat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib,
dan isya. Ketika seseorang melakukan Sholat maka Tasyahhud Akhir harus ada, Tata
cara Duduknya harus ada dan juga Bacaan Tasyahhud Akhir juga harus ada.

a. Duduk Tasyahhud Akhir (Duduk Tawarruk)

Bangkit dari sujud membaca takbir dan duduk dalam posisi Tasyahhud Akhir yaitu duduk
Tawarruk.

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Setelah sujud yang ke dua kemudian melakukan Doa Tahiyat Akhir dengan cara
duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Adapun tata cara duduk pada Tasyahhud Akhir ini
hendaknya orang yang sholat duduk pada pangkal pahanya yang kiri dengan posisi kaki
kiri yang keluar dari bagian bawahnya, sementara telapak kaki kanan dalam posisi tegak.

Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah.


1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh
lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian
membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.

b. Bacaan TASYAHUD AKHIR :

Doa Bacaan Sholat – TASYAHUD AKHIR


ُّ ‫علَي َْك أَيُّ َها النه ِّب‬
‫ي‬ َ ‫سلَ ُم‬ ‫ اَل ه‬.‫هلل‬ ‫صلَ َواتُ ه‬
ِّ ِّ ُ‫الطيِّبَات‬ ‫اركَاتُ ال ه‬ َ َ‫اَلت ه ِّحيهاتُ ْال ُمب‬
‫علَى ِّعبَا ِّد هللاِّ ال ه‬
. َ‫صا ِّل ِّحيْن‬ َ ‫علَ ْينَا َو‬
َ ‫سلَ ُم‬ ‫ اَل ه‬.ُ‫َو َر ْح َمةُ هللاِّ َوبَ َر َكاتُه‬
ِّ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫أ َ ْشه ُد ا َ ْن َلَ ِّإلَهَ ِّإَله هللاُ َوا َ ْش َه ُد أ َ هن ُم َح همدًا َر‬
At-tahiyyaatul mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu ‘alaika
ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna
Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta
kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga
tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari
Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.”

10. Membaca Shalawat Nabi


Ketika melakukan Tasyahhud Akhir maka kemudian berikutnya membaca
Shalawat, minimal membaca Bacaannya shalawat :

‫علَى ُم َح هم ٍد‬ َ ‫اَلله ُه هم‬


َ ‫ص ِّل‬
yang lebih sempurna yaitu Shalawat Ibrahimiah :

‫علَى ِّإب َْرا ِّهي ِّْم‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صلهي‬ َ ‫ َك َما‬،ٍ‫علَى اَ ِّل ُم َح همد‬ َ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو‬ َ ‫ص ِّل‬ َ ‫اَلله ُه هم‬
‫ َك ََ َما‬،ٍ‫علَى اَ ِّل ُم َح همد‬ َ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ِّ َ‫ َوب‬.‫علَى ا َ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم‬ َ ‫َو‬
‫ فِّى ْالعَالَ ِّميْنَ ِّإنه َك‬. ‫علَى ا َ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم‬َ ‫علَى ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َو‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ب‬
‫َح ِّم ْي ٌد َم ِّج ْي ٌد‬
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa
Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali
Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina
innaka hamiidun majiidun.

Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi Muhammad. Dan
juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada
Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad
dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan
kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya
Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).
11. Gerakan Salam

Gerakan salam adalah menengok ke arah


kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam
dalam salat berjamaah, salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum.
Menengok dilakukan sambil membaca salam.

Adapun bacaan salam sebagai berikut :

ِّ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللا‬


َ ‫سلَ ُم‬
‫ال ه‬
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA
RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan
rahmat Allah limpahkan kepadamu)

12. Niat Keluar Dari Sholat


An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Apakah diwajibkan meniatkan dalam salamanya
keluar (shalat)? Ada dua pendapat terkenal, yang paling kuat menurut ulama Khurasan;
tidak wajib, karena niat shalat sudah mencakup salam. Dan ini pendapat Abu Hafs bin
Wakil dan Abu Abdillah Al-Khotan sebagaimana yang disebutkan oleh pengarang. Imam
Al-Haramain mengatakan, “Ini adalah pendapat meyoritas.” Pembahasan Niat Keluar
Sholat Lebih Lanjut : islamqa*info/id/175471

13. Tertib
Mengerjakan rukun-rukun Sholat secara berurutan. Tidak boleh orang sengaja melompati
rukun Sholat dalam melaksanakan ibadah sholat yang dapat menyebabkan batalnya
sholat jika disengaja meninggalkan salah satu dari rukun tersebut.

Itulah Rukun dalam Sholat . Adapun bagi anda yan

Anda mungkin juga menyukai