OLEH:
SEMESTER VI/KELAS C
Prinsip analisis dengan SSA adalah interaksi antara energi radiasi dengan atom unsur
yang dianalisis. AAS banyak digunakan untuk analisis unsur. Atom suatu unsur akan
menyerap energi dan terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini
tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh
tenaga eksitasinya dalam bentuk radiasi. Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan
unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala rnengandung atom
unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh
ayala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground
state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber
radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan
oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom
dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer. yakni absorbansi berbanding
lurus dengan panjang yala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua
variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan sehingga
absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam larutan sampel.
Teknik-teknik analisisnya sama seperti pada spektrofotometri UV-Vis yaitu standar tunggal,
kurva kalibrasi dan kurva adisi standar.
Serbuk
bayam
merah +
aquaregia
Larutan
sampel yang
telah
diencerkan
10 mg = 1 x 10-2 gr
𝑀𝑟 𝐹𝑒(𝑁𝑂3 )3 .5𝐻2 𝑂
massa Fe(NO)3 yang harus ditimbang = 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒
433,95
= x 1 x 10-2 gr
56
= 0,07749 gr
V1 = 1,5 mL
0.045
0.04
0.035
0.03
Absorbansi
0.025
0.02
y = 0.0034x + 0.0045
0.015 R² = 0.9266
0.01
0.005
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Konsentrasi (ppm)
x = 6,1333 ppm
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kandungan besi yang terdapat pada bayam
merah. Bayam merah yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran kandungan
besi dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
Larutan sampel disiapkan dengan mendestruksi bayam merah menggunakan metode
destruksi basah. Bayam merah awalnya dikeringkan untuk menghilangkan kandungan airnya.
Bayam merah kering kemudian ditumbuk halus dan didestruksi dengan menggunakan aquaregia
untuk selanjutnya didiamkan selama 2 hari. Aqua regia yaitu campuran asam klorida pekat dan
asam nitrat pekat dengan perbandingan volume 3:1. Reaksi yang terjadi saat 3 volume HCl pekat
dicampur dengan 1 volume HNO3 pekat adalah sebagai berikut.
3 HCl(aq) + HNO3(aq) Cl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l)
Gas klor (Cl2) dan gas nitrosil klorida (NOCl) inilah yang mengubah besi menjadi senyawa besi
klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks anion yang stabil yang selanjutnya bereaksi
lebih lanjut dengan Cl-.
Setelah didestruksi larutan yang didapatkan disaring sehingga dihasilkan larutan jernih
berwarna kekuningan. Diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi ini menandakan bahwa
sampel telah terdestruksi secara sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa semua konstituen yang
ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik.
Pada percobaan ini digunakan larutan Fe(NO3)3 sebagai standar. Seri larutan standar yang
digunakan adalah dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. Untuk memudahkan
penimbangan massa zat yang digunakan, maka sebelumnya dibuat larutan Fe(NO3)3 100 ppm
sebanyak 100 mL. Larutan Fe(NO3)3100 ppm ini kemudian diencerkan menggunakan aquades
untuk menghasilkan seri larutan yang sesuai untuk pengukuran sampel besi.
Seri larutan standar yang telah dibuat kemudian diukur dengan AAS. Pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang 248,3 nm. Dari hasil pengukuran didapatkan data sebagai
berikut.
No Konsentrasi (ppm) Absorbansi
1. 0 0,0067
2. 2 0,0286
3. 4 0,0124
4. 6 0,0281
5. 8 0,0765
6. 10 0,0390
Dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan antara
konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,003x + 0,004 dengan R² = 0,926.
Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini diperoleh
dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara
konsentrasi larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang linier antara konsentrasi dan absorbansi, dan hampir semua titik terletak pada 1
garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2 ≤ 1.
Nilai R2 kurva kalibrasi larutan sampel + standar pada penelitian ini adalah 0,986, sehingga
berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam
kisaran 0,9 ≤ R2 ≤ 1.
Setelah kurva kalibrasi didapatkan, selanjutnya dilakukan pengukuran larutan sampel
dengan AAS, dimana pengukuran dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Dari hasil pengukuran
didapatkan kosentrasi besi dalam sampel bayam merah adalah sebesar 5,5982 ppm dengan
absorbansi sebesar 0,0224.
Dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan
antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,003x + 0,004. Dalam hal ini y adalah absorbansi, x
adalah konsentrasi. Nilai 0,003 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,004
menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y. Dengan mengetahui
persamaan regresi linier yang didapatkan dari kurva kalibrasi dan absorbansi sampel maka
konsentrasi besi pada sampel bayam merah didapatkan sebesar 6,1333 ppm. Hasil ini hampir
mendekati hasil yang didapatkan dari AAS yaitu sebesar 5,5982 ppm. Hasil ini berarti dalam
sampel bayam merah 0,5 gr terdapat 6,1333 ppm atau 6,1333 mg dalam 1 L larutan.
6,1333 mg/L = 6,1333 mg/kg
= 6,1333 mg/1000gr
= 3,07 x 10-3 mg/0,5 gr
Jadi, kadar besi di dalam 0,5 gr sampel bayam adalah 3,07 x 10-3 mg.
VIII. Simpulan
Kadar besi dalam 0,5 gr sampel bayam merah yang ditentukan dengan Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS) adalah sebesar 3,07 x 10-3 mg.
Daftar Pustaka
Kuswardhani, Dian Sukma. 2013. Fortifikasi Fe Organik Dari Bayam (Amaranthus Tricolor L)
Dalam Pembuatan Cookies Untuk Wanita Menstruasi. Bogor Jawa Barat: Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suwitra, I Komang. 2013. Pemanfaatan Bayam Merah (Blitum Rubrum) Untuk Meningkatkan
Kadar Zat Besi Dan Serat Pada Mie Kering.Malang: Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
Kristianingrum, Susila.2012. Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Muderawan, I Wayan.2010. Kimia Analisis Instrumen.Singaraja:Undiksha Press
Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga