Anda di halaman 1dari 20

DIET PADA PENYAKIT 聽 HATI

Posted: 18 Juli 2010 in 聽 Diet

Tag:DIET PENYAKIT HATI

0
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di
dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu
proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam
empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan
racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa
menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara
optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh
rentan terkena penyakit serius.

Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat
yang ada di dalam tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg.
Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di
bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara
dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500
pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring
segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia,
termasuk yang diserap dari permukaan kulit.

Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever


bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah
makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung.
Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada
sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan
lebih jauh.

Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat


besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol
produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh
sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi
penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun
serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan
mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat
dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan
pada hati.

Penyebab Penyakit Hati

Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:

1. Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus)

Yaitu ditularkan melalui makanan & minuman yang tekontaminasi,


suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatn seksual,
dll.

2.聽 Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau


obat tertentu)

Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat


dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada
metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit hati.
3. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis) 4.
Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun)

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena


adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis
autoimun umunya yang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga
terjadi peradangan yang kronis.聽 5. Kanker (misalnya
Hepatocellular Carcinoma)

Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik


diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat
plastik),virus, dll. Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh
Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama
penyim pangan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong
terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis
hati dapat berkembang menjadi kanker hati.

Tips-Tips

Tips Bagi penderita penyakit hati : 1. Diet seimbang Jumlah kalori


yang dibutuhkan sisesuaikan dengan tinggi badan, berat badan,
dan aktivitas. pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah kalori.
2. Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai
kemampuan untuk mencegah sembelit. 3. Menjalankan pola hidup
yang teratur. 4. Konsultasi dengan dokter anda. Tips mencegah
Hepatitis

1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.


2. Menghindari penularan melalui makanan & minuman yang
terkontaminasi,suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi,
kegiatan seksual, dll. 3. Bila perlu menggunakan jarum yang
disposable/sekali pakai 4. Pemeriksaan darah donor terhadap
hepatitis virus. 5. Program vaksinasi hepatitis B

Pencegahan Penyakit Hati

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati
agar tetap sehat. Pertama adalah mengurangi beban kerja hati.
Perubahan sederhana dalam diet dapat membantu hal ini. Karena
hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala yang makan
dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan
yang baik.

Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:

1. Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.

2. Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi


serat. Hindari makan terlalu berlemak tinggi seperti makanan
gorengan, kentang goreng dan sebagian besar makanan cepat
saji. Makanan bermutu rendah yang diolah seperti makanan
kaleng atau dibekukan dan daging dan keju proses
kadang-kadang mengandung sedikit serat atau kurang gizi.
Sering kali makanan tersebut mengandung banyak garam dan
sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada aturan yang mutlak
berkaitan dengan hal ini. Makanan bermutu tinggi yang diawetkan
dengan baik dan makanan yang dibekukan juga dapat
mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan
hati-hati.

3. Biasakan diri dengan kandungan dan isi makanan yang dibeli.


Jika memungkinkan, makan buah dan sayuran dengan mutu
terbaik, dan bahan tersebut, baik organik atau komersial, harus
dicuci dengan hati-hati sebelum dimakan.

4. Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya.


Misalnya, beberapa jamur liar yang tampaknya aman dapat
menghancurkan hati seseorang dalam beberapa hari saja.

5. Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan


berat badan yang cukup.

6. Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung


mengandung banyak garam. Makanlah sayuran kaya protein.
Protein hewani mencakup daging, ikan, telur, unggas dan produk
susu. Daging tidak berlemak adalah yang terbaik. Buang lemak
dari daging merah dan kulit dari unggas.

7. Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan


bangkai (ikan lele, dll.). Bisa jadi mereka mengandung bahan
kimia dan bakteri yang membahayakan hati. Pasien dengan
masalah hati terutama harus waspada terhadap segala macam
kerang, karena kerang dapat menjadi sumber hepatitis A.
Seseorang dengan hati yang sudah rusak atau terbebani tidak
perlu mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar
glukosa, yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf,
dianjurkan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Ini
mengurangi kerja hati.

Diet Penyakit Hati


Menurut Atmarita (2005), terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati.
Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis
diet penyakit hati tersebut adalah Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH
II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu pada diet penyakit hati ini
juga menyertakan Diet Garam Rendah I.

1. Diet Garam Rendah I (DGR I)

Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema,


asites dan atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan
makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet
garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.

1. Diet Hati I (DH I)

Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila
prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai
nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari)
dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral
dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid
/BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada
asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1
L/hari.

Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin;
karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut
beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet
Hati I Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda
diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk
menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga
diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.

1. Diet Hati II (DH II)

Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II


kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan
pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein
diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari
kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna.
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C,
tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam
atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila
asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet
Rendah garam I.

1. Diet Hati III (DH III)

Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati
II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan
Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah
baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan vitamin
tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air,
makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.

Tujuan Diet

Adapun tujuan Diet Hati secara umum antara lain:

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa


memberatkan fungsi hati, dengan cara:
2. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati
yang tersisa.

3. Mencegah katabolisme protein.

4. Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB bila kurang.

5. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan


hipertensi portal.

6. Mencegah koma hepatik.

Syarat Diet

1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang


diberikan bertahap sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45
kkal/Kg BB.

2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total,


dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila
pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak
rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.

3. Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi


anabolisme protein. Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein
nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang
dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.

4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat


defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C,
dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan
asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat
diberikan lebih leluasa.

6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada


kontraindikasi.

7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah,


atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

Bahan Makanan yang Dibatasi:

Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalaha
dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak
mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang
menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian, dan nangka.

Bahan Makanan yang tidak dianjurkan:

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, III
adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental.

CONTOH MENU 3 HARI

Menu Hari I

Pagi

Bubur Tepung + Kinca

Selingan
Roti panggang coklat

Siang

Bubur nasi

Ikan panggang bumbu kecap

Macaroni kukus saus tomat

Bening bayam

Pepaya

Selingan

Pudding maizena

Pisang susu

Malam

Nasi Tim

Semur Ayam

Jeruk Manis

Menu Hari II

Pagi
Bubur kacang ijo

Selingan

Pudding maizena

Pepaya

Siang

Ayam suir kecap

Macaroni panggang

Cah bayam jagung

Jus apel

Selingan

Kraker selai nanas

Malam

Cah semur daging

Nasi Tim

Setup wortel

Menu Hari III


Pagi

Bubur Tepung + Kinca

Selingan

Roti saus karamel

Selingan

Pudding maizena

Pisang cokelat

Siang

Bubur nasi

Semur ayam kecap

Setup wortel

Jus Jeruk manis

Malam

Nasi Tim

Pepes Tahu

Cah Bayam Rebus


Maccaroni Schootel Ayam

Sumber Pustaka Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama

Andra. 2005. Terapi Albumin pada Asites Refraktori. Majalah


GERAI Edisi September 2006 (Vol.6 No.2).

Anonim. 2007. Penyakit Hati (Liver).www.infeksi.com/articles.聽(10


September 2008) Anonim. 2007. Gaya Hidup Sehat : Jagalah Hati,
Jangan Diracuni.聽 www.kompascybermedia.com. (10 September
2008)

Sumber :

http://wardincute.multiply.com/
Iklan

-----------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------Salam sehat buat sahabat sehat
semua, bagaimana keadaan sobat? semoga selalu dalam keadaan
sehat. Selamat datang kembali dalam artikel kesehatan sumber
rujukan kesehatan, informasi dan istilah-istilah penyakit. Sebelunya
kita telah berkutat habis dalam membahas diet pada penyakit
jantung dan pembuluh darah, dan saat ini sobat akan beranjak
dalam bahasan diet pada penyakit hati dan empedu. Jika sobat
sehat belum mengerti tentang diet pada suatu penyakit terhadap
pasien, sobat sehat bisa menelusuri artikel terkait tentang
penuntun diet. Kembali bahsan awal, kita akan membagi diet ini ke
dalam tiga bagian yaitu diet pada penyakit hati, diet pada penyakit
kandung empedu dan diet pada diabetes melitus. Silahkan baca
artikel ini sampai tuntas:

A. DIET PADA PENYAKIT HATI

Diet pada penyakit hati bertujuan memberikan makanan


secukupnya guna mempercepat perbaikan fada hati tanpa
memberatkan pekerjaannya.

Syarat diet ini adalah kalori tinggi, hidrat arang tinggi, lemak
sedang, dan protein disesuaikan dengan tingkat keadaan klinik
pasien. Diet diberikan secara berangsur-angsur, disesuaikan
dengan nafsu makan dan toleransi pasien terhadap protein. Diet ini
harus cukup mineral dan vitamin; garam rendah bila ada retensi
garam/air, cairan dibatasi bila ada asites hebat; serta mudah
dicerna dan tidak merangsang. Bahan makanan yang
menimbulkan gas dihindari.

Diet hati I berupa cairan mengandung karbohidrat


sederhana dengan cairan kurang lebih 2 liter sehari bila tidak ada
asites. Diet ini diindikasikan untuk sirosis hepatis berat, hepatitis
infeksiosa akut dalam keadaan prekoma atau segera sesudah
pasien dapat makan kembali. Bila ada asites dan diuresis belum
sempurna, cairan maksimum 1 liter sehari. Makanan ini rendah
dalam kalori (1.025 kalori), protein (7 g) kalsium (0,2 g), besi (9,3
mg) dan tiamin (0,6 mg) serta sebaiknya tidak diberikan lebih dari 3
hari. Untuk menambah kalori, selain makanan dapat ditambahkan
infus glukosa.

Diet hati II diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.


Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan
dalam bentuk mudah dicerna. Diet ini diindikasikan bila keadaan
akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah
mempunyai nafsu makan. Menurut beratnya retensi garam/air,
makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila ada
asites hebat dan tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah
garam I. makanan ini rendah kalori (1.475 kalori), kalsium (0,2 g),
besi (9,3 mg) dan tiamin (0,5 mg), dan sebaiknya diberikan
beberapa hari saja.

Diet hati III merupakan makanan perpindahan dari diet hati


II atau bagi pasien yang nafsu makannya cukup. Makanan
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg
BB. Jumlah lemak sedang dalam bentuk yang mudah dicerna.
Makanan ini cukup mengandung kalori (2.013 kalori), besi (16,6
mg), vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium (0,2 mg) dan tiamin
(0,8 mg).

Diet hati IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari


diet hati III atau pada pasien hepatitis infeksiosa dan sirosis hepatis
yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein,
dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatis aktif. Menurut
kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini mengandung kalori tinggi, protein tinggi, lemak
cukup, karbohidrat tinggi, serta vitamin dan mineral cukup. Nilai gizi
makanan ini adalah 2.554 kalori, 91 g protein, 64 g lemak, dan 0,7
g karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam/air, makanan
diberikan sebagai diet hati IV rendah garam. Bila ada asites hebat
dan tanda-tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah garam
I.

Bahan makanan yang tidak boleh diberikan adalah sumber


lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak
mengandung lemak, seperti daging kambing dan babi serta bahan
makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol,
sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.

artikl terkait:

diet pada saluran cerna

diet pada penyakit ginjal dan saluran kandung kemih

B. Diet Pada Penyakit Kandung Empedu

Diet pada penyakit kandung empedu bertujuan memberikan


istirahat pada kandung empedu dan mengurangi rasa sakit serta
memberi makanan dan minuman secukupnya untuk memelihara
berat badan normal dan keseimbangan cairan tubuh.

Syarat diet ini adalah lemak rendah untuk mengurangi


kontraksi kandung empedu, di mana lemak diberikan dalam bentuk
mudah dicerna. Kalori, protein, dan karbohidrat cukup dan bila
terlalu gemuk, jumlah kalori dikurangi. Makanan ini juga
mengandung vitamin tinggi, terutama yang larut dalam lemak,
mineral cukup serta cairan tinggi untuk membantu pengeluaran
kuman atau sisa metabolisme dan mencegah dehidrasi. Makanan
tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
untuk mengurangi rasa kembung.

Diet rendah lemak I diindikasikan untuk kolesistitis akut dan


kolelitiasis dengan kolik akut. Makanan diberikan berupa
buah-buahan dan minuman manis. Makanan ini rendah kalori dan
semua zat, kecuali vitamin A dan C, serta sebaiknya hanya
diberikan 2-3 hari saja. Nilai gizi diet ini adalah 996 kalori, 5 g
protein, dan 244 g karbohidrat.

Diet rendah lemak II diberikan secara berangsur bila


keadaan akut sudah teratasi dan perasaan mual sudah berkurang
atau kepada pasien penyakit kandung empedu kronis yang terlalu
gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk
cincang, lunak, atau biasa. Makanan ini rendah kalori dan kalsium.
Nilai gizi diet ini adalah 1.338 kalori, 57 g protein, 33 g lemak, dan
211 g karbohidrat.

Diet rendah lemak III diberikan kepada pasien penyakit


kandung empedu yang tidak gemuk dengan nafsu makan cukup.
Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Diet ini
mengandung 2.073 kalori, 74 g protein, 34 g lemak, dan 369 g
karbohidrat.

Bahan makanan yang tidak boleh diberikan adalah sumber


lemak, yaitu semua makanan yang digoreng, semua makanan dan
daging yang mengandung lemak tinggi, seperti mayones, daging
kambing, dan babi; bahan makanan yang menimbulkan gas,
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, durian, nangka, dan
ketimun; bumbu-bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang,
merica, asam, cuka dan jahe; serta minuman yang mengandung
soda dan alkohol. Bahan makanan yang baik diberikan adalah
bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah
dicerna, seperi gula-gula, selai, sirup, manisan, dan madu.

Diet Diabetes Melitus

Pemberian diet diabetes melitus (DM) bertujuan menyesuaikan


makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya
agar pasien mencapai keadaan faali normal dan dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari seperti biasa.

Syara diet ini adalah jumlah kalori ditentukan menurut umur,


jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh,
kelainan metabolik; jumlah karbohidrat disesuaikan dengan
kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, gula murni tidak
diperbolehkan; makanan cukup protein, mineral, dan vitamin; dan
pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang
dipakai. Jika berupa tablet atau suntikan RI 3 x sehari, makanan
diberikan 3x sehari, bila digunakan PZI, makanan diberikan 4 x
sehari dalam jumlah kurang lebih sama. Makanan selingan pukul
10.00 dan 21.00 diambil dari porsi makan pagi dan sore.

Sebagai pedoman, dipakai 8 macam diet DM sebagai


berikutL

Macam diet Kalori Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat


(g)

I 1.100 50 30 160
II 1.300 55 35 195

III 1.500 60 40 225

IV 1.700 65 45 260

V 1.00 70 50 300

VI 2.100 80 55 325

VII 2.300 85 65 350

VIII 2.500 90 65 390

Diet I-III diberikan kepada pasien yang terlalu gemuk. Diet IV-V
diberikan kepada pasien yang mempunyai berat badan normal.
Diet VI-VIII diberikan kepada pasien kurus, diabetes remaja
(juvenile diabetes), atau diabetes dengan komplikasi.

Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang


telah ditentukan kecuali gula murni seperti terdapat pada gula pasir,
gula jawa, dan sebagainya; sirup, selai, jelly, buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan,
es krim, dan sebagainya; kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, dan
sebagainya; serta abon, dendeng, sarden, dan sebagainya.

Demikian artikel tentang diet pada penyakit hati dan kandung


empedu ini, semoga memberikan manfaat banyak kepada sobat
sehat semua.

jangan lupa cari referensi kesehatanmu diwebsite ini dan baca


juga:

Anda mungkin juga menyukai