Anda di halaman 1dari 5

9164063 mami mido

Candida adalah genus dari fungi. Candida adalah suatu fungi dan biasanya disebabkan oleh fungi
yang oportunis dan terdapat pada kulit manusia dan juga terdapat pada membrane mukosa. Secara
klinis, yang lebih dominan adalah Candida Albicans karena sering menyebabkan infeksi (biasa disebut
Candidiasis atau trush) pada manusia dan hewan, khususnya pasien dengan kekebalan tubuh yang
menurun.

Berdasarkan pengamatan klinis yang dilakukan , ada beberapa factor predisposisi yang berperan
dalam infeksi Candida, yaitu 1) perubahan flora mikobial setelah penggunaan antibiotika, terutama
spektum luas, penggunaan spectrum luas, penggunaan berlebihan obat kumur antibakteri, 2) iritasi
kronik local (gigi tiruan, plat ortodontik, perokok berat), 3) penggunaan kortikosteroid (topical, oral,
semprot, sistemik), 4)radiasi daerah kepala dan leher, 5) usia (bayi, usia lanjut, kehamilan), 6) penyakit
yang melemahkan badan, 7) dysplasia epitel mulut, 8)diabetes, leukemia, AIDS.

EPIDEMIOLOGI

Meskipun ada sekitar 90 penelitian sejak 1960 yang melaporkan prevalensi fungi di dalam
rongga mulut manusia sehat dan penderita, tetapi sangat sulit untuk membandingkan hasil-hasil ini
karena adanya beberapa alasan.

1. Prevalensi Candida carier pada manusia sehat


a. Pada rongga mulut antara 2-71% dnegan median 34%
b. Pada vagina antara 4-27% dengan median 11%
2. Prevalensi Candida carier pada manusia sakit
a. Pada rongga mulut antara 13-76% dengan median 55%
b. Pada vagina antara 8-76% dengan median 20%

Spesies Candida albicans yang paling banyak terisolasi dari sampel rongga mulut, meskipun dari
penelitian yang berbeda dari spesies ini menunjukkan bahwa jumlah fungi yang terisolasi bervariasi dari
47% samoai dengan 84% dengan rata-rata sekitar 70-75%, candida glabarta dan candida tropicalis
dengan jumlah masing-masing 7% dari isolasi oral sementara rhodotolura dan fungi yang lain jarang
ditemukan. Kebanyakan penelitian epidemiologi dan klinis melaporkan angka prevalensi yang rendah
(sekitar 10%) untuk isolasi yang lebih dari satu spesies Candida yang diambil dari spesies tunggal

ETIOLOGI

Pada umumnya, C. Albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saprobe dan infeksi baru terjadi
bila terdapat factor predisposisi pada tubuh host. Factor-faktor yang dihubungkan dengan meningkatnya
kasus kandidosis antara lain disebabkan oleh :
1. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk, misalnya bayi baru lahir, orangtua
renta, penderita penyakit menahun, dan orang-orang dengan gizi rendah
2. Penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus
3. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus misalnya oleh air,
keringat, urin, atau air liur
4. Penggunaan obat, diantaranya : antibiotic, kortikosteroid, dan sitostatik
5. Plat gigi tiruan
Salah satu infeksi candida adalah denture stomatitis. Candida albicans yang berperan pada
infeksi ini biasanya terdapat pada permukaan palatal pemakai gigi tiruan, sehingga gigi tiruan
rahang atas merupakan sumber infeksi.
Di dalam mulut, gigi-gigi dan protesa akan selalu kontak dengan air liur yang membahsahi rongga
mulut, sehingga protesa segera dilapisi oleh pelikel saliva. Pelikel saliva ini sama dengan partikel
email dan mukosa mulut dalam mengubah komponen saliva yang diabsorbsi secara selektif dan
merupakan media perlekatan mikroorganisme yang mempunyai sifat spesifik. Dilaporkan oleh
Davenvort bahwa terdapat peningkatan jumlah Candida albicans pada pemakaian plat gigi tiruan
lepasan dan peningkatan ini dikaitkan dengan timbulnya denture induced stomatitis. Mekanisme
perlekatan mikroorganisme pembentuk plak pada permukaan plastic dipengaruhi oleh kasar dan
porousnya permukaan basis gigi tiruan, sehingga mikroorganisme dapat berpenetrasi ke
dalamnya

KANDIDIASIS PSEUDOMEBRAN AKUT (Thrust)

Kandidiasis pseudomembran akut adalah sutatu infeksi opportunisic yang disebabkan oleh pertumbuhan
berlebihan dari jamur Candida albicans superficial. Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus,
bergumpal atau seperti beludru yang dapat dihapus dan meninggalkan permukaan merah, kasar, atau
berdarah. Organism tersebut adalah penghuni biasa dari rongga mulut, saluran cerna dan vagina. Bayi
yang ibunya menderita thrush vagina pada saat melahirkan dan orang dewasa yang mengalami
gangguan mokroflora normal dalam mulut akibat antibiotic, steroid, atau perubahan sistemik seperti
diabetes, hipoparatiroidisme, immunodefisiensi, atu kemoterapi, sreringkali terserang keadaan ini. Tidak
ada predileksi ras atu jenis kelamin.

Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, palatum lunak. Secara
klinis, plak-plak putih tersebut tampak dalam kelompok-kelompok yang mempunyai tepi eritomatosus.
Pola yang khas dijumpai pada pasien asma yang memakai alat hisap steroid. Polanya terlihat sebagai
bercak melingkar atau oval yang kemerah-merahan-putih, di daerah berkontaknya aerosol dengan
palatum. Diagnosis dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik secara langsung dari kerokan
jaringan. Usap sitologik dengan pewarnaan potassium hidroksida (KOH), Gram atau periodic acid-Schiif
(PAS) akan menunjukkan organisme berbenih dengan pseudohife yang bercabang-cabang.

KANDIDIASIS ATROFIK AKUT (Antibiotic Sore Mouth)


Penggunaan antibiotic spectrum luas, terutama tetrasiklin, dapat mengakibatkan kondisi mulut yang
disebut “kandidiasis atrofik akut”. Infeksi jamur ini adalah akibat ketidakseimbangan dalam ekosistem
oral antar lactobacillus acidophilus dan Candida albicans. Antibiotic yang diterma oleh pasien
mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan oraganisme candida tumbuh subur. Infeksi
tersebut membuat daerah-daerah mukosa permukaan mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak
merah difus yang rata. Sakit seperti terbakar adalah keluhan utama yang paling sering. Distribusi dari
bercak-bercak kandidiasis atrofik akut seringkali menunjukkan penyebabnya. Lesi yang mengenai mukosa
pipi, bibir, dan orofaring seringkali menunjukkan adanya pemakaian antibiotic secara sistemik,
sedangakan merahnya lidah dan palatum lebih umum setelah penggunaan antibiotic isap. Jika mengenai
lidah, umumnya mengenai permukaan yang tanpa papilla-papila filiformis. Jarang suatu kandidiasis
mengenai gusi cekat. Jika ini merupakan temuan klinis, maka supresi immune yang parah adalah
kemungkinan yang paling besar. Diagnosis infeksi candida harus dipastikan dengan adanya organisme-
organisme sedang berkembang atau bentuk-bentuk hife pada pewarnaan usapsitologik.

KANDIDIASIS ATROFIK KRONIS (Denture Stomatitis)

Kandidiasis atropfik kronis adalah bentuk paling umum dari kandidiasis kronis. Terjadi pada 15 sampai
65% pemakai gigi tiruan lengkapdan sebagian, terutama wanita-wanita tua yang memakai gigi tiruannya
di waktu tidur; kadang-kadang juga dapat terjadi pada pasien-pasien yang masih bergigi. Tetapi
mandibula yang terkena. Nama lain dri penyakit ini adalah “denture sore mouth” dan “alergi gigi tiruan”.

Kandidiasis atrofik kronis disebabkan oleh organisme candida yang ada di bawah dasar gigi tiruan. Ada 3
tahap perubahan mukosa. Lesi yang paling dini adalah daerah-daerah hyperemia sebesar ujung jarum,
berwana merah, dan terbatas di muara kelenjar-kelenjar liur minor palatal. Kalau berlanjut akan menjadi
eritema difus pada paltum keras yang kadang-kadang disertai dengan pengelupasan epitel. Tahap ketiga
adalah hyperplasia papiler. Dapat menyeluruh atau terbatas pada daerah-daerah “relief”. Jarang tampak
pada tahap keempat; pembesaran papil-papil palatum untuk membentuk nodula-nodula merah pada
atap palatum. Terapi yng efektif memerlukan perawatan anti-jamur untuk mukosa dan dasar gigi tiruan.
Peranan trauma, seperti goynangnya gigi tiruan, dapat membuat keadaan terus berlanjut.

KANDIDIASIS KERATOTIK KRONIS (Hiperplastik)

Kandidiasis keratotik kronis disebabkan oleh organisme candida sp, yang menerobos permukaan mukosa
dan menstimulasi respon hiperplastik. Iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek, dan serostomia adalah
faktor-faktorpredisposisi; jadi, perokok dan pemakai gigi tiruan seringkali terkena. Yang terkena terutama
adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut-sudut bibir. Lesi tersebut selalu mempunyai teoi yang timbul
dan permukaan putih berbintil-bintil dengan bveberapa daerah merah; karenanya keadaan tersebut
dapat mirip dengan leukoplakia atau eritroleukoplakia. Komponen eritematosus yang berpencar adalah
akibat dari kerusakan lapisan sel mukosa.

Bercak putih dari kandidiasis keratotik kronis tidak dapat dikerok,sehingga diagnosis harus dirtentukan
dengan biopsy. Secara mikroskopis, organisme tersebut dapat dikenal dengan cara pewarnaan
hematoxylin dan eosinrutin yang lebih sesuai dengan pewrnaan PAS. Dengan pemakaian topical yang
memadai dari obat-obat anti-jamur, maka biasanya terjadi penyembuhan. Dalam beberapa hal,
pengupasan secara bedah diperlukan. Semua pasien dengan kandidiasis keratotik kronis seharusnya
diamati dengan cermat Karen bentuk ini dapat dikaitkan dengan bercak eriroplakia, suatu lesi yang
seringkali merupakan awal keganasan.

LEUKOPLAKIA

Dari pemeriksaan klinik, ternyata oral leukoplakia mempunyai bermacam-macam bentuk. Secar klinis lesi
ini sukar dibedakan dan dikenal pasti karena banyak lesi lain yang memberikan gambaran yang serupa
serta tanda-tanda yang hampir sama. Pada umumnya, lesi ii lebih banyak ditemukan pada penderita
dengan usia diatas 40 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita. Hal ini terjadi karena sebagian besar
pria merupakan perokok berat. Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir,
palatum lunak dan keras, daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta ridge alveolus.
Bermacam-macam bentuk lesi dan daerah terjadinya lesi tergantung dari awal terjadinya lesi tersebut,
dan setiap individu akan berbeda.

ERYTHROPLAKIA

Erythroplakia didefinisikan sebagai bercak merah seperti beludru, menetap yang tidak dapat digolongkan
secara klinis sebagai keadaan lain apapun. Istilah ini seperti leukoplakia tidak mempnyai arti histologist;
tetapi sebagian besar erythroplakia didiagnosecara histologist sebagai displasia epitel dan karenanya
mempunyai kecenderungan lebih tinggi menjadi kaesinoma. Erythroplakia dapat terjadi pada setiap
tempat di dalam rongga mulut, tetapi palingsering dalam lipatan mukobukal, orofaring dan dasar mulut.
Merahnya lesi adalah akibat dari atrofi mukosa yang menutupi submukosa yang banyak vaskularisasinya.
Tepi lesi biasanya berbatas jelas. Tidak ada predileksi jenis kelamin dan paling sering mengenai pasien-
pasien yang berusia di atas 60 tahun.

Telah dikenal 3 varian klinis dari erythroplakia: 1. Bentuk homogen, yang tampaknya merah rata; 2.
Erythroleukoplakia, yang mempunyai bercak-bercak merah yang bercampur dengan beberapa daerah
leukoplakia; 3. Bercak leukoplakia,yang mengandung bintik-bintik atau granula-granula putih yang
menyebar di seluruh lesinya. Biopsy adalah keharusan untuk semua erythroplakia, karena 91% dari
erythroplakia menunjukkan diplasia yang parah, karsinoma in situ sel mukosa yang invasif. Pemeriksaan
yang cermat dari seluruh rongga mulut juga diperlukan, karena 10 sampai 20% dari pasien-pasienini akan
mempunyai beberapa daerah erythroplakia yang hebat, suatu fenomena yang dikenal sebagai field
canceritation.

LIICHEN PLANUS

Lichen planus adalah suatu penyakit kulit biasa yang sering kali mempunyai manifestasi mukosa, etiologi
dan patogenesisnya tidak diketahui, meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen planus adalah kelainan
imunologik, kemungkinan suatu penyakit autoimun, dimana limfosit T merusak lapisan sel basal dari
epitel yang terkena. Lesi-lesi kulit dari lichen planus pada awalnya terdiri dari papul-papula kecil,
puncaknya rata, merah dengan tengahnya berlekuk. Lesi-lesi kulit dari lichen planus dapat mempunyai 1
sampai 4 gambaran: atrofik, erosive, menyebar (retikuler) atau mirip plak.daerah yang paling sering
terkena adalah mukosa pipi, lidah, bibir,palatum, gusi, dan dasar mulut. Keadaan ini dapat mengenai
daerah-daerah yang luas.

Anda mungkin juga menyukai