Anda di halaman 1dari 11

Mengenal 2 Sistem Rem Sepeda Motor: Rem Tromol dan Rem Cakram

SISTEM REM SEPEDA MOTOR

Dalam melihat sebuah kendaraan, biasanya orang selalu mempertimbangkan berapa


kecepatan tertinggi yang bisa dicapai oleh kendaraan tersebut, dan berapa waktu yang
dibutuhkan untuk mendapat kecepatan tersebut. Padahal dibalik itu ada sistem lain yang
dharus diperhatikan juga : sistem rem pada kendaraan tersebut.

Semakin tinggi kecepatan yang bisa dicapai oleh suatu kendaraan maka jelas harus
membutuhkan sistem rem yang mampu mengurangi kecepatan yang sudah dicapai tersebut
nantinya.

Sistem rem sendiri kemudian dibagi menjadi dua jenis : Rem Tromol dan Rem Cakram.

Rem Tromol

Rem tromol adalah sistem yang seringkali digunakan untuk sepeda motor dengan kapasitas cc
kecil. Sistem rem ini juga dikenal sebagai sistem rem yang murah, namun kurang mumpuni
untuk melakukan pengereman pada kecepatan tinggi, kecuali untuk tipe tertentu. Sistem rem
ini tidak terlihat dari luar, karena berada didalam komponen roda kendaraan.

Mekanisme rem tromol adalah ketika tuas rem ditarik, lengan rem akan memutar cam/nok yang
menyebabkan brake shoe mengembang kemudian kanvas rem akan bergesekan dengan tromol.
Gesekan ini yang akan menyebabkan perlambatan pada sepeda motor.

Rem Cakram

Berbeda dengan sistem rem tromol, rem cakram adalah sistem rem yang seringkali digunakan
untuk sepeda motor dengan kapasitas cc besar, sehingga mampu mengurangi kecepatan
kendaraan dari kecepatan tinggi sekalipun. Karena itu sistem rem jenis ini juga digunakan
pada kereta api, mobil, dan sepeda. Namun penggunaan rem cakram saat ini sudah digunakan
pula pada sepeda motor dengan kapasitas cc kecil, karena dianggap lebih efektif dan lebih
trendy.

Sesuai dengan namanya, mekanisme kerja rem cakram adalah dengan menggerakkan piston yang
kemudian mendorong kanvas rem bergerak menjepit cakram dari dua sisi. Gesekan pada cakram
yang berhubungan dengan roda, membuat roda kehilangan kecepatannya dan pada akhirnya
berputar lebih lambat dari sebelumnya.

Jadi, pada saat nanti anda akan melihat sepeda motor atau hendak membeli sebuah sepeda
motor, selain lihat berapa kecepatan tertinggi yang bisa dicapai oleh sepeda motor tersebut,
perhatikan juga sistem rem nya. Semakin tinggi sepeda kecepatan yang dicapai, maka
seharusnya sepeda motor tersebut sudah menggunakan sistem rem cakram.

Atau anda bisa melihat secara terbalik, sepeda motor yang sudah menggunakan rem cakram
sudah bisa dikatakan mampu melaju dengan kecepatan tinggi, walaupun tidak semuanya,
karena beberapa produsen ada yang mengintegrasikan rem cakram karena banyaknya peminat
yang menginginkan sepeda motor dengan rem cakram, walaupun sebenarnya untuk kapasitas
cc sepeda motor tersebut cukup menggunakan rem tromol biasa.

Materi Sistem Rem Sepeda Motor


Sistem Rem

Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju


(mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor, dengan
tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh pengendaraan yang aman.
Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi panas
dalam bentuk gesekan. Pembagian tipe rem pada sepeda motor menurut konstruksinya : 1)
Rem tromol ( drum brake), dan 2) Rem cakram ( disc brake).
1) Rem Tromol Mekanis ( Mechanical Drum Brakes)

Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda. Rem tromol mempunyai
keuntungan dibandingkan dengan tipe rem cakram, yaitu adanya self energizing effect yang
memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga
radiasi panas ke udara luar dan water recovery kurang baik.

Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk


mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem terkena air
yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/ pad menjadi berkurang karena terlumasi
oleh air. Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem cakram memiliki kemampuan

Water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini disebabkan
karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya
sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di antara sepatu rem dan tromol
sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah.

Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake
shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan
rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada
umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod)
penggerak.

Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga

panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake

mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum

(wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi

gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas

sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal

expansion lining brake”.


Rem Tromol (Drum Brake) pada Motor.
Rem Tromol bekerja dengan menggesekkan kampas rem pada tuas drum saat diregangkan
(dipanggil) dengan tromol, dalam kerjanya ini membuat Rem Tromol memiliki beberapa
Kelebihan dan juga Kelemahan atau kekurangan, berikut adalah beberapa plus dan minusnya.
Kelebihan Rem Tromol
Tidak mudah terkena kotoran dan debu Karena letaknya yang berada didalam, maka
rem Tromol tidak mudah disusupi debu ataupun kotoran sehingga kinerjanya tidak akan
terganggu. Sistem Rem yang mudah dan harganya yang murah Pada intinya sistem rem
tromol ini sangat mudah dan simpel sekali, namun dengan kinerja yang powerful
menghentikan laju kendaraan. selain mudah, rem tromol juga murah pada setiap komponenya
(kampas), motor yang menggunakan rem tromol juga lebih murah dibandingkan yang
menggunakan rem cakram.
Kinerja pengerman yang lembut Berbeda dengan rem cakram yang ganas karena akurasinya
tinggi, rem tromol menghasilkan pergerakan penghentian/perlambatan yang lebih perlahan
atau lembut.
Mampu menahan beban besar Sistem rem ini dikenal bisa menahan beban berat dan besar,
terbukti kendaraan roda empat seperti Bus dan Truk juga menggunakan rem tromol.

Kekurangan Rem Tromol


Rem tidak terlalu pakem Karena penghetianya yang hanya menggunakan sistem
gesekan dan bukan cengkraman (cakram) tentu hasil pengeremanya tidak terlalu pakem dan
instan, tidak seperti rem cakram.
Kekurangan Rem Tromol
Rem tidak terlalu pakem
Karena penghetianya yang hanya menggunakan sistem gesekan dan bukan cengkraman
(cakram) tentu hasil pengeremanya tidak terlalu pakem dan instan, tidak seperti rem cakram.

Tidak enak dipandang


Aspek keindahan berkurang jika menggunakan rem tromol (relatif), disana ada tuas yang
mengganggu objek mata melihat bulatnya ban, berbeda dengan rem cakram yang pastinya
lebih enak dipandang.

Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–

alloy (paduan aluminium) yang memiliki daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian
dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur

untuk menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan

keluar dari lubang aliran.

Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor
diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:

a) Single Leading Shoe Type

Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada sistem
rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem. Sepatu rem yang terbawa
oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe, sedangkan
sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol disebut trailing shoe. Leading shoe
menghasilkan daya pengeremen yang lebih besar dibandingkan dengan trailing shoe
sebagai akibat adanya self energizing effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa
oleh putaran tromol. Hal ini akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar
dibanding keausan pada trailing shoe.

b) Double Leading Shoe Type

Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang
digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe
type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan rem (brake cam),
sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang
besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self energizing effect (gaya penguatan
sendiri) yang memperkuat daya pengereman.

Self Energizing Effect (gaya penguatan sendiri)

Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan ditularkan dari master
silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston silinder ke luar. Hal ini, pada
gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan membawa kampas rem bergesekan dengan
tromol.
Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan menahan seperti
yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan antara tromol yang bergerak dan
kampas rem akan mendorong sepatu rem ke arah rotasi seperti yang ditunjukkan.

Sepatu Rem

Disain sepatu rem yang paling terkenal untuk sistem rem yang lebih kecil, adalah sepatu
rem siap pakai yang dibuat dari baja. Pada sistem rem yang lebih besar, campuran besi
tuang, campuran aluminium, atau sepatu rem yang terbuat dari campuran besi lunak,
banyak digunakan akir-akhir ini.

2) Rem cakram (Disc Brake)

Konstruksi rem cakram pada umumnya terdiri atas cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi
tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit & mencengkeram
cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan & mendorong bahan gesek
sehingga diperoleh daya pengereman. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan
antara kanvas rem dan cakram.

Self energizing effect yang terjadi pada rem cakram sangat kecil, sehingga diperlukan
tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien
dan pad cenderung lebih cepat aus disbanding dengan sepatu rem pada rem tromol.
Menurut mekanisme penggeraknya, rem cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :

a) Rem cakram penggerak mekanik,

b) Rem cakram penggerak hidrolik.

a) Rem cakram penggerak mekanik,

Rem jenis ini bekerja menggunakan kabel. (cth. : pada sepeda motor Honda GL100).
Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

b) Rem cakram penggerak hidrolik

Rem cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor pada umumnya.
Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolik (fluida/cairan)
untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke sepatu rem/ pad rem.
Mekanisme penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila suatu fluida/cairan
dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan terse-but akan diteruskan ke semua arah
dengan sama rata. Gaya penekanan pada pedal/handel rem akan diubah menjadi tekanan
fluida oleh piston mas-ter silinder, kemudian diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui
slang rem untuk menghasilkan gaya pengereman.

Teknologi Combi Brake System Motor Honda

21 Januari 2015

Berbicara mengenai Combi Brake System (CBS) banyak hal yang dapat anda ketahui dengan
sistem pengereman ini. Teknologi CBS ini sudah diterapkan pada beberapa tipe motor
Honda, seperti tipe Honda Beat, Honda Vario CW 110 FI, Honda Vario Techno 125 dan
Honda CBR 250R.

Pada dasarnya rem bukan berfungsi untuk menghentikan motor tetapi untuk memperlambat
laju kendaraan secara bertahap sampai kecepatan 0 kilometer/jam.

Dengan hadirnya teknologi CBS ini anda dapat melakukan pengereman secara optimal pada
rem depan dan rem belakang. Pada rem depan jarak pengeremannya terlalu pendek
sedangkan rem belakang jarak pengeremannya lebih panjang. Sehingga jika digabungkan
akan menghasilkan pengereman yang optimal dan tepat.

Pengertian Combi Brake System

Combi Brake System (CBS) adalah sistem pengereman yang menggabungkan antara rem
depan dan rem belakang, hanya dengan menekan tuas rem tangan sebelah kiri maka rem
depan dan rem belakang berfungsi secara bersamaan.

Dengan adanya teknologi ini, anda dapat melakukan pergereman dengan jarak yang lebih
pendek dengan bobot pengereman yang seimbang antara rem depan dan rem belakang sesuai
dengan kebutuhan pengereman.
Cara Kerja Combi Brake System

Ketika tuas rem kiri ditekan, maka equalizer gaya akan bekerja untuk mendistribusikan
tenaga tekanan tadi menjadi dua, yang satu menuju rem pada roda belakang sedangkan yang
satunya lagi menuju ke tuas ungkit. Gunanya adalah untuk menekan knocker yang akan
menekan piston hidrolik, yang kemudian akan bereaksi untuk mengaktifkan rem cakram
depan. Pada proses ini kekuatan pengereman akan terbagi secara otomatis pada kedua roda
depan dan belakang.

Cara Kerja Combi Brake System

Teknologi ini sendiri dipercaya dapat membantu pengendara motor Honda Vario 125 CBS, khususnya
bagi para pemula, untuk dapat melakukan pengereman yang aman layaknya seorang pengemudi
profesional karena sistem CBS memungkinkan pendistribusian hasil pengereman secara merata.

Sistem rem sepeda motor merupakan sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan
faktor keselamatan berkendara yang berfungsi untuk memperlambat dan atau menghentikan
sepeda motor dengan cara mengubah tenaga kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi
tenaga panas. Perubahan tenaga tersebut diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak
yang dipasangkan pada roda sepeda motor dengan suatu bahan yang dirancang khusus tahan
terhadap gesekan.

Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman. maka dari itu komponen yang
dibuat untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan jumlah
gesekan yang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak menghasilkan panas
yang dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh atau berubah bentuk. Sejumlah bahan
tersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar, resin/damar, fiber dan
bahan-bahan tambahan lainnya

Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor, yaitu:
1) Rem tromol (drum brake)
2) rem cakram/piringan (disc brake).
Cara pengoperasian sistem rem-nya juga terbagi dua, yaitu:
1) secara mekanik dengan memakai kabel baja,
2) secara hidrolik dengan menggunakan fluida/cairan. Cara pengoperasian sistem rem tipe
tromol umumnya secara mekanik, sedangkan tipe cakram secara hidrolik.

REM CAKRAM (DISC BRAKE)


Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan memakai kabel baja dan batang/tangkai
secara hidrolist dengan memakai tekanan cairan. Pada rem cakram, putaran roda dikurangi
atau dihentikan dengan cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake pads).
Rem cakram mempunyai sebuah plat disc (plat piringan) yang terbuat dari stainless steel
(baja) yang akan berputar bersamaan dengan roda. Pada saat rem digunakan plat disc
tercekam dengan gaya bantalan piston yang bekerja sacara hidrolik.

Menurut mekanisme penggerakannya, rem cakram dibedakan menjadi dua tipe, yaitu rem
cakram mekanis dan rem cakram hidrolis. Pada umumnya yang digunakan adalah rem
cakram hidrolis.

Adapun keuntungan dari menggunakan rem cakram (Disk Brake) adalah sebagai berikut:
1. Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit kecendrungan menghilang pada saat
disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
2. Tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang utama pada saat dua buah rem
cakram digunakan, tidak akan ada perbedaan tenaga pengereman pada kedua sisi kanan dan
kiri dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik kesatu sisi.
3. Sama jika rem harus memindahkan panas, Clearence antara rem dan bantalan akan sedikit
berubah. Kerena itu tangkai rem dan pedal dapat beroperasi dengan normal.
4. Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar dengan gaya Sentrifugal.

Anda mungkin juga menyukai