Anda di halaman 1dari 16

CBD

(Case Based Discussion)

Disusun oleh:
Diana Kurniawati
010.06.0054

Pembimbing :
dr. KADEK DWI PRAMANA, M. Biomed, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Atelaektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan
menerangkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang tidak mengandung udara
dankolaps. Atelektasis adalah pengkerutan yang terjadi dimana sebagian atau seluruh paru
paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkeolus) atau akibat pernafasan
yang sangat dangkal (Price&Wilson, 2005).
Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi padasemua ras.
Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripadaanak yang lebih tua dan
remaja. Menurut penelitian pada tahun 1994, secarakeseluruhan terdapat 74,4 juta penderita
penyakit paru yang mengalamiatelektasis, Inggris sekitar 2,1 juta penderita, Amerika serikat
sekitar 5,5 juta penderita dan di Jerman 6 juta penduduk. Ini merupakan angka yang cukup
besaryang perlu mendapat perhatian dalam menangani pasien secara komprehensif (Lukas,
2010).
Cronic kidney disease (CKD) adalah penyakit renal tahap akhir, yang merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Pada CKD tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elekrolit yang menyebabkan uremia
atau retensi urea dan sampah nitrogen lain di dalam darah.
Pada CKD terjadi kerusakan ginjal dengan laju filtrasi glomerulus <60 mL/menit dalam
waktu 3 bulan atau lebih. Penurunan fungsi ginjal terjadi secara berangsur-angsur dan ireversible
yang akan berkembang menjadi gagal ginjal terminal. Kerusakan ginjal yang terjadi dapat dilihat
dari dari kelainan dalam darah, urin, pencitraan atau melalui biopsi ginjal
BAB II
LAPORAN KASUS

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar
MATARAM

CATATAN RIWAYAT PENYAKIT


IDENTITAS

NamaPenderita :Tn.I
No. RM :05-22-20
Umur :67 Tahun
Kelamin :Laki-laki
Status : Menikah
Alamat :Majalangu
Tgl. Pemeriksaan/ MRS :27 Juli 2017
Ko. Asisten :Diana Kurniawati,S.Ked

ANAMESIS
- KeluhanUtama
Sesak
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dating ke IGD dengan keluhan sesak sejak sore hari.Sesak dirasakan terus
menerus dan semakin memberat.Pasien mengatakan dadanya terasa sakit sejak sesaknya
datang.Pasien juga mengeluh sering pusing dan badanya terasa lemas walaupun pasien
sudah makan dan minum.Keluhan mual maupun muntah disangkal oleh pasien.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Dirawat dengan keluhan yang sama (-) Hipertensi (-), DM (-) TB (+)

- Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien tidak memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama, HT(-) DM (-) TB
(-)

- Riwayat Pribadi Sosial


Merokok (+) alcohol (-)

- Riwayat pengobatan
Satutahun yang lalu pasienpernah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan

PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan Umum :Sedang


- GCS : E4V5M6
- Gizi : Cukup
- Kesadaran : Komposmentis
- Tanda Vital :
- Tensi : 180/90 mmhg
- Nadi : 90kali / menit
- Pernapasan : 28kali / menit
- Suhu : 37,6⁰C
- Kepala : Deformitas (-), SimetrisMuka (+), Rambut (+), Allopecia occipital (-)
- Mata : CA (+/+), SkleraIkterus(-/-), edema palpebra (-/-)
- Telinga : bentuk normotia, othorea (-), Pendengaran (+) N
- Hidung : Perdarahan( - ), Sekret ( - )
- Mulut : gusiberdarah (+)
- Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), peningkatan JVP (-)
- Thorax
- Paru :
- Inspeksi : pergerakan dinding dada tidak simetris (dada sisi kanan tertinggal),
retraksi sela iga (-)
- Palpasi : vocal fremitus normal, nyeritekan (-)
- Perkusi : sonor dikedua lapang paru
- Auskultasi : vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
- Jantung :
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordisteraba di ICS IV
- Perkusi : batasatas di ICS III linea parasternalis dextra, batas kanan di ICS
IV lineaparasternalis dextra, bataskiri di ICS V linea
parasternalissinistra
- Askultasi : S1S2 tunggal reguler, Gallop (-), Murmur (-)

- Abdomen :
- Inspeksi : Distensi (-), buli-buli teraba penuh (-)
- Auskultasi : BisingUsus(+)Normal
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), pembesaran hepar (-)
- Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
- Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), CRT <2”
Edema tungkai (-/-/-/-)
- Laboratorium :
Nilai Nilai normal

Leukosit 6,7 4- 11

Limfosit 1,0 0,8-4,0

Middle 0,7 2,0-7,7

Granulosit 5,0 2,0-7,7

LYM% 14,6 20-40

MID% 10,3 3-10

GRA% 75,1 45-77

Eritrosit 4,73 4,7-6,1

Hb 11,7 12-18

Hematokrit 37,9 36-54

MCH 24,7 27-31

MCV 80,1 79-99

MCHC 30,9 35-47

PLT 223 150-400

GDS 191 <170

SGOT 20 <37

SGPT 11 <42

UREA 55,8 10-50

CREATININ 2,47 L : 0,6-1,1


P : 0,5-0,9
Elektrolit Kalium (K) 2,49 3,50-5,50
Natrium (NA) 138,80 135,00-145,00
Klorida (Cl) 104,36 96,00-106,00
Kalsium (iCa) 1,14 1,10-1,35

- Assesment :
o SuspAtelektasisparuDextra
o Susp pneumonia + SOPT
o CKD Stage 4 e.csusp PNC

- Planingdiagnosa
o PemeriksaanLaboratorium (DL, GDS, SGOT,SGPT, Ureum, Creatini, Elektrolit)
o Thorax

- Planning terapi
o 02 4 lpm
o NS 20 tpm
o Inj Ranitide 2x1ampul
o Inj cefoperazone 2x1 g
o Nebulizer combivent/8 jam
o Azitromicin 1x500 mg
o Asamfolat 2x2 mg
o Paracetamol 3x1
o Drip KCL 20 tpm
o Diet lunak
FOLLOW UP

Time S O A P
28/07/17 Sesak (+), - KU : Sedang - susp - 02 4 lpm
lemas (+), - GCS: E4V5M6 atelectasis - NS 20 tpm
pusing (+) - Kes : CM parudextra - InjRanitide
mual muntah - TD : 180/70 mmhg - Susp 2x1ampul
(-), makan - Nadi: 88 x / m pneumonia - Injcefoperazo
minum(+) - RR: 24 x / m + SOPT ne 2x1 g
- T: 36,5⁰C - CKD Stage - Nebulizer
- K/L: an(-/-), ik(-/-), 4e.csusp combivent/8
PNC jam
Thorax : - Azitromicin
- Paru : barrel chest (-) 1x500 mg
simetris, vocal - Asamfolat 2x2
fremitus normal, mg
sonor +/+, Rh (+/+), - Diet lunak
Wh (-/-) - Drip KCL
- Cor : S1S2 ireguler, - Valsartan 1x160
G (-), M (+) mg
- - Inj citicolin 2x500
Abdomen : - Clopidogrel 25- 0-
Distensi (-),NT (-), 0
BU(+)N - Pracetamol 3x500
mg
Ekstremitas : - 0bs TD
edema (-/-/-/-), AH
(+/+/+/+), CRT <2”
29/07/17 Sesak (+), - KU : Sedang - - susp - IUFD NS 20 tpm
lemas seluruh - GCS: E4V5M6 atelectasis - Terapi lanjut
badan (+), - Kes : CM parudextra - cek elektrolit
pusing (+) - TD : 170/80 mmhg - Susp
mualmuntah (- - Nadi: 90 x / m pneumonia
), - RR: 23 x / m + SOPT
makanminum( - T: 36,5⁰C - CKD Stage
+) - K/L: an(-/-), ik(-/-), 4e.csusp
PNC
Thorax :
- Paru : barrel chest (-)
simetris, vocal
fremitus normal,
sonor +/+, Rh (+/+),
Wh (-/-)
- Cor : S1S2 ireguler,
G (-), M (+)
-
Abdomen :
Distensi (-),NT (-),
BU(+)N

Ekstremitas :
edema (-/-/-/-), AH
(+/+/+/+), CRT <2”
30/07/17 Sesak (+), - KU : Sedang - - susp - Terapi lanjut
lemas (+), - GCS: E4V5M6 atelectasis - Drip KCL 2 Fl 50
pusing (+) - Kes : CM paru dextra mEq dalam 500 cc
tangan dan - TD : 170/80 mmhg - Susp NS 20 tpm
kaki sedikit - Nadi: 90 x / m pneumonia Cek K serum ulang
berat untuk - RR: 23 x / m + SOPT
digerakan, - T: 36,5⁰C - CKD Stage
mual muntah - K/L: an(-/-), ik(-/-), 4e.csusp
(-), makan PNC
minum(+) Thorax : - Hipokalemia
- Paru : barrel chest (-) (K 2,4)
simetris, vocal
fremitus normal,
sonor +/+, Rh (+/+),
Wh (-/-)
- Cor : S1S2 ireguler,
G (-), M (+)
-
Abdomen :
Distensi (-),NT (-),
BU(+)N

Ekstremitas :
edema (-/-/-/-), AH
(+/+/+/+), CRT <2”
31/7/17 Sesak (+) - KU : Sedang - - susp - O2 via nc 4 lpm
Batuk (+), - GCS: E4V5M6 atelectasis k/p
lemas(+), - Kes : CM paru dextra - IVFD NS 20 tpm
pusing (+) - TD : 150/90 mmhg - Susp - Inj. IV Ranitidin
- Nadi : 90 x / m pneumonia 2x50mg
- RR : 24 x / m + SOPT - Inj. IV
- T: 37,0 ⁰C - CKD Stage cefoperazone 2x1
- K/L: an (-/-), ik(-/-), 4e.csusp gr
PNC - Inj. Citicholin
Thorax : - Moderate 2x500mg
- Paru : barrel chest (-) Hipokalemia - PO:
simetris, vocal (K 2,7) - Aztromisin tab
fremitus normal, 1x500mg
sonor, ves +/+, Rh - As. Folat 2x2 mg
(+/+), Wh (-/-) - Valsartan
- Cor : S1S2 ireguler, 1x160mg
G (-), M (-) - Clopidogrel
Abdomen : 75mg-0-0
Distensi (-),NT (-), - Drip Kcl 25mEq
BU(+)N in 500cc NS
20tpm
Ekstremitas :
edema (-/-/-/-), AH
(+/+/+/+), CRT <2”
01/08/17 Sesak sudah - KU : Sedang - - susp - Drip KCL
berkurang (+) - GCS: E4V5M6 atelectasis stop
Batuk (+), - Kes : CM paru dextra - Citirizine 0-
Pusing - TD : 160/90 mmhg - Susp 30-0 mg
- Nadi : 90 x / m pneumonia - Ambroxol
- RR : 24 x / m + SOPT 3x30 mg
- T: 37,1 ⁰C - CKD Stage - Aspar K 1X1
- K/L: an (-/-), ik (-/-), 4e.csusp - Amlodipin 0-
PNC 0-10 mg
Thorax : - - Moderate - Azitromicine
- Paru : barrel chest (-) Hipokalemia stop
simetris, vocal - Combivent
fremitus normal, nebu/6 jam
sonor, ves +/+, Rh - Opilax syr
(+/+), Wh (-/-) 3x1 k/p
- Cor : S1S2 ireguler, - Injeksi
G (-), M (-) ceftriazone
Abdomen : 2x1
Distensi (-),NT (-), - Terapi lain
BU(+)N lanjut
- Cek dahak
Ekstremitas : SPS
edema (-/-/-/-), AH - Cek elektrolit
(+/+/+/+), CRT <2”
02/08/17 Sesak - KU : Sedang - - susp - Paracetamol
berkurang, - GCS: E4V5M6 atelectasis tab 3x500 mg
batuk (+) - Kes : CM paru dextra - Nebu
pusing (+) - TD : 150/90 mmhg - Susp combivent/ 8
- Nadi : 90 x / m pneumonia jam
- RR : 24 x / m + SOPT - Terapi lain
- T: 36,0 ⁰C - CKD Stage lanjut
- K/L: an (-/-), ik (-/-) 4e.csusp
PNC
Thorax : -
- Paru : barrel chest (-)
simetris, vocal
fremitus normal,
sonor, ves +/+, Rh
(+/+), Wh (-/-)
- Cor : S1S2 ireguler,
G (-), M (-)
Abdomen :
Distensi (-),NT (-),
BU(+)N

Ekstremitas :
edema (-/-/-/-), AH
(+/+/+/+), CRT <2”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Atelektasis merupakan kondisi tidak berfungsinya paru-paru karena halangan


pada bronkus (jalur udara menuju paru-paru) atau pada bronkiolus (jalur udara yang lebih kecil).
Ketika halangan terjadi, udara yang berada dalam paru-paru tidak bisa dihembuskan keluar,
sehingga akan terserap oleh darah, sehingga berakibat kerusakan pada paru-paru.Setelah paru-
paru rusak, paru-paru menjadi tidak elastis dan tidak dapat mengambil udara. Akibatnya, tidak
ada penyerapan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Tidak ada gejala pasti untuk penyakit
ini, tetapi dapat diamati bila sulit bernafas, bernafas dengan cepat tetapi dangkal, batuk-batuk.
Dan demam ringan.

Penyebab atelektasis bias terjadi karena beberpa sebab antara lain Efusi pleural
(terjadinya penumpukkan cairan antara jaringan pleural dan di dalam dada) dan Pneumonia yang
dapat menyebabkan inflamasi, dan menyebabkan atelektaksis dalam jangka pendek. Paru-paru
yang mengalami atelektaksis dapat mengalami bronkitis.

Pada gambaran Radiologis , paru dapat dikatakan mengalami atelektasis bilamana


seluruh/ sebagian paru-paru mengempis, akan ada suatu bayangan homogen pada belah itu,
dengan jantung dan trakhea beranjak ke jurusan itu dan diafragma terangkat.

Pengobatan yang bisa dilakukan berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-
paru yang terkena kembali bisa mengembang, Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif),
perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak dan Antibiotik diberikan untuk
semua infeksi.
Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses
kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. CKD dapat
menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau di atas
nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin.
Penyebab paling umum (75%) dari CKD pada orang dewasa adalah diabetes
mellitus, hipertensi, dan glomerulonefritis. Penyebab lainnya adalah infeksi ginjal dan sumbatan
batu ginjal.
Tanda atau gejala umum awal adalah gatal-gatal secara terus-menerus di bagian tubuh
atau badan (bervariasi), tidak nafsu makan, pembengkakan cairan di bagian kulit, contohnya di
bagian kulit kaki, betis, dan area yang tidak biasanya, hemoglobin menurun drastis pada kisaran
6-9, ditandai dengan lemas dan tidak kuat untuk berjalan kaki dalam waktu yang lama, aktivitas
normal biasanya terasa lebih berat dari biasanya, Sulit buang air kecil dan tekanan darah
meningkat. Ada 5 tahapan CKD
Tahap 1

Fungsi Sedikit berkurang; kerusakan ginjal dengan GFR normal atau relatif tinggi (≥ 90
mL/min/1.73 m 2 ). Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan patologis atau penanda
kerusakan, termasuk kelainan pada tes darah atau urine atau studi pencitraan

Tahap 2

Ringan pengurangan GFR (60-89 mL/min/1.73 m 2 ) dengan kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal
didefinisikan sebagai kelainan patologis atau penanda kerusakan, termasuk kelainan pada tes
darah atau urine atau studi pencitraan

Tahap 3

Sedang penurunan pada GFR (30-59 mL/min/1.73 m 2 ) pedoman Inggris membedakan antara
tahap 3A (GFR 45-59) dan tahap 3B (GFR 30. - 44) untuk tujuan skrining dan rujukan.

Tahap 4

Parah penurunan pada GFR (15-29 mL/min/1.73 m 2 ) Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

Tahap 5

Ditetapkan gagal gin jal (GFR <15 mL/min/1.73 m 2 atau terapi pengganti ginjal permanen
(RRT)
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjal_kronis
2. Guyton,Arthur (2006). physiology Guyton. elseviers saunders.
3. [http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/gfr_calculator.cfm},"kidney.org".Diakses
pada 18 Juli 2012
4. Medscape. Atelectasis. http://emedicine.medscape.com/article/296468-overview [27 Jun
2014].

Anda mungkin juga menyukai