pada suku Maoris, New Zealand terjadi kapan saja saat seseorang
dilaporkan 5%, tertinggi pada mengatakan merasakan nyeri
kelompok usia 65 tahun atau lebih (Prasetyo 2010, h.1).
(Kodim 2010). Arthritis gout di Nyeri merupakan campuran
Indonesia terjadi pada usia yang lebih reaksi fisik, emosi, dan perilaku.
muda, sekitar 32% pada pria berusia Secara singkat mekanisme nyeri
kurang dari 34 tahun. Kadar asam dimulai dari stimulasi nosiseptor oleh
urat pada wanita umumnya rendah stimulus noxious pada jaringan, yang
dan meningkat setelah usia kemudian akan mengakibatkan
menopause. Prevalensi arthritis gout stimulasi nosiseptor dimana stimulus
di Bandungan, Jawa Tengah, pada noxious tersebut dirubah menjadi
kelompok usia 15-45 tahun sebesar potensial aksi. Proses ini disebut
0,8%; meliputi pria 1,7% dan wanita transduksi atau aktivasi reseptor.
0,05%. Proporsi kejadian arthritis Selanjutnya potensial aksi tersebut
gout di Minahasa (2003) sebesar akan ditransmisikan menuju neuron
29,2% dan pada etnik tertentu di susunan saraf pusat yang
Ujung Pandang sekitar 50% penderita berhubungan dengan nyeri. Tahap
rata-rata telah menderita gout 6,5 pertama transmisi adalah konduksi
tahun atau lebih setelah keadaan implus dari neuron aferen ke kornu
menjadi lebih parah (Kodim 2010). dorsalis medulla spinalis, pada kornu
Penyakit Gout adalah suatu dorsalis ini neuron aferen primer
penyakit yang ditandai dengan bersinap dengan neuron susunan
serangan mendadak dan berulang dari sarap pusat. Dari sini jaringan
artritis yang sangat nyeri karena tersebut akan naik ke atas di medulla
adanya endapan kristal monosodium spinalis menuju batang otak dan
urat, yang terkumpul didalam sendi thalamus. Selanjutnya terjadi
sebagai akibat dari tingginya kadar hubungan timbal balik antara
asam urat di dalam darah (Anjarwati thalamus dan pusat-pusat yang lebih
2009, h. 79). Senam 10 menit tinggi di otak yang mengurusi repons
merupakan olahraga yang hanya persepsi dan efektif yang
dilakukan selama 10 menit sudah berhubungan dengan nyeri.
mampu memperbaiki kelenturan
pembuluh darah. Senam yang Metodologi
dirancang khusus untuk usia lanjut Penelitian ini menggunakan desain
(60 tahun ke atas) dan senam ini quasi eksperimental. Rancangan
cocok bagi mereka yang sudah berusia pendekatan yang digunakan dalam
50 tahun keatas. Gerakan senam penelitian ini adalah One Group
disesuaikan dengan kemampuan usia Pretest-Postest design. Rancangan ini
lanjut yang bersifat mudah dan beban tidak disertakan kelompok kontrol,
latihan ringan (low impact aerobic) namun dalam rancangan ini subjek
(Kusmana 2006, h. 151). Nyeri adalah dilakukan pengukuran awal yaitu
segala sesuatu yang dikatakan mengukur skala nyeri responden
seseorang tentang nyeri tersebut dan sebelum melakukan senam 10 menit
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167
(pretest) setelah itu dikenai perlakuan 2013 sampai tanggal 7 Juli 2013
yaitu senam 10 menit kemudian dengan intervensi senam 10 menit
dilakukan pengukuran akhir yaitu pada penderita gout yang telah
skala nyeri responden sesudah memenuhi syarat inklusi di Wilayah
melakukan senam 10 menit (postest). Kerja Puskesmas Jenggot Kota
Hasilnya dilakukan analisis, apakah Pekalongan.
ada perbedaan atau perubahan-
perubahan (Imron & Munif 2010, h. Hasil
128). 1. Analisis Univariat
Sampel pada penelitian ini Analisis univariat dalam
menggunakan purposive sampling. penelitian ini bertujuan untuk
Purposive sampling adalah suatu untuk mengetahui distribusi
metode pemilihan sampel yang frekuensi skala nyeri responden
dilakukan berdasarkan maksud dan sebelum melakukan senam 10
tujuan tertentu yang ditentukan oleh menit dan skala nyeri responden
peneliti (Dharma 2011, h. 117). Untuk sesudah melakukan senam 10 menit
penelitian eksperimen yang dengan rumus mean.
sederhana, tanpa menggunakan a. Skala nyeri pada penderita
kelompok kontrol, maka jumlah gout sebelum senam 10 menit di
anggota sampel antara 10 sampai 20 Wilayah Kerja Puskesmas
responden (Sugiyono 2009, h. 74). Jenggot Kota Pekalongan.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak
15 responden. Penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 26 juni
Tabel. 1
Distribusi frekuensi skala nyeri pada penderita gout sebelum
melakukan senam 10 menit Puskesmas Jenggot
K
o Skala nyeri Frekuensi %
t 2 3 20
a 3 6 40
4 6 40
P Jumlah 15 100
e
kalongan
Tabel. 2
Distribusi frekuensi skala nyeri pada penderita gout sesudah
melakukan senam 10 menit di Wilayah Kerja Puskesmas
Jenggot Kota Pekalongan
Tabel. 3
Pengaruh senam 10 menit terhadap skala nyeri pada penderita gout
Df P value Z SD
skala nyeri pre
intervensi
skala nyeri post
intervensi 14 .000 -3.578-a 0.775