Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE

MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA


AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA – ITS
Nadhifa Maulida1, Alinda Nurul B.1, Trikarsa Tirta Dwipa1, Nugroho Raharjo A1, Naindar Afdany1, Aditya
Isman1, dan Andi Rahmadiansah, ST, MT2
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail : adhifa.maulida@gmail.com, alinda.badriyah@gmail.com, andi.rahmadiansah@gmail.com

Abstrak – Pada dunia industri, vibrasi dari pembuatan. Penurunan kualitas kinerja pompa di
suatu mesin berputar dimanfaatkan sebagai tunjukkan dengan level vibrasi yang mulai naik
dasar dalam menyusun langkah serta jadwal atau yang ditandai dengan munculnya suara
maintenance. Salah satu strategi maintenance yang tidak wajar pada pompa. Jika
yang dapat digunakan adalah Predictive ketidaknormalan kinerja pompa dibiarkan dan
Maintenance. Predictive Maintenance pompa tetap dipaksa bekerja, maka dapat
merupakan salah satu metode untuk merawat mengakibatkan timbulnya kerusakan jenis lain
alat. Salah satu instrumen yang sering dijadikan yang nantinya dapat mengakibatkan pompa trip
penerapan Predictive Maintenance adalah semakin cepat. Penurunan kualitas pompa ini
rotary machine. Percobaan dilakukan pada 3 dapat dilakukan analisa melalui level vibrasi
arah secara axial, vertikal, horisontal kemudian yang dihasilkan, jika level vibrasi melebihi batas
didapatkan masing-masing grafik dengan yang telah ditentukan maka perlu dilakukan
menggunakan analisa spectrum frekuensi dari analisa dengan mengginakan FFT (Fast Fourier
MATLAB. Pengukuran rpm dilakukan Transform) untuk menginvestigasi kerusakan
menggunakan stroboskop. Data yang diperoleh yang terjadi pada pompa (Yudhistira, 2015).
saat pengukuran pompa menggunakan Namun FFT ini tidak dapat digunakan untuk
stroboskop sebesar 2980rpm. Kesimpulan yang mempresiksi waktu yang dibutuhkan pompa
dapat diambil antara lain hasil monitoring sejak awal dioperasikan hingga pompa
vibrasi terhadap pompa didapatkan jenis mengalami trip. Oleh Karena itu, dalam
kerusakan Unbalance dikarenakan posisi penelitian ini dilakukan analisa sinyal getaran
putaran tidak seimbang akibat adanya pompa dengan menggunaan Hilbert transform
ketidakseimbangan impeller (unbalanced). dan Cepstrum analisys.
Hasil monitoring RPM pompa menunjukkan
data kerusakan yang sama pada frekuensi 50 Hz II. Teori Penunjang
dan 100Hz. 2.1 Pompa
Kata kunci : vibrasi, stroboskop, rpm, Pompa adalah suatu alat yang digunakan
frekuensi untuk memindahkan suatu fluida dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan
I. Pendahuluan tekanan cairan tersebut. Standart pompa sesuai
Pompa merupakan salah satu perangkat dengan API 610, ISO 5199, DIN 24256
yang berfungsi untuk mengmindahkan fluida (Martianis, 2012).
dari tempat satu ke tempat lainnya dengan 2.2 Vibrasi Pompa
memanfaatkan perbedaan tekanan, guna dapat Pompa merupakan alat yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan dan kecepatan fluida menimbulkan perbedaan tekanan dalam fluida
tersebut. Pentingnya fungsi pompa dalam suatu sehingga menyebabkan fluida dapat bergerak.
proses baik skala rumahan hingga skala industri Pompa digerakkan oleh motor listrik. Daya
khususnya yang berhubungan dengan perlakuan motor listrik penggerak pompa bergantung pada
fluida. Oleh karena penggunaan pompa yang nilai debit pompa, jika debit pompa besar maka
secara kontinyu dapat menyebabkan penurunan daya motor listrik besar dan sebaliknya. Proses
performansi dan kualitas dari pompa, belum lagi manufaktur di industri pompa dan motor listrik
ketidak sempurnaan manufaktur pada saar tidak sempurna 100 % menyebabkan beberapa
bagian pompa yang digabungkan tidak getaran yang dapat diamati yaitu akselerasi,
tergabung dengan sempurna. Toleransi kecepatan, dan perpindahan getar (Yudhistira,
manufaktur yang demikian menyebabkan vibrasi 2015).
ketika pompa dan motor listrik dioperasikan. 2.4 PengukuranVibrasi
Batas toleransi manufaktur ditentukan oleh level Secara umum sistem pengukuran dapat
vibrasi berdasarkan ISO 7327. Pompa yang digambarkan dalam blok diagram sebagai
dioperasikan secara kontinyu akan mengalami berikut:
penurunan kualitas yang diindikasikan dengan
level vibrasi yang mulai naik. Jika level vibrasi
melebih batas yang telah ditentukan maka perlu Gambar 1. Diagram blok pengukuran
dilakukan analisa lebih lanjut menggunakan FFT
untuk diinvestigasi kemungkinan kerusakan Pada pengukuran vibrasi sinyal input berupa
yang terjadi pada pompa. Jika pompa dengan getaran mekanik diubah oleh tranduser menjadi
kerusakan tertentu tetap dioperasikan tanpa sinyal tegangan kemudian ditransmisikan
menghiraukan kerusakan tersebut, maka akan keelemen pengkondisisinyal, diproses oleh
timbul kerusakan jenis lain yang dapat elemen pemroses sinyal dan akhirnya
menyebabkan pompa trip semakiin cepat. ditampilkan dalam bentuk data angka maupun
Kerusakan lain yang timbul dapat dideteksi grafik (spektrum, waveform dan trend).
menggunakan FFT. Namun FFT tidak dapat Sesuai dengan tigabesaran pada vibrasi
digunakan untuk memprediksi waktu yang maka tranduser yang digunakan untuk tugas
dibutuhkan pompa sejak awal dioperasikan akhir dalam pengukuran vibrasi adalah :
hingga trip. Dalam peneletian ini diusulkan  Accelerometer
penggunaan Hilbert transform untuk Accelerometer merupakan tranduser yang
memprediksi waktu trip pompa yang akan paling sering dipakai karena fleksibilitasnya dan
dikaitkan dengan analisa reliability pompa. range frekuensinya tinggi. Biasanya berupa
2.3 Predictive Maintenance piezolelectric yang terdiri dari kristal dan massa
Proses pembangkitan listrik tenaga panas penekan kristal. Ketika terjadi vibrasi maka
bumi melibatkan beberapa mesin besar, yaitu terjadi penekanan dan kristal akan
scrubber, turbin, kondensor, hot well pump, membangkitkanmuatanlistrikyang kemudiandi-
cooling tower, dan reinjection pump. [1] Turbin amplifikasi sehingga sinyal vibrasi terbaca.
merupakan komponen kategori critical 1
merupakan komponen yang dapat menyebabkan
seluruh pembangkit listrik shut down jika
komponen trip. Untuk menjaga performa
pembangkit listrik dalam kondisi baik dan
mencegah terjadinya shut down yang tidak
diinginkan perlu dilakukan perawatan terhadap Gambar 2. Sinyal vibrasi dari
turbin. Jenis perawatan yang digunakan adalah accelerometer
perawatan prediktif (predictive maintenance). Elemen pengkondisisinyal (signal conditioning)
Predictive maintenance adalah perawatan yang pada sistem pengukuran vibrasi berupa amplifier
dilakukan berdasarkan kondisi terkini suatu yang menguatkan sinyal agar dapat diproses
mesin atau sistem. Komponen mesin yang rusak oleh signal processing. Sepuluh tahun yang lalu,
atau diindikasikan akan segera rusak segera accelerometer masih menggunakan
diganti. [2]
Perawatan prediktif dapat externalamplifier, namun saat ini kebanyakan
mengoptimalkan kendalan sistem dan amplifier sudah tersedia dalam tranduser itu
menghemat inventaris suku cadang karena tidak sendiri, disebut internally amplified
semua suku cadang komponen harus disediakan. Accelerometer atau integrated
[2]
Perawatan prediktif dilakukan dengan circuitpiezoelectric (ICP).
mengukur dan menganalisa parameter fisis yang
terjadi di turbin, yaitu getaran, suhu,
displacement, dan kekentalan oli. Parameter
2.5 Pengambilan Data Menggunakan
Accelerometer
Tranduser getaran dipasang pada bagian-
bagian mesin yang cukup kaku untuk
menghindari efek resonansi lokal
bagiantersebut. Pengambilan data-data dengan
alat tranduser tersebut harus terlebih dahulu
mengetahui bagianmana dari mesin tersebut
yang paling tepat untuk pengukuran vibrasi.
Tempat yang paling tepat tersebut adalah pada
tempat yang dekat dengan sumber vibrasi,
misalnya pada kerusakan bearing maka
penempatan tranduser diletakkan pada bearing
caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi
dilakukan dengan dua posisi yaitu dengan posisi Gambar 3. Posisi sensor accelerometer
axial dan posisi radial. Pengambilan data secara
axial adalah menempatkan alat tranduser pada
arah axial atau searah dengan poros. Cara radial III. Metodologi Penelitian
sendiri terbagi menjadi 2 cara, yaitu: 3.1. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penilitian
 Horizontal
adalah pompa di ruang kedap Laboratorium
Pengukuran secara horizontal dengan cara
Vibrasi dan Akustik Teknik Fisika ITS. Pompa
meletakkan alat tranduser secara horizontal
yang digunakan di laboratorium memiliki
misalnya pada bagian atas pompa. Dari
spesifikasi sebagai berikut:
pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang
 Daya 125 Watt
paling tinggi.
 Vertikal  Debit 30 liter/menit
Pengambilan data secara vertikal adalah  Kecepatan putar 3000 rpm (50 Hz)
dengan menempatkan alat tranduser pada posisi  Penggerak pompa adalah motor listrik 1
vertikal atau berbanding 90o dengan arah Fasa
horizontal pada pompa.
Pengambilan data pada tiga sumbu berfungsi
untuk melihat kondisi vibrasi pada masing-
masing sumbu,karena disetiap sumbu
mempunyai vibrasi yang berbeda.Pada setiap
kondisi mesin dapat ditentukan karakteistik
kerusakan dengan melihat sinyal vibrasidari
masing-masing sumbu pengukuran.

Gambar 4. Pompa Air Laboratorium


3.2. Pengambilan Data Getaran Pompa
Pompa air dioperasikan pada kondisi
kecepatan normal 2987 rpm tanpa beban air.
Data getaran diambil menggunakan vibrometer
National Instrument dengan akselerometer
array 3 sumbu yang diletakkan pada sumbu
aksial, horisontal, dan vertikal. Hasil
pengukuran getaran berupa akselerasi getaran.
belakang motor pompa. Untuk menentukan
waktu transisi kerusakan unbalance-looseness
terjadi digunakan algoritma FFT (Fast Fourier
Transform). FFT juga dapat digunakan untuk
menentukan jenis kerusakan pompa. Data
vibrasi pompa pada menit pertama dan menit
akhir diolah menggunakan FFT untuk
memastikan jenis kerusakan pompa. Data vibrasi
antara menit pertama dan menit akhir juga
diolah dengan FFT untuk didapatkan spectrum
yang mengindikasikan looseness yang pertama.
Gambar 5. Konfigurasi Pengukuran Getaran Saat looseness terindikasi pertama kali
menggunakan Akselerometer Array pada 3 merupakan waktu transisi terjadi.
Sumbu
Akselerometer dihubungkan ke NI-DAQ
9178 yang berfungsi sebagai ADC (Analog to
Digital Converter). Data digital dari NI-DAQ
dikirim ke laptop untuk ditampilkan dan
disimpan. Pengambilan data dilakukan
menggunakan dua buah laptop, satu laptop
dihubungkan dengan DAQ di dalam ruang
kedap untuk mengambil dan menyimpan data
getaran, laptop tersebut dikendalikan dari luar
ruang kedap menggunakan laptop lain melalui
wifi demi keselamatan kerja dalam pengambilan
data. Pompa air yang digunakan dalam
penelitian dikondisikan unbalance pada bagian
impeller. Gambar 7. Diagram Alir Pengolahan Data
Menggunakan FFT

IV.Analisa Data
4.1. Perhitungan Frekuensi bearing
Perhitungan frekuensi bearing pompa :
Spesifikasi :
 Merk Pompa : Panasonic
Gambar 6. Pompa Unbalance Impeller  Tipe Bearing : Deep Groove Ball
Bearings Single Row Tipe 6305
Pompa dengan satu jenis kerusakan  Ukuran :
dinyalakan hingga trip. Data getaran diambil d (Diameter Dalam) : 25 mm
tiap satu menit dengan durasi 10 detik tiap data D (Diameter Luar) : 62 mm
mulai pompa dinyalakan hingga trip. Frekuensi B (Diameter Ball) : 17 mm
sampling ditentukan sebesar 16000 Hz agar  Basic Load Ratings : Dynamid
didapatkan data yang detail namun tidak terlalu C (k N) : 23,4
berat ketika diolah. Co : 11,6
3.3. Analisa Data dengan FFT  Fatigue Load Ratings :
Kerusakan pada pompa dengan unbalance di Pu (k N) :0,49
bagian depan menyebabkan kerusakan lain pada  Speed Ratings (Reference Speed) : 24000
pompa ketika pompa tetap dinyalakan dalam r/min
kondisi unbalance. Kerusakan yang ditimbulkan N (Jumlah Bola): 9 Buah
berupa looseness pada bearing house bagian  Limited Speed : 16000
ᴓ = 15⁰ ° Bs=0,19
Fs = 50 Hz
Dball = 17mm Outer Race Order, °∨¿ Dball x O FTF
Dpitch (d) = 25 mm
°∨¿ 17 x 0,17=1,19

f FTF (Fundamental Train Frequency)=


Fs
2 [ Dball
1− Inner Race
Dpitc h ]
cos Order,
∅ ° IR=Dball ( 1−O FTF )

° IR=17 x (1−0,17 ) =14,11


F FTF =
50
2
1−[17 mm
25 mm
cos 15° ] 4.2. Analisa sinyal getaran pompa
50 Berikut ini hasil analisis spectrum pompa
¿ [ 1−0,66 ]=8,5 Hz dengan menggunakan FFT dari program
2
MATLAB :
 Ball Spin Frequency :

f BS=
fs Dball
2 Dpitch
1−[ (
Dball 2
Dpitch
cos ∅ ) ]
f BS=
50 17 mm
2 25 mm
1−[ (
17 mm 2
25 mm )
cos 15 ° ]
f BS=9,407 Hz
 Outer Race Frequency
fOR = N x fFTF
= 17 x 8,5 Hz = 144,5
 Inner Race Frequency Gambar 8. Sensor Vertikal
fIR = N x (fs - fFTF)
= 17 x (50 – 8,5) Hz = 705,5 Hz
Characteristics Order :
Fundamental Train Order,
OFTF =
1
2[1−
Dball
Dpitch
cos ∅
]
OFTF =
1
2[1−
17 mm
25 mm
cos 15 ° ]
OFTF =0,17
Ball Spin Order ,

[ ( ) ]
2
1 Dball Dball Gambar 9. Sensor Horizontal
° Bs= 1− cos ∅
2 Dpitch Dpitch

[ ( ) ]
2
1 17 mm 17 mm
° Bs= 1− cos 15°
2 25 mm 25 mm

° Bs=
1 17 mm
2 25 mm
1− [ ( ) ]
17 mm 2
25 mm
cos 15°
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari
percobaan pengukuran pompa sebagai predictive
maintenance yaitu :
a. Pompa tidak mengalami kerusakan pada
inner maupun outter bearing.
b. Pompa diprediksi mengalami kerusakan
pada impeller yaitu berupa
ketidakseimbangan impeller (unbalanced).

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis,
yaitu dilakukan material treatment pada
Gambar 10. Sensor Aksial impeller agar massa pada setiap sudutnya sama.

Berdasarkan hasil analisis spectrum pompa,


tidak ditemukan peak pada frekuensi daerah
inner dan outter race dari bearing. Sehingga DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
kerusakan pada bagian dalam dan luar bearing. Martianis, Erwin. 2012. Analisa Getaran pada
Sedangkan letak peak tertinggi terdapat pada 1 Pompa Sentrifugal Sistem Penyambungan
kali Rpm frekuensi dasar yaitu 50Hz pada Kopling Sabuk untuk Monitoring Kondisi.
sensor vertical dan sensor axial serta ditemukan Jurnal Dinamis, Vol. III, No. 10, Januari
pada 2 kali Rpm pada sensor Horizontal yang 2012.
menunjukkan kerusakan pada impeller pompa,
yaitu kemungkinan adanya pergeseran pusat Yudhistira, Yuda. 2014.
perputaran massa impeller atau yang disebut
dengan unbalanced. Mobley, R. Keith. 2002. An Introduction to
Predictive Maintenance 2nd Edition. USA.
V. Penutup Butterwooth-Heineman.

Anda mungkin juga menyukai