Probability of Failure
Probabilitas kegagalan sebagai fungsi waktu dan efektivitas pemeriksaan yang ditentukan
dengan menggunakan frekuensi kegagalan suatu komponen (Generic Failure Frequency) dan
Faktor kerusakan (Damage Factor) untuk mekanisme kerusakan yang berlaku. Berikut ini
adalah beberapa persamaan yang digunakan dalam proses analisa resiko, antara lain :
a) Melakukan perhitungan laju korosi
b) Melakukan perhitungan sisa umur penggunaan pressure vessel
c) Menentukan damage factor parameter (Art) dengan menggunakan persamaan berikut ini
Tabel Thinning Damage Factors (Dari API RP 581 Second Edition) (continued)
Total damage factor adalah jika terjadi lebih dari satu mekanisme kerusakan, dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Consequence of Failure
Dalam menentukan laju aliran fluida terlepas maka digunakan 4 variabel lubang yang
mungkin terbentuk akibat kegagalan peralatan yaitu ¼, 1, 4 dan 16 inch. Laju kebocoran
dipengaruhi oleh besar diameter lubang bocor dan tekanan pada peralatan. Berikut
adalah rumus yang dipakai untuk menentukan laju kebocoran sesuai dengan API RP 581
section 5.3.3 :
Untuk memperkirakan jumlah fluida yang terlepas kita dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Dimana :
- masscomp merupakan massa dari fluida di dalam pressure vessel, sehingga masscomp
merupakan perhitungan dari volume pressure vessel dikalikan 50% dan dikalikan lagi
dengan massa jenis fluida.
- massavail,n merupakan jumlah massa yang dapat terlepas untuk masing-masing lubang
namun dibatasi hingga maksimal lubang berukuran 8 in. Sehingga jika melebihi 8 in,
misalkan untuk rupture 16 in, maka Wn yang digunakan adalah Wn untuk lubang 8 in.
Seperti pada persamaan berikut ini :
Untuk menentukan tipe kebocoran, maka harus dihitung berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh masing-masing lubang kebocoran untuk mencapai jumlah fluida yang
terlepas sejumlah 10,000 lbs. Jika waktu yang dibutuhkan kurang dari 180 detik, maka
pelepasan yang terjadi adalah instan. Tapi jika lebih dari atau sama dengan 180 detik,
maka pelepasan yang terjadi adalah menerus. Perhitungan tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan berikut ini :
Langkah ini untuk mengetahui factdi dan ldmax,n dari setiap lubang kebocoran berdasarkan
sistem deteksi dan isolasi kecelakaan yang digunakan. Langkah pertama dengan
menentukan klasifikasi sistem deteksi dan klasifikasi sistem isolasi, kemudian
menentukan factdi berdasarkan kombinasi klasifikasi sistem deteksi dan klasifikasi sistem
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT
isolasi, sedangkan untuk ldmax,n berdasarkan kombinasi klasifikasi sistem deteksi dan
klasifikasi sistem isolasi.
Persamaan diatas untuk pelepasan yang bertipe menerus. Untuk yang bertipe konstan
dapat menghitung massa pelepasan berdasarkan persamaan berikut ini :
Untuk menghitung langkah ini harus ditentukan terlebih dahulu konstanta fact mit
menggunakan tabel yang terdapat dalam API RP 581, kemudian menentukan a dan b
yang tepat untuk setiap keterangan component damage (cmd) dan personnel injury (inj)
dengan tipe laju pelepasan instan (INST) serta menerus (CONT) serta juga disesuaikan
apakah Auto Ignition Not Likely (AINL) atau Auto Ignition Likely (AIL). Persaman berikut
ini digunakan untuk menghitung luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen
fluida terlepas secara terus-menerus dan tidak mudah muncul percikan api (CAcmd,n AINL-
CONT)
Untuk luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen yang fluida terlepas secara
instan dan tidak mudah muncul percikan api (CAcmd,n AINL-INST) dapat menggunakan
persamaaan berikut ini :
Dimana :
Untuk luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen yang fluida terlepas secara
instan dan mudah muncul percikan api (CAcmd,n AIL-INST) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :
Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
menerus dan tidak mudah muncul percikan api (CAinj,n AINL-CONT) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :
Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
menerus dan mudah muncul percikan api (CAinj,n AIL-CONT) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :
Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
instan dan tidak mudah muncul percikan api (CAinj,n AINL-INST) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut:
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT
Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
instan dan mudah muncul percikan api (CAinj,n AIL-INST) dapat menggunakan persamaaan
sebagai berikut:
Selanjutnya menghitung Auto Ignition Temperature (AIT) blending factor, factAIT dengan
menggunakan persamaan berikut ini:
Langkah selanjutnya adalah mencari CAcmd,n AIL, CAinj,nAIL, CAcmd,n AINL, CAinj,n AINL dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT
Kemudian menghitung CAcmd,nflam dan CAinj,n flam dengan menggunakan persamaan berikut
ini:
Setelah didapatkan luasan konsekuensi untuk setiap lubang bocor CAcmdflam dan CAinjflam
dengan menggunakan persamaan berikut ini :
Dengan asumsi mfractox = 1, maka dapat ditentukan ratentox dan massntox menggunakan
persamaan berikut ini :
Nilai e dan f pada persamaan diatas dapat ditentukan berdasarkan Tabel API RP 581.
Terdapat 2 hal yang diperhatikan dalam perhitungan ini, yaitu lubang dikarenakan Steam
(uap air) dan Acid (asam) serta Caustic (benda tajam). Pertama menghitung untuk
Steam, baik untuk pelepasan menerus ataupun instan terlebih dahulu menggunakan
persamaan berikut ini :
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT
Selanjutnya adalah menghitung luasan konsekuensi untuk Acid dan Caustic dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
• Biaya terkait kerugian produksi akibat downtime (hilang produksi) untuk memperbaiki
atau mengganti peralatan yang rusak (FCprod)
Penyajian Resiko
Merupakan cara untuk menunjukkan ranking resiko dari setiap peralatan yang ditinjau
Mitigasi
Salah satu perhatian utama dari pelaksanaan inspeksi pada pressure vessel yaitu untuk
memastikan bahwa presure vessel tersebut masih dapat dioperasikan secara aman dan
layak. Assessment pada kondisi peralatan pressure vessel secara umum dapat didefinisikan
sebagai berikut:
a) “Like New Condition”, tidak memerlukan adanya tindakan tambahan sebelum jadwal
inspeksi berikutnya.
b) Diperlukannya minor repair seperti mengecat, membersihkan, atau melakukan perbaikan
pada bagian permukaan.
c) Diperlukan major repair atau replacement secara keseluruhan di semua bagian pressure
vessel.
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT
Hal yang paling mendasar dalam melakukan assessment adalah dengan membandingkan
parameter desain dan kondisi awal (atau kondisi pada saat assessment terakhir) dari pressure
vessel dengan kondisi saat ini. Inspektur harus menilai apakah pressure vessel tersebut
memenuhi parameter konstruksi asli dengan memeriksa kondisi las-lasan dinding pressure
vessel, internal, supporting equipment dan lain sebagainya. Jika pressure vessel sesuai
dengan spesifikasi design maka pressure vessel memenuhi kemampuan pada saat kondisi
beroperasi. Tetapi setiap degradasi, kerusakan, dan potensi penurunan kualitas lainnya harus
tercacat dan tetap menjadi perhatian utama.
Jika ditemukan degradasi pada pressure vessel, maka hal-hal yang harus dipastikan
degradasinya antara lain :
a) Tidak mempengaruhi kemampuan pressure vessel untuk beroperasi secara aman.
b) Dapat dihilangkan dengan repair atau penggantian komponen pressure vessel yang
mengalami degradasi.
c) Integritas struktur dan parameter design dari pressure vessel dapat dipertahankan atau
dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa pressure vessel memenuhi standard dan kode
konstruksi yang berlaku.