Anda di halaman 1dari 23

RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

METODOLOGI ANALISA RESIKO

Probability of Failure

Probabilitas kegagalan sebagai fungsi waktu dan efektivitas pemeriksaan yang ditentukan
dengan menggunakan frekuensi kegagalan suatu komponen (Generic Failure Frequency) dan
Faktor kerusakan (Damage Factor) untuk mekanisme kerusakan yang berlaku. Berikut ini
adalah beberapa persamaan yang digunakan dalam proses analisa resiko, antara lain :
a) Melakukan perhitungan laju korosi
b) Melakukan perhitungan sisa umur penggunaan pressure vessel

Age = In-service time


Cr = Corrosion rate
CA = Corrosion allowance
trd = Thickness reading

c) Menentukan damage factor parameter (Art) dengan menggunakan persamaan berikut ini

Art = Damage factor parameter

Tabel Thinning Damage Factors (Dari API RP 581 Second Edition)


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Thinning Damage Factors (Dari API RP 581 Second Edition) (continued)

d) Menentukan frekuensi kegagalan umum dari suatu komponen


Tabel Daftar Frekuensi Kegagalan Komponen (gff)
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

e) Menentukan faktor kerusakan (Damage Factor)

Metode yang digunakan dalam menentukan beberapa faktor mekanisme kerusakan,


antara lain :
• Penipisan (keseluruhan dan lokal) / thinning damage factor (Dfthin)
• Lapisan komponen/linings damage factor (Dfelin)
• Kerusakan dari luar (external corrision cracking damage factor) (Dfextd)
• Stress corrosion cracking damage factor (Kerusakan dari internal berdasarkan proses
fluida, kondisi operasi dan material kontruksi) (Dfssc)
• High temperatur hydrogen attack damage factor (Dfhtha)
• Mechanical fatigue damage factor (khusus untuk pipa) (Dfmfat)
• Brittle fracture damage factor (termasuk brittle fracture akibat suhu rendah,
embrittlement yang parah, dan jumlah fase embrittlement) (Dfbrit)

Total damage factor adalah jika terjadi lebih dari satu mekanisme kerusakan, dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

• Untuk total damage factor thinning lokal

• Untuk total damage factor thinning general

f) Perhitungan Faktor Sistem Manajemen

FMS = Faktor Sistem Manajemen (Management Systems Factor)

Tabel Daftar Topik Pertanyaan dalam Evaluasi Sistem Manajemen


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

g) Menentukan nilai Probability of Failure (PoF)

Pf(t) = Kemungkinan terjadinya kegagalan (Probability of Failure)


gff = Frekuensi kegagalan umum dari suatu komponen (Generic Failure
Frequency)
Df(t) = Faktor kerusakan (Damage Factor)

Consequence of Failure

Prosedur perhitungan Consequence of Failure dengan menggunakan metode API RBI


berdasarkan pada beberapa hal berikut ini :
a) Perhitungan konsekuensi berdasarkan area yang terkena dampak pelepasan fluida (Area
based Consequences)
• Konsekuensi berdasarkan jenis fluida yang mudah terbakar (Flammable fluid types)
dan fluida yang mudah meledak (Explosive fluid types)
• Konsekuensi berdasarkan jenis fluida yang beracun (Toxic fluid types)
• Konsekuensi berdasarkan jenis fluida yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun
(Non-Flammable, non-Toxic releases)
b) Perhitungan konsekuensi berdasarkan dampak keuangan (Financial based
Consequences), yaitu kerugian berupa biaya yang diakibatkan terlepasnya fluida
terhadap lingkungan.

Tabel Perhitungan Konsekuensi berdasarkan Jenis Peralatan dan Komponen


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Perhitungan Konsekuensi berdasarkan Jenis Peralatan dan Komponen


(continued)
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Daftar Fluida yang Tersedia untuk Analisis Level 1


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Sifat Fluida yang Digunakan pada Analisa Level 1


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Sifat Fluida yang Digunakan pada Analisa Level 1 (continued)

a) Menentukan diameter lubang kebocoran

Tabel Variable Ukuran Lubang yang Digunakan dalam Analisa Level 1


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

b) Menentukan laju kebocoran

Dalam menentukan laju aliran fluida terlepas maka digunakan 4 variabel lubang yang
mungkin terbentuk akibat kegagalan peralatan yaitu ¼, 1, 4 dan 16 inch. Laju kebocoran
dipengaruhi oleh besar diameter lubang bocor dan tekanan pada peralatan. Berikut
adalah rumus yang dipakai untuk menentukan laju kebocoran sesuai dengan API RP 581
section 5.3.3 :

• Jika Ps > Ptrans

• Jika Ps < Ptrans

Dimana : Wn = Laju kebocoran (kg/s)


Cd = Konstanta = 0.90
(Cd merupakan koefisien yang memiliki nilai antara 0.85
≤ Cd ≤1.0)
An = Luas lubang bocor =

Ps = Tekanan operasi peralatan


Patm = Tekanan atmosfer
MW = Release fluid molecular weight, kgb/kg-mol [lb/lb-mol]
gc = Gravitasi
R = Universal gas constant = 8.314 J/(kg-mol)K [1545 ft-
lbf/lb-mol°R]
Ts = Storage or normal operating temperature, K [oR]
k = Release fluid ideal gas specific heat capacity ratio,
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

c) Menentukan jumlah maksimal fluida yang dapat terlepas

Untuk memperkirakan jumlah fluida yang terlepas kita dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut :

Dimana :
- masscomp merupakan massa dari fluida di dalam pressure vessel, sehingga masscomp
merupakan perhitungan dari volume pressure vessel dikalikan 50% dan dikalikan lagi
dengan massa jenis fluida.
- massavail,n merupakan jumlah massa yang dapat terlepas untuk masing-masing lubang
namun dibatasi hingga maksimal lubang berukuran 8 in. Sehingga jika melebihi 8 in,
misalkan untuk rupture 16 in, maka Wn yang digunakan adalah Wn untuk lubang 8 in.
Seperti pada persamaan berikut ini :

- Consequence area atau luas daerah terdampak


Dimana a dan b adalah konstanta dari API 581 di dalam tabel 5.8 & 5.9

d) Menentukan tipe kebocoran

Untuk menentukan tipe kebocoran, maka harus dihitung berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh masing-masing lubang kebocoran untuk mencapai jumlah fluida yang
terlepas sejumlah 10,000 lbs. Jika waktu yang dibutuhkan kurang dari 180 detik, maka
pelepasan yang terjadi adalah instan. Tapi jika lebih dari atau sama dengan 180 detik,
maka pelepasan yang terjadi adalah menerus. Perhitungan tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan berikut ini :

e) Memperkirakan pengaruh sistem deteksi dan isolasi

Langkah ini untuk mengetahui factdi dan ldmax,n dari setiap lubang kebocoran berdasarkan
sistem deteksi dan isolasi kecelakaan yang digunakan. Langkah pertama dengan
menentukan klasifikasi sistem deteksi dan klasifikasi sistem isolasi, kemudian
menentukan factdi berdasarkan kombinasi klasifikasi sistem deteksi dan klasifikasi sistem
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

isolasi, sedangkan untuk ldmax,n berdasarkan kombinasi klasifikasi sistem deteksi dan
klasifikasi sistem isolasi.

Tabel Rating Guide untuk Sistem Deteksi dan Isolasi

Tabel Penyesuaian untuk Release Berdasarkan Sistem Deteksi dan Isolasi

Tabel Durasi Leak Berdasarkan Sistem Deteksi dan Isolasi


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

f) Menentukan laju dan massa fluida yang terlepas

Langkah ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Persamaan diatas untuk pelepasan yang bertipe menerus. Untuk yang bertipe konstan
dapat menghitung massa pelepasan berdasarkan persamaan berikut ini :

Dimana ldn dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :

g) Menghitung konsekuensi kebakaran atau ledakan

Untuk menghitung langkah ini harus ditentukan terlebih dahulu konstanta fact mit
menggunakan tabel yang terdapat dalam API RP 581, kemudian menentukan a dan b
yang tepat untuk setiap keterangan component damage (cmd) dan personnel injury (inj)
dengan tipe laju pelepasan instan (INST) serta menerus (CONT) serta juga disesuaikan
apakah Auto Ignition Not Likely (AINL) atau Auto Ignition Likely (AIL). Persaman berikut
ini digunakan untuk menghitung luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen
fluida terlepas secara terus-menerus dan tidak mudah muncul percikan api (CAcmd,n AINL-
CONT)

Kemudian untuk menghitung luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen yang


fluida terlepas secara terus-menerus dan mudah muncul percikan api (CAcmd,nAIL-CONT)
dapat menggunakan persamaaan berikut ini :
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Untuk luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen yang fluida terlepas secara
instan dan tidak mudah muncul percikan api (CAcmd,n AINL-INST) dapat menggunakan
persamaaan berikut ini :

Dimana :

Untuk luasan konsekuensi terhadap kerusakan komponen yang fluida terlepas secara
instan dan mudah muncul percikan api (CAcmd,n AIL-INST) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :

Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
menerus dan tidak mudah muncul percikan api (CAinj,n AINL-CONT) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :

Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
menerus dan mudah muncul percikan api (CAinj,n AIL-CONT) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut :

Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
instan dan tidak mudah muncul percikan api (CAinj,n AINL-INST) dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut:
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Untuk luasan konsekuensi terhadap kecelakaan personil yang fluida terlepas secara
instan dan mudah muncul percikan api (CAinj,n AIL-INST) dapat menggunakan persamaaan
sebagai berikut:

Kemudian menghitung factnic untuk pelepasan menerus dengan menggunakan


persamaan berikut ini:

Sementara untuk pelepasan fluida secara instan factnic = 1

Selanjutnya menghitung Auto Ignition Temperature (AIT) blending factor, factAIT dengan
menggunakan persamaan berikut ini:

Langkah selanjutnya adalah mencari CAcmd,n AIL, CAinj,nAIL, CAcmd,n AINL, CAinj,n AINL dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Kemudian menghitung CAcmd,nflam dan CAinj,n flam dengan menggunakan persamaan berikut
ini:

Setelah didapatkan luasan konsekuensi untuk setiap lubang bocor CAcmdflam dan CAinjflam
dengan menggunakan persamaan berikut ini :

h) Menghitung konsekuensi keracunan

Tabel Kriteria Dampak Beracun untuk Bahan Kimia Beracun


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Pertimbangan selanjutnya untuk analisa konsekuensi adalah mencari luasan


konsekuensi akibat racun yang terkandung dalam fluida. Pertama-tama menghitung
efektif durasi kebocoran pelepasan racun dengan menggunakan persamaan berikut ini :

Dengan asumsi mfractox = 1, maka dapat ditentukan ratentox dan massntox menggunakan
persamaan berikut ini :

Kemudian mengestimasikan konsekuensi area untuk masing-masing jenis racun


berdasarkan API RP 581. Di dalam analisa ini untuk racun yang dipertimbangkan sebagai
akibat dari fluida yang terlepas adalah carbon monoxide. Untuk menentukan luasan
konsekuensi yang ditimbulkan oleh racun carbon monoxide dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut :

- Untuk tipe pelepasan menerus

- Untuk tipe pelepasan instan

Nilai e dan f pada persamaan diatas dapat ditentukan berdasarkan Tabel API RP 581.

Langkah selanjutnya adalah menggabungkan semua luasan konsekuensi racun dari


berbagai tipe racun dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

i) Menghitung konsekuensi yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun

Terdapat 2 hal yang diperhatikan dalam perhitungan ini, yaitu lubang dikarenakan Steam
(uap air) dan Acid (asam) serta Caustic (benda tajam). Pertama menghitung untuk
Steam, baik untuk pelepasan menerus ataupun instan terlebih dahulu menggunakan
persamaan berikut ini :
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Selanjutnya adalah menghitung luasan konsekuensi untuk Acid dan Caustic dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana untuk mencari g dan h menggunakan persamaan berikut ini :

Kemudian konsekuensi keseluruhan dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

j) Menghitung luasan konsekuensi secara menyeluruh

Langkah terakhir adalah menghitung CA final untuk keseluruhan, dengan


membandingkan semua luasan konsekuensi (CA) dari semua aspek, baik mudah
terbakar dan meledak, racun ataupun yang tidak beracun dan tidak mudah terbakar
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

k) Menentukan konsekuensi financial (FC)

Dengan detail prosedur perhitungan sebagai berikut :


• Biaya perbaikan dan penggantian peralatan (FCcmd)
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Komponen Kerusakan Biaya


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Material Cost Factors

• Biaya kerusakan peralatan di sekitarnya daerah yang terkena dampak kegagalan


(FCaffa)

• Biaya terkait kerugian produksi akibat downtime (hilang produksi) untuk memperbaiki
atau mengganti peralatan yang rusak (FCprod)

• Perkiraan downtime untuk setiap ukuran lubang pelepasan, Outagen ditunjukkan


sebagai berikut :
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Perkiraan Outage pada Peralatan

• Biaya akibat adanya personnel yang cedera (FCinj)

• Biaya pembersihan lingkungan (FCenviron)


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Fluid Leak Properties

Penyajian Resiko

Merupakan cara untuk menunjukkan ranking resiko dari setiap peralatan yang ditinjau

Tabel Kategori Resiko Berdasarkan Probability of Failure & Consequence of Failure


RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Tabel Kategori Resiko Berdasarkan Probability of Failure & Consequence of Failure


(Continued)

Gambar Risk Matrix

Mitigasi

Salah satu perhatian utama dari pelaksanaan inspeksi pada pressure vessel yaitu untuk
memastikan bahwa presure vessel tersebut masih dapat dioperasikan secara aman dan
layak. Assessment pada kondisi peralatan pressure vessel secara umum dapat didefinisikan
sebagai berikut:
a) “Like New Condition”, tidak memerlukan adanya tindakan tambahan sebelum jadwal
inspeksi berikutnya.
b) Diperlukannya minor repair seperti mengecat, membersihkan, atau melakukan perbaikan
pada bagian permukaan.
c) Diperlukan major repair atau replacement secara keseluruhan di semua bagian pressure
vessel.
RESIDUAL LIFE ASSESSMENT PRESSURE VESSEL REPORT

Hal yang paling mendasar dalam melakukan assessment adalah dengan membandingkan
parameter desain dan kondisi awal (atau kondisi pada saat assessment terakhir) dari pressure
vessel dengan kondisi saat ini. Inspektur harus menilai apakah pressure vessel tersebut
memenuhi parameter konstruksi asli dengan memeriksa kondisi las-lasan dinding pressure
vessel, internal, supporting equipment dan lain sebagainya. Jika pressure vessel sesuai
dengan spesifikasi design maka pressure vessel memenuhi kemampuan pada saat kondisi
beroperasi. Tetapi setiap degradasi, kerusakan, dan potensi penurunan kualitas lainnya harus
tercacat dan tetap menjadi perhatian utama.

Jika ditemukan degradasi pada pressure vessel, maka hal-hal yang harus dipastikan
degradasinya antara lain :
a) Tidak mempengaruhi kemampuan pressure vessel untuk beroperasi secara aman.
b) Dapat dihilangkan dengan repair atau penggantian komponen pressure vessel yang
mengalami degradasi.
c) Integritas struktur dan parameter design dari pressure vessel dapat dipertahankan atau
dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa pressure vessel memenuhi standard dan kode
konstruksi yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai