Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diciptakan oleh Martin Fishbein
dan Ajzen (Hartono, 2008). Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief),
kehendak (intention), dan perilaku (behaviour). Konsep penting dalam teori ini adalah
Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Hartono, 2008).
dari minat. Pada tahapan minat, diasumsikan bahwa perilaku manusia didasarkan pada
minat untuk melakukan suatu perilaku. Kemudian pada tahap berikutnya, minat
dijelaskan dalam bentuk sikap dan norma subyektif. Pada tahap ini, sikap dan norma
perilaku. Tahapan ini mempertimbangkan sikap dan norma subyektif dalam bentuk
ekspetasi normatif dari orang yang direferensi yang relevan. Dengan kata lain, perilaku
tentang dirinya sendiri dan dunia di sekeliling mereka, ini berarti bahwa perilaku
determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal)
dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak
melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau
perilaku menurut TRA dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan
norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan
yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain
serta motivasi untuk menaati pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini
perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
TRA menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat untuk
melakukan sebuah perilaku (behavioral) yaitu sikap (attitude) dan norma subyektif
(subjective norms). Sehingga dapat dikatakan bahwa minat seseorang untuk melakukan
perilaku diprediksi oleh sikap (attitude) dan bagaimana seseorang berfikir tentang
penilaian orang lain jika perilaku tersebut dilakukan (sebjective norms). Pada dasarnya
antara sikap, norma subyektif , minat dan perilaku akan tampak sebagai berikut :
Gambar 2.1
Model Theory of Reasoned Action (TRA)
Sikap terhadap
perilaku (Attitude
Minat Perilaku Perilaku
Toward Behavior)
(Behavior
Intention) (Behavior)
memprediksi minat mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam
perilaku memilih peminatan akuntansi dan keuangan syariah. Dengan mengetahui sikap
dan norma subyektif mahasiswa terhadap peminatan akuntansi dan keuangan syariah
maka dapat diketahui minat mahasiswa dalam peminatan akuntansi dan keuangan
syariah.
Sikap menurut Ajzen (2002) merupakan suatu keadaan internal (internal state)
yang mempengaruhi pilihan tindakan individu terhadap objek, orang atau kejadian
tertentu. Sikap merupakan kecenderungan kognitif, afektif, dan tingkah laku yang
dipelajari untuk merespon secara positif maupun negatif terhadap objek, situasi,
terhadap suatu objek yang akan disikapi (Beck dan Ajzen 1991). Sedangkan menurut
Davis, et al., (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang
Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis
Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kedua, kerangka pemikiran ini
diwakili oleh ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport.
Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan caracara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan
kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Ketiga, kelompok
pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema).
Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk
evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil
interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi di dalam
Fishbein dan Ajzen dalam Rahma (2011), berpendapat bahwa ada dua kelompok
Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk
menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara
emosional, dan kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. Sikap cenderung
syariah dalam penelitian ini diartikan sebagai keyakinan tentang akibat yang didapat
jika mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis memilih peminatan
akuntansi dan keuangan syariah, serta derajat penilaian atau evaluasi seseorang akan
bernilai baik (favorable) atau buruk (unfavorable) atas suatu perilaku. Sikap terhadap
perilaku memilih peminatan akuntansi dan keuangan syariah ditentukan dua hal pokok
yaitu behavioral beliefs dan outcome evaluation. Sikap terhadap perilaku merupakan
bahwa perilaku tersebut bersifat positif atau negatif, serta evaluasinya terhadap hasil
yang muncul sebagai akibat dari perilaku itu sendiri (Wiethoff, 2004).
atau konsekuensi yang akan dicapai jika mereka memilih peminatan akuntansi dan
memilih peminatan akuntansi dan keuangan syariah akan memberikan akibat positif
yang lebih tinggi, maka dia akan berusaha melakukan perilaku tersebut, yaitu memilih
peminatan akuntansi dan keuangan syariah. Sebaliknya, jika seorang mahasiswa JAFEB
memberikan dampak atau akibat negatif, maka dia akan menilai bahwa memilih
peminatan akuntansi dan keuangan syariah bukan merupakan hal yang baik untuk
dilakukan.
Outcome evaluation adalah evaluasi mengenai hasil yang akan diperoleh
Mahasiswa JAFEB UB akan memiliki sikap positif terhadap peminatan akuntansi dan
keuangan syariah jika dalam penilaiannya akan ada hasil positif yang akan diperolehnya
Norma subyektif adalah pengukuran dari persepsi individu terhadap reaksi sosial
atas perilaku. Persepsi orang apakah orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah
laku tersebut. Menurut Hartono (2007), norma subyektif (subjective norm) merupakan
akan mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku
yang sedang dipertimbangkan. Norma subyektif diartikan sebagai faktor sosial yang
Menurut Fishbein dan Azjen, norma subyektif secara umum terbagi dalam dua
komponen berikut:
terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak.
Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang
penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah
tersebut.
Norma subyektif dapat diukur dengan bertanya kepada responden apakah orang-
orang yang penting bagi mereka akan menerima perilaku mereka atau tidak. jika
Dalam model TRA, norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang
tersebut harus dilakukan. Model ini mengkuantifikasi keyakinan ini dengan mengalikan
penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis
UB mengenai saran dan harapan orang lain tentang perilaku untuk memilih peminatan
akuntansi dan keuangan syariah serta motivasi mahasiswa untuk memenuhi saran atau
harapan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu konstruk lain, yaitu motivasi
kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan
dan penghormatan.
Terdapat sejumlah teori yang menjelaskan tentang motivasi manusia. Salah satu
konsep tentang motivasi manusia dikembangkan oleh Abraham Maslow, yang membagi
motivasi menjadi dua ruang lingkup, yaitu motivasi material dan motivasi spiritual,
konsep tersebut dikenal dengan istilah metamotivation (Zohar dan Marshall, 2005).
Zohar dan Marshall (2005), mengatakan bahwa makna yang paling tinggi dan paling
bernilai, dimana manusia akan bahagia, justru terletak pada aspek spiritualitasnya. Dan
hal tersebut dirasakan oleh manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat atau
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)
Sesuai ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata motivasi yang
paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam
melakukan sesuatu, sehingga menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakan
manusia
agama.
menjadi tiga:
1. Motivasi akidah
Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, yaitu pengikraran yang bertolak dari hati.
Jadi, motivasi akidah dapat ditafsirkan sebagai motivasi dari dalam yang muncul akibat
kekuatan akidah tersebut. Allport dan Ross (1967, dalam Beit Hallahmi, B & Argyle,
1997) lebih menyebut motivasi akidah tersebut sebagai sikap intrinsik. Dimensi akidah
ini menunjuk pada seberapa besar tingkat keyakinan muslim terhadap ajaran-ajaran
yang bersifat fundamental dan dogmatik. Isi dimensi keimanan mencakup iman kepada
Allah, para Malaikat, Rasul-Rasul, kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan
qadar. Ibadah merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan ritual langsung
antara hamba Allah dengan Tuhannya yang tata caranya ditentukan secara rinci dalam
2. Motivasi ibadah
Motivasi ibadah merupakan motivasi yang tidak pernah dilakukan oleh orang yang
tidak memiliki agama, seperti sholat, doa, dan puasa. Ibadah selalu bertitik tolak dari
aqidah. Jika dikaitkan dengan kegiatan bekerja, ibadah masih beradadalam taraf proses,
sedangkan output dari ibadah adalah muamalat. Muamalat merupakan tata aturan Illahi
yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan benda
3. Motivasi muamalat
meningkatkan kinerja dan kebutuhan primer (kemewahan) yang dilarang oleh Islam.
Oleh karenanya manusia diharapkan dapat bekerja dan berproduksi sebagai bagian dari
Berdasarkan penjelasan di atas, adanya motivasi spiritual dalam diri individu, maka
percaya diri, jujur, mengembangkan cara berpikir, sikap obyektif, efektivitas dan
kreativitas. Selain itu, individu tersebut selalu memulai setiap aktivitas dengan niat
dunia dan akhirat (falah). Dengan demikian, motivasi spiritual ini merupakan salah satu
Dalam TRA, faktor utama seseorang yang tercermin dalam perilaku adalah niat
(Intention). Niat dapat dikatakan sebagai faktor motivasi seseorang yang mempengaruhi
1991). Niat (intention) merupakan pondasi atau dasar yang sangat penting bagi
setiap perilaku/tindakan, bahkan menjadi barometer setiap perilaku/tindakan.
Nilai suatu perilaku sangat tergantung pada niat, apabila niat baik maka perilaku
tersebut menjadi baik. Sebaliknya, apabila niat buruk maka perilaku tersebut juga
perilaku, norma subyektif dan kontrol perilaku persepsian. Sikap terhadap perilaku
dalam hal ini perilaku mahasiswa JAFEB UB memilih peminatan akuntansi dan
keuangan syariah, dinyatakan sebagai keyakinan akan manfaat atau hasil yang akan
memilih peminatan akuntansi dan keuangan syariah dan kontrol perilaku persepsian
menyulitkan mereka dalam memilih konsentrasi akuntansi dan keuangan syariah (Lee,
2010). Selain itu, peneliti juga menambahkan konstruk motivasi spiritual dalam
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menjadikan kebutuhan sumber daya
manusia yang berkompeten di bidang syariah juga mengalami peningkatan dan menjadi
peluang besar bagi mereka yang memahami dan menguasai bidang syariah.
akuntansi dan keuangan syariah memiliki peminat yang paling sedikit dibandingkan
peminatan lainnya. Hal ini menjadi hal yang menarik untuk diteliti, mengenai faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa JAFEB UB untuk memilih akuntansi dan
niat mahasiswa JAFEB UB. Faktor yang mempengaruhi niat dalam TRA yaitu sikap
dan norma subyektif. Tetapi peneliti juga menambahkan konstruk lain, yaitu motivasi
spiritual di dalam penelitian ini, mengingat ada beberapa penelitian yang menyebutkan
(Rahmawaty, 2007).
dan motivasi spiritual terhadap niat mahasiswa JAFEB UB dalam memilih peminatan
akuntansi dan keuangan syariah. Kerangka pemikiran yang diangkat oleh peneliti dalam
terhadap suatu obyek yang akan disikapi (Beck dan Ajzen, 1991). Perasaan ini timbul
dari adanya evaluasi individual atas keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari
mendukung terhadap akuntansi dan keuangan syariah, maka mahasiswa JAFEB akan
memiliki niat yang lemah untuk berperilaku memilih peminatan akuntansi dan
keuangan syariah.
berperilaku. Penelitian tersebut dilakukan oleh Beck dan Ajzen (19991). Harding, et al.,
(2007), Simkin dan Mcleod (2009), Lee (2009), Widyarini (2005), Alleyne dan Philips
(2011), Pradipta dan Suprapti (2013). Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti
tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap niat berperilaku (intention).
H1: Sikap (attitude) berpengaruh positif terhadap niat (intention) memilih peminatan
Variable kedua dari model TRA ini adalah norma subyektif (subjective norm) yang
1991). Norma subyektif lebih mengacu pada persepsi individu terhadap apakah individu
tertentu atau grup tertentu setuju atau tidak setuju atas perilakunya, dan motivasi yang
diberikan oleh mereka kepada individu untuk berperilaku tertentu. Jika orang-orang
memilih konsentrasi akuntansi dan keuangan syariah, maka niat memilih peminatan
akuntansi akuntansi dan keuangan syariah akan kuat. Akan tetapi, jika orang terdekat
terhadap niat berperilaku. Penelitian tersebut dilakukan oleh Harding, et al., (2007);
Stone, et al., (2007), Simkin dan McLeod (2010); Bidin, et al., (2005); Kuningsih
(2013); Yang (2012). Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
H2: Norma Subyektif (Subjective Norm) berpengaruh positif terhadap Niat (Intention)
aktualisasi diri didasarkan pada konsep aqidah, ibadah dan mu’amalah. Jika mahasiswa
JAFEB UB memiliki aktualisasi diri dan keyakinan agama yang tinggi terhadap
peminatan akuntansi dan keuangan syariah, maka akan kuat niat mereka memilih
memiliki aktualisasi diri dan keyakinan agama yang rendah terhadap peminatan
akuntansi dan keuangan syariah, maka akan lemah niat mereka memilih peminatan
penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh motivasi spiritual
(Intention) memilih peminatan akuntansi dan keuangan syariah. Commented [AZ1]: Yang belum nampak penelitian terdahulu
dimasing-masing penurunan hipotesis nya, di hipotesis 1 sudah
lumayan, sebaiknya disamakan ya pola nya
Gambar 2.2 Model Penelitian
Commented [AZ2]: Judulnya model penelitian
Kemudian diberikan kalimat pengantar sebelum langsung gambar
Faktor – faktor yang berpengaruh positif terhadap niat (Intention) memilih
peminatan akuntansi dan keuangan syariah adalah sikap, norma subyektif dan motivasi
hipotesis.
Sikap
(Attitude) H1
H3
Motivasi Spiritual
(Spiritual Motivation)