PROPOSAL PENELITIAN
DIAJUKAN OLEH:
ABDURRAHMAN HASIM
F1B214002
Proposal Penelitian
Diajukan oleh:
Abdurrahman Hasim
F1B214002
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber
daya alam yang ada di Indonesia adalah keberadaan bahan galian tambang yang
salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keterdapatan endapan bahan galian
yang beraneka ragam, baik berupa bahan galian logam maupun non logam.
Tenggara, salah satunya adalah formasi batuan. Menurut Simanjuntak dkk. (1993)
formasi batuan penyusun lengan tenggara Sulawesi terdiri dari aluvium, Formasi
tenggara Sulawesi adalah mineral grafit, yang berada dalam Kompleks Pompangeo
dari formasi batuan metamorf. Menurut Ailin, dkk. (2017) mineral grafit dapat
terbentuk pada proses metamorfosa batuan sedimen dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Menurut Hasria, dkk. (2017) pada zona alterasi di pegunungan Mendoke yang
tahap awal terbentuknya grafit, yang berada di urat kuarsa dan alterasi sekis mika.
berhubungan erat dengan sebarannya pada batuan metamorf. Oleh karena itu dengan
berdasarkan dari beberapa literatur yang ada, maka peneliti mencoba mengasumsikan
bahwa terdapat endapan mineral grafit pada Kompleks Pompangeo dan Kompleks
Kabupaten Kolaka.
Berdasarkan data dari USGS (United States Geological Survey) pada tahun
2015 total produksi grafit diseluruh dunia ± 1.160.000 ton. Dari jumlah tersebut
China merupakan negara dengan produksi grafit terbesar di dunia dengan jumlah
produksi ± 780.000 ton, diikuti oleh India diposisi kedua dengan jumlah produksi ±
170.000 ton dan Brazil di posisi ketiga dengan jumlah produksi ± 80.000 ton. Setiap
tahun produksi dari mineral grafit ini selalu ditingkatkan, mengingat permintaan
Mineral grafit memiliki kegunaan dalam bidang industri. Pada era modern saat
kebutuhan industri akan barang tambang semakin meningkat. Di mulai pada abad ke
18 ketika komputer pertama kali ditemukan dan hingga saat ini pada abad ke 21
muncul teknologi baru yaitu teknologi robotik. Salah satu bahan galian yang
dilakukan dengan beberapa metode analisis yaitu metode analisis XRD (X-Ray
pemilihan metode analisa ini. Metode XRD digunakan untuk menganalisis struktur
kristal dan dimensi pada sampel mineral grafit (Popova, 2017). Sehingga metode ini
tidak dapat digunakan dalam menganalisis kandungan unsur yang terdapat dalam
sampel batuan.
unsur-unsur dalam sampel batuan dengan sensitivitas yang sangat tinggi, namun
metode ini tidak dapat menganalisis unsur karbon (Obi, 1990). Namun metode XRF
tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena metode ini tidak dapat
menganalisis unsur karbon, sedangkan salah satu unsur utama yang terdapat dalam
sampal padat. Metode ini memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga mampu untuk
(Pickhardt dan Becker, 2001). Namun metode ini tidak digunakan dalam penelitian
ini karena pertimbangan ketersediaan alat analisis yang masih kurang dan
metode analisis yang digunakan untuk melihat topografi yaitu ciri-ciri permukaan
dan teksturnya, morfologi yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek,
komposisi yaitu data semi kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek, serta informasi kristalografi yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari
butir-butir di dalam objek yang diamati (UPT LTSIT Universitas Lampung, 2016).
Selain itu, digunakannya metode SEM-EDX karena ketersedian alat analis ini yang
dimiliki oleh Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian mengenai analisa sebaran endapan
penelitian ini dapat diketahui sebaran mineral grafit, yang kemudian dapat
B. Rumusan Masalah
yang dilakukan?
C. Tujuan Penelitian
yang dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya
2) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk data potensi sumber daya
A. Geologi Regional
1500 mdpl. Satuan morfologi ini mempunyai topografi yang kasar dengan
kemiringan lereng tinggi. Rangkaian pegunungan dalam satuan ini mempunyai pola
yang hampir sejajar berarah barat laut–tenggara. Arah ini sejajar dengan pola struktur
dkk. 1993).
oleh batuan ofiolit. Ada perbedaan yang khas di antara kedua penyusun batuan itu.
Pegunungan yang disusun oleh batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang
panjang dan lurus dengan lereng relatif lebih rata, serta kemiringan yang tajam.
gunungnya terputus pendek-pendek dengan lereng yang tidak rata walaupun bersudut
(Pzm) yang terdiri atas sekis, gneiss kuarsit. Gneiss berwarna kelabu sampai kelabu
tumbukan adalah sesar geser mengiri, termasuk sesar matarombeo, sistem sesar
Lawanopo, sistem sesar Konawe, sesar Kolaka, juga banyak sesar lainnya serta
liniasi. Adanya mata air panas di Desa Toreo, sebelah tenggara Tinobu serta
pergeseran pada bangunan dinding rumah maupun jalan sepanjang sesar ini
benua berasal dari Australia dan lempeng samudrea dari Pasifik. Kedua lempeng dari
jenis yang berbeda ini bertabrakan, kemudian ditindih oleh endapan Molasa Sulawesi
yang terdiri atas batuan sedimen klastik dan karbonat terendapkan selama akhir dan
sesudah tumbukan, sehingga molasa ini menindih tak selaras Mintakat Benua
Sulawesi Tenggara dan Kompleks Ofiolit tersebut. Pada akhir kenozoikum lengan
ini di koyak oleh Sesar Lawanopo dan beberapa pasangannya termasuk Sesar Kolaka
Gambar 3. Peta struktur geologi Pulau Sulawesi (Hall dan Wilson, 2000)
B. Sejarah Penemuan Mineral Grafit
Grafit (graphite) dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789,
diambil dari bahasa Yunani, yaitu graphos yang artinya untuk menulis karena
sifatnya yang lunak meninggalkan bekas hitam ketika digores. Grafit diketahui telah
dikenal pada 4000 SM pada Zaman Neolitikum oleh budaya Marica (Budaya Boian)
di Rumania dan Bulgaria, Eropa Tenggara sebagai bahan pembuat cat untuk
Awal tahun 1564, penduduk dari desa kecil Seathwaite di utara Inggris
menemukan batu hitam (endapan grafit murni) dekat bukit Grey Knotts. Penduduk
tersebut kemudian memotong batu hitam tersebut menjadi bentuk stik, digunakan
untuk menandai domba-domba mereka. Inilah cikal bakal pensil grafit pertama
(sebelumnya pensil terbuat dari lead, yaitu timah atau timah hitam yang beracun).
Grafit bersifat lunak, sehingga untuk mencegah patah, mereka mengapit grafit
dengan dua keping kayu pipih yang panjang. Grafit adalah material yang tahan
panas, hal itu diketahui pada saat pemerintahan Elizabeth I (1533-1603), sehingga
Grafit adalah salah satu dari dua unsur mineral yang terbentuk secara alami dan
tersusun atas unsur karbon (C) disamping intan, walaupun antara grafit dan intan
memiliki komposisi kimia yang sama namun secara fisik berbeda. Intan mengandung
unsur karbon dan memiliki bentuk kristal tetrahedral kerangkanya tersusun dari
bahan yang paling keras dalam tanah. Dibandingkan dengan grafit memiliki bentuk
memiliki struktur berbentuk cincin sebagai sumber kekuatan. Grafit adalah mineral
yang terbentuk ketika karbon (C) mengalami perubahan suhu dan tekanan di kerak
b111t77umi dan di mantel atas. Tekanan yang terjadi dalam kisaran 75.000 pound
per inci persegi dan suhu dalam kisaran 750o Celcius. Tekanan dan suhu tersebut
yang diperlukan untuk menghasilkan grafit. Ini sesuai dengan fasies metamorf
Grafit pada urat – urat mengandung 75% - 100% graphitic carbon, biasanya
hancur, bentuk memipih dan terkesan saling mengikat. Mineral pengotor yang
dijumpai adalah kuarsa, piroksin, feldspar, pirit, dan kalsit. Ketebalan urat bervariasi
dari beberapa milimeter sampai puluhan feet dengan panjang jurus mencapai ribuan
feet serta panjang penunjaman dapat mencapai 1500feet. Beberapa ahli geologi
berpendapat bahwa grafit ini terjadi karena proses hidrotermal, namun beberapa ahli
lainnya mengemukakan bahwa grafit ini terjadi karena proses pneumatolitik (Ailin,
dkk. 2017).
Gambar 2. Contoh vein graphite di Sri Lanka. (Ailin, dkk. 2017)
Grafit jenis ini terbentuk dari lapisan batubara yang terkena proses
ukuran, bentuk, kandungan karbon dan mineral pengotor tergantung pada awal
terbentuknya lapisan batubara. Grafit ini umumnya mengandung 85% grafit (Ailin,
dkk. 2017).
Grafit ini bernilai baik bila material yang mengandung karbon terkena
yang tinggi). Kandungan karbon dalam grafit flake tergantung dari kandungan unsur
karbon pada awal sedimentasi. Batuan metasedimen grafitik mengandung 90% grafit
dan 3% gneiss serta sekis, mineral pengotor yang terdapat dalam grafit ini adalah
mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan metasedimen tingkat tinggi
seperti kuarsa, feldspar, mika, amphibol, dan garnet (Ailin, dkk. 2017).
Grafit dibedakan menjadi dua yaitu grafit alami dan sintetik. Penggunaan grafit
secara tradisional digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pensil, tungku perapian,
alat pengering (klins), tempat pembakaran (incineators), reactor dan lapisan rem
(brake linings). Sedangkan dengan memakai teknologi baru dan berkembang grafit
digunakan sebagai Li-ion Battery pada telepon genggam (handphone), mobil, sepeda,
bahan bakar (fuel cells), dan reaktor nuklir (Ailin, dkk. 2017)
Gambar 4. Penggunaan grafit secara tradisional (Ailin, dkk. 2017)
Gambar 5. Penggunaan Li-ion Battrey pada mobil listrikdan sepeda (Ailin, dkk.).
E. Metode Analisis SEM-EDX
energi elektron tinggi ke permukaan suatu sampel dan sinyal pendeteksian dari
interaksi electron dengan permukaan sampel. Jenis sinyal terkumpul dalam suatu
berkas cahaya elektron yang dipusatkan untuk memperoleh perbesaran jauh lebih
struktur maupun bentuk permukaan yang berskala lebih halus, dilengkapi dengan
EDX (Electron Dispersive X-ray) dan dapat mendeteksi unsur-unsur dalam sampel
dan juga permukaan yang diamati memalui penghantar elektron. (Ailin, dkk. 2017)
dihaluskan ditempelkan pada tempat sampel yang sudah dilekatkan cabon tape, sisa
sampel yang tidak melekat dibersihkan pada carbon tape. Kemudian dimasukkan
kedalam holder sampel SEM. Sistem kerja alat ini adalah dengan system vakum,
Sebelum proses analisis berlangsung, penghilangan molekul udara didalam alat akan
dilakukan karena jika ada molekul udara yang lain, elektron yang berjalan menuju
sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran. Ini disebabkan
Di dalam alat ini terdapat sebuah pistol elektron yang memproduksi sinar
elektron menuju ke sampel dan sinar elektron yang terfokus memindai (scan) 10
keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai. Ketika sinar elektron
mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima
oleh detektor dan akan terbaca ke monitor dan memperoleh hasil dalam bentuk
gambar permukaan sampel pada SEM dan bentuk grafik/diagram pada EDX yang
2015)
.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2018. Penelitian ini akan
Universitas Halu Oleo sebagai lokasi kegiatan analisa sampel batuan dengan
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari penelitian. Data
primer pada penelitian ini terdiri dari data litologi batuan yang berada dilokasi
penelitian, data sebaran mineral grafit, dan data hasil analisis kandungan unsur
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari internet, serta jurnal
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 1.
dibawah ini.
Instrumen
No. Kegunaan Foto
Penelitian
GPS (Global
Untuk memplot titik koordinat pada lokasi
1. Positioning
pengambilan sampal
System)
Instrumen
No. Kegunaan Foto
Penelitian
Instrumen
No. Kegunaan Foto
Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Tahap ini
a) Studi literatur
literatur yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari website dan jurnal
ilmiah.
b) Perizinan
lokasi penelitian dan pengujian sampel batuan di laboratorium. Surat izin yang
Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo dan surat pengantar dari
Tenggara.
c) Persiapan perlengkapan
disediakan.
Titik koordinat yang telah diambil pada saat pengumpulan data akan diinput ke
dalam peta lokasi kegiatan, agar lokasi pengambilan data bisa tergambar langsung
di dalam peta.
b) Deskripsi sampel batuan
Sampel batuan yang diambil pada lokasi penelitian akan dideskripsi terlebih
dahulu secara megaskopik dimana dari hasil deksripsi akan menggambarkan sifat
analisis yang digunakan untuk melihat unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek berupa sampel batuan. Setelah sampel batuan di analisa, maka akan diketahui
Hasil
Mulai analisa
;’
Pengambilan titik koordinat Menggunakan SEM-EDX
Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. dibawah ini.
Ailin, Anastasia, Yarangga C., Danisworo A., dan Harjanto, 2017, Studi Grafit
Berdasarkan Analisis Petrografi dan Sem/Edx pada Daerah Windesi Kabupaten
Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, Prosiding Seminar Nasional XII
Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi, Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta.
Hall, R., dan Wilson, M.E.J., 2000, Journal of Asian Earth Sciences, Neogene
Sutures In Eastern Indonesia, 18, 781-808.
Hasria, Idrus A., dan Warmada I.W., 2017, Journal of Geoscience Engineering,
Environtment, and Technology, The Metamorphic Rocks-Hosted Gold
Mineralization At Rumbia Mountains Prospect Area In The Southeastern Arm
Of Sulawesi Island Indonesia, 02(03), 217-223.
Ilyin A., Guseinov N., Nikitin A., dan Tsyganov I., 2010, Physica E,
Characterization Of Thin Graphite Layers And Graphene By Energy
Dispersive X-Ray Analysis.
Julinawati, Niaci S., dan Sholih R.A., 2015, Karakterisasi Batuan Aceh
MenggunakanScanning Electron Microscope –Energy Dispersive X-Ray (Sem-
Edx) dan X-Ray Difraction (Xrd).
Pickhardt C., dan Becker J.S., 2001, Original Paper, Trace analysis of high-purity
graphite by LA–ICP–MS, 370, 534-550.
Simanjuntak T.O, Surono, Sukidom, 1993, Peta Geologi Lembar Kolaka Sulawesi,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.