Anda di halaman 1dari 13

Materi Auditing I

Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan Publik


Pada masa di mana jumlah informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan melalui basis
data elektronik, internet, dan sumber-sumber lainnya berkembang dengan cepat, ada kebutuhan
atas informasi agar lebih diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu. Informasi yang andal
dangat dibutuhkan jika manager, investor, kreditor, dan badan pembuat peraturan pembuat
keputusan. Jasa audit dan assurance dapat membantu memastikan bahwa informasi dapat
diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu. Bahkan audit menyediakan kerangka kerja
yang bermanfaat atau “toolbox” untuk meningkatkan keandalan informasi yang digunakan oleh
pembuat keputusan. Mempelajari kerangka ini membuat pelajaran audit bernilai bagi akuntan
masa depan dan pembuat keputusan bisnis.

Jasa yang Dihasilkan Oleh Akuntan Publik


1. Jasa atestasi
adalah suatu pernyataan pendapat seseorang yang independen dan kompeten mengenai
kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

  Audit
  Pemeriksaan (examination)
  Review
  Prosedur yang disepakati bersama (agreed upon procedures)

2. Jasa Non Atestasi


adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu
pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non
atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa
konsultasi manajemen.

  Jasa akuntansi
  Jasa perpajakan
  Jasa konsultasi manajemen

Pengertian Audit
“Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai keawajaran laporan keuangan tersebut.” (Sukrisno Agoes)
“Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatuinformasi untuk
menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriterianya.
Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.” (Arens)
Definisi Auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting sebagai berikut :
1. Suatu Proses yang sistematik.
2. Untuk memperoleh dan mengealuasi bukti secara objektif.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
4. Menetapkan tingkat kesesuaian
5. Kriteria yang ditetapkan
6. Penyampaian hasil
7. Pemakai yang berkepentingan

Jenis-jenis Audit

1. Audit Laporan Keuangan

Ada beberapa jenis audit, untuk Audit laporan keuangan ini ketika perusahaan menyajikan sebuah
laporan-laporan dan auditor melakukan audit, maka proses audit yang dilakukan oleh auditor tersebut
adalah audit laporan keuangan. Serta audit ini hasilnya akan disampaikan kepada beberapa pihak seperti
pemegang saham dan kreditor.

2. Audit Kinerja

Ketika seorang auditor melakukan audit untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan
operasi perusahaan, maka proses audit yang dilakukan oleh auditor tersebua adalah audit kinerja, audit
ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti yang ditemukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh entitas.

3. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang dilakukan oleh seorang auditor untuk melihat kegiatan operasi suatu
entitas apakah telah sesuai dengan ketetapan, ketentuan, peraturan, persyaratan yang berlaku atau
telah disetujui, seperti perjanjian dengan kreditor , perundang-undangan disuatu negara.
Jenis-jenis Auditor
Setelah diatas telah dijelaskan jenis-jenis audit, maka sekarang kita akan membahas jenis-jenis auditor,
terdapat tiga jenis auditor, yaitu :

jenis auditor yang pertama adalah :


1. Auditor Internal

Auditor internal adalah auditor yang merupakan pegawai dari suatu entitas (pegawai suatu perusahaan
atau organisasi), mereka dipekerjakan oleh sebuah entitas.

jenis auditor yang kedua adalah :


2. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada kantor-kantor akuntan publik. Sesuai dengan
namanya, auditor independen harus bersikap independen, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak dari
klien.

jenis auditor yang ketiga adalah :


3. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk pemerintah, mereka melaksanakan tugas-tugas
auditnya untuk membantu lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi pemerintah dalam kegiatan
operasinya dan kegiatan lain yang diperlukan.

Laporan Audit
Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalan suatu laporan
tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku.
Laporan Audit Baku
A. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku. Terdapat 3
fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar ;
1. Tipe jasa yang diberikan auditor
2. Objek yang diaudit
3. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab
auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
B. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan
auditor.
C. Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan.

5 (lima) Tipe Pokok Laporan Audit yang Diterbitkan oleh Auditor:


1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian. (Unqualified Opinion)
2. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian. (Qualified Opinion)
3. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan.
(Unqualified Opinion with explanatory language)
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat. (Disclamer Opinion)

Standar Auditing
A. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
B. Standar Pekerjaan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diaudit.
C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam
hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Laporan Auditor Independen
 [pihak yang dituju]
 Kami telah mengaudit neraca perusahaan XYZ tanggal 31 Desember 2xx1 serta laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami.
 Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Iondonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.
 Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan perushaan XYZ tanggal 31 Desember 2xx1,
dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
 [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, no izin KAP)
 [tanggal]
Manfaat Audit Laporan Keuangan
Keterlibatan audit yang independen akan memberikan manfaat-manfaat antara lain,
menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan, dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan
lain yang harus diserahkan kepada pemerintah.

Kondisi yang menyebabkan perlunya auditing:


a) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dan pemakai informasi.
b) Informasi kemungkinan mempunyai konsekuensi ekonomi yang substansial bagi pengambil
keputusan.
c) Para ahli sering diminta untuk menyiapkan dan mengklarifikasi informasi.
d) Para pengguna informasi sering mempertanyakan kualitas informasi.

Batasan Suatu Audit


1. Beberapa kesimpulan audit dibuat atas pemeriksaan atas contoh dari bukti yang ada.
Biasanya laporan keuangan didukung oleh ribuan bahkan jutaan dokumen. Proses audit
biasanya terbentur dengan biaya dan waktu dan membutuhkan sebuah pemeriksaan yang
mendukung pengungkapan laporan keuangan. Beberapa contoh dapat memberikan
keterbatasan untuk dipertimbangkan, meskipun demikian, kesimpulan dapat ditarik dari
pemeriksaan contoh bukti yang ada sebagai subjek ketidakpastian.
2. Beberapa bukti yang mendukung laporan keuangan harus didapatkan dari perwakilan
manajemen meskipun auditor dapat memperoleh bukti yang menguatkan atau bahkan tidak
menguatkan. Oleh sebab itu dibutuhkan kepercayaan penuh kepada perwakilan manajemen.
Jika integritas manajemen kurang, maka auditor dapat memberikan pendapat yang tidak
benar atas laporan keuangan
Kelemahan manusia seperti halnya kelelahan & kecerobohan dapat menyebabkan
auditor tidak melihat bukti-bukti yang berhubungan, memeriksa jenis bukti yang
salah atau menarik kesimpulan yang salah atas laporan keuangan yang diaudit.
ETIKA PROFESIONAL
Etika dan Moralitas
Ethos (Yunani) = Karakter
Mores (Latin) = Kebiasaan
Seperangkat prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang berhubungan bagaimana seseorang
bertindak terhadap orang lain. Fokus kepada perilaku yang “benar dan salah”.

Perlunya Etika Profesional


Kebutuhan Etika dalam Profesi :
1. Kepentingan terhadap kepercayaan masyarakat
2. Eksistensi profesi sangat bergantung kepada kepercayaan publik terhadap mutu pekerjaan
profesi Akuntan Publik
3. Persaingan yang sangat ketat dapat mendorong seorang profesional berperilaku tidak etis
dan tidak profesional.

AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDEPENDEN


Akuntan Publik
Akuntan yang berpraktik di KAP, yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam SPAP
(auditing,atestasi ,akuntansi dan review , dan jasa konsultasi).
Auditor Independen
Akuntan publik yang menerima penugasan audit atas lap. Keuangan historis, yang
menyediakan jasa audit atas dasar Standar auditing yang tercantum dalam SPAP.

Kerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia


1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi aturan etika
4. Tanya dan jawab
 Prinsip etika mengikat seluruh anggota IAI, dan merupakan produk kongres.
 Aturan etika mengikat kepada anggota kompatemen dan merupakan produk rapat
anggota kompartemen. Aturan Etika tidak boleh bertentangan dengan prinsip
etika.
 Interpretasi aturan etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang
dibentuk oleh kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan aturan
etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
 Pernyataan etika profesi yang berlaku saat itu dapat dipakai sebagai interpretasi
dan atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.
Kode Etik Akuntan
PRINSIP ETIKA
a. Tanggung jawab profesi
b. Kepentingan umum (Publik)
c. Integritas
d. Objektifitas
e. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
f. Kerahasiaan
g. Perilaku profesional
h. Standar teknis
Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota
juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan
tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
Kepentingan umum (Publik)
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa
jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota
harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang
tinggi.
Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan
prinsip.
Objektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah
pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas
mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan
sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan
dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih
orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus
melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman
dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang
lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing
masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan
kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk
menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir
Perilaku profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
ATURAN ETIKA
1. Independensi, Integritas, Objektivitas
2. Standar Umum Prinsip Akuntansi
3. Tanggung Jawab Kepada Klien
4. Tanggung Jawab Kepada Rekan
5. Tanggung Jawab dan Praktik Lain
 Independensi : cara pandang tidak memihak dalam pelaksanaan pengujian evaluasi hasil dan
penyusunan laporan audit , meliputi : independent in fact (dalam fakta) , independent in
appearance (dalam penampilan).
 Integritas : bersikap jujur dan terbuka
 Objektivitas : bebas dari conflict of interest
 Standar Umum : Kompetensi Profesional, Kecermatan dan keseksamaan Propfesional,
Perencanaan dan Supervisi, Data relevan yang memadai.
 Kapatuhan terhadap standar : Wajib mematuhi standar standar yang telah ditetapkan.
 Prinsip-Prinsip Akuntansi : Tidak diperkenankan menyatakan pendapat atau memberikan
penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau menyatakan bahwa tidak ditemukan
perlunya modifikasi material terhadap laporan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan material dari prinsip
akuntansi.
 Tanggung Jawab Kepada klien : Kerahasiaan Informasi Klien ; tidak diperkenankan
mengungkapkan rahasia klien, kecuali atas ijin klien untuk mematuhi pereturan dan
keperluan review mutu atau penyidikan/penegakan disiplin oleh anggota IAI. Fee Profesional
: Besaran fee, ditentukan berdasarkan tingkat risiko,kompleksitas jasa,tingkat keahlian,
struktur biaya KAP dan lainnya serta tidak diperkenankanmendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Fee Kontinjen (yang ditetapkan): tidak
diperkenankan bila dapat mengganggu independensi.
 Tanggung Jawab Kepada Rekan : Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi; memelihara
citra Profesi, Tidak merusak reputasi rekan seprofesi. Komunikasi Antar Akuntan Publik ;
wajib komunikasi dengan profesi dan auditor, Profesi wajib menanggapi secara tertulis
perikatan (penugasan) atestasi. Perikatan Atestasi ; tidak diperkenankan mengadakan
perikatan atestasi yang atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien, kecuali karena peraturan.
 Tanggung Jawab dan Praktik Lain : Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan sesama
profesi. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya.Komisi dan Fee Refeal. Bentuk
Organisasi dan KAP.

TANGGUNG JAWAB HUKUM AUDITOR


A. Pelaporan Pelanggaran Kode Etik Sangsi yang diberikan atas pelanggaran kode etik oleh
Akuntan, berupa :

1. Peringatan tertulis
2. Teguran tertulis
3. Skorsing sementara waktu
4. Pemecatan.
B. Kegiatan Melanggar Hukum

1. Penyuapan kepada pejabat kantor Pajak


2. Dengan sengaja tidak menyerahkan SPT
3. Penentuan besarnya honorarium berdasarkan pada hasil audit (Contingent fee).
C. Publisitas dan Advertensi
Akuntan publik tidak diperkenankan dalam menjalankan profesisamengusahakan reklame
atau sengaja membiarkan reklame diusahakan untuk kepentingannya. Publisitas individual
bisa diterima selama tidak menyesatkan,disajikan dengan wajar, menjungjung tinggi nilai
profesinalisme, dan tidak dilakukan berulang-ulang.
D. Honorarium dan Renumerasi
Honorarium profesi harus mencerminkan nilai yang wajar, yang mencakup :

1. Keahlian dan pengetahuan


2. Pendidikan dan pengalaman
3. Waktu yang dibutuhkan
4. Tanggung jawab yang dipikul masing-masing anggota

Anda mungkin juga menyukai