UBPE PONGKOR
Disusun Oleh :
Rizqy Mustaqim 11160980000031
Abdul Rachmat Maulana 11160980000026
Disya Syaharani 11160980000029
Ahmad Erlangga Adji 11160980000047
Ahmad Saifur Rahman 11160980000016
Novialdi Alviansyah 11160980000001
Rifqi Indra Putra 11160980000052
Fajar Muharram Rizkiardi 11160980000046
DAFTAR ISI
Penggalian pada tambang bawah tanah biasanya menjumpai banyak bahaya. Dalam
penggalian bawah tanah yang perlu dikendalikan adalah masalah supporting pada tunnel dan
ventilasi tambang tempat kerja. Ventilasi tambang adalah suatu proses penyelidikan
kebutuhan udara untuk kegiatan penambangan bawah tanah dan memindahkan udara dari
area penambangan. Proses ini terjadi secara alami maupun secara mekanik yaitu dengan
bantuan alat seperti Main Fan.
Sistem ventilasi diperlukan tidak hanya untuk memberikan masukan udara bersih
untuk pekerja tambang, tetapi juga bagi alat-alat mekanis yang terdapat di lokasi tersebut.
Pada dasarnya sistem ventilasi tambang bawah tanah ini memiliki 3 fungsi umum, yaitu :
a. Sebagai kontrol kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyediakan udara segar kedalam
tambang bawah tanah untuk pernafasan pekerja dan proses lain yang ada didalamnya,
termasuk debit dan tekanan.
c. Menyingkirkan debu dan partikel lain hingga berada dibawah nilai ambang batas (NAB)
dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang.
PT. Antam UPBE Pongkor merupakan salah satu unit bisnis di PT Aneka dengan
hasil produk berupa logam emas. Kegiatan penambangan di PT Aneka Tambang UBPE
Pongkor menggunakan sistem tambang bawah tanah dengan metode Cut and Fill yaitu
mengambil bijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi kembali
dengan material limbah (waste material, pasir dan kerikil) yang merupakan sisa pengolahan
yang tidak ekonomis. Sehingga PT. Antam UBPE Pongkor untuk menjaga keberlangsungan
produksi perlu memperhatikan aspek dari supporting tunnel dan juga sistem ventilasi yang
memadai.
Pada kunjungan kali ini perlu diperhatikan bagaimana sistem ventilasi yang ada pada
Tunnel Gudang Handak milik PT. Antam UBPE Pongkor dan dilakukan perbandingan
terhadap literatur-literatur yang sudah didapatkan saat materi kuliah.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui sistem ventilasi tambang bawah tanah pada Tunnel Gudang Handak milik
PT. Antam UBPE Pongkor
2. Membandingkan sistem ventilasi yang ada di lapangan dengan teori hand book
3. Mengetahui jenis alat yang digunakan untuk menunjang sistem ventilasi
1.3 Objek
Objek pengamatan pada kunjungan ini adalah sistem ventilasi pada Tunnel Gudang
Handak milik PT. Antam UBPE Pongkor.
II. Dasar Teori
A. Ventilasi Alami
Pada PT. Antam UBPE Pongkor terdapat ventilasi alam. Ventilasi alam (Natural
Ventilation) adalah suatu aliran udara yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur atau
bobot isi udara pada dua titik yang berhubungan.
Udara akan mengalir dari suatu titik dengan temperatur rendah (bobot isi tinggi) ke
titik yang mempunyai temperatur tinggi (bobot isi rendah). Suatu sistem ventilasi alami
mempunyai sifat yang berubah arah dari waktu ke waktu, tergantung pada adanya
perbedaan antara temperatur pada dua titik pada saat itu.
Kerugian dari ventilasi alami adalah:
1. Tidak dapat diandalkan, karena arah aliran udaranya dapat berubah-ubah
sesuai kondisi lingkungan
2. Tidak stabil, karena volume udara yang masuk ke dalam sistem ventilasi tidak
dapat konstan.
3. Suhu udara di dalam sistem berfluktuatif.
Pada PT. Antam UBPE Pongkor yaitu adanya RM (Raise Manual) yang
memungkinkan udara bersih masuk dari luar ke dalam tambang level bawah.
Kemudian RC (Raise Climber) atau terowongan vertikal dari lokasi tambang bawah
tanah menembus ke permukaan.
1. Fan
Main fan yaitu sumber pengalir atau pengisap udara utama untuk suply udara tambang
bawah tanah. Fan inilah yang bertanggung jawab atas sirkulasi udara keseluruhan
pada tambang bawah tanah.
Namun sayang pada saat praktikum pada UPBE Pongkor kami praktikan tidak dapat
melihat main fan daripada tambang tersebut.
Booster Fan adalah Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara
pada percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah
volume total udara di dalam tambang.
2. Kompresor
Pada dasarnya kompresor adalah fan yang menghasilkan udara bertekanan tinggi. Pada
umumnya, di tambang-tambang bawah tanah saat ini hanya menggunakan kompresor
sebagai alat ventilasi tambahan. Secara umum yang dimaksud dengan peralatan ventilasi
non mekanis adalah alat untuk mengatur arah aliran udara, yang tidak menggunakan
mesin
Door
Merupakan suatu bangunan yang menutupi seluruh penampang lubang bukaan agar
udara sama sekali tidak melewati daerah tersebut, sehingga udara akan mengalir ke
daerah yangt diinginkan.
Pada UBPE Pongkor terdapat Door yang terbuka pada jalur utama, yang pemasangan
arah membuka pintu tersebut berlawanan dengan arah datangnya udara.
Regulator
Merupakan suatu bangunan yang tujuannya tidak menutup sama sekali suatu daerah
(lubang bukaan), melainkan ada sejumlah udara tertentu yang diijinkan lewat.
Biasanya Regulator berbentuk pintu yang ada jendelanya (mirip seperti Door), atau
juga dibuat sedemikian rupa mirip seperti gorden yang terbuat dari terpal/bahan
sejenis (curtain wall).
Pada UBPE Pongkor kami praktikan tidak menemukan adanya regulator pada site
Gudang handak
Duct
Merupakan alat bantu fan, untuk lebih memudahkan pengarah-an aliran udara ke
suatu tempat.
Pada UBPE Pongkor site Gudang Handak menggunakan Duct tipe flexible duct.
Namun hanya dapat ditemukan dibeberapa area saja, dan ada beberapa dari duct yang
sudah rusak dan terputus.
Pengukuran Udara
Ventilasi tambang bawah tanah berkaitan pula dengan kondisi suhu dalam tambang bawah
tanah. Pada pengamatan, sebelum memasang beberapa alat ventilasi, dilakukan pengukuran
udara (suhu dan kecepatan udara) dalam tambang. Pengukuran udara pada PT. Antam UBPE
Pongkor antara lain :
5. Indeks Suhu Global Bola Basah / ISBB (Wet Globe Ball Temperature/WGBT)
6. Efisiensi Kerja
Pengambilan data kuantitas dan kualitas udara menggunakan Kestrel 4400 Heat Stress
Tracker
Untuk melakukan pengukuran temperatur udara kering, basah, kecepatan udara dan
kelembapan udara dengan menggunakan Kestrel 4400. Alat dinyalakan dan dibuka pelindung
kipasnya agar kipas dapat berputar untuk menghintung kecepatan udara. Mulailah
pengukuran dengan membaca hasil pengukuran pada alat Kestrel 4400 temperatur udara
kering, basah, kecepatan udara dan kelembapan udaranya.
Perbandingan teori dengan lapangan
Pada tambang bawah tanah UBPE Pongkor sudah terpasang secara rapih sistem
ventilasinya, dengan bantuan dua main fan yang tersedia pasokan udara bersih disalurkan ke
setiap sisi tunnel. UBPE Pongkor menggunakan ventilasi Mekanis dengan sistem Overlape
yakni menggunakan Mainfan Forcing dan Exhaust dan dibantu dengan sistem ventilasi alami
yang bersumber dari lubang bukaan. Dengan adanya dua kipas ini supply udara bersih dapat
terpenuhi dibuktikan dengan indikator pada alat dan keleluasaan kami bernafas, selain itu
kelembaban, tekanan dan suhu udara juga baik, berikisar 31 oC namun ada sisi-sisi
terowongan yang sedikit panas. Pada awal masuk tunnel udara sanagat segar dapat dirasakan
hal ini dikarenakan ventilasi alami yang ada (sesuai teori).
Berdasarkan tebel diatas, dikatakan bahwa % volune O2 yang baik adalah 20,9 dengan
kandungan unsur lain seperti pada tabel diatas. Pada saat berada dilapangan dilakukan
pengkuran suhu dan kelembaban udara dengan alat anemometer kestrel. Pengukuran suhu
dan kelembaban dengan menggunakan anemometer kestrel dapat dilakukan dengan cara
memegang anemometer secara vertikal atau meletakkannya di atas penyangga. Hasil
pengukuran temperatur dan kelembabannya ditunjukkan secara otomatis pada layar. Kualitas
udara juga diukur dengan gas detctor, namun alat ini hanya dapat mengukur kadar O2 dan
CO, sehingga pada batas-batas tertentu yang sudah ditetapkan alat tersebut dapat berbunyi
semakin kencang sesuai dengan tingkat bahaya kondisi tersebut.
1
Penanggungjawab Ventilasi seluruh tambang bawah tanah UBPE Pongkot
Kandungan O2 didalam tambang UBPE Pongkor pada display gasdetector berada
pada angka 21% pada awal-awal terowongan dengan CO 0%. Ketika memasuki front kerja
lebih jauh dari mulut tambang, kadar O2 pada display gasdetector berada pada angka 19-
19,5% dan CO 4-7 ppm atau sekitar 0,0004-0,0007 %. Sesuai dengan teori yang ada gas-gas
yang berbahaya pada tambang meliputi :
1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan bukan
merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya selalu terdapat pada
bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan CO2 adalah 0,03 %.
Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-bekas penambangan
terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari
CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil
pernafasan manusia. Pada tambang bawah tanah UBPE pongkor kandungan CO 2 tidak dapat
diukur karena keterbatasan alat hal ini perlu menjadi koreksi untuk kedepannya, walaupun
kandungan CO2 didaerah tersebut masih rendah. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak
terjadi kecelakaan tambang.
2. Metana (CH4)
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara dan sering
merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Kandungan gas metana di UBPE Pongkor
tidak ada, karena merupakan tambang emas dan tidak terdapat batuan karbon pada kondisi
geologinya.
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa,
dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran
pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Dengan bantuan
gasdetector kadar CO pada tambang bwah tanah UBPE pongkor dapat diketahui, pada saat
terdapat kegiatan LHD pada front kerja dan Jumbo Drill kadar CO meningkat dari 0 hingga
mencapai 7 ppm atau sekitar 0,0004-0,0007 %. Kondisi ini masih aman dan udara terus di
ganti oleh sistem ventilasi yang ada dengan bantuan blower yang terpasang didalam tambang.
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar. Gas ini tidak
terdapat pada tambang UBPE Pongkor karena batuan yang ada bukan merupakan batuan
Sulphur atau Sulphida.
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’, namun pada keadaan tekanan
tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun. Terbentuknya
dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas buang dari motor bakar. Proses
kemajuan tambang pada UBPE pongkor yang menggunakan sistem drill and blasting
memungkinkan terbentuknya gas NOx sehingga upaya mengendalikan gas tersebut dengan
cara membuang gas hasil peledakan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Untuk Gas ini,
UBPE Pongkor juga perlu memiliki alat deteksi karena jam peledakan yang rutin dan
tingginya potensi gas Nox ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.