Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

VENTILASI TAMBANG PT. ANTAM (Persero) Tbk.

UBPE PONGKOR

Disusun sebagai syarat kurikulum

Disusun Oleh :
Rizqy Mustaqim 11160980000031
Abdul Rachmat Maulana 11160980000026
Disya Syaharani 11160980000029
Ahmad Erlangga Adji 11160980000047
Ahmad Saifur Rahman 11160980000016
Novialdi Alviansyah 11160980000001
Rifqi Indra Putra 11160980000052
Fajar Muharram Rizkiardi 11160980000046

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 1


I. Pendahuluan ...................................................................................................................................... 3
Latar Belakang.................................................................................................................................. 3
Maksud dan Tujuan .......................................................................................................................... 4
Objek ................................................................................................................................................ 4
II. Dasar Teori ........................................................................................................................................ 5
III. Pembahasan .................................................................................................................................. 13
Perbandingan teori dengan lapangan ............................................................................................. 16
I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penggalian pada tambang bawah tanah biasanya menjumpai banyak bahaya. Dalam
penggalian bawah tanah yang perlu dikendalikan adalah masalah supporting pada tunnel dan
ventilasi tambang tempat kerja. Ventilasi tambang adalah suatu proses penyelidikan
kebutuhan udara untuk kegiatan penambangan bawah tanah dan memindahkan udara dari
area penambangan. Proses ini terjadi secara alami maupun secara mekanik yaitu dengan
bantuan alat seperti Main Fan.

Sistem ventilasi diperlukan tidak hanya untuk memberikan masukan udara bersih
untuk pekerja tambang, tetapi juga bagi alat-alat mekanis yang terdapat di lokasi tersebut.
Pada dasarnya sistem ventilasi tambang bawah tanah ini memiliki 3 fungsi umum, yaitu :

a. Sebagai kontrol kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyediakan udara segar kedalam
tambang bawah tanah untuk pernafasan pekerja dan proses lain yang ada didalamnya,
termasuk debit dan tekanan.

b. Melarutkan dan membuang gas-gas pengotor.

c. Menyingkirkan debu dan partikel lain hingga berada dibawah nilai ambang batas (NAB)
dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang.

PT. Antam UPBE Pongkor merupakan salah satu unit bisnis di PT Aneka dengan
hasil produk berupa logam emas. Kegiatan penambangan di PT Aneka Tambang UBPE
Pongkor menggunakan sistem tambang bawah tanah dengan metode Cut and Fill yaitu
mengambil bijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi kembali
dengan material limbah (waste material, pasir dan kerikil) yang merupakan sisa pengolahan
yang tidak ekonomis. Sehingga PT. Antam UBPE Pongkor untuk menjaga keberlangsungan
produksi perlu memperhatikan aspek dari supporting tunnel dan juga sistem ventilasi yang
memadai.

Pada kunjungan kali ini perlu diperhatikan bagaimana sistem ventilasi yang ada pada
Tunnel Gudang Handak milik PT. Antam UBPE Pongkor dan dilakukan perbandingan
terhadap literatur-literatur yang sudah didapatkan saat materi kuliah.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan ini diantaranya :

1. Mengetahui sistem ventilasi tambang bawah tanah pada Tunnel Gudang Handak milik
PT. Antam UBPE Pongkor
2. Membandingkan sistem ventilasi yang ada di lapangan dengan teori hand book
3. Mengetahui jenis alat yang digunakan untuk menunjang sistem ventilasi

1.3 Objek

Objek pengamatan pada kunjungan ini adalah sistem ventilasi pada Tunnel Gudang
Handak milik PT. Antam UBPE Pongkor.
II. Dasar Teori

A. Pengertian Ventilasi Tambang


Sistem ventilasi merupakan pengendalian jumlah dan arah pergerakan udara
diantaranya untuk mengendalikan kualitas dan kuantitas udara, sehingga tercipta
lingkungan kerja yang nyaman untuk pekerja dalam tambang dan peralatan yang
berada didalamnya. Tujuan utama dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara
segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup baik, kemudian mengalirkan serta
membagi udara segar tersebut ke dalam tambang.
Berdasarkan metode pembangkit daya, ventilasi tambang dibagi atas dua kelompok
yaitu ventilasi alami dan ventilasi mekanis. Ventilasi alami adalah suatu aliran udara
yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur atau tekanan dari udara pada dua titik
yang berhubungan. Udara akan mengalir dari suatu titik dengan temperatur rendah ke
titik yang mempunyai temperatur tinggi dan juga mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Suatu aliran udara ventilasi alami mempunyai sifat yang berubah
arah dari waktu ke waktu, tergantung pada adanya perbedaan antara temperatur pada
dua titik pada suatu saat. Sedangkan ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana
aliran udara masuk ke dalam tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh alat mekanis. Peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin
penggerak yang digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar mengalir
ke dalam lubang bawah tanah.
B. Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang memiliki beberapa fungsi yaitu:
 Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan
menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam
tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang
memerlukan oksigen.
 Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas
yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam
udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
 Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah
hingga ambang batas yang diperkenankan.
 Mengatur panas dan kelembaban udara tambang bawah tanah sehingga dapat
diperoleh suasana/lingkungan kerja yang nyaman.
 Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya dan debu di dalam
tambang sampai dibawah Nilai Ambang Batas dan mengeluarkannya dari
dalam tambang.
C. Prinsip Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang memiliki beberapa prinsip yang berlaku, yaitu:
 Aliran udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
 Udara akan mengalir dari tempat yang suhu rendah ke tinggi.
 Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan
resistansi/tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur
bertahanan/resistansi yang lebih besar.
 Tekanan Ventilasi tetap memperhatikan tekanan atmosfir, bisa positif
(Blowing) atau negatif (Exhausting).
 Aliran udara mengikuti hukum kuadrat yaitu hubungan antara quantity dan
tekanan, bila quantity diperbesar dua kali lipat maka dibutuhkan tekanan
empat kali lipat.
 Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan pada
ventilasi tambang.
D. Kualitas Udara Tambang
Udara tambang meliputi campuran antara udara atmosfir dengan emisi gas-gas dalam
tambang serta bahan-bahan pengotornya. Parameter kualitas udara meliputi gas, debu,
temperatur serta kelembaban udara. Standar udara yang bersih adalah udara yang
mempunyai komposisi sama atau mendekati dengan komposisi udara atmosfir pada
keadaan normal. Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri
dari Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain. Komposisi udara
segar dapat dilihat pada tabel.
Tabel Komposisi Udara Segar

Unsur Persen Volume (%) Persen Berat (%)

Nitrogen (N2) 78,09 75,53


Oksigen (O2) 20,95 23,14
Karbondioksida CO2) 0.03 0,046
Argon (Ar), dll 0,93 1,284
(sumber : Hartman, 1982)

Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar


normal terdiri dari: Nitrogen = 79%, dan Oksigen = 21%. Disamping itu dianggap
bahwa udara segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2) sebesar
0,03%. Udara dalam ventilasi tambang selalu mengandung uap air, tidak pernah ada
udara yang benar-benar kering. Karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara.

E. Jenis-Jenis Ventilasi Tambang


Jenis-jenis ventilasi dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal berikut ini antara
lain:
 Penggolongan berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi, terdiri
dari: ventilasi alami dan ventilasi mesin.
 Penggolongan berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi mesin,
terdiri dari: ventilasi tiup dan ventilasi sedot.
 Penggolongan berdasarkan letak intake dan Outake airway, terdiri dari:
ventilasi terpusat dan ventilasi diagonal.

a. Ventilasi Alami (natural ventilation)


Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada kedalaman
tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang meskipun tanpa
alat mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft lebih dingin
dari udara pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan tekanan dan
densitas udara antara dua shaft yang saling berhubungan tersebut.
Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami.
Apabila terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang
ketinggian mulut pitintake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan
kerapatan udara di dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return
airway yang berbeda temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.
b. Ventilasi Mekanis (artificial/mechanical ventilation)
Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam
tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat
mekanis. Yang dimaksud peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin
penggerak yang digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar
mengalir ke dalam lubang bawah tanah. Yang paling penting dan umum
digunakan adalah fan atau mesin angin. Mesin angin adalah pompa udara, yang
menimbulkan adanya perbedaan tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara
akan bergerak dari tempat yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Pada proses menerus dapat dilihat bahwa mesin angin menerima udara
pada tekanan tertentu dan dikeluarkan dengan tekanan yang lebih besar.
Jadi mesin angin adalah perubah energi dari mekanis ke fluida, dengan memasok
tekanan untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses) dalam aliran
udara. Pergerakan udara di tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh
pembangkit tekanan yang disebut ventilator atau mesin angin. Mesin angin yang
memasok kebutuhan udara untuk seluruh tambang dinamakan mesin angin utama
(main fan). Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara pada
percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah
volume total udara di dalam tambang disebut mesin angin penguat (booster fans),
sedangkan mesin angin yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran udara
tertutup (lubang buntu) dinamakan mesin angin bantu (auxiliary
fans). Berdasarkan cara menimbulkan udaranya serta letak mesinnya,
ventilasi mekanis dibedakan menjadi tiga metode yaitu:
1. Metode hisap (exhaust system)
Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan
dengan sistem forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif
yang dimaksud disini adalah tekanan yang dihasilkan oleh proses penghisapan
udara. Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat dengan front kerja,
sehingga dapat memudahkan kerjanya dalam menghisap udara dari front kerja
tersebut.
2. Metode hembus (forcing sytem)
Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif
ke front kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan
lebih besar dibanding udara di atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini
menghubungkan fan dengan front kerja
3. Metode hisap hembus (overlap system)
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda
dengan kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki
tugas berbeda satu sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara
ke front (intake fan), ada fan yang bertugas untuk menghisap udara
dari front (exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih mundur (lebih
jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang
lebih dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara
yang disuplai langsung dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan memiliki
waktu untuk bersirkulasi pada front penambangan.
4. Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)
Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun ventilasi
permuka kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa udara
masuk (intake air) secara langsung melalui jalan udara sepanjang penampang
terowongan. Ventilasi juga dapat dilaksanakan dengan mengirimkan
angin/udara yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain,
dengan menggunakan saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat
dipenuhi oleh ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi
pembuatan lubang maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu
dapat dibagi menjadi ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.

F. Gas-Gas Pengotor Dalam Tambang


Terdapat beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-gas
ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun dari
batuan. Beberapa jenis gas-gas pengotor yang terdapat dalam tambang bawah tanah
tersebut, ada yang bersifat gas racun, yakni; gas yang bereaksi dengan darah dan
dapat menyebabkan kematian. Gas – gas pengotor tersebut adalah:
1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api
dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya
selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal
kandungan CO2 adalah 0,03 %. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran
ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil
pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernafasan
manusia.Pada kandungan CO2 = 0,5 % laju pernafasan manusia mulai meningkat,
pada kandungan CO2 = 3 % laju pernafasan menjadi dua kali lipat dari keadaan
normal, dan pada kandungan CO2 = 5 % laju pernafasan meningkat tiga kali lipat
dan pada CO2 = 10 % manusia hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi
CO2 dan udara biasa disebut dengan ‘blackdamp’.
2. Metana (CH4)
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara dan
sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran gas metana
dengan udara disebut ‘tiredamp’. Apabila kandungan metana dalam udara
tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik harus
dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan
karenanya selalu berada pada bagian atas dari jalan udara. Metana merupakan gas
yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada
saat proses pembatubaraan terjadi maka gas metana terbentuk bersama-sama
dengan gas karbondioksida. Gas metana ini akan tetap berada dalam lapisan
batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terhadap kandungan gas
metana yang masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan
penyedotan dari gas metana tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek
ini dikenal dengan nama ‘seam methane drainage’.
3. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada
saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat
kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan
segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni
tubuh lewat darah.
Aktifitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes and Grove, 1954)
mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen dengan haemoglobin.
Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor bakar, proses peledakan
dan oksidasi lapisan batubara. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang
sangat mematikan karena sifatnya yang kumulatif. Gas CO pada kandungan 0,04
% apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak
enak, dua jam dapat menyebabkan rasa pusing dan tiga jam menyebabkan
pingsan, lima jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan gas CO sering juga
dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang sering menyebabkan
kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang juga gas pemanas air.
Gas CO mempunyai berat jenis lebih ringan dari berat jenis udara sehingga selalu
terapung dalam udara.
4. Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas ini sering disebut juga gas busuk (stinkdamp) karena baunya seperti bau telur
busuk. Gas ini tidak berwarna, beracun dan dapat meledak, merupakan hasil
dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit
lebih berat dari udara. Nilai ambang batas (TLV-TWA/ Threshold Limit Value-
Time Weighted Average) yang diperkenankan umtuk pemaparan sebesar
10 ppm pada waktu selama 8 jam sehari.
Untuk waktu singkat (TLV-STEL/ Treshold Limit Value – Short Term Exposure
Limit) tidak diperkenankan terpapar lebih dari 20 ppm Walaupun gas H2S
mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat
rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman.
5. Sulfur ioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar. Lebih
berat dari pada udara, dan akan sangat pada mata, hidung dan
tenggorokan. Nilai ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-
TWA) atau pada waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5 ppm.
6. Nitrogen Oksida (NOX)
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’, namun pada keadaan
tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat
beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan
gas buang dari motor bakar. Nilai ambang batas adalah 5 ppm. Oksida nitrogen
yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan kandungan air dalam
udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-paru apabila terhirup oleh
manusia.
7. Gas Pengotor Lain
Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas Hidrogen
yang dapat berasal dari proses pengisian aki (battery) dan gas-gas yang biasa
terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon. Debu merupakan
pengotor udara tambang yang juga berbahaya bila konsentrasinya cukup tinggi,
karena dapat mengganggu lingkungan kerja dan merusak kesehatan.
Secara garis besar, sumber debu pada tambang bawah tanah berasal dari aktivitas
penambangan yang meliputi operasi pemboran, peledakan, pemuatan, dan
pengangkutan bijih atau batubara. Partikel debu dapat digolongkan berdasarkan
kandungan material solid dan ukuran diameter rata-rata partikelnya.
III. Pembahasan

Keadaan Lapangan Ventilasi UPBE Pongkor

A. Ventilasi Alami
Pada PT. Antam UBPE Pongkor terdapat ventilasi alam. Ventilasi alam (Natural
Ventilation) adalah suatu aliran udara yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur atau
bobot isi udara pada dua titik yang berhubungan.
Udara akan mengalir dari suatu titik dengan temperatur rendah (bobot isi tinggi) ke
titik yang mempunyai temperatur tinggi (bobot isi rendah). Suatu sistem ventilasi alami
mempunyai sifat yang berubah arah dari waktu ke waktu, tergantung pada adanya
perbedaan antara temperatur pada dua titik pada saat itu.
Kerugian dari ventilasi alami adalah:
1. Tidak dapat diandalkan, karena arah aliran udaranya dapat berubah-ubah
sesuai kondisi lingkungan
2. Tidak stabil, karena volume udara yang masuk ke dalam sistem ventilasi tidak
dapat konstan.
3. Suhu udara di dalam sistem berfluktuatif.

Pada PT. Antam UBPE Pongkor yaitu adanya RM (Raise Manual) yang
memungkinkan udara bersih masuk dari luar ke dalam tambang level bawah.
Kemudian RC (Raise Climber) atau terowongan vertikal dari lokasi tambang bawah
tanah menembus ke permukaan.

b. Ventilasi Mekanis dan Non Mekanis

1. Fan
 Main fan yaitu sumber pengalir atau pengisap udara utama untuk suply udara tambang
bawah tanah. Fan inilah yang bertanggung jawab atas sirkulasi udara keseluruhan
pada tambang bawah tanah.
Namun sayang pada saat praktikum pada UPBE Pongkor kami praktikan tidak dapat
melihat main fan daripada tambang tersebut.
 Booster Fan adalah Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara
pada percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah
volume total udara di dalam tambang.
2. Kompresor
Pada dasarnya kompresor adalah fan yang menghasilkan udara bertekanan tinggi. Pada
umumnya, di tambang-tambang bawah tanah saat ini hanya menggunakan kompresor
sebagai alat ventilasi tambahan. Secara umum yang dimaksud dengan peralatan ventilasi
non mekanis adalah alat untuk mengatur arah aliran udara, yang tidak menggunakan
mesin
 Door
Merupakan suatu bangunan yang menutupi seluruh penampang lubang bukaan agar
udara sama sekali tidak melewati daerah tersebut, sehingga udara akan mengalir ke
daerah yangt diinginkan.
Pada UBPE Pongkor terdapat Door yang terbuka pada jalur utama, yang pemasangan
arah membuka pintu tersebut berlawanan dengan arah datangnya udara.
 Regulator
Merupakan suatu bangunan yang tujuannya tidak menutup sama sekali suatu daerah
(lubang bukaan), melainkan ada sejumlah udara tertentu yang diijinkan lewat.
Biasanya Regulator berbentuk pintu yang ada jendelanya (mirip seperti Door), atau
juga dibuat sedemikian rupa mirip seperti gorden yang terbuat dari terpal/bahan
sejenis (curtain wall).
Pada UBPE Pongkor kami praktikan tidak menemukan adanya regulator pada site
Gudang handak
 Duct
Merupakan alat bantu fan, untuk lebih memudahkan pengarah-an aliran udara ke
suatu tempat.
Pada UBPE Pongkor site Gudang Handak menggunakan Duct tipe flexible duct.
Namun hanya dapat ditemukan dibeberapa area saja, dan ada beberapa dari duct yang
sudah rusak dan terputus.
 Pengukuran Udara

Ventilasi tambang bawah tanah berkaitan pula dengan kondisi suhu dalam tambang bawah
tanah. Pada pengamatan, sebelum memasang beberapa alat ventilasi, dilakukan pengukuran
udara (suhu dan kecepatan udara) dalam tambang. Pengukuran udara pada PT. Antam UBPE
Pongkor antara lain :

1. Temperatur Basah (Wet Temperature/Tw)

2. Temperatur Kering (Dry Temperature/Td)

3. Temperatur Efektif (Effective Temperature/Te)

4. Kelembapan Udara (Relative Humidity/RH)

5. Indeks Suhu Global Bola Basah / ISBB (Wet Globe Ball Temperature/WGBT)

6. Efisiensi Kerja

7. Debit Aliran Udara (Q)

Pengambilan data kuantitas dan kualitas udara menggunakan Kestrel 4400 Heat Stress
Tracker

Untuk melakukan pengukuran temperatur udara kering, basah, kecepatan udara dan
kelembapan udara dengan menggunakan Kestrel 4400. Alat dinyalakan dan dibuka pelindung
kipasnya agar kipas dapat berputar untuk menghintung kecepatan udara. Mulailah
pengukuran dengan membaca hasil pengukuran pada alat Kestrel 4400 temperatur udara
kering, basah, kecepatan udara dan kelembapan udaranya.
Perbandingan teori dengan lapangan

Pada tambang bawah tanah UBPE Pongkor sudah terpasang secara rapih sistem
ventilasinya, dengan bantuan dua main fan yang tersedia pasokan udara bersih disalurkan ke
setiap sisi tunnel. UBPE Pongkor menggunakan ventilasi Mekanis dengan sistem Overlape
yakni menggunakan Mainfan Forcing dan Exhaust dan dibantu dengan sistem ventilasi alami
yang bersumber dari lubang bukaan. Dengan adanya dua kipas ini supply udara bersih dapat
terpenuhi dibuktikan dengan indikator pada alat dan keleluasaan kami bernafas, selain itu
kelembaban, tekanan dan suhu udara juga baik, berikisar 31 oC namun ada sisi-sisi
terowongan yang sedikit panas. Pada awal masuk tunnel udara sanagat segar dapat dirasakan
hal ini dikarenakan ventilasi alami yang ada (sesuai teori).

Berdasarkan Kepmen 555.k/26/MPE/1995 telah diatur oleh pemerintah mengenai


peraturan-peraturan ventilasi tambang serta udaranya. Sesuai dengan teori kualiatas udara
dikatakan bersih yakni dengan kadar :

Unsur Persen Volume (%) Persen Berat (%)

Nitrogen (N2) 78,09 75,53


Oksigen (O2) 20,95 23,14
Karbondioksida CO2) 0.03 0,046
Argon (Ar), dll 0,93 1,284
Sumber : Paparan bapak Mulyadi1

Berdasarkan tebel diatas, dikatakan bahwa % volune O2 yang baik adalah 20,9 dengan
kandungan unsur lain seperti pada tabel diatas. Pada saat berada dilapangan dilakukan
pengkuran suhu dan kelembaban udara dengan alat anemometer kestrel. Pengukuran suhu
dan kelembaban dengan menggunakan anemometer kestrel dapat dilakukan dengan cara
memegang anemometer secara vertikal atau meletakkannya di atas penyangga. Hasil
pengukuran temperatur dan kelembabannya ditunjukkan secara otomatis pada layar. Kualitas
udara juga diukur dengan gas detctor, namun alat ini hanya dapat mengukur kadar O2 dan
CO, sehingga pada batas-batas tertentu yang sudah ditetapkan alat tersebut dapat berbunyi
semakin kencang sesuai dengan tingkat bahaya kondisi tersebut.

1
Penanggungjawab Ventilasi seluruh tambang bawah tanah UBPE Pongkot
Kandungan O2 didalam tambang UBPE Pongkor pada display gasdetector berada
pada angka 21% pada awal-awal terowongan dengan CO 0%. Ketika memasuki front kerja
lebih jauh dari mulut tambang, kadar O2 pada display gasdetector berada pada angka 19-
19,5% dan CO 4-7 ppm atau sekitar 0,0004-0,0007 %. Sesuai dengan teori yang ada gas-gas
yang berbahaya pada tambang meliputi :

1. Karbondioksida (CO2)

Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan bukan
merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya selalu terdapat pada
bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan CO2 adalah 0,03 %.
Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-bekas penambangan
terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari
CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil
pernafasan manusia. Pada tambang bawah tanah UBPE pongkor kandungan CO 2 tidak dapat
diukur karena keterbatasan alat hal ini perlu menjadi koreksi untuk kedepannya, walaupun
kandungan CO2 didaerah tersebut masih rendah. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak
terjadi kecelakaan tambang.

2. Metana (CH4)

Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara dan sering
merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Kandungan gas metana di UBPE Pongkor
tidak ada, karena merupakan tambang emas dan tidak terdapat batuan karbon pada kondisi
geologinya.

3. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa,
dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran
pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Dengan bantuan
gasdetector kadar CO pada tambang bwah tanah UBPE pongkor dapat diketahui, pada saat
terdapat kegiatan LHD pada front kerja dan Jumbo Drill kadar CO meningkat dari 0 hingga
mencapai 7 ppm atau sekitar 0,0004-0,0007 %. Kondisi ini masih aman dan udara terus di
ganti oleh sistem ventilasi yang ada dengan bantuan blower yang terpasang didalam tambang.

4. Hidrogen Sulfida (H2S)


Gas ini sering disebut juga gas busuk (stinkdamp) karena baunya seperti bau telur busuk. Gas
ini tidak berwarna, beracun dan dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa
belerang. Gas ini tidak terdapat pada tambang UBPE Pongkor karena batuan yang ada bukan
merupakan batuan Sulphida.

5. Sulfur ioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar. Gas ini tidak
terdapat pada tambang UBPE Pongkor karena batuan yang ada bukan merupakan batuan
Sulphur atau Sulphida.

6. Nitrogen Oksida (NOX)

Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’, namun pada keadaan tekanan
tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun. Terbentuknya
dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas buang dari motor bakar. Proses
kemajuan tambang pada UBPE pongkor yang menggunakan sistem drill and blasting
memungkinkan terbentuknya gas NOx sehingga upaya mengendalikan gas tersebut dengan
cara membuang gas hasil peledakan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Untuk Gas ini,
UBPE Pongkor juga perlu memiliki alat deteksi karena jam peledakan yang rutin dan
tingginya potensi gas Nox ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai