Anda di halaman 1dari 6

Epidemiologi Penyakit Menular

Epidemiologi penyakit menular adalah epidemiologi penyakit yang mempelajari distribusi


dan determinan penyakit menularndan tidak menular dalam populasi.
Definisi epidemiologi penyakit menular adalah epidemiologi penyakit terfokus dalam
mempelajari distribusi dan determinan penyakit (menular dan tidak menular) dalam populasi.

Klasifikasi penyakit berdasarkan etiologi (kausa)


 Penyakit infeksi
 Penyakit non infeksi

Berdasarkan Durasi :
 Penyakit Akut : < 2 minggu – sub akut/sub kronik
 Penyakit Kronik :> 3 Bulan

Communicable diseases – biological agents.


Biological agents = microorganisme
- Virus
- Bacteria
- Protozoa
- Fungus
- Helminthes
- Others form of microorganism

Non Communicable diseases – biological agents.


- Physics
- Nutrition
- Chemical
- Etc
Spektrum Penyakit menular :
- Endemik
- Epidemik
- Pandemik

Importansi Penyakit Menular :


- Frekuensi Morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi di negara berkembang
- New emergent diseases : HIV/AIDS,Ebola,dsb
- Reemergent diseases : MDR-TBC, Gonorhea (STDs)
- Memiliki dampak yang besar

Penyebaran Karakteristik Manifestasi Klinik Penyakit Menular :


1. Lebih banyak tanpa gejala klinik yang jelas, contohnya : tuberculosis dan poliomyelitis.
2. Lebih banyak dengan gejalan klinik jelas, contohnya : measles dan varicella.
3. Penyakit menular yang bersifat fatal yang umumnya berakhir dengan kematian,
contohnya : rabies dan tetanus neonatorum.

Komponen proses kejadian penyakit menular.


Periode Pre-Patogenesis.
A. Faktor penyebab Penyakit Menular (AGENT)
Unsur biologis, dari partikel virus sampai organisme multiseluler yang kompleks.
- Arthropoda (serangga)
- Helmintes (cacing)
- Protozoa
- Fungi (jamur)
- Bakteri
- Spirochaeta
- Rickettsia
- Virus

1. Sifat alami dan karakteristik agent.


a. Karakteristik biologik dan kimiawi.
Morfologi, mortilitas, fisiologi, reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu, kelembapan, dan
kadar oksigen tertentu, tipe dan jumlah toksin yang dihasilkan, jumlah antigen, dan siklus
hidup.
b. Resistance fisik dan kimiawi serta viabilitas.
Terhadap cahaya matahari, ultraviolet, listrik, sinar x, radium, gelombang sonik dan
supersonik, desikasi, dry heat, moist heat, dingin, pembekuan (freezing), daya tahan
terhadap air, asam, basa, garam, alkohol, fenol dll.

2. Karakteristik Agent berkaita dengan Host.


a. Infektilitas.
- Kemampuan unsur penyebab masuk dan berkembang biak. Dapat dianggap bahwa
jumlah minimal dari unsur penyebab untuk menimbulkan infeksi terhadap 50% pejamu
spesies sama.
- Dipengaruhi oleh sifat penyebab, cara penularan, sumber penularan, serta faktor pejamu
seperti umur, sex, dll.
- Infektilitas tinggi : campak
- Infektilitas rendah : lepra

b. Patogenesis
- Kemampuan agent untuk menghasilkan penyakit dengan gejala klinik yang jelas.
- Dipengaruhi oleh adanya infektivitas
- Staphilococus tidak patogen bila di rektum. Tapi bila di rongga peritoneum atau selaput
otak akan serius.

c. Virulensi
- Nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang berat terhadap seluruh penderita
dengan gejala klinis yang jelas.
- Dipengaruhi dosis, cara masuk/penularan, faktor pejamu.
- Poliomyelitis lebih berbahaya bila mengenai orang dewasa daripada anak-anak.

d. Antigenitas/Imunogesinitas
- Kemampuan AGENT menstimulasi HOST untuk menghasilkan kekebalan/imunitas.
- Dapat berupa kekenalan humoral primer, kekebalan seluler atau campuran keduanya.
- Dipengaruhi oleh faktor pejamu, dosis dan virulensi infeksi.
- Campak dapat menghasilkan kekebalan seumur hidup. Gonococcus tidak demikian,
orang dapat terkena genore beberapa kali.

3. Karakteristik Agent berkaitan dengan Enirontment.


Sumber Penularan (reservoir)
- Unsur penyebab penyakit adalah unsur biologis. Butuh tempat ideal berkembang biak dan
bertahan.
- Resevoir adalah organisme hidup/mati, dimana penyebab penyakit hidup normal dan
brkembang biak. Resevoir dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan serta lingkungan
lainnya.
- Resevoir merupakan pusat penyakit menular, karena merupakan komponen utama dari
lingkaran penularan dan sekaligus sebagai sumber penularan.

a. Manusia sebagai resevoir


- Lingkaran penularan penyakit yang sangat sedrhana, resevoir manusia serta
enularan dari manusia ke manusia.
- Misalnya ISP oleh virus/bakteri, difteri, pertussis, TBC, influenza, GO, sipilis,
lepra.
- Penularan oenyakit ke pejamu potensial : proses kolonisasi, roses infeksi
terselubung (covert), proses menderita penyakit (overt)
- Manusia sebagai resevoir daat sebagai penderita, juga sebagai carrier.

Manusia sebagai carrier dibagi :


- Healthy carrier : poliomyelitis, hepatitis B,dll.
- Incubatory carrier : chicken pox, measles, dll.
- Convalescent carrier : kelompok salmonella, difteri, dll.
- Chronic carrier : tifus abdominalis, hepatitis B,dll.

Manusia sebagai resevoir dibagi :


1. Resevoir yang selalu menjadi penderita : cacar, TBC, campak, lepra, dll
2. Resevoir sebagai penderita dan carrier : difteri, kolera, tifus abdominalis,dll
3. Resevoir sebagai penderita, tidak dapat menularkan tanpa vektor/pejamu lain :
malaria, filaria,dll

b. Resevoir binatang atau benda lain.


Penyakit yang secara alamiah dijumpai di hewan vertebarat, juga menularkan ke
manusia (resevoir utama adalah binatang).
Penyakit – Resevoir
1. Rabies - Anjing
2. Bovine TBC - Sapi
3. Typhus, Scrub & Murine - Tikus
4. Leptosprirosis - Tikus
5. Trichinosi - Babi
6. Hidatosis - Anjing
7. Brucellosis - Sapi, Kambing
8. Pes - Tikus
Sumber penularan :
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda

Cara penularan :
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan/minuman
4. Melalui vector

B. Faktor Pejamu (HOST)


1. Umur, jenis kelamin, ras
2. Hereditas, perkembangan individu
3. Tingkah laku dan kebiasaan
4. Mekanisme pertahanan tubuh umum maupun spesifik
5. Status gizi

C. Faktor lingkungan (ENVIRONTMENT)


1. Lingkuangan fisik
2. Lingkungan sosial – ekonomi
3. Lingkungan biologik

Mekanisme Penularan Penyakit.


1. Cara unsur penyebab keluar dari pejamu.
- Melalui konjungtiva : penyakit mata
- Melalui saluran nafas (droplet); karena batuk, bersin, bicara atau udara pernapasan. Seperti
TBC, influenza, difteri, campak, dll.
- Melalui oencernaan ; lewat ludah, muntah atau tinja. Umpamanya kolera, tifus
abdominalis,kecacngan,dll.
- Melalui saluran urogenitalia ; hepatitis
- Melalui luka ; pada kulit atau mukosa, seperti sifilis, frambusia,dll.
- Secara mekanik ; seperti suntikan atau gigitan, antara lain malaria, hepatitis, AIDS,dll.
2. Cara penularan (mode of transmission)
a. Direct transmission
b. Air borne disease
c. Vehicle borne disease
d. Penularan melalui vektor (vektor borne disease).

Anda mungkin juga menyukai