Anda di halaman 1dari 8

Petunjuk Sitasi: Anwar, & Devi, S. D. (2017).

Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix


(OMAX) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F242-249). Malang: Jurusan
Teknik Industri Univeristas Brawijaya.

Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan


Metode Objective Matrix (OMAX) Pada Baitul
Mal Kabupaten Aceh Utara
Anwar(1), Sri Deza Kurnia Devi(2)
(1), (2)
Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe
(1)
anwar_muhammadali@yahoo.co.id, dezaindustri@gmail.com(2)

ABSTRAK
Dewasa ini suatu negara di dunia pasti membutuhkan suatu institusi yang mampu
memperlancar aktivitas perekonomianya. Dan tentunya institusi tersebut harus
mempunyai peran yang sangat signifikan untuk kelancaran aktivitas perekonomianya.
Dan institusi tersebut sudah ada sejak zaman dulu dan Madinah merupakan kota
pertama yang memperkenalkannya, yang pada saat itu di pimpin dan dicetuskan oleh
Rasulullah saw, institusi terebut di sebut Baitul Mal. Pada zaman modern ini Baitul Mal
disebut dengan Departemen Keuangan. Tidak bisa dibayangkan seandainya Rasulullah
saw tidak mencetuskan konsep tentang Baitul Mal, begitu besarnya peranan Baitul Mal.
Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa baik peranan Baitul Mal Kabupaten Aceh
Utara sehingga perlu dilakukan pengukuran produktivitas untuk mengetahui tingkat
produktivitas Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara. Ada beberapa metode yang digunakan
untuk mengukur produktivitas, salah satunya adalah metode Objective Matrix (OMAX).
Metode OMAX tidak hanya mengukur keluaran aktual barang atau jasa dari suatu input
tetapi mengukur karakteristik produktivitas unit yang diukur. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa produktifitas Baitul Mal mengalami
peningkatan pada tahun 2016 yaitu sebesar 33,45 %. Peningkatan indeks produktivitas
disebabkan oleh peningkatan pada indikator tahun 2016 sebesar 750, berarti pada
perode ini telah terjadi peningkatan produktivitas secara signifikan.

Kata Kunci—Baitul Mal, Produktivitas, Objective Matrix (OMAX), Indikator


Pencapaian, Indeks Pencapaian

I. PENDAHULUAN
Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan
waktu tertentu. Zakat memiliki kekhususan yang berbeda dengan infak atau shadaqah. Seperti
zakat fitrah yang dilaksanakan hanya setahun sekali menjelang hari raya Idhul Fitri. Sedangkan
infak yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta yang mencakup zakat dan non-zakat. Infak
ada yang wajib ada yang sunnah. Infak wajib diantaranya kafarat, nadzar, zakat dll. Infak sunnah
diantaranya infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam dll. Berbeda dengan
zakat, dana infak dapat diberikan kepada siapapun meskipun tidak termasuk dalam delapan asnaf.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan produktivitas Baitul Mal adalah
dengan melakukan pengukuran produktivitas. Karena produktivitas dapat dijadikan pedoman
untuk mengukur seberapa besar kinerja yang telah dicapai oleh suatu unit kerja, dengan analisis
produktivitas juga dapat memantau indeks pertumbuhan usaha dari waktu ke waktu.
Baitul Mal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti "rumah", dan al-mal yang berarti
"harta". Baitul Mal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Baitul Mal adalah
suatu lembaga atau pihak (al jihat) yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat,
baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara. Baitul Mal dapat juga diartikan secara fisik
sebagai tempat (al-makan) untuk menyimpan dan mengelola segala macam harta yang menjadi
pendapatan negara.
Sejauh ini Baitul Mal belum mempunyai suatu tolok ukur untuk mengetahui tingkat
produktivitasnya, juga belum diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-242
Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix
(Omax) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara

perubahan produktivitas. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menentukan tingkat produktivitas yang akan memberikan suatu gambaran perkembangan
produktivitas Baitul Mal berdasarkan hasil pengukuran tingkat produktifitas.
Dari uraian yang dipaparkan maka penulis memilih judul “Analisis Produktivitas Dengan
Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat produktivitas Baitul Mal
Kabupaten Aceh Utara berdasarkan pengukuran mengunakan metode OMAX.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Produktivitas
David J. Summanth mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara jumlah output yang
dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Secara umum produktivitas dapat diartikan
sebagai ukuran tentang seberapa baik sumber daya digunakan secara bersama-sama dalam sebuah
organisasi untuk mendapatkan seperangkat hasil yang diharapkan (Erlina, 2013)
1) Pengertian Zakat
Dari segi bahasa, kata zakat memiliki beberapa arti: al-barakātu (blessing), al-namā
'(pertumbuhan dan perkembangan), al-ṭahāratu (kemurnian) dan al-ṣalāḥu (kebaikan). Ulama
mempresentasikannya dengan bentuk yang berbeda satu sama lain, namun pada prinsipnya zakat
membawa makna yang sama, yaitu bagian dari properti dengan persyaratan tertentu, dimana Allāh
swt mewajibkan pemiliknya untuk diserahkan kepada orang yang berhak menerima, dengan
kondisi tertentu juga (Majma Lughah al-„Arabiyyah, 1972. Monzer Kahf, 1999. Wahbah al-
Zuḥaylī, 1989).
2) Pengertian Infaq dan Sedekah
Pengertian Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
dipergunakan kepentingan orang banyak. Dalam pengertian ini, termsuk juga infaq yang
dikeluarkan oleh orang-orang kafir untuk kepentingan agamanya. menurut Istilah, Pengertian
infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk satu kepentingan yang
diperintahkan ajaran islam. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
berpenhasilan tinggi maupun rendah, apakah ia dalam kondisi lapang maupun sempit; infaq dapat
diberikan kepada siapa saja, misalnya kedua orang tua, anak yatim dan lain sebagainya [9].
3) Metode Pengukuran Objective Matrix (OMAX)
Objective Matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan
untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian saja dengan kriteria
produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan
pada pengolahan data ini adalah (Muchdarsyah,l 2008):
(a) Menetapkan kriteria produktivitas
Penetapan kriteria pengukuran agar lebih memfokuskan pada kategori utama penetapan
kriteria produktivitas, yaitu:
a. Kriteria efisiensi, yaitu menunjukkan bagaimana penggunaan sumber daya perusahaan
digunakan sehemat mungkin. Kriteria ini meliputi :
1. Rasio I : perbandingan antara jumlah output produk yang dihasilkan dengan bahan
baku terpakai.
2. Rasio II : perbandingan antara jumlah output produk yang dihasilkan dengan jumlah
jam kerja terpakai.
b. Kriteria inferensial, yaitu kriteria yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
produktivitas tetapi jika diiukutsertakan dalam matriks sasaran dapat membantu
memperhitungkan variabel yang mempengaruhi faktor-faktor utama. Kriteria ini meliputi:
1. Rasio III merupakan perbandingan antara jumlah absensi tenaga kerja dengan jam
kerja.
2. Rasio IV merupakan perbandingan antara jumlah jam kerja mesin dengan jam
kerusakan mesin.
(b) Menghitung nilai rasio.
Untuk menghitung nilai rasio dapat menggunakan rumus:

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-243
Anwar, Devi

jumlah jam kerja


Rasio 1  (pers 1)
absensi petugas Baitul Mal
jumlah kegiatan yang dapat dilakukan
Rasio 2  (pers 2)
jam kerja
pengeluara n zakat
Rasio 3  (pers 3)
penerimaan zakat
pengeluara n infaq dan sedekah
Rasio 4  (pers 4)
penerimaan infaq dan sedekah
Keterangan:
Rasio (1) = produktivitas tenaga kerja
Rasio (2) = prouktifitas waktu kerja
Rasio (3) = produktivitas zakat
Rasio (4) = produtifitas infaq dan sedekah

(c) Menetapkan sasaran akhir dan skor


Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu
Level 3  Level 0
3 0 (pers 5)
Kenaikan level 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu:
Level 10  Level 3
10  3 (pers 6)
(d) Penetapan bobot kriteria kinerja
Bobot ini menunjukkan tingkat kepentingan perusahaan terhadap kriteria-kriteria yang ada.
Jumlah bobot dari seluruh kriteria kinerja yang diukur adalah 100, dimana kriteria yang memiliki
tingkat kepentingan lebih tinggi mendapat bobot yang tinggi pula. Untuk menghitung bobot
kriteria kineja digunakan metode AHP.
(e) Mencari nilai performansi
Nilai dari pencapaian yang berhasil diperoleh untuk setiap kriteria pada periode tertentu
didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut. Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung nilai produktivitas, yaitu:

Nilai produktivitas = skor aktual x bobot (pers 7)

(f) Menghitung indikator pencapaian


Pada periode tententu jumlah seluruh nilai dari setiap kriteria dicantumkan pada kotak
indikator pencapaian. Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan indikator
pencapaian yang terjadi. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai indikator
pencapaian yaitu:

Indikator pencapaian = NP rasio 1 + …. + NP ke-n (pers 8)

Keterangan: NP =Nilai Produktivitas

(g) Menghitung indeks produktivitas


Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan dilakukan terhadap hasil perhitungan diatas.
Pola pertumbuhan produktivitas dianalisa untuk mengetahui perkembangan perusahaan selama
periode pengukuran. Perhitungan persentase perubahan indeks produktivitas setiap periode
pengukuran. Adapun rumus untuk mengihitung indeks produktivitas dengan cara:

Indeks Produktivitas = IPi – IPi-1 x 100% (pers 9)

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-244
Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix
(Omax) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara

IPi-1
Keteragan:
IPi = Nilai indikator pencapaian di satu periode
IPi-1 = Nilai indikator pencapaian awal

B. Metode AHP (Analisys Hierarcy Process)


Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang
komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan
memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel
mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Perhitungan untuk mengetahui pembobotan dengan metode AHP berikut langkah-
langkahnya (Wikipedia, 2010. Wikipedia, 2013).

1) Membuat matriks perbandingan kriteria dengan nilai yang telah di inputkan. Berikut
adalah nilai perioritas yang telah di tetapkan:

Tabel 1 Penetapan Prioritas Elemen dengan Perbandingan Berpasangan


Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan
Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar
1
terhadap tujuan
Elemen yang satu sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu
3
dari pada elemen yang lainnya elemen dibandingkan elemen lainnya
Elemen yang satu lebih penting dari pada Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu
5
elemen yang lainnya elemen dibandingkan elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih penting dari pada Satu elemen yang kuat dikosong san dominan terlihat
7
elemen lainnya dalam praktek
Satu elemen mutlak penting dari pada Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap
9 elemen lainnya elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

2) Mencari bobot vektor prioritas.


3) Mencari Nilai eigen
Untuk mencari  maks dapat menggunakan rumus berikut:

maks   kriteria (pers 10)


n
Dimana:
 maks = nilai eigen
 kriteria = jumlah
n = banyaknya kriteria

4) Mencari Konsitensi Index (CI)


Untuk mencari CI menggunakan rumus:
maks  n
CI  (pers 11)
n 1
Dengan:
CI = Konsistensi indeks
 maks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
n = banyaknya kriteria

5) Mencari Konsistensi Rasio (CR), Tingkat konsistensi apabila nilai CR <0.1.


Untuk mencari CI menggunakan rumus:

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-245
Anwar, Devi

CI
CR  (pers 12)
RI
Dengan:
CI = Konsistensi indeks
RI = Random indeks

Tabel 2 Daftar Indeks random konsistensi (RI)


n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

C. Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Diagram)


Salah satu metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul diperusahaan
yaitu metode fishbone diagram. Istilah lain dari Fishbone Diagram adalah Diagram Ishikawa,
dikembangkan oleh seorang pakar kendali mutu kelahiran 1915 di Tikyo Jepang bernama Kaoru
Ishikawa seorang. Sering kali disebut sebagai fishbone diagram dikarenakan bentuknya yang
menyerupai tulang ikan. Fishbone diagram lahir karena adanya kebutuhan akan peningkatan mutu
atau kualitas dari barang yang dihasilkan. Seringkali dalam suatu proses produksi dirasakan hasil
akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan ekspektasi, misalnya barang cacat terjadi lebih dari yang
ditetapkan, hasil penjualan sedikit, mutu barang kompetitor lebih baik dari barang kita, nasabah
lebih memilih produk kompetitor. Dari sinilah timbul pemikiran untuk melakukan analisa dan
evaluasi terhadap proses yang sudah terjadi dalam rangka untuk memperbaiki mutu. Fishbone
diagram merupakan salah satu alat pengendali mutu yang fungsinya untuk mendeteksi
permasalahan yang terjadi dalam suatu proses industry (Wikipedia, 2011).

III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Kantor Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara yang beralamat di Jl.
Nyak Adam Kamil No. 5 Tempok Tengah, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Waktu penelitian secara keseluruhan dilaksanakan dari bulan Agustus 2017 yang dimulai
dengan tahap persiapan penyusunan proposal penelitian hingga penulisan laporan penelitian
sampai dengan selesai. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah sumber daya yang
terdapat di kantor Baitul Mal Kabupate Aceh Utara. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada
pengolahan data ini adalah:
1. Menetapkan kriteria produktivitas
2. Menghitung nilai rasio.
3. Menetapkan sasaran akhir dan skor
4. Penetapan bobot kriteria kinerja
5. Mencari nilai performansi
6. Menghitung indikator pencapaian
7. Menghitung indeks produktivitas
Evaluasi produktivitas dilakukan dengan melihat nilai indeks produktivitas. Analisis
dilakukan dengan menerapkan model fishbone diagram untuk mengidetifikasi permasalhan
produktivitas perusahaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data dengan metode OMAXObjactive matrix (OMAX) adalah salah satu sistem
pengukuran produktivitas yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian
perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut
(objective).

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-246
Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix
(Omax) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara

A. Nilai rasio dan nilai standar dari setiap kriteria


1) Produktivitas tenaga kerja
Untuk menghitung nilai produktivitas tenaga kerja pada tahun 2015 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pers 1, maka diperoleh:
2241,000
Rasio 1   17,646
127
2) Produktivitas waktu kerja
Untuk menghitung nilai produktivitas waktu kerja pada tahun 2015 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pers 2, maka diperoleh:
10800,000
Rasio 2   4.819
2241
3) Produktivitas zakat
Untuk menghitung nilai produktivitas zakat pada tahun 2015 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pers 3, maka diperoleh:
6200000000,000
Rasio 3   0,616
10062389192,000
4) Produktivitas infaq dan sedekah
Untuk menghitung nilai produktivitas infaq dan sedekah pada tahun 2015 dapat dihitung
dengan menggunakan rumus pers 4, maka diperoleh:
5392263735,000
Rasio 4   0,636
8476745120,000
Nilai rasio dan nilai standar dari setiap kriteria dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Nilai rasio dan nilai standar


Produktivitas
Produktivitas Produktivitas Produktivitas
Tahun Infaq dan
Tenaga Kerja waktu Kerja Zakat
Sedeqah
2015 17,650 4,820 0,620 0,636
2016 14,350 4,560 0,830 0,645
Jumlah 32,000 9,380 1,450 1,281
Rata-rata 16,000 4,690 0,725 0,641
Sumber: Pengolahan Data

B. Nilai Sasaran Akhir


Nilai sasaran akhir dari setiap kriteria dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Nilai sasaran akhir


Nilai sasaran akhir
Level Produktivitas Tenaga Produktivitas waktu Produktivitas Infaq dan
Produktivitas Zakat
Kerja Kerja Sedeqah
10 14,586 4,801 0,846 0,644
9 14,821 4,783 0,861 0,643
8 15,057 4,764 0,877 0,642
7 15,293 4,746 0,893 0,641
6 15,529 4,727 0,909 0,640
5 15,764 4,709 0,924 0,639
4 16,000 4,690 0,940 0,638
3 16,236 4,671 0,956 0,637
2 16,786 4,628 0,989 0,636
1 17,336 4,585 1,022 0,635
0 17,886 4,541 1,056 0,634
Sumber: Pengolahan Data

C. Bobot Kriteria Kinerja


Untuk menghitung bobot kriteria kinerja peneliti menggunakan metode AHP. Bobot kriteria
kinerja dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu
F-247
Anwar, Devi

Tabel 5 Hasil rekapitulasi bobot kinerja kriteria Baitul Mal


Bobot Persentase Bobot (%)
CI Bahan Baku 0,226 23
CI 2 Waktu Produksi 0,248 25
CI 3 Tenaga Kerja 0,263 26
CI 4 Mesin 0,263 26
Jumlah 100
Sumber: Pengolahan Data

D. Nilai Indikator Pencapaian


Perhitungan nilai indikator pencapaian tahun 2015 dapat dilihat pada skala matriks
berikut.
Tabel 6 Skala Matrik tahun 2015
Kriteria Efesiensi Inferensia
Produktivit Produktivit Produktivitas
Rasio- Produktivit
as Tenaga as waktu Infaq dan
rasio as Zakat Sko Keteranga
Kerja Kerja Sedeqah
r n
Nilai
17,650 4,820 0,636
Aktual 0,620
Sangat
14,586 4,801 0,846 0,644 10
Baik
14,821 4,783 0,861 0,643 9
15,057 4,764 0,877 0,642 8
Baik
15,293 4,746 0,893 0,641 7
15,529 4,727 0,909 0,64 6
15,764 4,709 0,924 0,639 5
16 4,69 0,94 0,638 4 Sedang
16,236 4,671 0,956 0,637 3
16,786 4,628 0,989 0,636 2
Buruk
17,336 4,585 1,022 0,635 1
Sangat
17,886 4,541 1,056 0,634 0
Buruk
Skor
0 10 10 2
Aktual
Bobot 23 25 26 26
Nilai
Performa 0 250 260 52
ne
Keterang Sangat
Sangat Baik Sangat Baik Buruk
an Buruk
Sumber: Pengolahan Data

Tabel 7 Hasil keseluruhan indikator pencapaian total Baitul Mal


Produktivitas
Produktivitas Produktivitas Produktivitas
Tahun Infaq dan Rata-rata
Tenaga Kerja waktu Kerja Zakat
Sedeqah
2015 0 250 260 52 562
2016 230 0 260 260 750
Sumber: Pengolahan Data

E. Nilai Indeks Produktivitas


Nilai indeks produktivitas Baitul Mal dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-248
Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix
(Omax) Pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara

Tabel 8 Hasil keseluruhan indeks produkivitas Baitul Mal


Tahun Indikator Pencapaian Indeks Produktivitas
2015 562 0
2016 750 33,45
Sumber: Pengolahan Data
Hasil pengukuran indeks produktivitas menunjukkan bahwa indeks produktivitas
meningkat dari tahun sebelumnya yang dipengauh oleh besarnya nilai indikator
pencapaian pada tahun 2015 sebesar 562.

F. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengukuran Produktivitas


Setelah diperoleh indeks produktivitas maka dilakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil
pengukuran produktivitas tersebut seperti berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel 6, maka diketahui bahwa pada rasio 1
(produktivitas Tenaga Kerja) dan rasio 4 (produktivitas Infaq dan sedeqah) memiliki tingkat
persentase kinerja yang buruk sangat tinggi, yang artinya pada rasio 1 dan rasio 4 memiliki
tingkat produktifitas yang buruk. Berbeda halnya dengan pencapaian produktifitas rasio 2
(produktivitas waktu kerja) dan rasio 3 (produktivitas zakat) yang menunjukan rendahnya
persentase kinerja yang buruk, yang artinya tingkat produktifitas rasio 2 dan rasio 3 memiliki
tingkat produktifitas yang sangat baik.

V. PENUTUP
Setelah melakukan perhitungan dan analisis terhadap hasil pengukuran produktivitas dengan
model Objective Matrix pada Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara, maka dapat disimpulkan bahwa
Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara mengalami produktivitas yang meningkat. Hal ini berarti
keberadaan Baitul Mal khususnya di Kabupaten Aceh Utara sangat bermanfaat bagi masyarakat
setempat.

DAFTAR PUSTAKA
Hutahaean, Erlina Kristiani. 2013. Pengukuran Dan Analisa Produktivitas Dengan Menggunakan Metode
Objective Matrix (OMAX) di PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/53235/7/pdf, diunduh pada tanggal 6 April 2016).
Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta. Bumi Aksara.
Wikipedia. 2011. Internet. (https://evgust.wordpress.com/2011/04/05/7-tujuh-alat-perbaikan-kualitas,
diaksespadatanggal 3 September 2016).
Wikipedia. 2013. Internet. (http://mawardisyana.blogspot.co.id/2013/04/pengantar-penggunaan-ahp-
analytical.html, diakses pada tanggal 31 Mai 2017)
Wikipedia. 2011. Internet. (https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-diagram dan-langkah
langkah-pembuatannya/ diunduh pada tanggal 12 juni 2017)
Majma Lughah al-„Arabiyyah (1972). al-Mu’jām al-Wasīṭ. Misr: Dār alMa‟ārif. juz 1 h. 396.
Istilah-istilah ini merupakan antitesa daripada “Riba”, iaitu suatu system ekonomi yang identik dengan
kapitalis dan feodalis. Seperti tersurat dalam QS. al-Baqarah 286 dan al-Rūm 38-39. Kedua ayat ini
menjelaskan keutamaan zakat dan mencela Riba. Baca Muḥammad Abdul Mun‟īm Khafajy (1990), al-
Iqtiṣād al-Islāmī, Bayrut: Dār al-Jily, h. 125-129. Lihat juga Monzer Kahf (1999), The Principle of
Sosioeconomic Justice in The Contemporary Fiqh of Zakah. Iqtisād Jurnal of Islamic Studies, Vol.1, No.1,
h. 24-44
Wahbah al-Zuḥaylī (1989), al-Fiqh al-Islāmī Wa adillatuhū, Juzu‟ 2, Bayrut:
Dār al-Fikr, h. 750. Majma Lughah al-„Arabiyyah (1972), op.cit., h. 396. Al-Sarbaini al-Khatib
(1958). Mughnī al-Muhtāj. Qāhirah: Al-Halābiah. h. 268. Al-Syawkanī (t.t). Fatḥ al-Qādir.
Bayrut: „Alam al-Kutūb. h. 170. Yūsuf Qaraḍāwī (1985). Fiqh al-Zakāh. Bayrut: Muassasah al-
Risālah. h. 37-38. Sayyid Sabiq (1968). Fiqh al-Sunnah. Kuwait: Dār al-Bayān. jilid 3, h. 40.
Baca juga Hasbi As-Ṣiddiqy (2006), Pedoman Zakat, Cet. 11, Ed. 2, Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, h. 3-5. Selanjutnya Zakiah Daradjat dkk (1995), Ilmu Fiqh, Jilid 1, Yogyakarta: Dharma
Bakti wakaf, h. 213.
Wikipedia. 2011. Internet. (http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-sedekah-infaq-dan zakat-
menurut-ulama.html, diakses pada tanggal 31 Mai 2017)

SNTI dan SATELIT, 4-6 Oktober 2017, Batu


F-249

Anda mungkin juga menyukai