Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TUGAS

UNIVERSITAS TELKOM

Aufaa Fahmi Z

Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom


aufafahmi32@yajoo.com

Abstrak
Disaat umur berada pada masa dewasa (25-40) tentu tubuh kita semangkin banyak
melakukan kegiatan – kegiatan yang lebih banyak di banding tahun tahun sebelumnya
dimana terkadang tubuh lebih sering merasakan kelelahan dan kurang istirahat , seperti
yang kita tau bahwa tubuh membutuhkan jumlah istirahat yang cukup untuk dapat
melakukan kegiatan - kegiatan yang akan di lakukan nantinya .
Istirahat yang cukup merupakan salah satu khasiat yang kita rasakan dengan kembalinya
kesegaran tubuh saat lelah beraktivitas seharian lewat aktivitas tidur malam. Bukan hanya
sekedar rutinitas yang dijalan dalam kehidupan, tidur merupakan kebutuhan harfiah
seseorang karena saat tidur itulah seseorang mengistirahatkan tubuhnya dari berbagai
beban aktifitas.
Istirahat yang cukup akan memberikan waktu pada organ tubuh seperti fungsi otak yang
terus berfikir sampai lebih dari 15 jam, otot anggota gerak yang telah bergerak beratus kali
dan sebagainya ini, untuk berhenti bekerja sejenak. Kegiatan yang berhenti sejenak tersebut
memberikan manfaatnya untuk kesehatan

Kualitas tidur hal yang membantu istirahat tubuh lebih maksimal bagi tubuh kita , sering kali
kita tidur tetapi tetap tidak merasakan segar bahkan terkadang lebih merasa lemas atau
lelah . hal tsb akibat pola tidur yang salah .

Kata kunci : ergonomi, dewasa (30-40), kualitas tidur, kegiatan istirahat tubuh .

Pendahuluan

Terdapat beberapa pengertian Tidur Menurut Para Ahli.Tidur didefinisikan sebagai


suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut
Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana
induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai (Guyton dalam Aziz
Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan
hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan
siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan
dari luar.

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketengan tanpa kegiatan yang
erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badanlah yang berbeda.

Tanda tanda kehidupan seperti kesadaran, puls, dan frekuensi pernapasan mengalami
perubahan. Dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motorik juga saraf sensorik untuk
kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga
pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang

Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur
kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium. Di dalam ilmu kedokteran ilmu yang
mempelajari gangguan tidur disebut sebagai somnologie.

Kebutuhan tidur dan istirahat yang sesuai sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi dan
olahraga yang cukup bagi kesehatan. Menurut Hodgson (1991) dalam Potter & Perry (2005),
kegunaan tidur masih belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional dan kesehatan.

Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin, selama tidur gelombang
rendah yang dalam (NREM tahap IV), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia
untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan sel khusus seperti sel otak. Sintesa
protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsung tulang,
mukosa lambung terjadi juga selama tidur dan istirahat Oswold (1984) dalam Potter & Perry
(2005) kegunaan tidur yang lain adalah selama tidur tubuh akan menyimpan energi.

Menurut penelitian, orang yang tidur selama 6,5 sampai 7,5 jam dalam sehari akan memiliki
hidup yang lebih panjang dari pada yang tidurnya hanya memakan waktu kurang dari 6,5
jam atau lebih dari 8 jam perhari (Japan Epidemiology Association). Pada tidur REM terjadi
perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi
oksigen dan pelepasan epinefrin, sehingga membantu penyimpanan memori dan
pembelajaran maka tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tanpa kebutuhan tidur dan
istirahat yang cukup, konsentrasi dan pengambilan keputusan akan menurun (Potter &
Perry, 2005).

.
Berdasarkan kenyataan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji keterkaitan
ergonomi dengan kualitas tidur orang dewasa. Manfaat yang diperoleh orang dewasa
lebih mengerti cara memilih tempat, bantal , posisi , dan hal – hal yang bersangkutan
dengan aktifitas tidur .
Orang dewasa dalam lingkup ini adalah orang – orang dalam jangka umur 25 – 40
tahun.

1. Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari individu dalam kaitannya dengan
kegiatan mereka. Sasaran ergonomi ialah individu pada saat berkegiatan dalam sebuah
sistem. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kapasitas individu.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :


• Teknik atau rekayasa/engineering.
• Fisik.
• Psikis.
• Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian.
• Antropometri.
• SosiologI.
• Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh dan aktivitas otot.
• Desain, dll.
Penerapan ergonomi di tempat berkegiatan dimaksudkan agar individu saat
bekerja selalu atau sebisa mungkin dalam keadaan selamat, sehat, produktif dan
menghasilkan output berkualitas. Berkegiatan atau bekerja disini dimaksutkan kepada
aktifitas tidur seseorang. Ergonomi sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan
dari individu dan interaksi antara individu yang lain dengan unsur-unsur kerja misalnya
alat atau mesin yang berhubungan dengan apa yang tengah di lakukan atau dikerjakan.
Ergonomi juga berperan dalam pengembangan produk atau alat-alat kerja sehingga
berbagai produk atau alat-alat kerja yang canggih dan sangat membantu dapat
ditemukan, hal ini pun akan banyak membawa peningkatan kesejahteraanindividu.
Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini dirancang sedemikian
rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kapasitas atau kemampuan atau
keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan Human-Centered Design
(HCD). Dengan ergonomi diperoleh rancangan sistem kerja yang aman dan sehat bagi
pekerja serta produktif dan berkualitas bagi perusahaan.
Sasaran dari ergonomi adalah menunjang atau menggalakkan efektifitas
penggunaan dari objek-objek fisik atau non fisik dan fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh
orang dan untuk memelihara atau menunjang nilai-nilai individu tertentu yang baik dalam
proses ini (misalnya : kesehatan, keselamatan, kepuasan).
Tujuan dari ergonomi adalah penerapan sistematis dari informasi yang relevan
tentang ciri-ciri atau kapasitas atau perilaku individu pada rancangan atau desain dari
sistem kerja yang biasanya terdiri dari alat-alat atau mesin-mesin kerja, lingkungan kerja
dan unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam sistem kerja dan bahkan kehidupan.
Ergonomi sangat mementingkan sisi kenyamanan (atau lebih tepatnya
keselamatan dan kesehatan) individu dalam berinteraksi dengan kerjanya. Fokus
ergonomi yaitu memaksimalkan kinerja atau unjuk kerja dan sumber daya individu dengan
memperhatikan kapasitas atau keterbatasan individu itu sendiri.
Aplikasi ergonomi sangat mementingkan keefektifan dan efisiensi dari
kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu namun tetap memikirkan dan berfokus
untuk meminimalisir tingkat stress atau resiko psikis lainnya yang mungkin dialami oleh
individu dan resiko fisik atau fisiologis yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaannya, yaitu
dengan membuat sejumlah rancangan objek-objek fisik dan non fisik yang dapat
menciptakan keefektifan dan efisiensi.

Manfaat Ilmu Ergonomi (Wesley E Woodson) :


• Meningkatkan unjuk kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan,
keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.
• Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan.
• Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya individu melalui peningkatan
ketrampilan yang diperlukan.
• Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang
disebabkan kesalahan individu.
• Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.

Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam
meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain sistem kerja
untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot individu. Desain
stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual
dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain
peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer
informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko
kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat
metode kerja yang kurang tepat.
Peran/fungsi ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi
3, yaitu :
• Perancangan produk.
• Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
• Meningkatkan produktivitas kerja.

Sasaran dari ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai
prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun
lingkup kajian ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu :
• Penyelidikan Tentang Tampilan (display)
Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan
informasi tentang keadaaan lingkungan dan kemudian mengkomunikasikannya pada
individu dalam bentuk tanda-tanda, angka-angka, lambang dan sebagainya. Informasi
tersebut dapat disajikan dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan
menurut waktu sesuai dengan variabelnya, misalnya speedometer.
• Penyelidikan Tentang Kekuatan Fisik Individu
Penyelidikan tentang kekuatan fisik individu dilakukan ketika individu mulai melakukan
aktivitas kerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.
Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan objek serta peralatan yang sesuai
dengan kemampuan fisik individu pada saat melakukan aktivitasnya.
• Penyelidikan Tentang Ukuran Tempat Berkegiatan
Penyelidikan tentang ukuran tempat berkegiatan bertujuan untuk mendapatkan
rancangan tempat berkegiatan yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh individu,
agar diperoleh tempat berkegiatan yang baik yang sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan individu.
• Penyelidikan Tentang Lingkungan Kerja
Penyelidikan tentang lingkungan kerja meliputi kondisi fisik tempat kerja dan fasilitas
kerja, seperti pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur, getaran, dan lain-lain yang
dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku individu.

2. Definisi Tidur
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Tidur memiliki arti sebagai berikut :
• Dimana tubuh berhenti bekerja.
• Ketika hati dan pikiran yang terlalu sibuk berdebat.
• Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang
lebih lama dari keterjagaan.
• Merupakan kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau
sensori yang sesuai

Karakteristik tidur seseorang.


• Tidur telentang dengan kaki menyilang
• Tidur telentang dengan tangan di kepala
• Tidur tengkurap
• Tidur miring dengan tangan terlipat

Tujuan Tidur atau istirahat


• Mengistirahatkan tubuh dan otot
• Memproses produktivitas makanan
• Proses menstabulisme tubuh
• Mengistirahatkan otak
Manfaat tidur
• Menyegarkan tubuh ..
• Merefresh otak
• oMenjaga kesehatan tubuh.

3. Keterkaitan Ergonomi dengan Tidur


Ergonomi berbicara mengenai desain sistem terutama sistem kerja agar sesuai dengan
atribut atau karakteristik manusia (fit the job to the man). Salah satu atribut dan
karakteristik yang dimiliki manusia adalah adanya ritme circadian di dalam tubuh manusia.
Istilah circadian pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Franz Halberg, seorang
berkebangsaan Jerman pada tahun 1959, untuk menjelaskan terjadinya perubahan
fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia. Istilah ini berasal dari bahasa latin, circa yang
berarti ”sekitar” dan dies yang berarti “satu hari”. Jadi yang disebut circadian adalah
perubahan fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia yang terjadi dalam satu hari. Karena
perubahan fungsi-fungsi tubuh tersebut mengikuti satu ritme tertentu, maka konsep
circadian ini lebih dikenal dengan sebutan ritme circadian (circadian rhytm).

Tayyari dan Smith (1997) mendefinisikan ritme circadian sebagai proses-proses yang
saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu
selama 24 jam. Senada dengan definisi tersebut, Rosa dan Colligan (1997)
mendefinisikan ritme circadian sebagai suatu ritme tubuh yang ”ups” dan ”down” yang
secara teratur dalam rentang waktu kurang lebih 24 jam. Fungsi-fungsi tubuh yang
dimaksud antara lain suhu badan, tingkat metabolisme, kesiagaan, detak jantung,
tekanan darah, pola tidur-bangun, kemampuan mental, dan komposisi kimia tertentu pada
tubuh. Fungsi-fungsi tubuh tersebut akan meningkat atau sangat aktif pada siang hari
tetapi akan menurun atau tidak aktif pada malam hari atau sebaliknya. Masa selama
siang hari disebut sebagai fase ergotropic dimana kinerja manusia berada pada
puncaknya, sedangkan masa malam hari disebut fase trophotropic dimana terjadi proses
istirahat dan pemulihan tenaga.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ritme circadian menjadi dasar fisiologis dan
psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Ini berarti fungsi dan tahapan fisiologis
dan psikologis memiliki suatu ritme yang tertentu selama 24 jam sehari, sehingga ritme
circadian seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti
perubahan shift kerja. Dengan terganggunya ritme circadian pada tubuh pekerja akan
terjadi dampak pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan
gangguan kesehatan lain.

Ritme circadian merupakan salah satu bentuk ritme biologis. Bentuk ritme biologis lainnya
adalah ritme Ultradian dan ritme Infradian. Semua bentuk ritme biologis, termasuk ritme
circadian, dipengaruhi oleh faktor internal (endegenous) dan eksternal (exogenous atau
disebut dengan zeitgebers). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu. Beberapa peneliti percaya bahwa pusat internal dari ritme ini terletak di suatu
area di otak yang disebut suprachiasmatic nuclei (SCN), namun hal ini belum dapat
dibuktikan secara ilmiah dan sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Faktor eksternal
berhubungan dengan lingkungan natural di luar tubuh seperti siklus gelap-terang (siang-
malam), suhu ruang, perubahan-perubahan musim, interaksi sosial dengan indivisu yang
lain serta waktu/jam makan yang semuanya mempengaruhi siklus aktivitas fungsi-fungsi
tubuh.

Karena ritme biologis ini berulang dalam rentang waktu kurang lebih 24 jam dan
dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama gelap-terang (siang-malam) dsb maka ritme
atau pola atau irama atau siklus ini dapat dikaitkan dengan satuan waktu yakni jam
sehingga ritme circadian juga sering disebut atau diasosiasikan dengan jam biologis
tubuh manusia.

Jam Biologis Tubuh Manusia

Pernahkah Anda bertanya, mengapa saat malam kita mengantuk? Atau mengapa bila
masyarakat pedesaan yang belum ada listrik cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya
adalah karena adanya hormon melatonin. SCN akan memerintahkan tubuh untuk sekresi
hormon melatonin ini saat hari sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan
memerintahkan tubuh untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang
membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat sekresi hormon melatonin,
sehingga saat ini jam tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya. Tubuh kita
dapat beradaptasi sampai batasan tertentu. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat
malam hari, SCN akan beradaptasi sampai batas tertentu dalam sekresi hormon
melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam
semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin yang
dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan tekanan darah dalam
tubuh. Naik turunnya aktivitas tubuh dalam sekresi hormone melatonin ini merupakan
salah satu contoh dari jam bilogis (biological clock) atau ritme circadian tubuh manusia.

Contoh lainnya adalah saat pagi hari, minumlah segelas air hangat yang akan mendorong
enzim-enzim yang ada dalam mulut ke dalam lambung untuk proses detoksifikasi. Tunggu
20 menit sebelum Anda mengkonsumsi sarapan atau minuman lainnya, karena bila waktu
kurang dari 20 menit, manfaat yang dihasilkan kurang optimal. Olahraga pada jam 5 pagi
kurang bermanfaat karena suhu tubuh masih rendah dan otot belum panas.
Berolahragalah jam 7 pagi. Pada jam ini tubuh menghasilkan hormon serotonin yang
meningkatkan mood. Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat meningkatkan
produksi hormon ini. Tubuh kita berada dalam kondisi optimal 3 jam setelah bangun tidur.
Saat itu, darah sudah mengaliri tubuh dengan sempurna sehingga semua zat yang
dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi dengan baik.

Contoh jam biologis tubuh lainnya lagi adalah saat tepat untuk perawatan kulit adalah jam
16.00 karena pada saat itu tubuh dalam suhu yang paling tinggi sehingga pori-pori
terbuka dan nutrisi terserap sempurna. Jam 17.00 tubuh dalam kondisi puncak dalam
menahan rasa sakit, sehingga tepat bila ingin ke dokter gigi atau di suntik. Jam 18.00
merupakan saat yang tepat untuk berolahraga, karena kekuatan dan fleksibilitas tubuh
dalam kondisi puncak. Disebabkan kandungan glikogen pada saat itu di dalam tubuh
cukup banyak. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi

4. Kesimpulan
Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia sebagai sarana mengembangkan
metabulisme dan kekuatan tubuh agar dapat melakukan aktifitas lebih maksimal lagi di
kemudian waktu , agar mendapatkan tidur yang berkualitas perhatikan jam jam tidur
posisi tidur yang baik dan keadaan sekitar tidur yang baik .
Daftar Pustaka

Nurmianto, Eko. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Guna Widya :
Surabaya. 1996.

Sutalaksana, Anggawisastra. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi


Bandung. 1979.

Wignjosoebroto, Sritomo. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. PT. Guna Widya :
Surabaya 1992.

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/04/ritme-circadian-jam-biologis-manusia.html

http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/sub/5/5/89/1/

Anda mungkin juga menyukai