Ergon = kerja Nomos = aturan Ergonomi = aturan/tatacara dalam bekerja (secara harfiah) PENGERTIAN Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan pekerjaan, dengan segala aspek dan ruang lingkupnya What is ergonomic ? - Berasal dari bahasa Yunani,”ergon = kerja,”nomos = aturan -Biotechnology >>>> Scandinavia Konsep -Personal research >>>> USA -Human factors engineering >>>> dasar Inggris ergonomi . Why is ergonomic ? -Pekerjaan yg tidak ergonomis menyebabkan ketidak nyamanan, biaya tinggi,penurunan performa,efisiensi,daya kerja dan kecelakaan Where is ergonomi applied ? - Diterapkan dimana saja: di rumah, di tempat kerja, di perjalanan dll. . When is ergonomic ? Konsep - Diterapkan kapan saja selama 24 jam dasar . Who must apply ergonomics ? ergonomi - Setiap individu maupun kelompok dari usia bayi sampai dewasa . How is ergonomics applied ? - Semua disiplin ilmu Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan Tujuan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun Ergonomi waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek : teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort, lelah, cidera, celaka, sakit, penurunan produktivitas Konsep Jika tuntutan tugas < keseimbangan kemampuan kerja => under stress, ergonomi bosan, lesu, tidak produktif Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan tugas => performa optimal = produktivitas meningkat Sub sistem : pernafasan, pencernaan, peredaran darah, penginderaan, kerangka, otot dan syaraf Sub-sub sistem : mata, telinga, SISTEM hidung, lidah kulit, jantung, paru MANUSIA dll.
Manusia merupakan faktor
penentu yang dipengaruhi oleh internal faktor dan ekternal faktor 1. Faktor somatis : sex, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi INTERNAL 2. Faktor psikis : kepercayaan, FAKTOR motivasi, keinginan, kepuasan, dll. Jenis pekerjaan Peralatan Bahan baku EKSTERNAL Proses produksi FAKTOR Pembagian jam kerja, istirahat Lingkungan kerja Internal + Eksternal faktor pendekatan ergonomi 1. Kemampuan 2. Kebolehan 3. Keterbatasan Ketiga komponan diatas KAPASITA dipengaruhi oleh :bentuk S KERJA dan besar tubuh, umur, sex, ras, status kesehatan, nutrisi, kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan. Semakin besar dan panjang ukuran otot, maka semakin banyak dan panjang jumlah serat BENTUK otot yg menyusunnya DAN kemampuan kerja semakin besar BESAR Besar dan panjang otot TUBUH dipengaruhi : faktor keturunan, gizi selama pertumbuhan, latihan Kapasitas kerja mencapai puncaknya pada usia 25-30 th, dan menurun di usia >30th. Penurunan terbanyak pada usia 60 th.pada FAKTOR otot 25%, kemampuan syaraf 60 UMUR DAN %, pancaindera, jantung, paru dan SEX organ lain. Kapasitas kerja laki dan wanita berbeda karena perbedaan sistem hormonal, kultur, pendidikan dan kebiasaan Tiap suku bangsa mempunyai reputasi tersendiri pada jenis FAKTOR pekerjaan yang cocok dikarenakan RAS perubahan yang terjadi secara evolusioner dan akhirnya bersifat heriditair. Merupakan kesatuan yang saling menunjang dan saling terkait dengan kemampuan fisik Faktor seseorang kesehatan, Kesegaran jasmani dapat kesegaran dipelihara dgn meningkatkan jasmani dan kemampuan otot dan kecepatan nutrisi dengan cara latihan dan olah raga secara teratur menyebabkan performa kerja dan ketahanan kerja akan lebih baik Tujuan : kerja menjadi lebih efisien Didapat melalui proses pendidikan dan latihan KETERAMPILAN Fungsi latihan :pembinaan koordinasi syaraf kearah otomatisasi/ reflektoris, kontraksi otot yg tidak perlu ditiadakan, kosumsi energi berkurang, efisiensi waktu Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan BEBAN tubuh KERJA Setiap beban kerja yg diterima oleh pekerja harus sesuai baik terhadap kemampuan fisik, kognitif maupun keterbatasan manusia 1. Faktor internal : faktor somatis dan psikis 2. Faktor eksternal Tugas-2 yg bersifat fisik : beban yang diangkat/diangkut, sikap kerja, alat dan sarana kerja, kondisi/medan kerja,dll. FAKTOR-2 YG Tugas yg bersifat psikis : tingkat MEMPENGARUHI kesulitan, tanggung jawab dll. BEBAN KERJA Organisasi kerja : lamanya waktu kerja, kerja bergilir, sistem pengupahan, sistem kerja, istirahat, sistem pelimpahan tugas/wewenang Lingkungan kerja (beban tambahan) : fisik, kimia, biologi, fisiologi dan psikologi Organisasi kerja menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja lembur, sistem kerja harian/borongan, masuk kerja, sistem pengupahan, insentif dapat berpengaruh terhadap produktivitas. PENGORGANISASIA N KERJA Jam kerja yg berlebihan, kerja lembur di luar batas kemampuan akan mempercepat kelelahan, menurunkan ketepatan, kecepatan dan ketelitian kerja tubuh perlu keseimbangan yg ritmis antara asupan energi & istirahat Mutlak disesuaikan dengan kapasitas kerja, beban kerja, jenis pekerjaan, dan faktor lingkungan Jam kerja yg panjang tidak efisien, mempercepat kelelahan, menurunya ketelitian,berkurangnya kecepatan, Pengaturan meningkatnya angka kesakitan dan kecelakaan waktu kerja Ahli fisilogi merekomendasi bahwa kerja dan optimal 8jam/hr atau 40 jam/mgg istirahat Istirahat pendek dengan sedikit kudapan ditengah-tengah 4 jam pertama dan kedua menjamin output dipertahankan Tujuan istirahat : mencegah terjadinya kelelahan, pemulihan/penyegaran dan memberi kesempatan waktu kontak sosial &spiritual 1. Istirahat spontan : istirahat pendek setelah pembebanan 2. Istirahat curian : beban kerja tidak sesuai dgn kemampuan Macam- kerja macam 3. Istirahat karena prosedur kerja istirahat 4. Istirahat yang ditetapkan atas dasar perundang-undangan yg berlaku 1. Gangguan tidur 2. Gangguan sistem pencernaan Masalah yg makanan timbul pd pekerja 3. Gangguan kehidupan sosial shift malam 4. Gangguan mental, berupa keluhan 64 % pek malam dan 25 % pek. siang 1. Menaruh kembali pasien ke tempat tidurnya 2. Membalikkan pasien (posisi ¼) TUGAS 3. Memindahkan pasien secara menyamping dari tempat tidur ke kursi roda, PERAWAT YANG 4. Mendorong tempat tidur dan kursi roda,
BERKAITAN 5. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi biasa, DENGAN 6. Membawa/ membantu pasien bergerak dari BAHAYA kursi ke toilet, ERGONOMI 7. Memindahkan pasien dari kursi roda ke dalam mobil dan sebaliknya 8. Membantu pasien agar dapat berjalan. a) Mula-2 berjongkok untuk mencari posisi seimbang dg kaki setengah terbuka, merapatkan badan kearah benda, pada saat benda akan terangkat punggung harus lurus, dagu diangkat agar kepala dan badan tidak cenderung membungkuk/sedapat mungkin tegak lurus. CARA b) Langkah mengangkat, pegangan tangan MENGANGKAT harus kuat dan mengerahkan tenaga yg YG ditanggung oleh tulang dan otot, tegakan ERGONOMIS dan luruskan kaki, maka terangkatlah benda tsb. c) Langkah terakhir, meluruskan badan bagian atas sehingga lurus dg kaki dan sedapat mungkin tegak lurus dg lantai Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan bisa ringat sampai berat. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan MUSCULOSKELETA menyebabkan kerusakan pada sendi, L DISORDERS ligamen dan tendon (MSDs) (MSDs) MSDs di industri yang sering dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah Peregangan otot berlebihan (over exertion) cidera otot skeletal Aktivitas berulang tanpa relaksasi Sikap kerja tdk alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi PENYEBAB tubuh ketidak sesuain antara alat dan MSDs stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran, mikroklimat Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri) Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg. Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 18 kg Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada BATASAN batasan angkat. ANGKAT Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 11 kg Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat 16 kg Mengangkat pasien dengan kondisi sadar yaitu saat pasien dapat bergeser tubuhnya sendiri dan posisi perawat di sisi sebelah kiri atau kanan pasien sambil memegang branchad dengan memastikan tdak bergerak untuk dipindah ke ruangan. Beberapa Mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun pasien tidak mampu untuk menggeser tubuhnya sendiri sehingga harus di aktifitas bantu oleh perawat menarik pasien dengan selimut untuk dipindahkan ke ruangan. mengangkat Mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun pasien tidak pasien yang mampu untuk menggeser tubuhnya sendiri sehingga harus di dapat bantu oleh perawat namun tidak bisa ditarik dengan selimut. Mengangkat pasien dengan kondisi kesadaran menurun dari menyebabka mobil untuk dipindahkan ke branchad. n risiko dan Persiapan mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun keluhan harus dibantu oleh perawat untuk di bawa ke ruangan operasi. MSDs Persiapan mengangkat pasien dengan kesadaran menurun di unit rawat inap. Persiapan mengangkat pasien dengan kesadaran menurun di unit rawat inap dengan dibantu oleh keluarga. 1. Rekayasa teknik; eliminasi, substitusi 2. Rekayasa manajemen : diklat, PENCEGAHAN pengaturan waktu kerja, MSDs pengawasan yg intensive 3. Pemakaian APD SEBELUM REKAYASA SESUDAH REKAYASA TERIMA KASIH
Materi Tentang Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Sangat Menarik Bagi Saya Karena Dengan Mempelajari Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Merupakan Suatu Pemikiran Dan Upaya Untuk Menj