Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIK K3 DALAM PENCEGAHAN

BAHAYA ERGONOMI PADA


PERAWAT

Muhammad Taufik Page


 Ergon = kerja
 Nomos = aturan
 Ergonomi = aturan/tatacara dalam
bekerja (secara harfiah)
PENGERTIAN  Ergonomi adalah ilmu yang
mempelajari manusia dalam
hubungan dengan pekerjaan,
dengan segala aspek dan ruang
lingkupnya
 What is ergonomic ?
- Berasal dari bahasa Yunani,”ergon
= kerja,”nomos = aturan
-Biotechnology >>>> Scandinavia
Konsep -Personal research >>>> USA
-Human factors engineering >>>>
dasar Inggris
ergonomi . Why is ergonomic ?
-Pekerjaan yg tidak ergonomis
menyebabkan ketidak nyamanan,
biaya tinggi,penurunan
performa,efisiensi,daya kerja dan
kecelakaan
 Where is ergonomi applied ?
- Diterapkan dimana saja: di rumah, di
tempat kerja, di perjalanan dll.
. When is ergonomic ?
Konsep - Diterapkan kapan saja selama 24 jam
dasar
. Who must apply ergonomics ?
ergonomi
- Setiap individu maupun kelompok
dari usia bayi sampai dewasa
. How is ergonomics applied ?
- Semua disiplin ilmu
 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental
melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja
 Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui
peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan
Tujuan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
Ergonomi waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif
 Menciptakan keseimbangan rasional antara
berbagai aspek : teknis, ekonomis, antropologis, dan
budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan,
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup
yang tinggi
 Jika tuntutan tugas > kemampuan
kerja => over stress, discomfort,
lelah, cidera, celaka, sakit,
penurunan produktivitas
Konsep  Jika tuntutan tugas <
keseimbangan kemampuan kerja => under stress,
ergonomi bosan, lesu, tidak produktif
 Harapannya adalah antara
tuntutan tugas = kemampuan
tugas => performa optimal =
produktivitas meningkat
 Sub sistem : pernafasan,
pencernaan, peredaran darah,
penginderaan, kerangka, otot dan
syaraf
Sub-sub sistem : mata, telinga,
SISTEM hidung, lidah kulit, jantung, paru
MANUSIA dll.

Manusia merupakan faktor


penentu yang dipengaruhi oleh
internal faktor dan ekternal faktor
1. Faktor somatis : sex, umur,
ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, status gizi
INTERNAL
2. Faktor psikis : kepercayaan,
FAKTOR motivasi, keinginan, kepuasan,
dll.
 Jenis pekerjaan
 Peralatan
 Bahan baku
EKSTERNAL  Proses produksi
FAKTOR  Pembagian jam kerja, istirahat
 Lingkungan kerja
Internal + Eksternal faktor 
pendekatan ergonomi
1. Kemampuan
2. Kebolehan
3. Keterbatasan
 Ketiga komponan diatas
KAPASITA dipengaruhi oleh :bentuk
S KERJA dan besar tubuh, umur, sex,
ras, status kesehatan,
nutrisi, kesegaran jasmani,
pendidikan, keterampilan.
Semakin besar dan panjang
ukuran otot, maka semakin
banyak dan panjang jumlah serat
BENTUK otot yg menyusunnya 
DAN kemampuan kerja semakin besar
BESAR Besar dan panjang otot
TUBUH dipengaruhi : faktor keturunan,
gizi selama pertumbuhan, latihan
Kapasitas kerja mencapai
puncaknya pada usia 25-30 th, dan
menurun di usia >30th. Penurunan
terbanyak pada usia 60 th.pada
FAKTOR otot 25%, kemampuan syaraf 60
UMUR DAN %, pancaindera, jantung, paru dan
SEX organ lain.
Kapasitas kerja laki dan wanita
berbeda karena perbedaan sistem
hormonal, kultur, pendidikan dan
kebiasaan
 Tiap suku bangsa mempunyai
reputasi tersendiri pada jenis
FAKTOR pekerjaan yang cocok dikarenakan
RAS perubahan yang terjadi secara
evolusioner dan akhirnya bersifat
heriditair.
 Merupakan kesatuan yang saling
menunjang dan saling terkait
dengan kemampuan fisik
Faktor seseorang
kesehatan,  Kesegaran jasmani dapat
kesegaran dipelihara dgn meningkatkan
jasmani dan kemampuan otot dan kecepatan
nutrisi dengan cara latihan dan olah raga
secara teratur menyebabkan
performa kerja dan ketahanan
kerja akan lebih baik
Tujuan : kerja menjadi lebih
efisien
Didapat melalui proses
pendidikan dan latihan
KETERAMPILAN Fungsi latihan :pembinaan
koordinasi syaraf kearah
otomatisasi/ reflektoris,
kontraksi otot yg tidak perlu
ditiadakan, kosumsi energi
berkurang, efisiensi waktu
Tubuh manusia dirancang untuk
melakukan pekerjaan, massa otot
beratnya hampir ½ berat badan,
memungkinkan dpt menggerakan
BEBAN tubuh
KERJA Setiap beban kerja yg diterima
oleh pekerja harus sesuai baik
terhadap kemampuan fisik,
kognitif maupun keterbatasan
manusia
1. Faktor internal : faktor somatis dan
psikis
2. Faktor eksternal
 Tugas-2 yg bersifat fisik : beban yang
diangkat/diangkut, sikap kerja, alat dan
sarana kerja, kondisi/medan kerja,dll.
FAKTOR-2 YG  Tugas yg bersifat psikis : tingkat
MEMPENGARUHI kesulitan, tanggung jawab dll.
BEBAN KERJA
 Organisasi kerja : lamanya waktu kerja,
kerja bergilir, sistem pengupahan,
sistem kerja, istirahat, sistem
pelimpahan tugas/wewenang
 Lingkungan kerja (beban tambahan) :
fisik, kimia, biologi, fisiologi dan
psikologi
Organisasi kerja menyangkut waktu
kerja, waktu istirahat, shift kerja,
kerja lembur, sistem kerja
harian/borongan, masuk kerja,
sistem pengupahan, insentif
dapat berpengaruh terhadap
produktivitas.
PENGORGANISASIA
N KERJA Jam kerja yg berlebihan, kerja lembur
di luar batas kemampuan akan
mempercepat kelelahan,
menurunkan ketepatan,
kecepatan dan ketelitian kerja 
tubuh perlu keseimbangan yg
ritmis antara asupan energi &
istirahat
Mutlak disesuaikan dengan kapasitas kerja,
beban kerja, jenis pekerjaan, dan faktor
lingkungan
Jam kerja yg panjang tidak efisien,
mempercepat kelelahan, menurunya
ketelitian,berkurangnya kecepatan,
Pengaturan meningkatnya angka kesakitan dan
kecelakaan
waktu kerja Ahli fisilogi merekomendasi bahwa kerja
dan optimal 8jam/hr atau 40 jam/mgg
istirahat Istirahat pendek dengan sedikit kudapan
ditengah-tengah 4 jam pertama dan kedua
menjamin output dipertahankan
Tujuan istirahat : mencegah terjadinya
kelelahan, pemulihan/penyegaran dan
memberi kesempatan waktu kontak sosial
&spiritual
1. Istirahat spontan : istirahat
pendek setelah pembebanan
2. Istirahat curian : beban kerja
tidak sesuai dgn kemampuan
Macam- kerja
macam 3. Istirahat karena prosedur kerja
istirahat
4. Istirahat yang ditetapkan atas
dasar perundang-undangan yg
berlaku
1. Gangguan tidur
2. Gangguan sistem pencernaan
Masalah yg makanan
timbul pd
pekerja 3. Gangguan kehidupan sosial
shift malam 4. Gangguan mental, berupa
keluhan 64 % pek malam dan
25 % pek. siang
1. Menaruh kembali pasien ke tempat tidurnya
2. Membalikkan pasien (posisi ¼)
TUGAS 3. Memindahkan pasien secara menyamping
dari tempat tidur ke kursi roda,
PERAWAT
YANG 4. Mendorong tempat tidur dan kursi roda,

BERKAITAN 5. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke


kursi biasa,
DENGAN 6. Membawa/ membantu pasien bergerak dari
BAHAYA kursi ke toilet,
ERGONOMI 7. Memindahkan pasien dari kursi roda ke dalam
mobil dan sebaliknya
8. Membantu pasien agar dapat berjalan.
a) Mula-2 berjongkok untuk mencari posisi
seimbang dg kaki setengah terbuka,
merapatkan badan kearah benda, pada saat
benda akan terangkat punggung harus lurus,
dagu diangkat agar kepala dan badan tidak
cenderung membungkuk/sedapat mungkin
tegak lurus.
CARA
b) Langkah mengangkat, pegangan tangan
MENGANGKAT harus kuat dan mengerahkan tenaga yg
YG ditanggung oleh tulang dan otot, tegakan
ERGONOMIS dan luruskan kaki, maka terangkatlah benda
tsb.
c) Langkah terakhir, meluruskan badan bagian
atas sehingga lurus dg kaki dan sedapat
mungkin tegak lurus dg lantai
 Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan
bisa ringat sampai berat. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang
dan dalam waktu yg lama akan
MUSCULOSKELETA
menyebabkan kerusakan pada sendi,
L DISORDERS ligamen dan tendon (MSDs)
(MSDs)
 MSDs di industri yang sering dikeluhkan
adalah otot rangka : leher, bahu lengan,
tangan, jari, punggung, pinggang (Low
Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian
bawah
 Peregangan otot berlebihan (over
exertion)  cidera otot skeletal
 Aktivitas berulang tanpa relaksasi
 Sikap kerja tdk alamiah (semakin jauh
posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi
PENYEBAB tubuh  ketidak sesuain antara alat dan
MSDs stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja
 Penyebab skunder : tekanan pd jaringan
lunak, getaran, mikroklimat
 Faktor individu : umur, sex, kebiasaan
merokok, kesegaran jasmani, kekuatan
fisik dan ukuran tubuh (antropometri)
 Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum
angkat adalah 14 kg.
 Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum
angkat 18 kg
 Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada
BATASAN batasan angkat.
ANGKAT  Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum
angkat 11 kg
 Wanita usia lebih dari 18 tahun,
maksimum angkat 16 kg
 Mengangkat pasien dengan kondisi sadar yaitu saat pasien
dapat bergeser tubuhnya sendiri dan posisi perawat di sisi
sebelah kiri atau kanan pasien sambil memegang branchad
dengan memastikan tdak bergerak untuk dipindah ke
ruangan.
Beberapa  Mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun pasien tidak
mampu untuk menggeser tubuhnya sendiri sehingga harus di
aktifitas bantu oleh perawat menarik pasien dengan selimut untuk
dipindahkan ke ruangan.
mengangkat
 Mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun pasien tidak
pasien yang mampu untuk menggeser tubuhnya sendiri sehingga harus di
dapat bantu oleh perawat namun tidak bisa ditarik dengan selimut.
 Mengangkat pasien dengan kondisi kesadaran menurun dari
menyebabka mobil untuk dipindahkan ke branchad.
n risiko dan  Persiapan mengangkat pasien dengan kondisi sadar namun
keluhan harus dibantu oleh perawat untuk di bawa ke ruangan
operasi.
MSDs  Persiapan mengangkat pasien dengan kesadaran menurun di
unit rawat inap.
 Persiapan mengangkat pasien dengan kesadaran menurun di
unit rawat inap dengan dibantu oleh keluarga.
1. Rekayasa teknik; eliminasi,
substitusi
2. Rekayasa manajemen : diklat,
PENCEGAHAN pengaturan waktu kerja,
MSDs pengawasan yg intensive
3. Pemakaian APD
SEBELUM
REKAYASA
SESUDAH
REKAYASA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai