Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman
bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan ternak. Hingga apabila bumi itu telah
disempurnakan keindahannya dan memakainya pula perhiasannya (bumi yang indah dengan
gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanaman-tanamannya), dan
pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menyukainya (dapat memetik hasilnya), tiba-tiba
datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam dan siang, lalu kami jadikan (tanamanya)
laksana tanaman-tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang yang
berpikir”.

(QS Yunus ; 24)

Dari surat tersebut Allah SWT telah memberikan rahmatnya kepada manusia dengan
menciptakan bumi yang indah dengan gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan
tanaman-tanamannya untuk dimanfaatkan. Potensi ini akan memberikan manfaat yang besar
bagi manusia apabila dikembangkan sebagai mana mestinya secara optimal dan tetap
memperhatikan kelestariannya, karena sebagian besar rusaknya lingkungan disebabkan oleh
ulah tangan manusia seperti yang telah di isyaratkan dalam Al Qur’an Potensi alam merupakan
rahmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia untuk dimanfaatkan dan dikembangkan
serta disyukuri keberadaannya hal ini termaktub dalam Al Qura’an-nurkarim

Lingkungan antara lain: lingkungan permukiman, pertanian, peternakan Pada bab ini
menerangkan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Eksursi
Lapangan ini.

Dalam perencanaan suatu wilayah pada hakekatnya adalah melakukan perubahan-


perubahan pada lingkungan, untuk menuju optimalisasi kondisi lingkungan binaan yang baru.
Untuk itu perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang menunjang pelaksanaan dari perencanaan
agar dapat terbentuk dan berkembang secara baik sesuai dengan karakteristik wilayah masing-
masing. Terhadap alam diharapkan terdapat reaksi timbal balik yang serasi dan terpadu,
karakteristik satu lingkungan akan berbeda dengan lingkungan yang lain. Dalam kelompok
besar, menurut ciri-ciri sasaran utamanya, terdapat beberapa macam, pertambangan,
perindustrian, dan lingkungan yang bersumber pada daya guna laut.

Artinya :

“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang


berkuasa) sesudah kaum `Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah; maka ingatlah ni`mat-ni`mat Allah dan janganlah kamu merajalela di
muka bumi membuat kerusakan.” (Al-A’raaf:74)

Ayat di atas menjelaskan bahwa, manusia diciptakan di bumi sebagai khalifah yang
memiliki derajat yang tinggi. Selaku seorang khalifah di bumi, manusia memiliki tugas-tugas
utama antara lain, Mengesakan Allah, menyembah-Nya, memakmurkan bumi, dan berbuat
kebajikan. Untuk memakmurkan bumi, manusia memegang amanah yang harus dipelihara
benar-benar. Dalam merencanakan sesuatu manusia harus mampu mengenali, memanfaatkan
mengatur, menata dan memelihara segala sesuatu untuk kepentingan hidup yang tengah
dijalani, berdasarkan nilai amanah yang telah diterimanya.

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan
produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya, memerlukan pemikiran yang seksama
dalam mengambil keputusan dalam hal pemanfaatan lahan yang paling menguntungkan dari
sumber daya lahan yang terbatas. Lahan sebagai satu kesatuan dari sejumlah sumberdaya
alam yang tetap dan terbatas dapat mengalami kerusakan dan penurunan produktivitas sumber
daya alam akibat dari penggunaan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengaturan penggunaan lahan meliputi


beberapa kelompok dasar yaitu: ekonomi, sosial, politik, dan fisik. Geologi yang termasuk
dalam kelompok dasar fisik secara garis besar akan memberikan gambaran terhadap
karakteristik alam yang mendasari usaha perencanaan lingkungan tersebut seperti keadaan
medan, tanah fondasi, air tanah, dan air permukaan dan lain-lain.

Setiap wilayah mempunyai karakteristik yang berbeda baik dilihat dari geografi fisik,
sumber daya manusianya, sumber daya ekonominya, maupun sumber daya dan sistem
pengelolaan daerahnya (aspek institusional dan finansialnya). Oleh karena itu, untuk
merencanakan tata ruang dan pembangunan wilayah yang berbeda-beda tersebut perlu
diketahui dan dipahami terlebih dahulu mengenai keadaan fisik wilayah akan potensi, kendala,
peluang, serta ancaman yang terdapat di wilayah yang bersangkutan.

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi. Dalam geologi dipelajari unsur yang
paling dasar yaitu batuan, yang meliputi berbagai jenis dan sifat-sifat fisik dan kimianya, proses
kejadiannya, keberadaan serta susunannya dalam bagian terluar yaitu kulit bumi. Lingkungan
Geologi merupakan obyek geologi yang terdiri dari tataan geologi (geologic setting) dan
dinamika / proses geologi (geo-dynamics) yang berhubungan dengan aspek lingkungan dan
tata ruang serta aspek geologi.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam kegiatan ekskursi lapangan di daerah desa Baranang Siang praktikan


melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kajian ilmu Geologi, diantaranya
yaitu :

1. Mengetahui dan memahami kegiatan pemetaan topografi di lapangan dengan GPS

2. Mengetahui dan memahami perhitungan debit air sungai

3. Melakukan uji infiltrasi

4. Mengetahui dan memahami peta isofreatis

5. Mengetahui dan memahami bendungan Saguling beserta mekanismenya.

1.3 Maksud, tujuan dan sasaran.

Maksud dari kegiatan ini yaitu untuk menggambarkan karakteristik daerah desa
Baranang Siang sehingga dapat mengidentifikasi untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan
perencanaan dimasa yang akan datang.

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah terciptanya suatu arahan
hasil rencana yang diperoleh dari kegiatan analisis identifikasi karakteristik desa Baranang
Siang serta untuk memberi gambaran mengenai aspek-aspek yang ada di desa Baranang
Siang yang meliputi: topografi dan kondisi wilayah studi, potensi fisik alamiah , penggunaan
lahan, kesesuaian lahan serta daya dukung lahan serta bagaimana rekomendasinya.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas sasaran tahap yang harus ditempuh meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :

o Mengumpulkan bahan-bahan yang berupa data fisik dari daerah studi terdahulu di desa
Baranang Siang.

o Mengumpulkan teori-teori yang akan dibutuhkan dalam tahapan kegiatan lapangan yang akan dilakukan.

Sejalan dengan maksud dan tujuan maka sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan,
antara lain yaitu :

1) Mengaplikasikan teori dari praktikum Geologi dan Tata Lingkungan terhadap implikasi pada
perencanaan wilayah dan kota
2) memahami kegiatan pemetaan topografi di lapangan dengan GPS
3) Melakukan perhitungan debit air sungai Citarum
1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penyusunan laporan ini adalah terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup materi.

1.4.1 Wilayah Studi

Wilayah studi ini meliputi daerah yang akan dilakukan kegiatan lapangan eksursi, yaitu
desa Baranang Siang Kabupaten Bandung, dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kab. Subang dan Kab.Purwakarta

Sebelah Timur : Berbatasan Kota Bandung

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan menjadi bahasan dalam laporan kegiatan lapangan
eksursi yaitu sebagai berikut

1. Aspek Fisik alamiah, meliputi : tofografi, kemiringan lahan, ketinggian lahan, hidrologi, dan
permeabilitas tanah.

2. Aspek penggunaan lahan, meliputi : Lahan untuk permukiman, lahan untuk pembudidayaan,
lahan untuk perkebunan, lahan untuk peternakan, lahan untuk perikanan dan lahan untuk
pendidikan.

3. Aspek Super Impose, kesesuaian lahan serta daya dukung lahan.

1.5 Metodologi

Pada bagian ini menjelaskan metode pendekatan, metode pengumpulan data, dan Metode
analisa yaitu sebagai berikut :

1.5.1 Metode Pendekatan Studi

Pendekatan studi yang dilakukan yaitu menganalisis kondisi fisik desa Baranang Siang
beserta keadaan topografi lahannya sehingga terbentuk sebuah perencanaan yang dapat
memanfaatkan segala macam sumber daya yang terdapat didalamnya.

1.5.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan eksursi lapangan ini adalah
melakukan pengukuran, pendigitan peta, memeriksa kondisi wilayah secara langsung ke
daerah studi.
1.5.3. Metode Analisa Fisik

Pada tahapan kegaiatan ekskursi lapangan ini ada beberapa metode dan teori-teori
yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh.

Aspek-aspek yang akan di analisis pada analisis fisik yaitu sebagai berikut:
 Topografi
 Geologi
 Debit air
 Morfologi
 Infiltrasi
1.6 Sistematika Pembahasan

Laporan ini terdiri dari 5 bab yang terdiri dari bab pendahuluan, bab landasan teori, bab
pemahasan, bab Analisis, bab kesimpulan dan rekomendasi, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab dimulai dengan paparan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup wil;ayah studi, ruang lingkup materi,
metodologi pendekatan studi, metode pengumpulan data, dan sistematika
pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini akan dipaparkan teori yang berhubungan dengan studi ini.

BAB III PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik wilayah Desa Baranang Siang yang
meliputi: letak geografis, aspek fisk yang meliputi : topografi, geologi, Morfologi,
dan hidrologi.

BAB IV ANALISIS
Bab ini berisi Analisis mengenai kondisi fisik, melakukan pembahasan mengenai
debit air, uji infiltrasi, pemetaan topografi dan peta isofreatis.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini memaparkan kesimpulan dan rangkuman dari bab-bab sebelumnya. Sub
bab rekomendasi menjelaskan tentang hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dalam tahap proses analisis selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Debit Air

2.1.1 Pengukuran debit air


Debit aliran sungai adalah jumlah atau volume air yang mengalir tiap satuan waktu. Pengukuran
debit aliran sungai perlu dilakukan untuk berbagai tujuan penggunaan.

Metoda alat ukur kecepatan arus/ current meter, Prinsip kerja alat ini adalah arus sungai akan
memutar baling baling yang selanjutnya baling baling akan memutar alat penunjuk kecepatan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain cara satu titik, cara dua titik, cara tiga titik.
Hasil pengukuran ini akan diperoleh nilai kecepatan aliran rata rata.

Debit sungai rata rata : (Q) = A x Vm (m/dt)

A : Luas penampang sungai

Vm : Kecepatan aliran rata rata

2.1.2 Kerapatan Sungai

Kerapatan sungai merupakan indeks yang menunjukan jumlah panjang sungai dalam
suatu wilayah aliran.

Kerapatan sungai : Jumlah panjang sungai (km)

Luas wilayah aliran (km)

Tabel hubungan antara jenis densitas, jarak antar sungai, dan sifat khas.

Jenis Densitas Jarak sungai skala 1 : Karakteristik


20000

Densitas Halus <> Limpasan besar, batuan


impervious

Densitas Sedang 0,5 – 5,0 cm Limpasan sedang, batuan/


tanah agak permeable

Densitas sedang > 5,0 cm Limpasan kecil, batuan/


tanah permeable kokoh.

2.2 Topografi

Topografi adalah bentuk permukaan bumi, yang meliputi tinggi-rendah dari pandangan datar
(relief), pola saluran, parit, sungai, danau, tepi laut, vegetasi, baik asli maupun hasil tanaman
dan objek buatan manusia.

Pada peta topografi perlu adanya suatu skala peta. Skala peta adalah perbandingan jarak pada
peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.

Secara garis besar jenis skala peta dapat dibedakan menjadi :


1. Skala besar, yaitu skala yang menggambarkan permukaan bumi secara detail, contoh; 1
: 5000; 1 : 1000; 1 : 500 atau lebih umum disebut skala detail.
2. Skala kecil, yaitu skala yang menggambarkan permukaan bumi yang luas/besar, contoh;
1 : 1.000.000; 1 : 500.000; 1 : 250.000 atau disebut sebagai skala ikhtisar.

Topogarfi

2.3 Sudut Kemiringan

Sudut lereng disajukan


dalam bentuk “Peta
Sudut Lereng” yang
dinyatakan dalam
persen lereng. Persen
lereng didefinisikan
sebagai nisbah dari
beda dua titik terhadap
jarak mendatar antara
dua titik tersebut. Persen lereng 1% artinya setiap jarak 100 meter, mengalami kenaikan 1
meter sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Persen Lereng = Beda Tinggi X 100%

Jarak datar

2.4 Garis Kontur

Yang dimaksud garis kontur yaitu perpotongan permukaan bumi dengan bidang
horizontal dalam suatu ketinggian ketinggian tertentu. Sifat garis kontur diantaranya :

 Garis kontur tidak mungkin berpotongan dan tidak mungkin bercabang.

 Suatu tebing vertikal ditandai dengan kontur yang berhimpitan.

 Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng curam. Sedangkan, garis kontur yang
renggang menunjukkan datarn yang landai.

 Suatu garis kontur yang melintang/menutup menunjukkan suatu bukit. Sedangkan, garis
kontur yang bergigi menunjukkan suatu depresi (daerah yang rendah).

 Garis kontur membelok kearah atas (hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak lurus
suatu sungai.

 Garis-garis kontur membuat pada punggung bukit atau gunung tetapi membentuk huruf V
yang tajam dalam alur-alur lembah sungai.
2.5 Hidrologi

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda:

 Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian
akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan
jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

 Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau;
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin
besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

2.6 Sungai

Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap kembali menjadi air di udara, sebagian masuk
kedalam tanah, sebagian lagi mengalir deprmukaan. Aliran air di permukaan ini kemudian akan
berkumpul mengalir ketempat yang lebih rendah dan kemudian mengalir ke laut.

2.6.1 Pola Aliran Sungai

Keadaan hidrografi menggambarka pola aliran sungai yang digambarkan sebagai berikut :

 Paralel : Sydut anak sungai dan sungai utama hampir sama, sungai utama dikontrol oleh
adanya sesar atau rekahan.

 Annular : Mempunyai anak sungai yang pendek pendek, sejajar, anak sungai dikontrol
oleh sifat seperti batupasir.

 Radial : Aliran sungai menyebar dari puncak yang lebih tinggi.

 Dendritik : Mempunyai pola seperti ranting pohon, bercabang.

 Trellis : Mempunyai anak sungai yang pendek pendek dan sejajar.


 Rectangular : Arah anak sungai dan hubungan dengai sungai utama dikontro oleh kekar
dan bidang foliasi pada batuan metamorf.

 Sentripetal : Sungai menuju ke satu arah, umumnya menunjukan adanya depresi atau
akhir dari antiklin yang tererosi.

2.6.2 Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah yang dibatasi oleh
pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sediment, dan
unsure hara serta mengalirkannya melalui anak anak sungai dan keluar melalui satu titik.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir
ke laut.Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan
relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Karakteristik DAS dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu :

1. Faktor Lahan (ground factors), meliputi : topografi tanah, geologi, geomorfologi dan
geomorfologi. Ketiganya berfungsi sebagai control infiltrasi, kapasitas penahan air, dan
aliran air bumi.

2. Vegetasi dan penggunaan lahan berfungsi sebagai penghambat, penyimpan, pengatur aliran
permukaan dan infiltrasi.

Konsep DAS tertuang dalam PP No.22/ 1982 tentang Tata Pengaturan Air :

“Demi terselenggaranya tata pengaturan air, perlu ditetapkan pola dari suatu usaha
perlindungan, pengembangan, dan penggunaan air dan/ sumber air secara nasional yang
menggunakan wilyah sungai sebagai dasar pertimbangan hidrografis “.

Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai

2.7 Bendungan dan Bendung

Bendungan adalah
suatu bangunan
penampung air untuk
mendapatkan cadangan
air yang sebanyak
banyaknya. Bendungan dapat dimanfaatkan bagi suatu keperluan yang direncanakan sperti
pengairan (irigasi), pembangkit tenaga listrik, pencegah banjir, perikanan darat, objek pariwisata
dan sebagainya.

Bagian bagian utama pada bendungan adalah :

1. Bendungan utama (main dam)

2. Kolam waduk (reservoir)

3. Saluran pengelak (diversion tunnel) untuk menyalurkan air waduk ke irigasi, air minum,
industri dan lain lain.

4. Bangunan pelimpah (spillway), untuk mengatur elevasi air dalam kolam waduk

5. Power house sebagai bangunan PLTA

6. Pipa pesat, saluran untuk mengalirkan air ke power house

7. Auxilary dam, bendungan tambahan.

Salah satu
bagian
bendungan

BAB III

PEMBAHAS
AN
3.1 Pencarian titik
Koordinat

Prosedur
pencarian titk
kordinat adalah
hasil dari proses
pengeplotan yang sudah dilakukan dan didapat titik satu, dua, tiga, dan empat koordinat.
Masukanlah titik koordinat pada GPS pada opsi “ Mark” masukan titik titik tersebut pada GPS
dan jika ingin melihat hasil tadi tekanlah opsi “ Waypoint”.

Jika semua sudah dimasukan titik titk point koordinat tersebut maka pencarian titik
koordinat sudah mulai bisa dilakukan dengan opsi “ Go To”. Jarak pada GPS akan diketahui
seberapa jauh dan dekat titik koordinat yang kita tuju, apabila sudah dekat dan titk tersebut pas
dengan titik angka pada GPS yang berada pada titik “00.00” .
Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang sampai titk koordinat terakhir yamg akan
dicari pada saat bertemu titik koordinat yang dicari, maka akan diketahui elevasi dan koordinat
yang dicari.

No. S E Elevasi Keterangan


1 06.55’14,6” 107.20’59,3” 698 meter Kebun singkong
2 06.54’55,6” 107.20’59,3” 701 meter Area pesawahan
3 06.54’55,6” 107.21’12,4” 697 meter Area pesawahan
4 06.55’14,6” 107.21’12,4” 685 meter Area pesawahan

Titik koordinat
pertama berada di
areal perkebunan

3.2 Debit Air

Kegiatan
pengukuran debit air
ini dilakukan di
sungai Citarum
yang merupakan
sungai untuk
mengairi bendungan
Saguling. Kegiatan pertama yaitu pengukuran kedalaman air sungai Citarum. Kedalaman air
sungai Citarum ini sangat bervariasi antara kedalaman terendah yaitu 20 cm hingga kedalaman
tertinggi yaitu 100,5 cm. Pengukuran kedalaman dilakukan dengan menggunakan meteran/
pengukur dari bambu yang sudah di tandai dengan angka sesuai pada meteran sepanjang 2
meter. Pengukuran dilakukan tiap 10 cm dengan menggunakan tali rafia yang diikatkan terlebih
dahulu pada tebing sungai Citarum.

Apabila praktikan tidak bisa berenang maka jangan mencoba untuk mengikat tali rafia
pada ujung tebing sungai karena di salah satu kedalaman tertentu sungai Citarum mempunyai
kedalaman tertentu yang tidak bisa diketahui. (sedong, bhs.Sunda).Bila sudah diikatkan lakukan
hal yang sama pada kedua ujung sungai dan satu lagi ditengah. Pengukuran pun sudah siap
untuk dilakukan.
Kegiatan
pengukuran debit
air

3.3 Kecepatan Aliran


Sungai

Pengukuran
kecepatan aliran
sungai dilakukan
secara bertahap
dari tiap kelompok.
Alat yang
digunakan yaitu tali
rafia, stop watch dan pelampung untuk memancing. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dari
tiap tipa kelompok (estafet). Pengukuran kecepatan dapat dilakukan apabila seluruh keompok
sudah siap dengan penggunaan tali rafia yang digunakan sebagai pembatas antara tiap tiap
kelompok. Pelampung yang sudah dipersiapkan dihanyutkan sampai batas tali rafia dan hitung
waktu tempuh pelampung itu berjalan. Kegiatan ini dilakukan hingga semua kelompok sudah
melakukannya.

Rumus : Panjang Sungai

T. Pelampung

1). m/s

2). m/s

3). m/s

(Q) Debit air : Kec aliran x lebar sungai x kedalaman

1). = 0,35 m/s x 10,60 x 54,35

= 201, 6 m3/s

2). = 0,35 m/s x 10,80 x 59, 39

= 224,5 m3/s
3). = 0,35 m/s x 12 x 62,16

= 261 m3/s

Debit rata-rata = 229 m3/s

 Batas air rata-rata m

 Waktu rata-rata

V: m

= 0,34 m/s

= 652,5519

= A.m2.V m/s

= 652,5519 x 0,34

= 221,87
Pengukuran kedalaman,
debit air, kecepatan aliran
di sungai Citarum

3.3 Uji Infiltrasi

3.3.1 Prosedur Uji


Infiltrasi

Ambilah air sebanyak


botol air mineral yang
dibawa dari sungai yang
cukup untuk mengisi
volume tabung Infiltrasi.
Carilah tempat yang
cukup luas dengan variasi
tanah yang mempunyai
tanah yang tidak terlalu
basah ataupun terlalu
kering.

Gali tabung dengan diameter 30 cm dan kedalaman 30 cm, secara tepat. Bentuk tabung itu
adalah silinder, karena bentuk silinder tersebut yaitu mempunyai gaya tekan yang sama pada
dasar dan bentuk silinder tersebut.

3.3.2 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada uji infiltrasi ini dengan bentuk silinder adalah:

- Sekop kecil/cangkul

- Penggaris/meteran 5 meter

- Plastik untuk menahan

- Botol bekas air mineral

- Stop Watch

- Senter (bila diperlukan/keadaan gelap)


Proses pengujian
Infiltrasi

3.4 Bendungan Saguling

Bendungan adalah
suatu bangunan
penampung air untuk
mendapatkan
cadangan air yang
sebanyak
banyaknya.
Bendungan dapat
dimanfaatkan bagi
suatu keperluan yang direncanakan sperti pengairan (irigasi), pembangkit tenaga listrik,
pencegah banjir, perikanan darat, objek pariwisata dan sebagainya. Bendungan Saguling
merupakan bendungan terbesar kedua setelah Jatiluhur dan ketiga adalah Cirata.

Bagian bagian bendungan Saguling adalah :

1. Bendungan utama

2. Kolam waduk

3. Saluran pengelak (diversion tunnel) untuk menyalurkan air waduk ke irigasi, air
minum, industri dan lain lain.

4. Bangunan pelimpah (spillway), untuk mengatur elevasi air dalam kolam waduk

5. Power house untuk penghasil PLTA

6. Pipa pesat, saluran untuk mengalirkan air ke power house

7. Auxilary dam, bendungan tambahan.


Bendungan Saguling

BAB IV

ANALISIS
4.1 Perhitungan Pemetaan
Topografi

T1 = 2 x 7,317

= (s)

= 4 x 7,317 = 29,3 +30 = 59,3

= 1070 . (E)

T2 = 060 (s)

= 107 . 59,3 (E)

T3 = 06 0. . 550,6 (s)

= 1,7 x 7,317 = 12,4

= 1070 . . (E)

T4 = 2 x 7,317

= 06.55 . 14,6 (s)

= 1,7 x 7,317 = 12,4

= 1070 . . (E)

4.2 Perhitungan debit air sungai

Data kedalaman Air (m) :

1). 24 + 23 + 26 + 32 + 50 + 67 + 83 + 92 + 108 +38 =543,5 = 54,35


10 10

2). 27 + 27 + 32 + 46 + 65 + 67 + 78 + 70,6 + 80,8 + 100,5 =593,9 = 59,59

10 10

3). 20 + 55 + 42 + 47 + 61 + 65 + 70 + 72 + 73 + 77 + 101 + 63 =746 = 74,6

10 10

Waktu Tempuh Pelampung

Pelampung 1). 22”

Pelampung 2). 31”

Pelampung 3). 33”

Dinding Sungai :

Kiri Kanan

100,60 cm 0

100,80 cm 0

120 cm 0

Bibir Sungai :

1. 7,9 meter
2. 6,4 meter
3. 6,47 meter

4.3 Debit Air

1). Kedalaman Air 1

543,5 =54,35

10

2). Kedalaman Air 2

593,9 = 59,39

10
3). Keadalaman Air 3

746 = 62.16

12

Kedalaman Total Rata Rata :

54,35 + 59,39 + 62,16 = 175,9 = 58,63

4.4 Kecepatan Aliran Sungai

Rumus : Panjang Sungai

T. Pelampung

1). m/s

2). m/s

3). m/s

(Q) Debit air : Kec aliran x lebar sungai x kedalaman

1). = 0,35 m/s x 10,60 x 54,35

= 201, 6 m3/s

2). = 0,35 m/s x 10,80 x 59, 39

= 224,5 m3/s

3). = 0,35 m/s x 12 x 62,16

= 261 m3/s

Debit rata-rata = 229 m3/s


 Batas air rata-rata m

 Waktu rata-rata

V: m

= 0,34 m/s

= 652,5519

= A.m2.V m/s

= 652,5519 x 0,34

= 221,87

4.5 Perhitungan Uji Infiltrasi

d = 30 cm r = 15

t = 30 cm

T = 10’ = 60 “

Volume tabung air = L . alas x t

= 707.14 x 7

= 4950 cm3

Volume sisa = L. alas x t sisa


=

= 707,14 x 1,5

= 1060,71 cm3

Volume resapan = Volume awal – Volume sisa

= 4950 cm3 – 1060,71 cm3

= 3889,29 cm3

Permeabilitas = Volume resapan

= 6,48 cm3/s

Total Debit air (kelompok

Debit total

= Debit 1 + Debit 2 + Debit 3 + Debit 4 + Debit 5 + Debit 6 + Debit 7 + Debit 8

= 114,423 + 229 + 2,088 + 28,27 + 2,1529 + 11,267 + 153,98 + 217,16

= 758,34 m3/s

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Bab ini menjelaskan kesimpulan dan rangkuman dari bab yang sudah dibahas
sebelumnya.Pada sub bab kesimpulan menjelaskan kesimpulan laporan kegiatan ekskursi dan
pada sub bab rekomendasi menjelaskan tentang arahan selanjutnya untuk desa Baranang
Siang.

5.1 Kesimpulan

Laporan ekskursi merupakan laporan yang disusun berdasarakan data yang telah
diperoleh dalam kegiatan lapangan di desa Baranang Siang pada tanggal 5 hingga 7 Mei 2007.
Kegiatan ini meliputi pemetaan topografi pada blok 5 dengan menggunakan GPS, pengukuran
debit air sungai Citarum, melakukan uji infiltrasi dan melakukan pengamatan di bendungan
Saguling.

Prosedur pencarian titk koordinat adalah hasil dari proses pengeplotan yang sudah
dilakukan dan didapat titik satu, dua, tiga, dan empat koordinat. Masukanlah titik koordinat pada
GPS pada opsi “ Mark” masukan titik titik tersebut pada GPS dan jika ingin melihat hasil tadi
tekanlah opsi “ Waypoint”. Pencarian titik koordinat dilakukan dengan opsi “ Go To”. Jarak pada
GPS akan diketahui seberapa jauh dan dekat titik koordinat yang kita tuju, apabila sudah dekat
dan titk tersebut pas dengan titik angka pada GPS yang berada pada titik “00.00” .

Kegiatan pengukuran debit air ini dilakukan di sungai Citarum yang merupakan sungai
untuk mengairi bendungan Saguling. Kegiatan pertama yaitu pengukuran kedalaman air sungai
Citarum. Kedalaman air sungai Citarum ini sangat bervariasi antara kedalaman terendah yaitu
20 cm hingga kedalaman tertinggi yaitu 100,5 cm. Pengukuran kedalaman dilakukan dengan
menggunakan meteran/ pengukur dari bambu yang sudah di tandai dengan angka sesuai pada
meteran sepanjang 2 meter. Pengukuran dilakukan tiap 10 cm dengan menggunakan tali rafia
yang diikatkan terlebih dahulu pada tebing sungai Citarum.

Prosedur uji infiltrasi dimulai dengan mengambil air dari sungai mengisi volume tabung
Infiltrasi. Gali tabung dengan diameter 30 cm dan kedalaman 30 cm, secara tepat. Bentuk
tabung itu adalah silinder, karena bentuk silinder tersebut yaitu mempunyai gaya tekan yang
sama pada dasar dan bentuk silinder tersebut.

Bendungan adalah suatu bangunan penampung air untuk mendapatkan cadangan air yang
sebanyak banyaknya. Bendungan dapat dimanfaatkan bagi suatu keperluan yang direncanakan
sperti pengairan (irigasi), pembangkit tenaga listrik, pencegah banjir, perikanan darat, objek
pariwisata dan sebagainya. Bendungan Saguling merupakan bendungan terbesar kedua
setelah Jatiluhur dan ketiga adalah Cirata.

5.2 Rekomendasi

Pada Sub bab ini menjelaskan tentang arahan selanjutnya bagi desa Baranang Siang
. Faktor faktor yang ada di desa Baranang Siang seperti kependudukan, penggunaan lahan,
transportasi, sumber daya alam dan fasilitas yang ada sudah cukup mendukung untuk kegiatan
kegiatan yang berkaitan dengan Perencanaan Tata Ruang.

Untuk arahan selanjutnya dari kami yaitu :

1. Faktor kependudukan seperti penyusunan komposisi penduduk selalu diperbaharui datanya.


Hal tersebut berguna untuk kepentingan bagi penduduk dan pihak pihak yang
membutuhkan data di desa Baranang Siang.

2. Faktor penggunaan lahan yang ada di desa Baranang Siang bervariatif. Tetapi yang perlu
diperhatikan adalah pada daerah yang memiliki kemiringan cukup curam agar ditanami
pohon yang memiliki akar yang cukup kuat untuk mengikat air tanah.

3. Faktor transportasi didesa Barang Siang sudah ada tetapi jumlahnya masih sedikit dan hal
tersebut dapat menggangu aksesibilitas bagi penduduk Baranang Siang dari faktor
ekonomi, sumber daya alam dan sumber daya manusia. Untuk itu transportasi sudah
saatnya untuk diperlayak dengan penambahan armada transportasi.
4. Faktor Sumber Daya Alam desa ini sebagian besar ada pada sektor pertanian, perikanan dan
perkebunan. Tetapi dalam pemanfaatannya di lapangan masih bayak terjadi penyimpangan
seperti penggantian pepohonan di lereng bukit dengan pohon yang memiliki akar tidak kuat
menahan air seperti pohon pisang, dsb.

5. Faktor Sumber Daya Manusia desa Baranang Siang tidak cukup hanya mengandalkan dari
usaha wiraswasta seperti ojek, tetapi SDM desa ini harus bisa menggali SDA desa
Baranang siang lebih maksimal lagi untuk kemajuan bagi semua penduduk.

6. Faktor fasilitas desa Baranang Siang sudah cukup memadai tetapi yang perlu diperhatikan
adalah failitas yang ada agar lebih dapat digunakan dan direkondisi kelayakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai