Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Riskesdas tahun 2013, melaporkan prevalensi penyakit tidak menular terutama hipertensi
mengalami penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013, penurunan
ini disebabkan dengan adanya beberapa asumsi dari berbedanya alat pengukur tensi sampai
kemungkinan bahwa masyarakat sudah mulai sadar untuk berobat ke fasilitas kesehatan.
(Riskesda,2013). Namun, walaupun prevalensinya sudah menurun hipertensi termasuk penyakit
kronik yang bisa menyebabkan kematian akibat komplikasi pada sistem cardiovaskular dan
cerebrovaskular seperti stroke, infark miokard, dan congestive heart failure (Athiroh,2013).

Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman hayati tinggi telah lama
menggunakan tanaman berkhasiat sebagai salah satu alternatif obat selain pengobatan
konvensional yang diresepkan dokter. Badan kesahatan dunia (WHO) juga memperkirakan
bahwa 80% penduduk dunia masih menggantungkan pada pengobatan tradisional termasuk dari
tanaman (Sefni gusmira,2012). Benalu teh (Scurrula artropurpurea BL. Dans) adalah sejenis
tanaman semi-parasitik yang tidak dibutuhkan dan melekat pada tanaman hortikultura. Namun di
Indonesia, tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional, diantaranya daun dan batangnya
dimanfaatkan untuk terapi kanker(Siti dan Nobuyuki,2012; Ohashi K dkk, 2003;Athiroh dan
Erna,2013). Adapun senyawa aktif pada benalu teh yang terdiri dari bioaktif lipid, alkaloid,
flavanoid, dan komponen lainnya. Flavanoid yang terdiri dali quesertin dan glikosida dalam
benalu teh tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi (Ikawati et al, 2008; Ohashi et al.,
2003; Siti dan Nobuyuki,2012).
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh toksisitas sub kronik infusa daun benalu teh (Scurulla
atropurpurea Bl. Danser) terhadap nilai LC50 dan efek teratogenik embrio ikan zebra (Danio
rerio) ?

2. Bagaimanakah pengaruh toksisitas sub kronik infusa daun benalu teh (Scurulla
atropurpurea Bl. Danser) terhadap nilai LC50 dan efek teratogenik ikan zebra (Danio rerio)
dewasa ?

3. Bagaimanakah pengaruh toksisitas akut ekstrak daun benalu teh (Scurulla


atropurpurea Bl. Danser) terhadap nilai LD50 dan efek teratogenik organ hepar dan ren pada
mencit (Mus musculus) Jantan & Betina ?

4. Bagaimanakah pengaruh toksisitas sub kronik ekstrak daun benalu teh (Scurulla
atropurpurea Bl. Danser) terhadap nilai LD50 dan efek teratogenik organ hepar& ren pada tikus
(Rattus novergicus) jantan & betina ?

5. Bagaimanakah pengaruh toksisitas sub kronik infusa daun benalu teh (Scurulla
atropurpurea Bl. Danser) terhadap nekrosis sel hepatosit ikan zebra (Danio rerio) ?

6. Bagaimanakah pengaruh toksisitas akut infusa daun benalu teh (Scurulla atropurpurea
Bl. Danser) terhadap nekrosis sel hepatosit ikan zebra (Danio rerio) ?

7. Bagaimanakah pengaruh toksisitas akut infusa daun benalu teh (Scurulla atropurpurea
Bl. Danser) terhadap tulang belakang embrio dan ikan zebra (Danio rerio) ?

8. Bagaimanakah pengaruh toksisitas sub kronik infusa daun benalu teh (Scurulla
atropurpurea Bl. Danser) terhadap denyut jantung embrio ikan zebra (Danio rerio) ?

9. Bagaimanakah pengaruh toksisitas akut infusa daun benalu teh (Scurulla atropurpurea
Bl. Danser) terhadap denyut jantung embrio ikan zebra (Danio rerio) ?

Anda mungkin juga menyukai