Anda di halaman 1dari 11

V.

MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

A. Masalah dalam pemberian ASI


a. Puting susu nyeri
Umumnya Ibu Akan Merasa Nyeri Pada Waktu Awal Menyusui. Perasaan Sakit Ini Akan
Berkurang Setelah ASI Keluar. Bila Posisi Mulut Bayi Dan Puting Susu Ibu Benar, Perasaan
Nyeri Akan Hilang.
Cara Menangani :
A) Pastikan Posisi Ibu Menyusui Sudah Benar.
B) Mulailah Menyusui Pada Puting Susu Yang Tidak Sakit Guna Membantu Mengurangi Sakit
Pada Puting Susu Yang Sakit.
C) Segera Setelah Minum, Keluarkan Sedikit ASI Oleskan Di Puting Susu Dan Biarkan
Payudara Terbuka Untuk Beberapa Waktu Sampai Puting Susu Kering (Kristiyansari, 2009).
Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Mencegah Rasa Nyeri Puting Susu Ketika Menyusui :
A) Santai Ketika Menyusui, Harus Santai Dan Tenang Saat Menyusui. Hal Ini Akan Membantu
Meningkatkan Aliran Air Susu Ibu. Meletakkan Kain Basah Yang Hangat Pada Payudara Atau
Mengambil Shower Hangat Untuk Mengguyur Payudara Setelah Menyusui (Proverawati, 2010).
B) Jangan Menarik Isapan Bayi Sebelum Bayi Benar-Benar Selesai Menetek, Memastikan Bayi
Tidak Lagi Menetek Sebelum Melepaskan Dari Payudara. Untuk Menghentikan Bayi Dari Anak
Susuan, Melalui Sudut Mulut Bayi Memasukkan Jari Ke Dalam Mulutnya. Ini Akan Melepaskan
Isapan Bayi Dari Payudara Dan Dapat Dengan Mudah Mengangkat Atau Menarik Bayi Dari
Puting Susu (Proverawati, 2010).
C) Mencari Posisi Yang Nyaman Saat Menyusui
Karena Tidak Nyaman Saat Menyusui Bisa Membuat Cemas, Dan Mengurangi Atau
Menghentikan Aliran Susu. Belajar Posisi Menyusui Yang Nyaman Dan Benar. Menggunakan
Salah Satu Jari Dari Posisi Tersebut Setiap Kali Menyusui Bayi. Jika Bayi Tidak Dalam Posisi
Yang Tepat Ia Mungkin Memiliki Masalah Dalam Penghisapan. Bayi Mungkin Tidak
Mendapatkan Cukup Susu Dan Menyedit Dengan Keras. Hal Ini Dapat Menyebabkan Sakit Atau
Mengubah Bentuk Puting Untuk Beberapa Menit (Proverawati,2010).
D) Memastikan Mulut Bayi Santai Saat Menyusui, Jika Bayi Menyusu Terlalu Keras Maka
Puting Menjadi Sakit, Anda Perlu Membuat Santai Mulut Bayi. Untuk Melakukan Ini Ibu Perlu
Memijat Rahang Bawah Telinga Bayi. Stroke Adalah Gerakan Untuk Beristirahat Dan
Melebarkan Mulut Bayi. Ibu Dapat Menarik Perlahan-Lahan Bayi Ke Bawah Menggunakan Jari.
Hal Ini Memungkinkan Istirahatnya Lidah, Gusi Dan Puting Susu. Tarik Kepala Bayi Sehingga
Rahangnya Ada Di Belakang Puting Susu, Dengan Cara Ini Susu Dapat Terjepit Dan Tidak
Akan Cukup Susu Mengalir Keluar (Proverawati,2010).
E) Menggunakan Perangkat Untuk Menyusui Dengan Benar, Membaca Petunjuk Yang Ada
Pada Saat Menggunakan Perangkat Dan Menjaga Selalu Tetap Bersih. Jika Ada Alat Yang
Menyebabkan Cedera Pada Payudara, Maka Penggunaannya Harus Dihentikan. Ibu Mungkin
Memerlukan Bantuan Untuk Mempelajari Bagaimana Cara Penggunaan Alat. Cedera Ini
Meningkatkan Risiko Untuk Kerusakan Dan Infeksi Puting (Proverawati,2010).
B. Puting Susu Lecet
Puting Susu Terasa Nyeri Bila Tidak Ditangani Dengan Benar Akan Menjadi Lecet.
Umumnya Menyusui Akan Menyakitkan Kadang-Kadang Mengeluarkan Darah. Puting Susu
Lecet Dapat Disebabkan Oleh Posisi Menyusui Yang Salah, Tapi Dapat Pula Disebabkan Oleh
Trush (Candidates) Atau Dermatitis.
Cara Menangani :
A) Cari Penyebab Puting Lecet (Posisi Menyusui Salah, Candidates Atau Dermatitis)
B) Obati Penyebab Puting Susu Lecet Terutama Perhatikan Posisi Menyusui
C) Kerjakan Semua Cara-Cara Menangani Susu Nyeri Diatas Tadi
D) Ibu Dapat Terus Memberikan Asinya Pada Keadaan Luka Tidak Begitu Sakit
E) Olesi Puting Susu Dengan ASI Akhir (Hind Milk), Jangan Sekali-Kali Memberikan Obat
Lain, Sperti Krim, Salep, Dan Lain-Lain
F) Puting Susu Yang Sakit Dapat Diistirahatkan Untuk Sementara Waktu Kurang Lebih
1x24 Jam, Dan Biasanya Akan Sembuh Sendiri Dalam Waktu Sekitar 2x24 Jam
G) Selama Puting Susu Diistirahatkan, Sebaiknya ASI Tetap Dikeluarkan Dengan Tangan,
Dan Tidak Dianjurkan Dengan Alat Pompa Karena Nyeri
H) Cuci Payudara Sehari Sekali Saja Dan Tidak Dibenarkan Untuk Menggunakan Dengan
Sabun
I) Bila Sangat Menyakitkan, Berhenti Menyusui Pada Payudara Yang Sakit Untuk Sementara
Untuk Memberi Kesempatan Lukanya Menyembuh
J) Keluarkan ASI Dari Payudara Yang Sakit Dengan Tangan (Jangan Dengan Pompa ASI)
Untuk Tetap Mempertahankan Kelancaran Pembentukan ASI
K) Berikan ASI Perah Dengan Sendok Atau Gelas Jangan Menggunakan Dot
L) Setelah Terasa Membaik, Mulai Menyusui Kembali Mula-Mula Dengan Waktu Yang
Lebih Singkat
M) Bila Lecet Tidak Sembuh Dalam 1 Minggu Rujuk Ke Puskesmas (Suradi,2004).
C. Payudara Bengkak
Pada Hari-Hari Pertama (Sekitar 2-4 Jam), Payudara Sering Terasa Penuh Dan Nyeri
Disebabkan Bertambahnya Aliran Darah Ke Payudara Bersamaan Dengan ASI Mulai Diproduksi
Dalam Jumlah Banyak.
Penyebab Bengkak :
A) Posisi Mulut Bayi Dan Puting Susu Ibu Salah
B) Produksi ASI Berlebihan
C) Terlambat Menyusui
D) Pengeluaran ASI Yang Jarang
E) Waktu Menyusui Yang Terbatas
Perbedaan Payudara Penuh Dengan Payudara Bengkak Adalah:
A. Payudara Penuh : Rasa Berat Pada Payudara, Panas Dan Keras. Bila Diperiksa ASI
Keluar Dan Tidak Demam
B. Payudara Bengkak : Payudara Oedema, Sakit, Puting Susu Kencang, Kulit Mengkilat
Walau Tidak Merah, Dan Bila Diperiksa/Diisap ASI Tidak Keluar. Badan Biasa Demam Setelah
24 Jam
Untuk Mencegah Maka Diperlukan : Menyusui Dini, Perlekatan Yang Baik, Menyusui “On
Demand”. Bayi Harus Lebih Sering Disusui. Apabila Terlalu Tegang Atau Bayi Tidak Dapat
Menyusu Sebaiknya ASI Dikeluarkan Terlebih Dahulu, Agar Ketegangan Menurun.
Untuk Merangsang Refleks Oksitosin Maka Dilakukan:
A. Kompres Panas Untuk Mengurangi Rasa Sakit
B. Ibu Harus Rileks
C. Pijat Leher Dan Punggung Belakang (Sejajar Daerah Payudara)
D. Pijat Ringan Pada Payudara Yang Bengkak (Pijat Pelan-Pelan Kearah Tengah)
E. Stimulasi Payudara Dan Puting
F. Kompres Dingin Pasca Menyusui, Untuk Mengurangi Oedema
G. Memakai BH Yang Sesuai
H. Bila Terlalu Sakit Dapat Diberikan Obat Analgetik
Cara Mengatasinya :
A) Susui Bayinya Semau Dia Sesering Mungkin Tanpa Jadwal Dan Tanpa Batas Waktu
B) Bila Bayi Sukar Menghisap, Keluarkan ASI Dengan Bantuan Tangan Atau Pompa ASI Yang
Efektif
C) Sebelum Menyusui Untuk Merangsang Refleks Oksitosin Dapat Dilakukan : Kompres Hangat
Untuk Mengurangi Rasa Sakit, Massage Payudara, Massage Leher Dan Punggung
D) Setelah Menyusui, Kompres Air Dingin Untuk Mengurangi Oedema (Suradi,2004).

D. Mastitis Atau Abses Payudara


Mastitis Adalah Peradangan Pada Payudara. Payudara Menjadi Merah, Bengkak
Kadangkala Diikuti Rasa Nyeri Dan Panas,Suhu Tubuh Meningkat. Di Dalam Terasa Ada Masa
Padat (Lump) Dan Diluarnya Kulit Menjadi Merah. Kejadian Ini Terjadi Pada Masa Nifas 1-3
Minggu Setelah Persalinan Diakibatkan Oleh Sumbatan Saluran Susu Yang Berlanjut. Keadaan
Ini Disebabkan Kurangnya ASI Dihisap/Dikeluarkan Atau Pengisapan Yang Tidak Efektif.
Dapat Juga Karena Kebiasaan Menekan Payudara Dengan Jari Atau Karena Tekanan Baju/BH.
Tindakan Yang Dapat Dilakukan :
A) Kompres Hangat/Panas Dan Pemijatan
B) Rangsangan Oksitosin, Dimulai Pada Payudara Yang Tidak Sakit Yaitu Stimulasi Puting Susu,
Pijat Leher, Punggung, Dll
C) Pemberian Antibiotik : Flucloxacilin Atau Erythromycin Selama 7-10 Hari
D) Bila Perlu Bisda Diberikan Istirahat Total Dan Obat Untuk Penghilang Rasa Nyeri
E) Kalau Terjadi Abses Sebaiknya Tidak Disusukan Karena Mungkin Perlu Tindakan Bedah.

B. Masalah Menyusui Pada Masa Nifas Lanjut


A. Sindrom ASI Kurang
Sering Kenyataannya ASI Tidak Benar-Benar Kurang. Tanda-Tanda Yang “Mungkin Saja”
ASI Benar-Benar Kurang Antara Lain:
A) Bayi Tidak Puas Setiap Selesai Menyusui, Sering Kali Menyusu, Menyusu Dengan Waktu
Yang Sangat Lama. Tapi Juga Terkadang Bayi Lebih Cepat Menyusu. Disangka Produksinya
Berkurang Padahal Dikarenakan Bayi Telah Pandai Menyusu.
B) Bayi Sering Menangis Atau Bayi Menolak Menyusu
C) Tinja Bayi Keras, Keringat Atau Berwarna Hijau
D) Payudara Tidak Membesar Selama Kehamilan (Keadaan Yang Jarang) Atau ASI Tidak
“Datang” Pasca Lahir
Walaupun Ada Tanda-Tanda Tersebut Diperiksa Apakah Tanda-Tanda Tersebut Dapat
Dipercaya. Tanda Bahwa ASI Benar-Benar Kurang Antara Lain :
A) Berat Badan Bayi Meningkat Kurang Dari Rata-Rata 500 Gram Per Bulan
B) Berat Badan Lahir Dalam Waktu 2 Minggu Belum Kembali
C) Ngompol Rata-Rata Kurang Dari 6 Kali Dalam 24 Jam, Cairan Urin Pekat, Bau Dan Warna
Kuning
Cara Mengatasinya Disesuaikan Dengan Penyebab, Terutama Dicari Pada 4 Kelompok
Faktor Penyebab :
1) Faktor Teknik Menyusui, Keadaan Ini Yang Paling Sering Dijumpai Meliputi : Masalah
Frekuensi, Perlekatan, Penggunaan Dot/Botol Dan Lain-Lain
2) Faktor Psikologis, Juga Sering Terjadi
3) Faktor Fisik Ibu (Jarang) Meliputi Kontrasepsi, Diuretik, Hamil, Merokok, Kurang Gizi
4) Sangat Jarang Adalah Faktor Kondisi Bayi, Misalnya Penyakit, Abnormalitas Dan Lain-Lain.
Ibu Dan Bayi Dapat Saling Membantu Agar Produksi ASI Meningkat Dan Bayi Terus
Memberikan Isapan Efektifnya. Pada Keadaan-Keadaan Tertentu Dimana Produksi ASI Memang
Tidak Memadai Maka Upaya Yang Lebih, Misalnya Pada Relaktasi, Maka Bila Perlu Dapat
Dilakukan Pemberian ASI Dengan Suplementer Yaitu Dengan Pipa Nasogastrik Atau Pipa Halus
Lainnya Yang Ditempelkan Pada Puting Untuk Dihisap Bayi Dan Ujung Lainnya Dihubungkan
Dengan ASI Atau Formula (Suradi, 2004).

B. Ibu Yang Bekerja


Seringkali Alasan Pekerjaan Membuat Seorang Ibu Berhenti Menyusui. Sebenarnya Ada
Beberapa Cara Yang Dapat Dianjurkan Pada Ibu Menyusui Yang Bekerja :
A) Susuilah Bayi Sebelum Ibu Bekerja
B) ASI Dikeluarkan Untuk Persediaan Di Rumah Sebelum Berangkat Bekerja
C) Pengosongan Payudara Di Tempat Kerja Setiap 3-4 Jam
D) ASI Dapat Disimpan Di Lemari Pendingin Dan Dapat Diberikan Pada Bayi Saat Ibu Bekerja
Dengan Cangkir
E) Pada Saat Ibu Di Rumah Sesering Mungkin Bayi Disusui Dang Anti Jadwal Menyusuinya
Sehingga Banyak Menyusui Di Malam Hari
F) Ketrampilan Mengelurakan ASI Dan Merubah Jadwal Menyusui Sebaiknya Telah Mulai
Dipraktekkan Sejak Satu Bulan Sebelum Kembali Bekerja
G) Minum Dan Makan Makanan Yang Bergizi Dan Cukup Selama Bekerja Dan Selama Menyusui
Bayinya (Suradi,2004).

C. Masalah Menyusui Pada Pada Keadaan Khusus


A. Ibu Melahirkan Dengan Bedah Caesar
Posisi Menyusui Yang Dianjurkan Sebagai Berikut :
A) Ibu Dapat Dalam Posisi Berbaring Miring Dengan Bahu Dan Kepala Yang Ditopang Bantal,
Sementara Bayi Disusukan Dengan Kakinya Kearah Ibu
B) Apabila Ibu Sudah Dapat Duduk Bayi Dapat Ditidurkan Di Bantal Di Atas Pangkuan Ibu
Dengan Posisi Kaki Bayi Mengarah Ke Belakang Ibu Di Bawah Lengan Ibu
C) Dengan Posisi Memegang Bola (Football Position) Yaitu Ibu Terlentang Dan Bayi Berada Di
Ketiak Ibu Dengan Kaki Kearah Atas Dan Tangan Ibu Memegang Kepala Bayi (Syradi,2004).

B. Ibu Sakit
1) Ibu Yang Menderita Hepatitis (Hbsag + Atau HIV/AIDS)
Untuk Kedua Penyakit Ini Ditemukan Berbagai Pendapat. Yang Pertama Bahwa Ibu
Yang Menderita Hepatitis Atau AIDS Tidak Diperkenankan Menyusui Bayinya, Karena Dapat
Menularkan Virus Kepada Bayinya Melalui ASI. Namun Demikian Pada Kondisi Negara-
Negara Berkembang, Dimana Kondisi Ekonomi Masyarakat Dan Lingkungan Yang Buruk,
Keadaan Pemberian Makanan Pengganti ASI Justru Lebih Membahayakan Kesehatan Dan
Kehidupan Bayi. Karenanya WHO Tetap Menganjurkan Bagi Kondisi Masyarakat Yang
Mungkin Tidak Akan Sanggup Memberikan PASI Yang Adekuat Dalam Jumlah Dan
Kualitasnya, Maka Menyusui Adalah Jauh Lebih Dianjurkan Daripada Dibuang (Suradi,2004).
2) Ibu Dengan TBC Paru
Kuman TBC Tidak Melalui ASI Sehingga Bayi Boleh Nenyusu. Ibu Perlu Diobati Secara
Adekuat Dan Diajarkan Pencegahan Penularan Pada Bayi Dengan Menggunakan Masker. Bayi
Tidak Langsung Diberi BCG Oleh Karena Efek Proteksinya Tidak Langsung Terbentuk.
Walaupun Sebagian Obat Anti TBC Melalui ASI, Bayi Tetap Diberi INH Dengan Dosis Penuh
Sebagai Profilaksis. Setelah 3 Bulan Pengobatan Secara Adekuat Biasanya Ibu Sudah Tidak
Menularkan Lagi Dan Setelah Itu Pada Bayi Dilakukan Uji Mantoux. Bila Hasilnya Negative
Terapi INH Dihentikan Dan Bayi Diberi Vaksinasi BCG (Suradi,2004).
3) Ibu Dengan Diabetes
Bayi Dan Ibu Dengan Diabetes Sebaiknya Diberikan ASI, Namun Perlu Dimonitor Kadar
Gula Darahnya (Kristiyansari,2009).

C. Ibu Yang Memerlukan Pengobatan


Seringkali Ibu Menghentikan Penyusuan Bila Meminum Obat-Obatan Karena Takut Obat
Tersebut Dapat Mengganggu Bayi. Kadar Obat Dalam ASI Tergantung Dari Masa Paruh Obat
Dan Rasio Obat Dalam Plasma Dan ASI. Padahal Kebanyakan Obat Hanya Sebagian Kecil Yang
Dapat Melalui ASI Dan Jarang Berakibat Kepada Bayi, Sehingga Tidak Dapat Mengobati Bayi
Dengan Menyuruh Ibu Memakan Obat Tersebut. Memang Ada Beberapa Obat Yang Sebaiknya
Jangan Diberikan Kepada Ibu Yang Menyusui Dan Sebaiknya Bila Ibu Memerlukan Obat,
Pilihlah Obat Yang Mempunyai Masa Paruh Obat Pendek Dan Yang Mempunyai Rasio ASI
Plasma Kecil Atau Dicari Obat Alternatif Yang Tidak Berakibat Pada Bayi. Disamping Itu
Dianjurkan Juga Kepada Ibu, Bila Perlu Memerlukan Obat Maka Sebaiknya Diminum Segera
Setelah Menyusui (Suradi,2004).

D. Ibu Hamil
Kadangkala Ibu Sudah Hamil Lagi Padahal Bayinya Masih Menyusu. Dalam Hal Ini Tidak
Ada Bahaya Untuk Ibu Maupun Janinnya Bila Ibu Meneruskan Menyusui Bayinya Namun Ibu
Harus Makan Lebih Banyak Lagi (Kristiyansari,2004).
D. Masalah Menyusui Pada Bayi
A. Bayi Sering Menangis
Menangis Untuk Bayi Adalah Cara Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Disekitarnya.
Karena Itu Bila Bayi Sering Menangis Perlu Dicari Sebabnya, Dan Sebabnya Tidak Selalu
Karena Kurang ASI.
1) Perhatikan Mengapa Bayi Menangis, Apakah Karena Laktasi Belum Berjalan Baik, Atau Sebab
Lain Seperti Ngompol, Sakit, Merasa Jemu, Ingin Digendong Dan Disayang.
2) Keadaan Itu Merupakan Hal Yang Biasa Dan Ibu Tidak Perlu Cemas, Karena Kecemasan Ibu
Dapat Mengganggu Proses Laktasi Itu Sendiri, Dan Akibatnya Produksi ASI Bisa Berkurang.
3) Cobalah Atasi Dengan Memeriksa Pakaian Bayi, Mungkin Perlu Diganti Karena Basah, Coba
Mengganti Posisi Bayi Menjadi Tengkurap Atau Digendong Dan Dibelai.
4) Mungkin Bayi Belum Puas Menyusu Karena Posisi Bayi Tidak Benar Saat Menyusu Akibatnya
ASI Tak Sempurna Keluarnya.
5) Bayi Menangis Mempunyai Maksud Menarik Perhatian Terutama Ibu Karena Suatu Hal, Oleh
Karenanya Janganlah Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Ia Akan Menjadi Lelah,
Kemampuan Menyusu Kurang, Kecuali Itu Ibu Juga Menjadi Kesal, Sehingga Mengganggu
Proses Laktasi. Sering Bayi Hanya Mempunyai Masalah Psikologis Ingin Merasa Aman Dan
Menginginkan Perhatian Ibu.
Secara Sistematis Sebab Bayi Menangis Dapat Dikelompokkan Sebagai Berikut :
A. Bayi Merasa Tidak “Aman”. Ia Justru Membutuhkan Banyak Dekapan Dan “Ditemani Selalu”
B. Bayi Merasa Sakit Seperti : Panas. Kolik, Hidung Tersumbat Dll.
C. Bayi Basah Seperti : Mengompol, BAB Tak Lekas Diganti Dll.
D. Bayi Kurang Gizi. Kurang Sering Menyusu, Kurang Lama Menyusu, Menyusu Tidak Efisien
(Kristiyansari,2009).

B. Bayi Bingung Puting


Bingung Puting (Nipple Confusion) Adalah Suatu Keadaan Yang Terjadi Karena Bayi
Mendapat Susu Formula Dalam Botol Berganti-Ganti Dengan Menyusu Pada Ibu. Peristiwa Ini
Terjadi Karena Mekanisme Menyusu Pada Puting Ibu Berbeda Dengan Mekanisme Menyusu
Pada Botol. Menyusu Pada Ibu Memerlukan Kerja Otot-Otot Pipi, Gusi, Langit-Langit Dan
Lidah. Sebaliknya Pada Menyusu Botol Bayi Secara Pasif Dapat Memperoleh Susu Buatan.
Yang Menentukan Pada Menyusu Botol Adalah Faktor Dari “Si Pemberi” Antara Lain
Kemiringan Botol Atau Tekanan Gravitasi Susu, Besar Lubang Dan Ketebalan Karet Dot.
Tanda-Tanda Bayi Bingung Puting :
A) Bayi Menghisap Putting Seperti Menghisap Dot
B) Menghisap Secara Terputus-Putus Dan Sebentar-Sebentar
C) Bayi Menolak Menyusu
Karena Itu Untuk Menghindari Bayi Bingung Puting :
A) Jangan Mudah Mengganti ASI Dengan Susu Formula Tanpa Indikasi (Medis) Yang Kuat
B) Kalau Terpaksa Harus Memberikan Susu Formula Berikan Sendok Atau Pipet Dan Bahkan
Cangkir, Jangan Sekali-Kali Menggunakan Botol Dan Dot Atau Bahkan Member Kempeng
(Suradi,2004).

C. Bayi Prematur Dan Bayi Kecil (BBLR)


Bayi Kecil, Prematur Atau Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Mempunyai Masalah
Menyusui Karena Refleks Menghisapnya Masih Relatif Lemah. Oleh Karenanya Bayi Kecil
Justru Harus Cepat Dan Lebih Sering Dilatih Menyusu. Berikan Sesering Mungkin Walaupun
Waktu Menyusunya Pendek-Pendek. Untuk Merangsang Menghisap Sentuhlah Langit-Langit
Bayi Dengan Ibu Jari Yang Bersih. Bila Bayi Dirawat Di RS, Harus Sering Dijenguk, Dilihat,
Disentuh Dengan Kasih Sayang Dan Bila Mungkin Disusui Langsung. Bila Belum Biasa
Kemudian Diberikan Dengan Sendok Atau Cangkir
D. Bayi Kuning (Ikterik)
Kuning Dini Terjadi Pada Bayi Usia Anatara 2-10 Hari. Bayi Kuning Lebih Sering Terjadi
Dan Lebih Berat Kasusnya Pada Bayi-Bayi Yang Tidak Mendapat ASI Cukup. Warna Kuning
Disebabkan Kadar Bilirubin (Hiperbilirubinemia), Yang Dapat Terlihat Pada Kulit Dan Sclera
(Putih Mata). Pada Orang Dewasa Terlihat Kuning Bila Kadar Bilirubin Serum Mencapai Kira-
Kira 2mg/100 Ml, Tetapi Pada Bayi Baru Lahir Jarang Terjadi Sebelum Mencapai Kadar
5mg/100 Ml. Untuk Mencegah Agar Warna Kuning Tidak Lebih Berat, Bayi Jelas
Membutuhkan Lebih Banyak Menyusu. Yang Harus Dilakukan Adalah Mulai Menyusu Segera
Setelah Bayi Lahir Dan Susui Bayi Sesering Mungkin Tanpa Dibatasi. Menyusui Dini Sangat
Penting, Karena Bayi Akan Mendapat Kolostrum Atau Susu Jolong (Susu Awal). Kolostrum
Bersifat Purgatif Ringan, Sehingga Membantu Bayi Untuk Mengeluarkan Mekonium (Feses
Bayi Pertama Yang Berwarna Kehitaman). Bilirubin Dikeluarkan Melalui Feces, Jadi Disini
Kolostrum Berfungsi Mencegah Dan Menghilangkan Bayi Kuning (Proverawati, 2010).
E. Bayi Kembar
Ibu Perlu Diyakinkan Bahwa Alam Sudah Menyiapkan Air Susu Bagi Semua Makhluk
Menyusui Termasuk Manusia, Sesuai Kebutuhan Pola Pertumbuhan Masing-Masing. Oleh
Karena Itu Semua Ibu Tanpa Kecuali Sebenarnya Sanggup Menyusui Bayi Kembarnya. Mula-
Mula Ibu Dapat Menyusui Demi Seorang, Tetapi Sebenarnya Ibu Dapat Menyusui Sekaligus
Berdua. Salah Satu Posisi Yang Mudah Untuk Menyusui Adalah Dengan Posisi Memegang Bola
(Football Position). Jika Ibu Menyusui Bersama-Sama, Bayi Haruslah Menyusu Pada Payudara
Secara Bergantian, Jangan Hanya Menetap Pada Satu Payudara Saja. Alasannya Ialah, Kecuali
Memberi Variasi Kepada Bayi (Dia Juga Tidak Hanya Menatap Satu Sisi Terus, Agar Tidak
Juling), Juga Kemampuan Menyusu Masing-Masing Bayi Mungkin Berbeda, Sehingga
Memberikan Kesempatan Pada Perangsangan Puting Untuk Terjadi Seoptimal Mungkin.
Walaupun Football Position Merupakan Cara Yang Baik. Ibu Sebaiknya Mencoba Posisi
Lainnya Secara Berganti-Ganti. Yang Penting Susuilah Bayi Lebih Sering, Dengan Waktu
Penyusuan Yang Diinginkan Masing-Masing Bayi, Umumnya Lebih Dari 20 Menit. Bila Ada
Yang Harus Dirawat Di RS, Susui Bayi Di Rumah, Dan Peraslah ASI Dari Payudara Lainnya
Untuk Bayi Yang Dirawat Itu. Ibu Juga Sebaiknya Mempunyai Pembantu, Karena Ibu Perlu
Istirahat Agar Tidak Terlalu Kelelahan (Suradi, 2004).
F. Bayi Sakit
Sebagian Kecil Sekali Dari Bayi Yang Sakit, Dengan Indikasi Khusus Untuk Diperbolehkan
Mendapatkan Makanan Per Oral, Tetapi Apabila Sudah Diperbolehkan, Maka ASI Harus Terus
Diberikan. Bahkan Pada Penyakit-Penyakit Tertentu Justru Harus Diperbanyak Yaitu Minimal
12 Kali Dalam 24 Jam, Misal Pada Diare, Pneumonia,TBC Dan Lain-Lain. Bila Bayi Sudah
Dapat Menghisap, Maka ASI Peras Dapat Diberikan Dengan Cangkir Atau Dengan Pipa
Nasogastrik (Suradi,2004).
G. Bayi Sumbing
Pendapat Bahwa Bayi Sumbing Tidak Dapat Menyusu Adalah Tidak Benar. Bila Sumbing
Pallatum Molle (Langit-Langit Lunak) Ataupun Bila Termasuk Pallatum Durum (Langit-Langit
Keras), Bayi Dengan Posisi Tertentu Masih Dapat Menyusu Tanpa Kesulitan. Ibu Harus Tetap
Mencoba Menyusui Bayinya, Karena Bayi Masih Bisa Manyusu Dengan Kelainan Seperti Ini.
Keuntungan Khusus Untuk Keadaan Ini Adalah Bahwa Menyusu Justru Dapat Melatih Kekuatan
Otot Rahang Dan Lidah, Sehingga Memperbaiki Perkembangan Bicara Anak.
Cara Menyusui Yang Dianjurkan :
1) Posisi Bayi Duduk
2) Puting Dan Areola Dipegang Selagi Menyusui, Hal Ini Sangat Membantu Bayi Untuk
Mendapatkan Cukup ASI
3) Ibu Jari Ibu Dapat Dipakai Sebagai Penyumbat Celah Pada Bibir Bayi.
4) Bila Bayi Mempunyai Sumbing Pada Bibir Dan Langit-Langit (Labiopalatokizis),ASI
Dikeluarkan Dengan Cara Manual Ataupun Pompa, Kemudian Diberikan Dengan Sendok/Pipet,
Atau Botol Dengan Dot Yang Panjang Sehingga ASI Dapat Masuk Dengan Sempurna. Dengan
Cara Ini Bayi Akan Belajar Menghisap Dan Menelan ASI, Menyesuaikan Dengan Irama
Pernafasannya (Suradi,2004).
H. Bayi Dengan Lidah Pendek
Keadaan Seperti Ini Jarang Terjadi, Yaitu Bayi Mempunyai Lingual Frenulum (Jaringan Ikat
Penghubung Lidah Dan Dasar Mulut) Yang Pendek Dan Tebal Serta Kaku Dan Elastik,
Sehingga Membatasi Gerak Lidah Dan Bayi Tidak Dapat Menjulurkan Lidahnya Untuk
“Mengurut” Puting Dengan Optimal. Bayi Pada Kondisi Seperti Ini Akan Sukar Dapat
Melaksanakan Laktasi Dengan Sempurna, Karena Lidah Tak Sanggup “Memegang” Puting Dan
Areola Dengan Baik. Ibu Dapat Membantu Dengan Menahan Kedua Bibir Bayi Segera Setelah
Bayi Dapat “Menangkap” Puting Dan Areola Dengan Benar. Pertahankan Kedudukan Kedua
Bibir Bayi Agar Posisi Tidak Berubah-Ubah (Suradi, 2004).
I. Bayi Yang Memerlukan Perawatan
Bila Bayi Sakit Dan Memerlukan Perawatan Padahal Bayi Masih Menyusu Pada Ibu,
Sebaiknya Bila Ada Fasilitas, Ibu Ikut Dirawat Agar Pemberian ASI Tetap Dapat Dilanjutkan.
Seandainya Hal Ini Tidak Memungkinkan Maka Ibu Dianjurkan Memerah ASI Setiap 3 Jam Dan
Disimpan Di Dalam Lemari Es Untuk Kemudian Sehari Sekali Diantar Ke Rumah Sakit Di
Dalam Termos Es. Perlu Diberikan Tanda Pada Botol Penampung ASI, Jam Berapa ASI Diperah
Agar Yang Lebih Dahulu Diperah Dapat Diberikan Terlebih Dahulu (Suradi,2004).

Anda mungkin juga menyukai