Anda di halaman 1dari 19

BAB I

FLUIDA

Komponen-komponen Fluida Statis

1. Massa Jenis
Massa jenis adalah suatu ukuran kerapatan suatu benda, sehingga dapat dikatakan jika
suatu benda mengalami massa jenis yang besar, maka benda tersebut dapat dikatakan memiliki
kerapatan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Massa jenis juga diartikan sebahgai
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya Berikut persamaan dari massa jenis :

Keterangan :
ρ = lambang massa jenis atau biasa dikatakan rouh, dengan satuan (kg/m^3) m = massa benda,
dengan satuan (kg) V = Volume benda, dengan satuan (m^3)

2. Tekanan
Tekanan (P) merupakan satuan ilmu fisika untuk menyatakan hasil dari gaya (F) dengan
Luas (A), satuan tekanan digunakan dalam mengukur kekuatan dari suatu benda gas dan benda
cair. Untuk lebih ringkasnya, tekanan merupakan hasil bagi antara gaya (F) dan luas
penampang(A).
Dengan asumsi, bahwa semakian besar gaya yang diberikan maka semakin besar pula
tekanannya, akan tetapi sebaliknya, jika luas penampang tersebut besar, maka tekanan yang
diberikan akan kecil.
Berikut persamaan dari tekanan

Keterangan
P = Tekanan, dengan satuan (pascal/Pa)
F = Gaya, dengan satuan (newton/N)
A = Luas penampang, dengan satuan (m2)

Konversi satuan Tekanan


1 N/m^2 = 1 pascal (Pa)
1 N = 10^5 dyne
1 atm = 10^5 Pa
1 atm = 76 cmHg

3. Tekanan Hidrostasis
Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang dihasilkan oleh suatu benda atau objek yang
mengalami gravitasi ketika didalam fluida. Oleh karena itu bahwa besarnya tekanan yang
dihasilkan tergantung dari massa jenis fluida, percepatan gravitasi bumi, dan ketinggian fluida
atau zat cair tersebut. Semakin besar suatu massa jenis zat cair, maka semakin besar pula tekanan
hidrostatis yang dihasilkan, dan jika semakin dalam benda pada zat cair tersebut, maka tekanan
hidrostatis yang dihasilkan semakin besar pula.
Berikut persamaan dari tekanan hidrostatis :

Keterangan
P_h = tekanan hidrostatis (Pa)
ρ = massa jenis fluida atau zat cair (kg/m^3)
g = percepatan gravitasi (10 m/s^2)
h = ketinggian atau kedalaman benda dari permukaan zat cair / fluida (m)

4. Tekanan Mutlak
Tekanan mutlak adalah tekanan dari keseluruhan total yang dialami benda atau objek
tersebut.
Berikut persamaan dari tekanan mutlak

Keterangan:
P= tekanan mutlak (Pa)
P_o = tekanan udara luar (Pa)
P_h = tekanan hidrostatis (Pa)

5. Hukum Pascal
Hukum pascal berbunyi: "Tekanan yang diberikan kepada fluida dalam sebuah ruangan
tertutup akan diteruskan sama besar kesegala arah". Hukum Pascal diterapkan pada alat-alat yang
sering kita temui di sekitar kita seperti dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik, mesin
hidrolik pengangkat mobil, dan sistem kerja rem hidrolik pada mobil.

Berikut persamaan hukum Pascal

Atau

Keterangan:
F1 = gaya pada permukaan A1 (N)
F2 = gaya pada permukaan A2 (N)
A1 = luas permukaan 1 (m^2)
A2 = luas permukaan 2 (m^2)
BAB II
Gerak Translasi, Gerak Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar

A . Gerak Translasi dan Gerak Rotasi

Di dalam fisika, gerak bisa diartikan sebagai perubahan dari posisi pada suatu benda dari
kedudukan awalnya yang mengacu pada suatu titik pengukuran tertentu.
Jika dilihat dari lintasannya, maka gerakan pada fisika bisa di kelompokkan dalam dua
jenis yaitu gerakan translasi atau bergeser dan gerakan rotasi atau melingkar. Lalu apa perbedaan
perbedaan kedua gerakan ini? Untuk mengetahui perbedaan perbedaan pada gerakan ini, mari
kita simak pengertian masing-masing berikut ini;
Translasi sendiri dapat diartikan sebagai gerakan berpindahnya benda dengan cara
bergeser atau seluruh bidang benda yang menempel pada permukaan lintasan tersebut ikut
berpindah tempat. Sebagai contoh yaitu gerakan dari balok yang di letakkan pada lintasan miring.

Gerakan translasi pada perpindahan balok

Sedangkan rotasi yaitu gerakan berputar pada suatu benda dimana perputarannya
bertumpu pada suatu sumbu putar. Salah satu perbedaan gerakan ini dengan translasi yaitu pada
translasi seluruh benda ikut berpindah tempat, sedangkan gerakan hanya bertumpu pada suatu
titik. Sebagai contoh yaitu gerakan pada jarum kompas, dimana perputaran geraknya bertumpu
pada satu titik.

Gerakan berputar pada sumbu jarum kompas

Apa yang menyebabkan suatu benda mengalami gerak translasi dan gerak rotasi?
Penyebab suatu benda mengalami gerakan translasi karena adanya gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Sedangkan perbedaan penyebab suatu benda mengalami gerakan rotasi karena adanya
momen gaya (torsi) yang bekerja pada benda tersebut.

Gabungan antara gerak translasi dan rotasi terjadi pada silinder yang di dorong sehingga
menggelinding kedepan. Silinder akan berotasi dan juga bertranslasi. Sebelumnya mari kita lihat
kapan suatu benda dikatakan melakukan gerak translasi murni dan kapan melakukan gerak rotasi
murni. Ambillah sebuah silinder, berilah gaya pada tepi silider sehingga silinder berputar dengan
sumbu rotasi di tengah-tengah silinder. Sedang pada gerak translasi murni misalkan sebuah
silinder ditarik tanpa berotasi, sehingga yang ada hanya gerak translasi saja.
Advertisment
Gabungan Antara Gerak Translasi Dan Rotasi

(a) translasi murni, (b) rotasi murni dan (c) gabungan

dengan kecepatannya? Benda yang melakukan gerak translasi murni maka semua titik bergerak
dengan kecepatan yang sama. Lihat gambar a diatas. Kecepatan di titik A sama dengan kecepatan
di titik P sama dengan kecepatan di titik B. Sedang pada gerak rotasi murni titik-titik yang
berseberangan akan bergerak dengan kecepatan linear yang berlawanan. Kecepatan di
titik A berlawanan dengan kecepatan di titik B, kecepatan di titik P adalah 0, sedang kecepatan
sudut di titik A sama dengan di titik B. Pada gerak gabungan kecepatan diperoleh dengan
menjumlahkan vektor-vektor kecepatannya. Kecepatan di titik A adalah 2v, kecepatan di
titik Padalah v dan kecepatan di titik B adalah 0.
Gerak Menggelinding Adalah Gabungan Antara Gerak Translasi Dan Rotasi
Gerak gabungan antara gerak translasi dan gerak rotasi disebut sebagai mengelinding. Di bagian
depan kita meninjau sebuah partikel yang bergerak berotasi memiliki tenaga kinetik sebesar K =
Iω2. Bila yang berotasi adalah benda tegar maka kita gunakan momen inersia benda yang
bersangkutan. Untuk benda yang menggelinding maka tenaga kinetiknya adalah hasil
penjumlahan antara tenaga kinetik translasi dan tenaga kinetik rotasi.

Benda yang melakukan gerak menggelinding memiliki persamaan rotasi (Στ = I . α) dan
persamaan translasi (ΣF = m . a). Besarnya energi kinetik yang dimiliki benda mengelinding
adalah jumlah energi kinetik rotasi dan energi kinetik translasi.

Benda yang melakukan gerak translasi dan rotasi sekaligus disebut menggelinding.

B. Kesetimbangan Benda Tegar

Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama dengan
nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam. Namun jika
awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan.
Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap
sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya tidak akan
berubah, contohnya meja, kursi, bola, dll.
Perlu diperhatikan bahwa momentum terbagi menjadi dua, yakni momentum linear dan
momentum angular. Pertama-tama kita meninjau momentum linear p = 0. Momentum linear dan
impuls dihubungkan oleh persamaan

dapat juga ditulis menjadi karena p konstan maka akibatnya sama


dengan 0. Sehingga
Kemudian dengan cara yang sama kita meninjau momentum angular L. Momentum angular dan
impuls angular dihubungkan oleh persamaan

atau dapat juga ditulis menjadi . Karena L konstan maka


akibatnya sama dengan nol. Sehingga .

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa suatu benda/sistem dikatakan setimbang jika ia memenuhi
dua syarat berikut:

1.
2.
Jenis-jenis Kesetimbangan Benda Tegar
Secara umum kesetimbangan benda tegar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni
kesetimbangan dinamis (benda yang bergerak baik secara translasi/linear ataupun secara angular
dan kesetimbangan statis (benda yang betul-betul diam).

Kesetimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya akan kembali ke titik
semula.
2. Kesetimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan
kembali ke titik semula.
Contoh kesetimbangan stabil: kelereng di dasar mangkok ½ lingkaran. Ketika kelerang diberi
gangguan (gaya) sehingga posisinya menjadi naik, namun ketika gaya tersebut dihilangkan maka
posisi kelereng akan kembali ke dasar mangkok.

Sedangkan contoh kesetimbangan labil: kelereng yang diam di puncak mangkok ½ lingkaran
yang terbalik. Ketika kelereng diberi gangguan sedikit, maka ia akan jatuh ke bawah, dan tidak
akan kembali ke posisi semula.

Contoh kesetimbangan netral: kelereng yang ada di atas lantai. Ketika kelereng diberi gangguan,
maka posisinya akan bergeser. Namun titik beratnya tidak akan berpindah secara vertikal.

Contoh Soal Kesetimbangan Benda Tegar


Sebuah tangga homogen dengan panjang L diam bersandar pada tembok yang licin di atas lantai
yang kasar dengan koefisien gesekan statis antara lantai dan tangga adalah µ. Jika tangga
membentuk sudut Ө tepat saat akan tergelincir, besar sudut Ө adalah . . .
a.
b.
c.
d.
e.

(Soal Kesetimbangan Benda Tegar, Fisika SNMPTN 2009)


Pembahasan:

Kalimat “tepat saat akan tergelincir” bermakna bahwa tangga masih dalam kondisi setimbang.
Sehingga:

…. (1)
akan lebih mudah jika mengambil acuan rotasi adalah titik D (titik kontak antara ujung tangga
dan dinding).

Jawaban yang tepat ialah (c)


BAB III
Termodinamika

Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi
proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah
"termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini,
konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi
atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak
tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan.
Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset
sekarang ini tentang termodinamika benda hitam. Konsep dasar dalam termodinamika
Pengabstrakkan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh
kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan
sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau
membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar.

Amazing Offers: http://bit.ly/cheap-gadgets

Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu
akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang
ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut
lingkungan.

Usaha Luar

Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi
(didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan
volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika
volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan
dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.

W = p∆V= p(V2 – V1)

Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang
ditulis sebagai
Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p – V. jika perubahan tekanan dan volume gas
dinyatakan dalam bentuk grafik p – V, usaha yang dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah
grafik p – V. hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen dengan luas daerah di bawah
grafik.

Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah besar (atau mengembang)
dan V2 > V1. sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas)
apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas bernilai negatif.

Energi Dalam

Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas
berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas
tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak
tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.

Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak
yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang
bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau
sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh
partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas
sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan sebagai

untuk gas monoatomik


untuk gas diatomik

Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta
umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).

Hukum I Termodinamika

Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat
mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu
sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan
hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.

Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami
perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada
sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I
termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai

Q = W + ∆U

Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi dalam. Secara
sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.

Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q,
benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W
dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam ∆U.

Proses Isotermik

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di


dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan
energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama
dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan
proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha
(W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

QV = ∆U

Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan
melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha
(W= p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku

Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas
pada volume konstan

QV =∆U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).

Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh
sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = ∆U).

Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-
masing p1dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah
menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai

Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan
dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).

Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan
grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Aplikasi hukum II Termodinamika dalam kehidupan sangatlah membantu aktivitas manusia.

a. Mesin Pendingin

Sebagai contoh dari mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan atau
AC. Dalam lemari es, bagian dalam peralatan bertindak sebagai reservoir dingin, sedangkan
bagian luar yang lebih hangat bertindak sebagai reservoir panas (seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 3). Kulkas mengambil kalor dari makanan yang tersimpan dalam kulkas dan mengalirkan
kalor ke udara di sekitar kulkas. Untuk dapat mengalirkan kalor maka diperlukan energi listrik
untuk melakukan usaha pada sistem sehingga kalor dapat mengalir dari reservoir dingin ke
reservoir panas. Maka dari itulah pada saat kulkas bekerja permukaan-permukaan luar
kebanyakan kulkas terasa hangat ketika kita sentuh (kulkas menghangatkan udara di sekitarnya).

b. Mesin Kalor

Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi
energi mekanik. Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar
diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa
pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang
membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi panas hasil
pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi mekanik.

Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar
lain dibakar dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke uap. Uap
ini diarahkan ke sudu-sudu sebuah turbin, membuat sudu-sudu ini berputar. Akhirnya energi
mekanik putaran ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik.Contoh lain yaitu mesin
uap, mesin diesel dan bensin, mesin jet dan reactor atom.

c. Dalam bidang medis

Peranan hokum II termodinamika dapat juga kita jumpai dalam perlatan medis. Seperti
halnya Termometer, tensi, dan lain sebagainya.
BAB IV
Kemagnetan

A. PENGERTIAN MAGNET

Magnet adalah benda yang mampu menarik benda – benda disekitarnya. Setiap Magnet
memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan adalah kemampuan benda tersebut untuk menarik
benda-benda lain disekitarnya. Kata Magnet diambil dari nama daerah di asia yaitu Magnesia, di
tempat inilah bangsa Yunani menemukan menemukan sifat magnetik dari bebatuan yang mampu
menarik biji besi. Menurut perkiraan ilmuan, Cina merupakan bangsa pertama yang
memanfaatkan magnet sebagai penunjuk arah atau kompas.

B. SIFAT – SIFAT MAGNET

· Magnet hanya dapat menarik benda – benda tertentu dalam jangkauannya, artinya tidak
semua benda dapat ditarik
· Gaya Magnet dapat menembus benda, semakin kuat gaya magnet maka semakin tebal pula
benda yang dapat ditembus oleh gaya tersebut
· Magnet mempunyai dua kutub, yaitu Kutub Utara dan Kutub Selatan
· Apabila Kutub yang sejenis / senama didekatkan satu sama lain maka mereka akan saling
tolak menolak, namun apabila kutub yang berbeda didekatkan satu sama lain maka mereka akan
saling Tarik Menarik

KUTUB MAGNET
· Medan Magnet akan membentu Gaya Magnet. Semakin Dekat benda dengan Magnet,
medan magnetnya semakin rapat, sehingga gaya magnetnya akan semakin besar. Demikian pula
sebaliknya
MEDAN MAGNET
· Sifat Kemagnetan dapat hilang atau melemah karena bebarapa penyebab, contohnya
apabila terus menerus jatuh, terbakar, dll
C. BENDA BERDASARKAN SIFAT KEMAGNETANNYA
Berdasarkan kemagnetannya benda dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Benda Magnetik (Feromagnetik)
Feromagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet. Benda Magnetik yang
bukan magnet dapat diolah menjadi magnet, namun setiap benda memiliki tingkat kesulitan yang
berbeda jika ingin diubah menjadi magnet. Contoh benda ini adalah besi, baja, nikel, dll.

2. Benda Non – Magnetik


Benda ini terbagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Paramagnetik, yaitu benda yang dapat ditarik dengan lemah oleh magnet kuat, contohnya
alumunium, tembaga, platina, dll.
Diamagnetik, yaitu benda menolak magnet, artinya benda ini tidak dapat ditarik oleh magnet,
contohnya emas, seng, merkuri, dll.
D. TEORI KEMAGNETAN
• Sebuah Magnet akan selalu tersusun atas magnet-magnet kecil yang disebut magnet
elementer.
• Pada Benda Magnetik, Magnet elementer ini tersusun secara teratur, Namun pada benda
non-magnetik, magnet elementer tersusun secara acak.
• Bahan magnetik yang bukan magnet dapat diubah menjadi magnet dengan prinsip membuat
magnet elementer menjadi teratur.
• Bahan Magnetik lunak lebih mudah dijadikan magnet karena lebih mudah untuk menyusun
magnet elementer menjadi teratur
• Apabila sebuah magnet dipotong, maka masing-masing potongan tetap memiliki kutub utara
dan kutub selatan

E. MACAM – MACAM BENTUK MAGNET


Sekarang magnet memiliki banyak bentuk, karena setiap bentuk magnet dibuat dengan tujuan dan
kegunaan yang berbeda. Secara umum terdapat 5 bentuk tetap magenet, yaitu Magnet Batang,
Magnet Silinder, Magnet Jarum, Magnet Cincin, Magnet U (Magnet Ladam). Silahkan sahabat
melihat gambar dibawah ini agar lebih mengenali macam – macam bentuk magnet.

BENTUK BENTUK MAGNET


F. JENIS – JENIS MAGNET
Secara garis besar, terdapat 2 jenis magnet, yaitu :
1. Magnet Alam
Magnet Alam adalah magnet yang sudah memiliki sifat kemagnetan secara alami, artinya tanpa
ada campur tangan manusia. Contohnya adalah gunung ida di Magnesia yang mampu menarik
benda – benda disekitarnya.
2. Magnet Buatan
Magnet Buatan adalah magnet yang dibuat manusia, magnet buatan dibuat dari bahan – bahan
magnetik kuat seperti besi dan baja. Magnet buatan terbagi lagi menjadi 2, yaitu :
• Magnet Tetap (Pemnanen), merupakan magnet yang sifat kemagnetannya bersifat permanen,
meskipun proses pembuatannya sudah dihentikan.
• Magnet Sementara (Remanen), merupakan magnet yang sifat kemagnetannya hanya
sementara, yaitu hanya terjadi selama proses pembuatannya.

2. Pengertian Medan Magnet dan Gambar Garis Gaya Magnet

Pengertian Medan Magnet


Medan magnet adalah area atau wilayah dimana gaya magnet masih akan berpengaruh terhadap
benda disekitarnya. Sehingga apabila kita mendekatkan benda logam tertentu pada daerah medan
magnet, maka logam tersebut akan tertarik oleh magnet. Sedangkan apabila kita menempatkan
logam tersebut di luar medan magnet, maka logam tersebut tidak akan tertarik oleh magnet.
Medan magnet paling kuat berada pada kutub-kutub magnet.
Description: Medan magnet yang ditunjukkan oleh serbuk besi.
Medan magnet yang ditunjukkan oleh serbuk besi.

Gambar di atas menunjukkan percobaan biji besi ketika didekatkan pada magnet untuk
mengetahui medan magnet. Semakin rapat bijih besi yang tergambar pada pola tersebut, maka
semakin besar medan magnet pada daerah tersebut.
Garis Gaya Magnet
Garis gaya magnet adalah garis-garis khayal yang menunjukkan pola garis-garis lengkung yang
terbentuk di sekitar magnet. Pola ini merupakan pola garis-garis medan magnetik yang disebut
garis gaya magnetik. Garis gaya magnetic selalu berawal dari kutub utara menuju kutub selatan
magnet. Begitu pula saat dua magnet berlawanan kutub didekatkan, arah garis gaya magnet tetap
berawal dari kutub utara menuju kutub selatan magnet (lihat gambar).
Description: Garis-garis khayal medan magnet.
Garis-garis khayal medan magnet.
Description: Arah garis gaya medan magnet saat berinteraksi dengan magnet lainnya.
Arah garis gaya medan magnet saat berinteraksi dengan magnet lainnya.Magnet dan Kemagnetan
Magnet pertama kali ditemukan di suatu daerah bernama Magnesia. Magnet adalah batu
bermuatan yang memiliki sifat dapat menarik benda yang mengandung partikel besi (Fe2O4).
Gaya yang menarik dan menyebabkan partikel besi tersebut menempel dinamakan gaya
magnetik. Contoh jenis-jenis bentuk magnet adalah : Magnet batang, Magnet U, Magnet jarum,
magnet keeping, magnet ladam, dan magnet silinder.
Description: Selain magnet batang, terdapat macam bentuk magnet lainnya.
Selain magnet batang, terdapat macam bentuk magnet lainnya.

Kutub Magnet
Magnet pasti mempunyai 2 kutub, yaitu kutub Utara dan kutub Selatan. Sementara itu, jika
sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki dua kutub dan
menjadi sebuah magnet yang baru.
Description: Magnet terdiri dari dua kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara.
Magnet terdiri dari dua kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara.
a) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak menolak.
b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan akan saling tarik-menarik.

Membuat Magnet
Description: Membuat magnet dengan cara menggosokkan magnet kepada logam.Magnet terdiri
dari magnet alami dan magnet buatan. Magnet alami yaitu berupa batuan magnet yang dapat
menarik benda logam yang mempunyai kandungan partikel besi. Sedangkan magnet buatan
adalah benda logam yang mempunyai kandungan partikel besi yang dijadikan magnet dengan
berbagai cara. Ada 3 cara pembuatan magnet yang dikenal sampai saat ini, yaitu :

a) Menggosok

Membuat magnet dengan cara menggosokkan magnet kepada logam.


Description: Membuat magnet dengan cara menginduksi magnet dengan logam.Cara membuat
magnet dengan menggosok magnet dapat dilakukan dengan menggosokkan bahan itu ke magnet
dalam satu arah. Kutub magnet yang dihasilkan bahan akan berlawanan arah dengan kutub
magnet yang digunakan untuk menggosok.
b) Induksi Magnet

Membuat magnet dengan cara menginduksi magnet dengan logam.


Membuat magnet dengan cara induksi dapat dilakukan dengan menempelkan atau mendekatkan
logam yang mengandung partikel besi pada magnet yang ada.

Description: Membuat magnet sementara dengan mengalirkan arus listrik pada logam.c) Arus
Listrik

Membuat magnet sementara dengan mengalirkan arus listrik pada logam.


Cara membuat magnet dengan menggunakan arus listrik ini dapat dilakukan dengan melilitkan
kawat tembaga pada logam yang mengandung partikel besi, kemudian masing-masing ujung
kawat tembaga tersebut dihubungkan pada kutub positif dan kutub negative baterai.
3. Medan Magnet Di Sekitar Kawat Berarus Listrik

1. Percobaan Hans Cristian Oersted


Hans Christian Oersted (1777 – 1851) fisikawan berkebangsaan Denmark. Setelah melakukan
eksperimen cukup lama, pada tahun 1819 Oersted berhasil menemukan bahwa, ”Jika sebuah
magnet jarum (kompas kecil) didekatkan pada suatu penghantar yang berarus listrik, magnet
jarum akan menyimpang”. Hal ini menunjukkan bahwa di sekitar kawat berarus terdapat medan
magnet. Untuk mengetahui hubungan antara arus, kuat arus, dan medan magnet yang timbul,
dapat dilakukan percobaan berikut ini.
Description: Medan Magnet Di Sekitar Kawat Berarus,medan magnet,medan listrik,medan
magnet sma kelas 12,medan listrik kelas xii
Ambil sebuah kawat penghantar yang panjangnya kira-kira 50 cm, kemudian kita bentangkan di
atas magnet jarum kompas. Kita atur sedemikian rupa arah bentangan kawat penghantar sejajar
dengan arah magnet jarum pada kompas.
Pada saat ujung kawat AB tidak dihubungkan dengan sumber tegangan (baterai), kedudukan
magnet jarum sejajar dengan bentangan kawat. Pada saat ujung A dihubungkan dengan kutub
positif baterai dan ujung B dengan kutub negatif baterai, ternyata kutub utara magnet
menyimpang ke kiri. Sebaliknya jika ujung A dihubungkan dengan kutub negatif baterai dan
ujung B dengan kutub positif baterai, maka kutub utara magnet menyimpang ke kanan.
Penyimpangan kutub magnet utara tersebut menunjukkan adanya medan magnet di sekitar kawat
beraliran arus listrik. Penyimpangan kutub utara magnet ini memberi petunjuk tentang arah
medan magnet di sekitar kawat berarus. Arah medan magnet di sekitar kawat berarus ditunjukkan
dengan aturan tangan kanan, yaitu sebagai berikut :
Description: Percobaan Medan Magnet Di Sekitar Kawat Berarus
2. Kaidah Tangan Kanan
Hukum / Aturan Tangan Kanan

Description: Aturan Tangan Kanan,hukum tangan kanan,fungsi Aturan Tangan Kanan,kegunaan


hukum tangan kanan
Untuk menentukan arah medan magnet disekitar kawat berarus listrik kita mengenal adanya
hukum tangan kananatau sering disebut aturan tangan kanan. Aturan tangan kanan ini dilakukan
dengan menggenggam jari-jari dan ibu jari menunjuk keatas seperti terlihat pada gambar
disamping. Hukum atau aturan tangan kanan berfungsi untuk mencari arah medan magnet.
Bunyi hukum atau aturan tangan kanan adalah sebagai berikut :
“Apabila arah ibu jari menyatakan arah aliran arus listrik, maka arah lipatan jari-jari yang lainnya
menyatakan arah medan magnet.“

3._Induksi Magnet
Induksi Magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam
konduktor.[1] Adanya kuat medan magnetik di sekitar konduktor berarus listrik diselidiki
pertama kali oleh Hans Christian (Denmark, 1774 – 1851).[1] Jika jarum kompas diletakkan
sejajar dengan konduktor, maka konduktor itu akan dialiri arus listrik.[1] Bila arah arus dibalik,
maka penyimpangannya juga berbalik. Selanjutnya, secara teoritis laplace (1749 – 1827)
menyatakan bahwa kuat medan magnet atau induksi magnet di sekitar arus listrik sebagai berikut
:
1. Berbanding lurus dengan arus listrik[1]
2. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar[1]
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat arak suatu titik dari kawat penghantar itu[1]
4. Arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus listrik.[1]
Sejarah[sunting | sunting sumber]

Induksi Magnet ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1821.[2] Dua tahun sebelumnya
Oersted, telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat beringsut, jika arus listrik
dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan.[2] Ini membuat Michael Faraday
berkesimpulan,bahwa jika magnit diketatkan, yang bergerak justru kawatnya.[2] Atas dasar
dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus
berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.[2] Sesungguhnya
dalam hal ini Michael Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama
penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak.[2]
TUGAS FISIKA TENTANG PELAJARAN SEMESTER II SMK

DISUSUN OLEH :

- SAEPUDIN

KELAS :

XI – TPT - II

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai