Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

ISU-ISU STRATEGIS

A. Permasalahan yang ada di UPT Puskesmas Winong


Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Puskesmas Winong terdapat beberapa
kendala, antara lain:
1. Kendala Eksternal
a. Adanya potensi bencana dan musibah berupa kecelakaan lalu lintas mengingat
kondisi geografis wilayah Puskesmas Winong berada tidak jauh pada jalur jalan
raya yang merupakan lalu lintas.
b. Adanya seperti yang berpotensi wabah dan daerah endemis penyakit. Masih
ditemukannya kasus demam berdarah diwilayah kabupaten Cirebon dan mobilitas
penduduk yang tinggi antar wilayah dapat dapat mempercepat sebaran penyakit
menular. Hal ini dapat mengakibatkan angka kesakitan penyakit menular dapat
meningkat misalnya DBD,HIV/AIDS, Tuberculosis.
c. Masih rendahnya kunjungan balita ke posyandu yang mengakibatkan kurang
terpantaunya status gizi balita di kelurahan secara keseluruhan.
d. Masih ditemukan kasus gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan masih
ditemukan ibu hamil dengan kondisi KEK dan Anemi,hal ini merupakan masalah
yang berpotensi bertambahnya jumlah kematian ibu dan bayi.
e. Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) dengan status ekonomi menengah kebawah masih rendah
terutama kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebiasaan merokok,pemberian ASI
Ekslusif pada bayi dan belum membudayakan kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk.
f. Masih rendahnya kuawitas kesehatan lingkungan pada beberapa Desa di Wilayah
Puskesmas Winong masih rendahnya keluarga yang memiliki jamban sehat
pengolahan limbah dan pengolahan sampah yang belum baik.
g. Belum optimal pengawasan makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan setiap saat, sehingga kualitas makanan minuman harus
mendapatkan pengawasan yang optimal sehingga makanan dan minuman yang
dikosumsi masyarakat tidak menimbulkan kesakitan dan kematian.
h. Masih adanya budaya /mitos/kepercayaan yang memhambat program kesehatan
misalnya persalinan tidak di sarana kesehatan, menolak imunisasi, menolak

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 25


menyusui,pantang makanan tertentu baik bagi ibu hamilmaupun saat menyusui ,
pemberian makanan tambahan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan
umunya.
i. Kesadaran sector lain bahwa kesehatan merupan tanggung jawab bersama bukan
hanya tanggung jawab Puskesmas masih rendah sehingga dukungan terhadap
pembangunan kesehatan kurang.
j. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan
secara mandiri melalui dana sehat belum berkembang dengan baik, masih
rendahnya cakupan dan sehat di masyarakat. Pelaksanaan desa siaga belum
berjalan secara mandiri terus mengandalkan Puskesmas sebagai penggerak
kegiatan.
2. Kendala Internal
a. Kemampuan tenaga kesehatan yang ada kurang mendukung terhadap standar
pelayanan yang harus dilakukansehingga perlu adanya pelatihan.
b. Petunjuk teknis pelaksanaan beberapa program kegiatan belum lengkap dan jelas
sehingga belum terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum menghasilkan
data yang akurat.
c. Sistem informasi kesehatan untuk medukung manajemen kesehatan masih belum
belum optimal terutama akses informasi, ketepatan
akses informasi, ketepatan,akutansi,kelengkapan yang berkaitan dengan
pelayanan
d. Belum dilaksanakannya mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesm
secara optimal sehingga menibulkan dampak terhadap kenaikan morbiditas dan
mortalitas.
e. Sistem rujukan dari Puskesmas ke sarana pelayanan kesehatan lanjutan
umumberjalan dengan baik
3. Analisis Lingkungan Ekternal (ALE)
a. Peluang Ekternal
Terhadap peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu :
b. Undang-undang dasar 1945 pasal 34 ayat (1)
Mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh Negara.
Ayat (2) menyebutkanbahwa Negara mengembangankan system jaminan social
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang kemag dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan , Ayat (3) Negara bertanggung

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 26


jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan
undang-undang Dasar 1945 tentang Sistim Jaminan Sosial. Nasional (SJSN) pasal
14 ayat (1) menyebutkan bahwa pemerintah secara bertahap mendaftarkan
penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud ayat (1)
adalah Fakir miskin dan orang tidak mampu. Peraturan tersebut merupakan
peluang untuk mengembangkan system pembiayaan pemeliharaan kesehatan.
c. Perundanganyang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah terhadap
bidang kesehatan yaitu ; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah pasal 13 Ayat (10 e, yang menyebutkan bahwa penangannan
bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemrintah pusat dandaerah terutama pasl (2) ayat
(3) . bahwa perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah
merupakan suatau system yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asa Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan
kemudian dalam pelaksanaan kedu undang-undang tersebut dijabarkan melalui
peraturan pemerintah Nomor 35 Tahun 2005 tentang Dana perimbangan .
d. Terdapat peraturan Menteri Kesehatan Ripublik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi tingginya.
e. Terdapat komitmen global, regional, nasional yang menyangkut masalah
kesehatan,mewajibkan pemerintah member perhatian terhadap pemecahan
masalah kesehatan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals-
MDGS) bertujuan mengatasi delapan tantangan utam pembangunan, tiga
diantaranya adalah masalah kesehatan yaitu (1) penurunan angka kematian anak,
(2) peningkatan kesehatn ibu dan, (3) upaya menghentikan penyebaran terhadap
penyakit (Khususnya HIV/AIDS, malaria, Tuberculosis, dan penyakit lainnya).
Komitmen global terhadap dunia bebas penyakit polio. Baan kesehatn dunia
(WHO, 1988) mencanangkan program eradikasi polio (The Global Polio
Eradication initiative). Komitmen pemerintah terhadap pembangunankesegatan
diimplementasikan pada pelaksanaan pembangunan nasional dengan menggunakn
konsep paradigm sehat yang dicanagkan presiden RI pada bulan Maret 1999

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 27


sebagai “Gerakan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan”. Paradigma sehat
merupakan cara pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang
terlihat masalah kesehatn yang saling terkait dan saling mempengaruhi dengan
banyak factor yang bersifat lintas sector dan upayanya lebih diarahkan pada
penigkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatn, bukan hanya
penyembuhanorang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara makro berarti bahwa
pembangunan semua sector harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan
minimal memberikan sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan prilaku
sehat. Secara mikro berarti bahwah pembangunan kesehatan harus menekan pada
upaya promotif dan preventif tanpa mngesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitative.
f. Terdapat Peraturan Bupati Cirebon Nomor 50 tahun 2012 tentang standar ujuan
pembanng t minimal (SPM) urusan wajib bidang tertentu pada pemerintah
kabupaten Cirebon yang merupakan arah dan tujuan pembangunan kesehatn
dikabupaten Cirebon.
g. Visi, Misi, Kabupaten Cirebon terutama visi misi Bapak Bupati Cirebon dalam
rangka penigkatan IPM Kabupaten Cirebon khususnya IPM bidang kesehatan.

3. Ancaman
a. Belum semua masyarakat Kecamatan Gempol terjamin pembiayaan
kesehatannya.
b. Kertergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah
c. Perilaku masyarakat tentang kesehatan khusus untuk pencegahan penyakit masih
rendah
d. Kelembagaan penanganan kegawat daruratan ditingkat desa masih rendah, seperti
desa siaga aktif belum berjalan dengan optimal
e. Kertebatasan kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait

B. Analisis Lingkungan Internal (ALI)


1. Peluang internal
a. Pelaksanaan upaya kesehatn yang berjaln dengan baik sesuai dengan
perencanaan kegiatan baik upaya kesehatn perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat.
b. Ketersedian obat yang mencukupi baik dalm jenis dan jumlahnya.

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 28


c. Terdapat berbagai sumber alokasi dana yang mendukung pelaksanan
pembangunan kesehatan dipuskemas diantarnya adalah dana APBN, APBD,
dan Kapitasi JKN.
d. Keberadaan PosKesDes dan Puskesmas keliling memeberikan kemudahan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatn dasar.
e. Peningkatan pengelolaan managemen Puskesmas agar penyelengaraan
berbagai kesehtan sesuai dengan visi, misi terarah dan terukur.
f. Ketersedian dana semakin baki dan mencukupi.
2. Kelemahan
a. Sarana pelayanan kesehtan belum didukugg oleh kelengkapan peralatan yang
memedai.
b. Profesionalisme tenaga kesehatn dan kemampuan petugas dalam
menjalankan SOP pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatan.
c. Persebarn tenaga kesehatan berdasarkan jenis pendiidkan/profesi tidak
merata.
d. Mutu pelaynan kesehatan belumdilaksnakan dengan baik.
e. Sistem informasi kesehatan masih manual.
f. Belum semua layanan kesehatan memiliki SOP.

C. ANALISIS SWOT
1. Analisis Lingkungan Internal kekuatan (Stength)
a. Kebijakan pemerintah menetapkan kesehatan sebagai prioritas pembangunan.
b. Tersediannya SDM dan sarana prasarana kesehatan.
c. Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan.
d. Adanya perraturan daerah yang mengatur retribusi pelayanan kesehatan.
e. Tersedianya dukungan anggaran kesehatan dari berbagai sumber.
2. Kelemahan (Weaknes)
a. Sarana pelayanan kesehatan belum memenuhi syarat dan peralatan medis
yang kurang/rusak.
b. Profesionalisme tenaga dan kemampuan belum optimal.
c. Persebaran tenaga dan kemeapuan belum opimal.
d. Persebafn tenaga yang belum merata.

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 29


e. Budaya hidup bersih dan sehat belum tersebar merata dianalisis lingkungan
eksternal masyarakat.
f. Sistem informasi kesehatn yang belum optimal.
g. Masih ada daerah rawan bencana.
h. Belum semua layanan kesehatan memiliki SOP.
i. Rendahnya sanitasi dasar.
4. Peluang (Oportunity)
a. Adanya komitment/dukungan
 Politisi pemda untuk pemenuhan.
 Anggaran kesehatan
b. Masyarakat mudah terjangkau
 Informasi
c. Jumlah FasKes yang memadai dan
 Akses pelayanan yang terjangkau
d. Kebiasaan dan perilaku
 Masyarakat untuk berobat
 Sarana kesehatan cukup baik
e. Adanya jaminan pembiayaan
 Pelayanana kesehatn untuk semua masyarakat
f. Belum semua masyarakat Kecamatan Winong terjamin pembiayaan kesehatan
g. Keterbatasan lintas sektoral
h. Ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah
i. Masyarakat tentang pencegahan penyakit masih rendah
j. Besarnya jumlah pendudukdan mobilitas penduduk yang tingi mmemiliki
resiko lebih terular penyakit.

D. Rumusan permasalahan
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di
Puskesmas, maka permasalahan yang dihadapi Puskesmas Winong adalah :
1. Pada tahun 2016 perlu mendapat perhatian bagi pemberi pelayanan ibu hami
tertama ANC, persalinan dan PNC nya husus dilaksanakan sesuai dengan standar
Permasalahan lain yang juga dapat berpontensi menimbulkan kematian ibu adalah

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 30


masih cukup besar maslah resti (Resiko Tinggi) pada ibu hamil, hal ini perlu
adanya penanganan kesehatn remaja terutama remaja putri.
2. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan menular masih tinggi.
Terutama penyakit DBD, TB Paru dan HIV/AIDS dan kecenderungan
meningkatnya kasus HIV/AID khusus untuk wilayah UPT puskesmas winong
penyakit kusta masih menjadi perhatian karena selalu ditemukan jasus baru tiap
tahunnya. Disisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyalit tidak
menular dan degenerative seperti DM, Cardiovascular, dan Kanker cenderung
mengalmi peningkatan.
3. Kesadaran Masyarakt khususnya ibu balita untuk meningbangkan anaknya ke
posyandu masih rendah hal ini ditujukan dengan masih rendah cakupan D/S.
rebdahnya cakupan kunjungan balita ini dapat berakibat tidak terpantaunya status
gizi balita secara keseluruhan yang dapat berdampak adanya kasusu balita dengan
gizi buruk maupun gizi kurang yang tidak terdeksi dan tertangani.
4. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah, cakupan rumah sehat masih rendah,
cakupan sanitasi dasar sperti cakupan jamban keluarga, cakupan sarana
pembungan air limbah (SPAL) masih rendah.
5. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat masih rendah. Kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar belum
membudaya, kebiasan merokok masih tiI eklusif pada bayi rendah, kegiatan
pemeberantasan sarang nyamuk secar berkala belum membudaya.
6. Partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah
diantaranya posyandu, PSN, pengembangan desa siaga belum dilaksanakan
secara mandiri masih bergantung pada puskesmas. Motivasi masyarakat sebagai
kader posyandu masih sangat rendah, belum adanya regenerasi kadar posyandu.
7. Peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan masih rendah diantaranya
dalam kegiatan posyandu, PSN . Penegenbangan desa siaga belum dapat
dilaksanakan secara terpadu masih bergantung kepada puskesmas.
8. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal terutama yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatn penyuluhan dikarekan secara media penyuluhan yang
belum memadai sehingga kurang mebarik minat masyarakat untuk mengikuti
kegiatan.

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 31


9. Masih rendahnya kualitas makanan jajanan yang dikonsumsi oleh masyarakat
terutama anak-anak sehunbungan dengan masih lemahnya pengawasan dan
pembinaan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas dan instansi terkait.
10. Masih rendahnya kualitas limgkungan pemukiman sehubungan dengan pentaan
lingkungan dan pembuangan limbah dar rumah tangga dan industry yang belum
baik.
11. Saran dan prasrana kesehatan masih belum memadai. Adanya sarana dan
prasarana yang memadai merupakan salah satu indikator yang menunjang
keberhasilan program dan kegiatn dalam bidang kesehatan. Saat ini bila
dibandingkan jumlah sarana prasarana dengan jumlah penduduk maka perlu
optimalisasi peran puskesmas diantaranya jaringan pustu, poskesdes, pusling.
Sementara itu alat kesehatan baik jenis maupun jumlah belum memadai,
meskipun pemangfaatannya belum optimal disebabkan Karena rusak, dan
kemampuan operator yang kurang.

E. Pemantauan Isu-isu Strategis


Berdasarkan uraian capaian program dan identifikasi masalah yang ada maka dapat
dinyatakan beberapa isu strategis meliputi:
1. Peningkatan upaya kesehatn ibu bayi dan balita.
2. Peningkatan upaya perbaikan kesehatn gizi masyarakat dan peningkatan status
gizi balita.
3. Peningkatan upaya kesehatn lingkungan.
4. Peningkatan upaya pengawasan dan pembinaaan TPN,TTU, dan industry.
5. Peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakiit menular.
6. Peningkatan upaya penegndalian penyait tidak menular.
7. Peingkatan upaya promosi kesehatan melalui pemeberdayaan masyarakat.
8. Peingkatan upaya promosi kesehatn melalu PHBS.
9. Peingkatan upaya pelayanan kesehatan perorangan (UKP) dipuskesmas dan
dijaringannya.
10. Peingkatan pelayanan kefarmasiaan.
11. Peingkatan cakupan kepersetaan JKN.
12. Peingkatan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan.
13. Peingkatan sarana dan prasranan kesehatan baik medis maupun non medis.
14. Peingkatan mutu layanan UKP dan UKM.

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 32


15. Peingkatan cakupan pelayanan kesehatan UKP dan UKM.
16. Peingkatan system administrasi dan manajemen dipuskesmas.

Renstra UPT Puskesmas Winong Page 33

Anda mungkin juga menyukai