Meledakan batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan masuk,
gudang, terowongan pipa, dan lain-lain.
Untuk membongkar / mengambil material (dalam kegiatan penambangan).
Hal yang paling penting dalam kegiatan tambangbaeah tanah adalah membuat lubang-lubang
buatan (terowongan). Umumnya terowongan dibuat dengan arah mendatar, vertical dean
miring.
– Pemboran
– Pengisianlubang ledak
– Pembersihan atap
Dalam melakukan kegiatan pemboran, hal yang perlu diperhatiakn adalah lubang ledak harus
di bor pada tempat yang telah di tentukan dengan kemiringan yang tepat.
Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan peledakan jenjang
adalah dalam peledakan terowongan, dilakukan peledakan kearah 1 bidang bebas.
Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas. Selai itu
ruangan untuk melalukan peledakan ddi bawah tanah sangat terbatas, sehingga batuan lebih
sukar di ledakan dan perlu dibuat bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakaan
selanjutnya.
Bidang bebas kedua diperoleh dengan membuat cut pada permukaan terowongan. Cut ini
berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan berikutnya, yang kemudian akan diperbesar
dengan dua atau lebih susunan lubang tembak peledakan.
Peladakan yang terakhir adalah peledakan lubang “Tummer” (roof holes, wall holes, and
floor holes) yang akan menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi peledakan dalam terowongan sangat tergantung pada suksesnya peledakan “cut”.
“Cut” itu ssendiri dapat dibuat dalam beberapa jenis pada lubang tembak, dan penanamannya
disesuaikan dengan jenis “Cut” yang dibentuk.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe “Cut”, anatara lain ;
1. Drag Cut
Tipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur perlapisan, misalnya batuan serpih.
Lubang “Cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga
batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Tipe “Cut” seperti ini cocok untuk
terowongan berukuran kecil (lebar 1,5 – 2 m) dimana kemajuan yang besar tidak terlalu
penting.
2. Fan Cut
Pola ini cocok digunakan pada struktur batuan berlapis – lapis dan sudah jarang digunakan.
Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar.
Stelah Cut diledakan maka batuan yang ada diantara dua garis lubang “Cut” akan
terbongkar.
Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan ‘Trimmer’ akan memperbesar bukaan ‘cut’ samapai
pada bentuk geometri pada terowongan.
3. V-Cut
Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur
sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’. Sebuah ‘Cut’ dapat terdiri dari
dua atau tiga pasang ‘V’, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang tembak
pada ‘Cut’ biasanya dibuat membentuk sudut 600 terhadap permukaan terowongan. Dengan
demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar dari terowongan, karena panjang batang
bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang tembak yang lebih pendek (burster)
dapat dibuat di tengah ‘Cut’ untuk memperbaiki hasil pragmentasi.
4. Pyramid Cut
Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada 1 titik di tengah terowongan.
Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang ‘Cut’ dapat ditambah menjadi 6 buah.
5. Burn Cut
Berbeda dengan pola – pola ‘Cut’ sebelumnya, dimana lubang ‘Cut’ membentuk sudut satu
sama lain dan tegak lurus dengan permukaan terowongan.
Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan bahan peledak yang
berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang terisi. Lubang kosong dapat dibuat
lebih dari satu dengan ukuran yang lebih besar dari pada lubang cut yang terisi.
Metode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih lubang kosong yang
berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang-lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan
peledak.
Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang kosong relatif kecil. Selanjutnya
lubang – lubang ledak diatur dalam segi empat yang mengelilingi bukaan. Jumlah segi empat
dalam ‘Cut’ dibatasi oleh ketentuan batuan ‘Burden’ dalam segi empat terakhir tidak
melebihi ‘Burden’ dari lubang Stoping.
Metode perhitungan
Untuk memudahkan perhitungan pola pemboraan dan Cross Section terowongan, akan lebih
mudah yaitu, perhitungan ‘Cut’ dan bagian lain (Easer dan Trimmer).
Perhitungan sebaiknya menggunakan standar bahan peledak yang akan digunakan misalnya
akan menggunkan Dynamite dengan Weight Strength = S = 1,0 atau 78 % dari Blasting
Gelatine.
Perhitungan Cut
V = 0,7 d
Keterangan :
V = 0,7 x 2 d
Pengisian lubang perlu memilih Charge Concertration yang seimbang, mengingat segi empat
I berdekatan dengan lubang besar yang kosong, untuk menghindari Plastic Deformation atau
breakage.
Tabel berikut dapat digunakan sebagai patokan pengisian lubang pada “Paralel Hole Cut”
Nomor hb Lp ho
Keterangan :
H = Kedalaman Lubang
V = Burden
ho = Stemming
hb.1/3 H
H = Kedalaman lubang
Lp = 40 – 50 % dari Lb
– Lubang kosong
Ho = 0,3 V1
sumber
http://ilmupertambangan.info/2011/11/22/peledakan-tambang-bawah-tanah.htm
B. SUPORTED STOPE METHOD
Keuntungan :
1. Cukup pleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat
mengadakan selektif mining.
2. dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih
selanjutnya.
3. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
4. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran
jarang terjadi.
5. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
6. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
7. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugiaan:
1. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
2. harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material
pengisi agar tidak terjadi pengotoran
3. Ongkos penambangan relatif tinggi