Anda di halaman 1dari 35

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 1 – 2 (satu - dua)
Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Kompetensi dasar : 1.1. Memahami Konsep Dasar Lingkungan Hidup

A. Indikator
1. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan sesuai jenisnya
2. Mendeskripsikan komponen-komponen unsur lingkungan dengan baik
3. Mendeskripsikan hubungan timbal balik antara komponen-komponen lingkungan
4. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mampu mengelompokkan unsur-unsur
lingkungan sesuai jenisnya. (Nilai karakter: rasa ingin tahu dan komunikatif)
2. Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan unsur-unsur
lingkungan sesuai dengan jenisnya. (Nilai karakter: rasa ingin tahu dan komunikatif)
3. Setelah melakukan studi kasus dan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan hubungan
timbal balik antara manusia denga komponen lingkungannya. (Nilai karakter: rasa ingin tahu,
komunikatif, peduli lingkungan)
4. Setelah melakukan studi kasus dan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan kegiatan-
kegiatan yang mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan. (Nilai karakter: rasa
ingin tahu, komunikatif, peduli lingkungan)

C. Materi Pembelajaran
1. Lingkungan Hidup
Pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2. Unsur - Unsur Lingkungan
Unsur Abiotik : komponen tak hidup yang meliputi udara, air, mineral, cahaya (sinar
matahari), angin, kelembaban, suhu, keasaman (pH) dan kadar garam (salinitas).
a. Udara
Udara di atmosfer kita tersusun atas Nitrogen (N2, 78 %), Oksigen (O2, 21
%), Karbondioksida ( CO2, 0,03 % ), dan gas lainnya.
- Nitrogen
Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk membentuk protein dan
persenyawaan lainnya.
- Oksigen
Oksigen (O2) merupakan gas yang berguna dalam pernafasan. Makanan (karbohidrat) yang
ada di dalam sel mengalami oksidasi (pembakaran dengan oksigen). Baik tumbuhan,
manusia, hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk mendapatkan energi. Oksidasi
tersebut sering disebut sebagai pernafasan sel.
- Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses Fotosintesis. Hasil fotosintesis
adalah amilum dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk sumber makanan dan
pernafasan.
b. Air
Sekitar 80% - 90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Air sangat berperan dalam
menentukan keanekaragaman makhluk hidup. Aktivitas kita sehari-hari banyak memerlukan
air untuk minum, mandi, mencuci, memasak, membersihkan rumah, menyiram tanaman, dll.
c. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), Fosfat (P), Kalium (K), Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Natrium (Na), Khlor (Cl) dan sebagainya.
d. Cahaya (Sinar Matahari)
Cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari
tumbuhan tidak bisa hidup dan selanjutnya makhluk hidup yang lain juga tidak akan
memperoleh kehidupan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matahari merupakan
sumber energi bagi makhluk hidup di bumi.
e. Angin
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan, menyebarkan spora dan biji
tumbuhan.
f. Kelembaban
Kelembaban memegang peranan penting dalam menjaga agar organisme tidak cepat
mengering karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri tidak
dapat hidup di tempat-tempat yang kering.
g. Suhu
Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 0oC – 40oC.
Umumnya makhluk hidup tidak tahan terhadap suhu panas di atas 40oC, karena suhu
demikian dapat mematikan. Namun beberapa macam ganggang biru dapat tahan hidup
sampai suhu 70oC. Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa, memiliki suhu yang
hangat sepanjang tahun, rata-rata 27oC. Suhu ini sangat ideal bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup. Karenanya Indonesia memiliki keanekaragaman biota yang tinggi
dibandingkan dengan daerah lain.
h. Keasaman (pH)
Keasaman juga berpengaruh terhadap makhluk hidup. Biasanya makhluk hidup memerlukan
lingkungan yang memiliki pH netral . Makhluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang
terlalu asam atau basa. Umumnya tanah di Kalimantan bersifat asam sehingga sulit dijadikan
areal pertanian. Jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah berhumus seringkali
bersifat asam. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk kapur. Tanah berkapur seringkali
bersifat basa. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk belerang
i. Kadar Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya tumbuhan itu akan
mati. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu, misalnya pohon
bakau yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.

Unsur Biotik: makhluk hidup yang meliputi manusia, hewan dan tumbuhan.
a. Organisasi Makhluk Hidup
Bila kita perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik hewan, tumbuhan dan
manusia yang ada di sekitar kita, secara alami tidak pernah hidup sendiri-sendiri. Dalam
ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan
mikroorganisma/mikroba berperan sebagai dekomposer/pengurai.
Tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup meliputi:
1. Individu
Individu merupakan organisme makhluk tunggal seperti: seekor kucing, sebatang pohon
jambu, sebatang pohon kelapa dan seorang manusia.
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Misalnya populasi pohon pisang di kelurahan Kiara pada tahun 2007.
3. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya
komunitas kolam dan komunitas sawah, komunitas guru, komunitas siswa.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan antara makhluk hidup baik manusia, hewan, tumbuhan dengan
lingkungan, misalnya ekosistem sawah, ekosistem gurun, ekosistem kutub.
5. Biosfer
Adalah bumi dan segenap isinya.

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, studi kasus

E. Kegiatan Belajar
Pertemuan Ke - 1

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan benda-benda biotik (bunga, daun, kupu-kupu) dan benda abiotik (pulpen,
buku, kursi)
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pengelompokkan unsur lingkungan
berdasarkan benda-benda yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian lingkungan hidup
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk
mengelompokkan unsur-unsur lingkungan sesuai dengan jenisnya
c. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk menjelaskan
unsur-unsur lingkungan sesuai dengan jenisnya.
d. Siswa menyimpulkan pengertian lingkungan hidup, dan pengelompokkan unsur-unsur
lungkungan sesuai dengan jenisnya.
e. Siswa mengaplikasikan pengelompokan unsur-unsur lingkungan sesuai dengan jenisnya
dalam kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang pengertian lingkungan, unsure-unsur lingkungan serta
pengelompokkan unsur lingkungan berdasarkan jenisnya.
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungan hidup.
d. Penugasan 10’
Pertemuan Ke - 2

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan contoh kasus “Tragedi Longsor Sampah di Leuwigajah”
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang kasus yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kasus yang berkaitan dengan lingkungan hidup
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk menganalisis
kasus yang dibawa masing-masing
c. Siswa menyimpulkan penyebab dan akibat dari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya.
d. Siswa mengaplikasikan pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungannya, baik penyebab maupun akibatnya. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang pengertian limbah dan baku mutu lingkungan, serta
pengelompokan limbah berdasarkan senyawa.
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang hak dan kewajiban dalam K3.
d. Penutupan pembelajaran 10’

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat / Media
a. Papan tulis
b. Bahan Studi Kasus
2. Sumber Belajar
Tim PPPG Kejuruan Sawangan. 2005. Modul Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tim Pengembang Kurikulum dan Bahan Ajar Mulok PLH. ____. Pedoman dan Modul Mulok
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi SMK dan Sederajat. Bandung: Dinas Pendidikan
Kota Bandung.
Media cetak, elektronik dan internet.

G. Penilaian
1. Penilaian kognitif : Test tertulis, test lisan
2. Penilaian psikomotorik : Keaktifan dalam tanya jawab
3. Penilaian afektif : Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

H. Soal Penilaian Kognitif


Bentuk Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Uraian 1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
2. Jelaskan unsur-unsur penyusun lingkungan!

3. Jelaskan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya!

4. Sebutkan tiga contoh kegiatan yang berkaitan dengan hubungan yang tidak harmonis
antara manusia dengan lingkungannya! Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki fungsi yang sangat penting dalam
meningkatkan kepedulian dan kesadaran siswa terhadap lingkungan.

Unsur penyusun lingkungan terdiri atas unsur biotik (unsur hidup) dan unsure abiotik (unsur
tak hidup). Contoh unsur boiti: manusia, hewan, tumbuhan. Contoh unsur abiotik: tanah, air,
udara, sinar matahari, pH, salinitas, kelembapan udara.

Hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan hubungan yang saling


membutuhkan satu sama lainnya. Hubungan ini dapat terjalin dengan harmonis bila ada
kepedulian dari manusia dalam memanfaatkan lingkungan. Namun, dapat juga menimbulkan
bencana bila manusia memperlakukan lingkungan sekitarnya secara seenaknya.

Penebangan hutan secara liar


Membuang limbah tanpa diolah terlebih dahulu
Penangkapan ikan dengan menggunakan bom 25

Catatan Kepala Sekolah Bandung, Juli 2011


Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Ciparay

NIP. 19.............................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 3 – 4 (tiga - empat)
Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Kompetensi dasar : 1.2. Menerapkan nilai-nilai ketertiban, kebersihan dan keindahan
dalam
kehidupan di rumah, sekolah dan masyarakat

A. Indikator
1. Mengapresiasi hak dan kewajiban sebagai individu dan warga tentang K3 dengan benar
2. Mengapresiasi jenis-jenis pelanggaran dan sanksi terhadap pelaksanaan K3
3. Meyakini bahwa budaya tertib, budaya bersih, dan nilai-nilai keindahan merupakan hal
yang penting dalam kehidupan

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mampu mengapresiasi hak dan
kewajiban sebagai individu dan warga tentang K3. (Nilai Karakter: rasa ingin tahu,
komunikatif, disiplin, tanggung jawab)
2. Setelah melakukan studi kasus dan diskusi, siswa mampu mengapresiasi jenis-jenis
pelanggaran dan sanksi terhadap pelaksanaan K3. (Nilai Karakter: komunikatif, disiplin,
tanggung jawab)
3. Setelah melakukan praktek menjalankan tata tertib sekolah, siswa dapat meyakini bahwa
budaya tertib, budaya bersih, dan nilai-nilai keindahan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan. (Nilai Karakter: disiplin, tanggung jawab)

C. Materi Pembelajaran
1. Mencintai Budaya Tertib, Budaya Bersih, dan Nilai-Nilai Keindahan dalam Kehidupan
Sebagai seorang siswa dalam lingkungan sekolah hendaknya berupaya menciptakan
lingkungan sekolah yang sehat sesuai dengan K3 (Ketertiban Kebersihan dan Keindahan),
yaitu:
a. Melaksanakan program K3.
b. Menjaga dan memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman.
c. Turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan hari lingkungan dan peduli
terhadap lingkungan.
d. Melakukan penanaman dan penghijauan serta memperindah lingkungan sekolah.
2. Jenis-jenis pelanggaran dan sanksi terhadap pelaksanaan K3 dipahami dan diapresiasi
dengan baik
Dalam rangka menciptakan ketertiban di lingkungan daerah, ada beberapa pasal dalam
peraturan yang melarang setiap warga melakukan hal-hal diantaranya:
a. Menjual/menangkap hewan-hewan yang dilesterikan
b. Membuang benda yang berbau busuk
c. Berusaha/berdagang di atas trotoar
d. Mengotori /merusak jalan, jalur hijau, taman kota, hutan kota
e. Membakar sampah di badan jalan
f. Membuang limbah B3(Berbau, Beracun dan Berbahaya) ke dalam sumber air/ saluran air
minum dan lain-lain
g. Membuang benda-benda padat/cair berupa limbah ke dalam maupun sekitar sungai
h. Mengemis di tempat umum
i. Menggelandang tanpa mata pencaharian
j. Menyediakan rumah untuk tempat asusila
Adapun sanksi-sanksi yang diberikan menurut Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah kota
Bandung No. 11 tahun 2005 tentang K3 diantaranya:
1. Pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan atau zebra cross didenda
Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
2. Merusak trotoar /jalan didenda Rp. 250.00,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
3. Merokok di tempat umum didenda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
4. Membuang benda berbau busuk dan mengganggu penduduk sekitar didenda Rp.
250.000,- dua ratus lima puluh ribu rupiah)
5. Membakar sampah /kotoran di badan jalan, jalur hijau, taman, selokan dan tempat umum
didenda Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
6. Perusahaan/industri yang membuang limbah B3(Beracun, Berbau dan Berbahaya)
dendanya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
7. Membuat, mengedarkan, menyimpan, menimbun, menjual, menyulut petasan tanpa izin
dendanya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
8. Menjual minuman keras tanpa izin dendanya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)
9. Memperjualbelikan hewan-hewan yang dilestarikan dan atau membiarkan hewan
peliharaan di tempat umum dendanya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
10. Menangkap dan memelihara binatang-binatang yang dilestarikan dendanya Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah)
11. Bermain layangan, ketepel, panah, melempar batu dan benda-benda lainnya di jalur lalu
lintas dendanya Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
12. Berusaha atau berdagang di trotoar/jalan/badan jalan, taman jalur hijau, tanpa izin di
denda Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
13. Mencuci mobil, menyimpan, menjadikan garasi, membiarkan kendaraan
rusak,rongsokan, memperbaiki kendaraan beberapa hari lamanya dan mengecat kendaraan di
bahu jalan dan trotoar didenda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
14. Memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum tanpa izin dari
walikota atau pejabat yang ditunjuk dendanya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
15. Menggelandang, mengemis, di tempat dan di muka umum serta fasilitas sosial lainnya
didenda Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
16. Mengamen, mencari upah jasa dari pengelapan mobil, di simpang jalan/lampu merah
didenda Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
17. Membuat gubug untuk tempat tinngal di bawah jembatan, di atas jembatan
penyebrangan dan taman-taman serta fasilitas umum lainnya didenda Rp. 1.000.000,- (satu
juta rupiah)
18. Menghimpun anak-anak jalanan untuk dimanfaatkan meminta-minta, mengamen, untuk
diterik penghasilannya dan penyalahgunaan pemberdayaan anak didenda Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah)
19. Melakukan perbuatan asusila didenda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
20. Menyediakan, menghimpun wanita tuna susila untuk dipanggil, memberi kesempatan
kepada khalayak umum untuk berbuat asusila didenda Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta
rupiah)
21. Membuang sampah, kotoran, atau barang bekas lainnya di saluran air, selokan,jalan,
trotoar dan tempat umum lainnya yang menggannggu
K3 didenda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
22. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, slogan, pamplet, kain bendera atau
kain bergambar, spanduk, dan yang sejenisnya di sepanjang jalan, pada rambu-rambu lalu
lintas, tiang penerangan jalan, pohon-pohon ataupun di bangunan-bangunan lain serta fasilitas
umum didenda Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
23. Merubah, merusak, mengganggu, menebang, memangkas, sebagian atau seluruhnya
pepohonan pelindung jalan dan tanaman lainnya yang merupakan fasilitas umum didenda
Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, studi kasus, diskusi

E. Kegiatan Belajar
Pertemuan Ke - 3
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit) Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan gambar-gambar hak dan kewajiban sebagai warga negara.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai gambar-gambar yang
ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekitar
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk
mengapresiasi hak dan kewajiban sebagai individu dan warga tentang K3
c. Siswa menyimpulkan hak dan kewajiban sebagai individu dan warga yang berkaitan
dengan K3
d. Siswa mengaplikasikan hak dan kewajiban sebagai individu dan warga yang berkaitan
dengan K3 dalam kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang hak dan kewajiban sebagai individu dan warga yang berkaitan
dengan K3
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang jenis pelanggaran yang berkaitan
dengan Perda K3 Kota Bandung.
d. Penugasan 10’

Pertemuan Ke - 4

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan satu contoh kasus pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekitar
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang kasus yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kasus yang berkaitan dengan lingkungan hidup
b. Kelas dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan diskusi
c. Masing-masing kelompok membahas pelanggaran yang berkaitan dengan Perda K3 Kota
Bandung, yakni:
Membuang sampah di sembarang tempat
Merusak taman dan hutan kota
Membakar sampah di badan jalan, taman kota ataupun di tempat umum
Perusahaan/industri yang membuang limbah B3 ke sungai
Merusak trotoar/jalan
d. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab dalam kelompok untuk
menganalisis kasus yang dibahas
e. Siswa menyimpulkan hasil diskusi tentang pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekitar
f. Siswa mengaplikasikan pengetahuan tentang pelanggaran yang terjadi di lingkungan
sekitar 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekitar
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang berbudaya tertib di lingkungan
keluargasekolah dan masyarakat.
d. Penutupan pembelajaran 10’

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat / Media
c. Papan tulis
d. Bahan Studi Kasus
2. Sumber Belajar
Tim PPPG Kejuruan Sawangan. 2005. Modul Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tim Pengembang Kurikulum dan Bahan Ajar Mulok PLH. ____. Pedoman dan Modul Mulok
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi SMK dan Sederajat. Bandung: Dinas Pendidikan
Kota Bandung.
Media cetak, elektronik dan internet.

G. Penilaian
1. Penilaian kognitif : Test tertulis, test lisan
2. Penilaian psikomotorik : Keaktifan dalam tanya jawab
3. Penilaian afektif : Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

H. Soal Penilaian Kognitif


Bentuk Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Uraian 1. Sebutkan kewajiban seorang siswa dalam upaya menciptakan lingkungan yag
sehat sesuai program K3!
2. Sebutkan jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan masyarakat terhadap pelaksanaan K3!

3. Sebutkan lima contoh perilaku masyarakat yang melanggar Perda Pemerintah Kota
Bandung No. 11 Tahun 2005! Kewajiban seorang siswa dalam upaya menciptakan
lingkungan yag sehat sesuai dengan K3, yaitu:
melaksanakan program K3
menjaga dan memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman
turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan hari lingkungan dan peduli
terhadap lingkungan

Jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan masyarakat terhadap pelaksanaan K3:


menjual / menangkap hewan-hewan yang dilestarikan
membuang benda yang berbau busuk
berusaha / berdagang di atas trotoar
mengotori / merusak jalan, jalur hijau, taman kota, hutan kota
menggelandang tanpa mata pencaharian

Perilaku masyarakat yang melanggar Perda Pemerintah Kota Bandung No. 11 Tahun 2005:
pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan / zebra cross didenda Rp.
250.000,-
merokok di tempat umum didenda Rp. 5.000.000,-
membuat, mengedarkan, menyimpan, menimbun, menjual, menyulut petasan tanpa izin
dendanya Rp. 5.000.000,-
menjual minuman keras tanpa izin dendanya Rp. 5.000.000,-
menggelandang, mengemis di tempat dan di muka umum serta fasilitas sosial lainnya
didenda Rp. 250.000,- 30
35

35

Catatan Kepala Sekolah

Bandung, Juli 2011


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Bandung

Drs. Nanang Yusuf Nurdin


NIP. 196210151989021003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 5 – 6 (lima – enam)
Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Kompetensi dasar : 1.3. Membiasakan diri berbudaya tertib pada lingkungan keluarga,
sekolah
dan masyarakat

A. Indikator
1. Mengaplikasikan ketertiban lingkungan pada kehidupan keluarga, dengan mengikuti
peraturan yang berlaku
2. Melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh tanggung jawab
3. Melaksanakan hidup tertib, sopan, toleransi antar sesama warga pada lingkungan
masyarakat
4. Melaksanakan hidup tertib berlalu lintas di jalan, di pasar, di mall, di terminal, di masjid
dan tempat yang menjadi arena publik

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mampu mengaplikasikan ketertiban
lingkungan pada kehidupan keluarga, dengan mengikuti peraturan yang berlaku. (Nilai
Karakter: komunikatif, disiplin, tanggung jawab)
2. Setelah melaksanakan praktek pelaksanaan tata tertib sekolah, siswa mampu
melaksanakan tata tertib dengan penuh tanggung jawab. (Nilai Karakter: disiplin, tanggung
jawab)
3. Setelah melakukan kegiatan studi kasus dan diskusi, siswa dapat melaksanakan hidup
tertib, sopan, toleransi antar sesama warga pada lingkungan masyarakat. (Nilai Karakter:
disiplin, tanggung jawab)
4. Setelah melakukan tanya jawab, siswa dapat melaksanakan hidup tertib berlalu lintas di
jalan, di pasar, di mall, di terminal, di masjid dan tempat yang menjadi arena publik. (Nilai
Karakter: disiplin, tanggung jawab)

C. Materi Pembelajaran
1. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam lingkungan masyarakat.
Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk dari ikatan perkawinan antara pria dan
wanita. Hubungan tersebut sedikit banyak akan berlangsung lama sehingga melahirkan satu
generasi ke generasi berikutnya. Jadi keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri
dari suami, istri beserta anak-anaknya yang bertumbuh sejak mulai dalam kandungan ibunya
sampai menjelang usia dewasa. Dalam proses regenerasi tersebut hendaknya orangtua mulai
menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan, perduli terhadap lingkungan sehingga akan
terlahir generasi yang perduli dan mau memelihara lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mulai diterapkan di rumah sejak usia dini, dimulai dari
hal-hal yang kecil, contohnya anak ditugaskan untuk membereskan tempat tidur dan
membersihkan kamar tidurnya sendiri, menyapu dan membersihkan halaman rumah, belajar
menanam tanaman baik tanaman hias, sayuran, TOGA (Tanaman Obat dan Keluarga) serta
menyiram dan merawat tanaman. Dengan aktivitas tersebut diharapkan akan tumbuh rasa
cinta terhadap tanaman serta akan tercipta lingkungan rumah yang sehat, bersih, sejuk, indah
serta asri.
Halaman rumah yang ditanami pohon seperti tanaman hias, tanaman sayuran, TOGA ataupun
tanaman kuat akan menghasilkan udara yang sejuk dan segar karena pohon atau tanaman
tersebut mampu memproduksi oksigen dalam jumlah yang banyak. Pohon juga dapat
menyaring debu-debu yang akan masuk ke dalam rumah, sehingga rumah akan tetap bersih,
bebas dari debu serta gas-gas udara dari asap kendaraan, asap rokok serta polusi udara
lainnya.
Kegiatan lainnya yang perlu ditanamkan kepada anak adalah sikap perduli terhadap
lingkungan agar terbebas dari sampah. Biasakan membuang sampah pada tempatnya, dimulai
dari sampah terkecil misalnya sampah pembungkus permen, jangan dibuang seenaknya
misalnya dibuang ke pot tanaman, halaman dan lain-lain. Kalau kita belum menemukan tong
sampah lebih baik sampah itu kita kantongi dulu atau untuk sementara simpan dulu ke dalam
tas sampai kita menemukan tempat sampah baru kita membuangnya.

2. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Sekolah


a. Pengertian dan Definisi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak manusia, serta keterampilan
yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan formal mulai dari tingkat
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang terdiri atas unsure-unsur fisik sekolah, warga
sekolah dan lingkungan sekitar.
Warga sekolah adalah Kepala Sekolah, staf pimpinan sekolah, tata usaha, guru, siswa,
siswi, staf pendukung (petugas kebersihan, satpam, pengelola unit kegiatan/usaha di sekolah)
sedangkan warga sekitar sekolah adalah warga masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
sekolah dan /atau warga masyarakat yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung
dengan lingkungan sekolah.
Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) adalah Pengelolaan pendidikan formal pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dilandasi oleh kesadaran dan pemahaman atas
kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini sebagai satu unit lingkungan
terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya untuk memelihara,
memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang.
b. Visi dan Misi
Visi sekolah berbudaya lingkungan (SBL) adalah “Terbentuknya Generasi Yang Peduli
Lingkungan Dan Mampu Mengimplementasikan Kepeduliannya Dalam Kehidupan Sehari-
Hari”.
Misi SBL adalah:
Mengembangkan sumber daya manusia yang memahami dan sadar terhadap kondisi dan
lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Mengembangkan sumber daya manusia yang mampu merumuskan upaya untuk
memelihara, memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan
sekolah dan sekitarnya.
Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli lingkungan terutama lingkungan
sekolah dan sekitarnya, serta mau dan mampu mewujudkan kepeduliannya dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Tujuan SBL
Tujuan umum “Sekolah Berbudaya Lingkungan“ (SBL) adalah menyediakan wahana yang
mampu mendukung dan berperan nyata dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya
manusia yang berbudaya lingkungan. Dalam arti sadar dan memahami kondisi lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitarnya, serta mampu mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan
karya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini
dan yang akan datang.
Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan antara lain:
1. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang mampu
memahami dan sadar terhadap kondisi lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.
2. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang mampu
merumuskan upaya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan
terutama lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.
3. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia saat ini yang
peduli terhadap lingkungan terutama lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai
satu unit ekosistem serta mewujudkan kepeduliannnya tersebut dalam kehidupan sehari –
hari.

3. Berbudaya tertib pada lingkungan masyarakat


Mencintai lingkungan sangat perlu bagi setiap warga masyarakat, agar lingkungan yang kita
tempati memberikan kenyamanan dalam kehidupan kita. Manusia memiliki hubungan timbal
balik dengan lingkungan, maka jika manusia bertindak seenaknya terhadap lingkungan,
hanya mementingkan kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan keseimbangan alam
maka akan mengakibatkan bencana. Oleh karena itu sebaiknya dalam pengelolaan kota harus
melakukan pendekatan ekosistem.
Contohnya seperti bencana banjir yang terjadi di Jakarta yang diakibatkan oleh warga
masyarakat yang bersikap tidak bertanggung jawab, dimana daerah BOPUNJUR (Bogor
Puncak Cianjur) yang notabene sebagai daerah resapan air, hutannya, tanamannya ditebangin
disulap menjadi perumahan mewah, villa-villa, daerah wisata, dan lain-lain, sehingga ketika
hujan turun daerah resapan air itu tidak mampu menyerap air, akhirnya air dengan cepat
mengalir ke dataran rendah yang muaranya adalah Jakarta, sementara sungai ciliwung
sebagai sungai yang dapat menampung aliran air sudah mengalami pendangkalan akibat
masyarakat yang membuang sampah ke sungai, akibatnya air yang tidak tertampung baik di
daerah resapan atau pun di sungai akan meluap ke rumah-rumah penduduk, dan terjadilah
bencana banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mengakibatkan kerugian serta
menimbulkan korban jiwa juga korban harta benda.
Oleh karena itu hidup tertib dan taat hukum harus tetap dijaga agar kerusakan lingkungan
yang dapat menimbulkan bencana dapat kita hindari. Misalnya sebuah kota yang baik, yang
konsern dan peduli terhadap lingkungan maka harus terdapat kawasan hijau terbuka sebagai
daerah resapan air dan paru-paru kota minimal sejumlah 30%, sedangkan kota Jakarta
kawasan hijau terbukanya baru mencapai 9%. Maka sebaiknya gerakan menanam sejuta
pohon harus terus digalakan serta pembangunan mall dan perumahan harus diperketat
perizinannya sehingga keseimbangan alam, tanaman dan kegiatan masyarakat tetap terjaga
lingkungan ekosistemnya.

4. Berbudaya tertib pada lingkungan kota Bandung


Membiasakan diri hidup tertib di lingkungan kota Bandung, harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya tertib berlalu lintas di jalan raya, tertib di pasar, tertib di
terminal, di mesjid dan tempat lain yang menjadi arena publik.

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, studi kasus, diskusi

E. Kegiatan Belajar
Pertemuan Ke - 5

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan ketertiban di lingkungan Kota Bandung.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai gambar yang
ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang gambar tentang ketertiban yang terjadi di
lingkungan Kota Bandung.
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk
mengaplikasikan ketertiban lingkungan pada kehidupan keluarga, dengan mengikuti
peraturan yang berlaku
c. Siswa menyimpulkan perilaku tertib di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
d. Siswa mengaplikasikan perilaku tertib yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku tertib di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang perilalu hidup tertib di lingkungan
masyarakat
d. Penugasan 10’

Pertemuan Ke - 6

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan satu contoh kasus tentang ketertiban yang terjadi di lingkungan sekitar
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang kasus yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kasus yang berkaitan dengan lingkungan hidup
b. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (2 orang/kelompok) untuk melakukan
diskusi
c. Masing-masing kelompok membahas kasus yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya
d. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab dalam kelompok untuk
menganalisis kasus yang dibahas
e. Siswa menyimpulkan hasil diskusi tentang kasus ketertiban yang terjadi di lingkungan
sekitar
f. Siswa mengaplikasikan pengetahuan tentang perilaku ketertiban dalam kehidupan sehari-
hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku ketertiban yang terjadi di lingkungan sekitar
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang berbudaya bersih di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
d. Penutupan pembelajaran 10’

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat / Media
a. Papan tulis
b. Bahan Studi Kasus
i. Sumber Belajar
Tim PPPG Kejuruan Sawangan. 2005. Modul Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tim Pengembang Kurikulum dan Bahan Ajar Mulok PLH. ____. Pedoman dan Modul Mulok
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi SMK dan Sederajat. Bandung: Dinas Pendidikan
Kota Bandung.
Media cetak, elektronik dan internet.

G. Penilaian
1. Penilaian kognitif : Test tertulis, test lisan
2. Penilaian psikomotorik : Keaktifan dalam tanya jawab dan diskusi
3. Penilaian afektif : Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

H. Soal Penilaian Kognitif


Bentuk Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Uraian 1. Sebutkan lima jenis tanaman obat keluarga (TOGA)!

2. Sebutkan manfaat dari adanya tanaman obat keluarga (TOGA)!

3. Sebutkan upaya untuk menjadikan lingkungan masyarakat menjadi bersih, sehat dan
indah! Contoh lima jenis tanaman obat keluarga (TOGA):
• Jahe
• Kumis kucing
• Kunyit
• Lidah buaya
• Kencur

Manfaat dari adanya tanaman obat keluarga (TOGA):


• Sebagai sumber oksigen
• TOGA dapat menjadi obat penolong pertama pada saat keadaan darurat

Upaya untuk menjadikan lingkungan masyarakat menjadi bersih, sehat dan indah, yaitu:
• berperan aktif dalam kegiatan kerja bakti demi terciptanya kebersihan, kesehatan, dan
keindahan lingkungan
• tidak membuang sampah sembarangan
• membersihkan saluran selokan/got
• berperan aktif dalam memanfaatkan lahan kosong
• mengkampanyekan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun 30

30

40

Catatan Kepala Sekolah

Bandung, Juli 2011


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Bandung

Drs. Nanang Yusuf Nurdin


NIP. 196210151989021003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 7 – 11 (tujuh - sebelas)
Alokasi waktu : 10 x 40 menit (5 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Kompetensi dasar : 1.4. Membiasakan diri berbudaya bersih pada lingkungan keluarga,
sekolah
dan masyarakat

A. Indikator
1. Mengaplikasikan kebersihan lingkungan pada kehidupan keluarga dengan menjaga
kebersihan diri, rumah, perabot dan menangani limbah
2. Mengaplikasikan kebersihan lingkungan pada lingkungan sekolah dengan melaksanakan
piket dan membersihkan peralatan praktek
3. Melaksanakan hidup tertib, sopan, toleransi antar sesama warga pada lingkungan
masyarakat dengan berpartisipasi dalam kerja bakti, membersihkan selokan/sanitasi lainnya
4. Mengaplikasikan kebersihan lingkungan kota dengan turut berpartisipasi dalam program
kebersihan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak penjelasan dan melakukan tanya jawab, siswa mampu
mengaplikasikan kebersihan lingkungan pada kehidupan keluarga dengan menjaga
kebersihan diri, rumah, perabot dan menangani limbah. (Nilai karakter: Disiplin, tanggung
jawab, peduli lingkungan)
2. Setelah melakukan pengamatan dan praktek kebersihan lingkungan sekolah, siswa dapat
mengaplikasikan kebersihan lingkungan pada lingkungan sekolah dengan melaksanakan piket
dan membersihkan peralatan praktek. (Nilai karakter: Disiplin, tanggung jawab, peduli
lingkungan)
3. Setelah melaksanakan praktek kebersihan lingkungan sekolah, siswa dapat melaksanakan
hidup tertib, sopan, toleransi antar sesama warga pada lingkungan masyarakat dengan
berpartisipasi dalam kerja bakti, membersihkan selokan/sanitasi lain. (Nilai karakter:
Disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan)
4. Setelah melaksanakan praktek kebersihan lingkungan sekolah, siswa dapat
mengaplikasikan kebersihan lingkungan kota dengan turut berpartisipasi dalam program
kebersihan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung. (Nilai karakter: Disiplin,
tanggung jawab, peduli lingkungan)

C. Materi Pembelajaran
1. Lingkungan keluarga yang bersih
Arti rumah bagi manusia
Dalam keluarga perlu adanya kepedulian dan mau menjaga lingkungan sekitarnya untuk
menciptakan kebersihan, kerapian dan kenyamanan dalam keluarga. Beberapa sasaran
keluarga adalah bersih, menarik, nyaman serta aman.
1. Bersih
Kebersihan di lingkungan keluarga sangat menentukan. Bila kebersihan terjaga maka
keluarga menjadi tenang karena sanitasi dan higienitas terjamin. Inilah langkah pertama
dalam menilai suatu keluarga.

2. Menarik
Dengan dasar kebersihan pada suatu ruangan dan ditunjang dengan perlengkapan serta
dekorasi yang serasi maka ruangan akan menjadi menarik.
3. Nyaman
Lingkungan dan ruangan di dalam rumah yang bersih, menarik, dan tenang akan menciptakan
keluarga merasa nyaman dan betah tinggal di rumah.
4. Aman
Faktor penting yang selalu didambakan keluarga adalah rasa aman. Untuk itu ciptakanlah
model rumah yang memiliki keamanan keluarga.
Syarat rumah yang sehat
1. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dasar fisik
dari penghuninya.
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga suhu lingkungan yang sejuk,
bersih dari polusi akan tercipta. Salah satu upayanya dengan menanam berbagai jenis
tanaman di halaman rumah untuk memproduksi oksigen dan udara bersih supaya tetap
tersedia.
b. Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang bersumber dari cahaya sinar
matahari serta penerangan dari nyala lampu.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar
dapat masuk ke dalam ruangan.
d. Rumah tersebut harus mampu melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan.
2. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan
dasar dari penghuninya. Tergantung dari pola hidup yang dimiliki oleh penghuni, maka apa
yang disebut kebutuhan kejiwaan dasar ini amat relatif sekali.
3. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan
kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat adalah rumah yang didalamnya tersedia air
bersih yang cukup, ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik, terhindar penularan
penyakit pernafasan, terhindar dari pengotoran terhadap makanan, tidak menjadi tempat
bersarang binatang melata atau pun penyebab penyakit lainnya.
4. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.
Dari keempat syarat yang dikemukakan ini, dapat mudah dipahami bahwa rumah yang sehat
bukanlah rumah yang mewah, mahal atau lux. Sebab rumah yang dibangun dari bahan yang
sederhanapun jika ke semua syarat di atas dapat terpenuhi, dapat dikatakan sebagai rumah
yang sehat.

2. Lingkungan sekolah yang bersih


Lingkungan sekolah yang sehat, bersih, segar dan aman akan mempengaruhi jiwa seseorang
dan akan menjadikan jiwa lebih bergairah, semangat dan dapat memberikan kesempatan
tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara optimal. Bila warga sekolah
sehat dan kuat jiwa raganya (lahir dan batin) akan memperkuat ketahanan sekolah. Ingat
semboyan “Men sana in corpore sano” bahwa “jiwa yang sehat ada dalam badan yang sehat”.
Lingkungan yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi yang sehat dan bangsa
yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya dipelihara berdasar
syarat-syarat kesehatan.
Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta masyarakat pada
umumnya merupakan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi
jiwa seseorang. Sekolah merupakan tempat yang dapat dijadikan percontohan lingkungan
hidup yang sehat, bersih dan segar serta aman bila semuanya mematuhi tata tertib yang
berlaku di sekolah.
Keadaan lingkungan yang bersih dan sehat disebut sanitasi lingkungan. Secara operasional
kondisi fisik sekolah harus memperhatikan dan mendukung kesehatan fisik, mental, dan
sosial anak. Karena itu dari sisi fisik, sekolah harus dirancang agar tata letak, lokasi dan
kondisi bangunan, peralatan sekolah, dan sanitasi sekolah mampu memenuhi syarat
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan bagi warga sekolah. Dari sisi mental, sekolah harus
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan sehat. Dari sisi sosial, sekolah harus
menyediakan ruang bagi siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya, guru dan warga sekolah
lainnya.
1. Lokasi sekolah
Diupayakan jauh dari lokasi yang dapat mengganggu ketenangan belajar dan kesehatan
siswa seperti tempat pembuangan sampah, pabrik, terminal, kereta api, lapangan terbang,
kuburan, rawa-rawa dan lain-lain.
Jika lokasi sekolah dekat dengan obyek-obyek tersebut, maka dilakukan cara sederhana
ataupun modern.
2. Ruang Kelas
Ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga masih memungkinkan siswa
bergerak secara leluasa.
 Setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan 2 buah pintu, dengan daun-daun pintu
menghadap keluar, sehingga dalam keadaan darurat seperti kebakaran/gempa, siswa dengan
cepat dapat keluar.
Luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai, sehingga memungkinkan
pertukaran udara secara terus-menerus. Jendela dibuat sedemikian rupa sehingga sinar dapat
masuk tetapi anak tidak tergoda untuk melihat keluar.
Warna dinding kelas diupayakan berbeda agar terhindar dari kebosanan atau satu warna
saja tapi diselingi oleh gambar atau lukisan yang menarik.
Penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sumber energi alam yaitu sinar
matahari dengan intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran.
Ruangan kelas dilengkapi dengan berbagai ornamen yang menarik seperti tanaman-
tanaman di pot, gambar-gambar pada dinding.
Ruang (kelas, guru, perpustakaan, dll) harus bersih dengan tata letak perangkat ruang yang
rapi dan serasi.
Seluruh ruangan yang ada bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
Tersedia alat pembersih ruangan (sapu, lap, pel, dll) dan tempat sementara menampug
sampah di setiap ruangan.
3. Ruang Praktek
Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaan ruang praktek adalah:
Ruangan bersih, jumlah kursi dan meja praktek yang pengaturannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Alat ruang praktek sesuai dengan jenis tempat praktek. Alat-alat ini setelah dipakai
disimpan disimpan di tempat khusus dan dicatat sesuai dengan golongannya.
Daftar alat-alat yang ada dicatat dalam buku khusus dan diletakkan di meja petugas agar
mudah melayani bagi yang memerlukannya.
Pada setiap ruang praktek terdapat pengelola ruang praktek yang mengatur barang-barang
yang ada.
4. Kamar Mandi/ WC
Tersedia ventilasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.
Tersedia penerangan listrik untuk penggunaan malam hari dan kaca untuk penerangan
siang hari.
Kamar mandi/wc untuk wanita dan pria terpisah dengan tanda yang jelas.
Jumlah kamar mandi/wc cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi antrian yang
cukup berarti.
Kedap air, tidak terdapat sudut-sudut tajam, dinding tidak berlumut, selalu tersedia air
pada bak, tidak terdapat genangan air pada lantai.
Jika tempat untuk membuang kotoran adalah seftic tank, maka dirancang kedap air,
sehingga tidak mencemari warga sekitar.
Kamar mandi/wc tidak bau tak sedap dan terlihat bersih dari segala kotoran dan binatang
pengganggu.
Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.
Tersedia pembersih/alat pembersih disetiap kamar mandi/wc dan tempat sampah tertutup.
5. Air bersih
Selalu tersedia air bersih untuk kebutuhan siswa-siswa dan guru.
Tersedia kran-kran air di sejumlah tempat yang terjangkau siswa untuk keperluan cuci
tangan yang dilengkapi sabun dan lap.
Selain air bersih sekolah juga perlu memiliki air untuk keperluan lain seperti menyiram
tanaman, membersihkan lantai dan lain-lain.
6. Pengelolaan Sampah
Tersedia tempat / bak sampah yang tertutup dan terpilah (Organik dan Anorganik).
Jumlah tempat sampah harus memadai dan tidak hanya ditempatkan setiap kelas.
Tersedia tempat pembuangan sampah sementara yang tertutup untuk menampung sampah
dari tempat sampah lainnya.
7. Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair domestik dan limbah dari laboratorium yang mengandung bahan Berbau,
Berbahaya dan Beracun (B3) dipisahkan.
Dilakukan pengelolaan limbah cair baik yang domestik maupun dari laboratorium sebelum
dibuang ke lingkungan.

3. Mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih


Lingkungan masyarakat yang bersih adalah lingkungan masyarakat yang secara mental
perduli dan mau menjaga kelestarian lingkungannya. Menjaga lingkungannya dari berbagai
macam pencemaran seperti pencemaran air, tanah dan udara. Contoh tindakan yang perlu
dilakukan oleh masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang bersih adalah:
Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut, dan lain-lain.
Tidak menggunakan sungai atau danau, untuk mencuci truk, mobil dan sepeda motor.
Tidak menggunakan sungai atau danau untuk memandikan ternak dan sebagai tempat BAB
(Buang Air Besar/Buang Hajat).
Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak terlebih dahulu.
Tidak membangun rumah dibantaran sungai yang dapat menghambat arus aliran sungai,
dan lain-lain.
Apabila telah terwujud lingkungan yang bersih maka masyarakatlah yang akan menikmati
dan menggunakan sumber daya alam yang tersedia.

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, pengamatan, praktek

E. Kegiatan Belajar
Pertemuan Ke - 7

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru mengajak siswa mengamati kondisi rumah melalui gambar.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai kondisi rumah yang
ditempati. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kondisi rumah mereka.
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk dapat
mengaplikasikan kebersihan lingkungan pada kehidupan keluarga dengan menjaga
kebersihan diri, rumah, perabot dan menangani limbah.
c. Siswa menyimpulkan perilaku bersih di lingkungan rumah.
d. Siswa mengaplikasikan perilaku bersih dalam kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku bersih di lingkungan sekitar rumah
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang perilalu hidup tertib di lingkungan
sekolah
d. Penugasan 10’

Pertemuan Ke – 8 s.d.10

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan foto keadaan lingkungan sekolah lain.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang foto yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
Pertemuan Ke - 8
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang foto yang berkaitan dengan kebersihan
lingkungan sekolah
b. Siswa ditugaskan secara individual untuk mengamati kondisi lingkungan sekitar sekolah.
c. Siswa menuliskan hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel dan disertai dengan
dokumentasi
Pertemuan Ke – 9
a. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sebangkunya
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab untuk menganalisis hasil
pengamatan kondisi lingkungan sekolah
c. Siswa menyimpulkan hasil diskusi tentang kondisi kebersihan sekolah
Pertemuan Ke – 10
a. Siswa melakukan praktek kebersihan lingkungan sekolah
b. Siswa mengaplikasikan pengetahuan tentang perilaku yang berkaitan dengan kebersihan
dalam kehidupan sehari-hari
60’

60’

60’

3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku kebersihan yang terjadi di lingkungan sekitar
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang kebersihan di lingkungan Kota
Bandung
d. Penugasan 10’

Pertemuan Ke – 11
No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru mengajak siswa mengamati kondisi Kota Bandung melalui gambar.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai gambar yang
ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pendapat mereka terhadap kondisi Kota
Bandung.
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk dapat
mengaplikasikan kebersihan lingkungan kota dengan turut berpartisipasi dalam program
kebersihan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung.
c. Siswa menyimpulkan perilaku bersih di lingkungan Kota Bandung.
d. Siswa mengaplikasikan perilaku bersih dalam kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku bersih di lingkungan Kota Bandung
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang menerapkan nilai keindahan di
lingkungan keluarga, sekolah dan Kota Bandung.
d. Penutupan pembelajaran 10’

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat / Media
a. Papan tulis
b. Bahan Studi Kasus
2. Sumber Belajar
Tim PPPG Kejuruan Sawangan. 2005. Modul Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tim Pengembang Kurikulum dan Bahan Ajar Mulok PLH. ____. Pedoman dan Modul Mulok
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi SMK dan Sederajat. Bandung: Dinas Pendidikan
Kota Bandung.
Media cetak, elektronik dan internet.

G. Penilaian
1. Penilaian kognitif : Test tertulis, test lisan
2. Penilaian psikomotorik : Keaktifan dalam tanya jawab dan diskusi
3. Penilaian afektif : Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

H. Soal Penilaian Kognitif


Bentuk Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Uraian 1. Berikan contoh kegiatan-kegiatan menjaga kebersihan lingkungan di rumah!
2. Sebutkan syarat-syarat ruang kelas yang baik!

3. Sebutkan upaya untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi bersih, sehat dan
indah! Contoh kegiatan untuk menjaga kingkungan di rumah:
Membersihkan rumah secara rutin
Menanam dan merawat tanaman untuk mengurangi gas pencemar udara
Menata rumah supaya nyaman untuk ditinggali

Syarat Ruang kelas yang baik:


• ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga memungkinkan siswa bergerak
secara leluasa
• luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai
• penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sumber energi alam, yaitu matahari
dengan intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran
• setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan 2 buah pintu dengan daun pintu
menghadap keluar
• tersedia alat pembersih ruangan dan tempat sampah di setiap ruangan

Upaya untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi bersih, sehat dan indah:
- menjaga kebersihan alat-alat kelas
- membersihkan lingkungan sekolah dari sampah
- memiliki sarana cuci tangan pakai sabun
- menjaga kebersihan toilet sekolah
- menjaga kebersihan dan kesehatan warung sekolah 30
35

35

Catatan Kepala Sekolah

Bandung, Juli 2011


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Bandung

Drs. Nanang Yusuf Nurdin


NIP. 196210151989021003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 12 - 16 (duabelas – enam belas)
Alokasi waktu : 10 x 40 menit (5 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Kompetensi dasar : 1.5. Menerapkan nilai- nilai keindahan pada lingkungan keluarga,
sekolah
dan masyarakat

A. Indikator
1. Mengaplikasikan keindahan lingkungan pada lingkungan keluarga, dengan penataan
halaman rumah/taman, barang/perabot pada tempat yang sesuai
2. Mengaplikasikan keindahan lingkungan sekolah dengan penataan kelas, halaman/taman
sekolah
3. Mengaplikasikan keindahan lingkungan masyarakat dengan turut serta memelihara
fasilitas yang ada di masyarakat
4. Mengaplikasikan keindahan lingkungan kota dengan turut serta memelihara fasilitas
yang disediakan oleh pemerintah kota Bandung

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak penjelasan dan melakukan tanya jawab, siswa mampu
mengaplikasikan keindahan lingkungan pada lingkungan keluarga, dengan penataan halaman
rumah/taman, barang/perabot pada tempat yang sesuai. (Nilai karakter: Disiplin, tanggung
jawab, peduli lingkungan)
2. Setelah melakukan praktek menata lingkungan kelas, halaman sekolah dan fasilitas lain
yang ada di sekolah, siswa dapat mengaplikasikan keindahan lingkungan sekolah dengan
penataan kelas, halaman/taman sekolah. (Nilai karakter: Disiplin, tanggung jawab, peduli
lingkungan)
3. Setelah melakukan praktek menata lingkungan kelas, halaman sekolah dan fasilitas lain
yang ada di sekolah, siswa dapat mengaplikasikan keindahan lingkungan masyarakat dengan
turut serta memelihara fasilitas yang ada di masyarakat. (Nilai karakter: Disiplin, tanggung
jawab, peduli lingkungan)
4. Setelah melakukan praktek menata lingkungan kelas, halaman sekolah dan fasilitas lain
yang ada di sekolah, siswa dapat mengaplikasikan keindahan lingkungan kota dengan turut
serta memelihara fasilitas yang disediakan oleh pemerintah kota Bandung. (Nilai karakter:
Disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan)

C. Materi Pembelajaran
1. Keindahan Lingkungan
Keindahan adalah perpaduan unsur alami ciptaan Allah SWT yang menimbulkan rasa
estetika dalam kehidupan. Lingkungan yang sehat, bersih, segar dan aman akan
mempengaruhi jiwa seseorang dan akan menjadikan jiwa menjadi jiwa lebih bergairah,
semangat dan dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Makin meningkatnya
upaya pembangunan akan mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Keadaan ini
yang mendorong semakin diperlukannya upaya pengendalian dampak lingkungan sehingga
resiko terhadap lingkungan hidup dapat ditekan sekecil mungkin. Lingkungan hidup kita
menjadi tetap terjaga, bersih , indah dan nyaman sebagai tempat tinggal.

2. Memelihara Keindahan Lingkungan Keluarga


Lingkungan keluarga adalah bagian dari lingkungan hidup dalam lingkungan terkecil.
Keluarga merupakan lingkungan yang dijadikan tempat bapak, ibu dan anak tinggal untuk
melaksanakan aktivitas kebutuhan rumah tangganya. Sebagai bagian terkecil dari lingkungan
diharapkan dapat mengawali usaha yang konstruktif yang mempunyai kepedulian dan
komitmen terhadap pelestarian lingkungan, untuk itu perlu dilakukan oleh anggota
keluarganya hal-hal sebagai berikut:
Memelihara dan menjaga lingkungan rumah tetap bersih, indah dan nyaman
Melaksanakan penghijauan di lingkungan rumah, dengan menanam tanaman hias, sayuran,
buah-buahan atau pun tanaman pelindung
Menata dan membersihkan halaman rumah
Membersihkan kamar mandi secara berkala
Menata dan selalu membersihkan perabotan rumah
3. Memelihara Keindahan Lingkungan Sekolah
Lingkungan yang sehat sangat penting untuk membangun generasi yang sehat dan bangsa
yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya dipelihara berdasarkan
syarat-syarat kesehatan.
Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta masyarakat pada
umumnya merupakan perwujudan hubungan lingkungan yang sehat dan harmonis.
Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi jiwa seseorang. Sekolah merupakan tempat yang
dapat dijadikan percontohan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan segar serta aman bila
semuanya mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah. Keadaan lingkungan yang sehat
disebut sanitasi lingkungan. Lingkungan gedung sekolah dikatakan baik dan sehat, bila:
Halaman atau pekarangan terawat dengan baik dan bersih.
Cukup udara dan cahaya yang masuk.
Sekolah tidak dicemari olah sampah-sampah atau kotoran lain, dan tidak terdapat genangan
air.
Mempunyai sumber air yang bersih.
Mempunyai kamar mandi dan jamban.
Tata ruang dan bangunan yang baik.
Penghijauan di sekeliling sekolah.
Lokasi sekolah bebas dari kebisingan dan aman
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, pengamatan, praktek

E. Kegiatan Belajar
Pertemuan Ke - 12

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru mengajak siswa mengamati gambar yang berkaitan dengan keindahan lingkungan
rumah.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai gambar yang
ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang gambar yang berkaitan dengan keindahan.
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk dapat
mengaplikasikan nilai-nilai keindahan lingkungan rumah
c. Siswa menyimpulkan perilaku yang mengandung nilai keindahan di lingkungan rumah.
d. Siswa mengaplikasikan perilaku yang mengandung nilai keindahan dalam kehidupan
sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku yang mengandung nilai keindahan di lingkungan sekitar
rumah
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang menerapkan nilai-nilai keindahan di
lingkungan sekolah
d. Penugasan 10’
Pertemuan Ke – 13 s.d. 15

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru menunjukkan foto keadaan lingkungan sekolah berbudaya lingkungan.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang foto yang ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
Pertemuan Ke - 13
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang foto yang berkaitan dengan keindahan
lingkungan sekolah
b. Siswa ditugaskan secara individual untuk mengamati kondisi lingkungan sekitar sekolah.
c. Siswa menuliskan hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel dan disertai dengan
dokumentasi
Pertemuan Ke – 14
a. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sebangkunya
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab untuk menganalisis hasil
pengamatan kondisi lingkungan sekolah
c. Siswa menyimpulkan hasil diskusi tentang kondisi keindahan lingkungan sekolah
Pertemuan Ke – 15
c. Siswa melakukan praktek menjaga keindahan di lingkungan sekolah
d. Siswa mengaplikasikan pengetahuan tentang perilaku yang berkaitan dengan keindahan
dalam kehidupan sehari-hari
60’

60’

60’

3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku yang mengandung nilai keindahan yang terjadi di
lingkungan sekitar
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang keindahan di lingkungan Kota
Bandung
d. Penugasan 10’

Pertemuan Ke – 16

No.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)
Ket.
1 Kegiatan awal
a. Apersepsi
Guru mengajak siswa mengamati kondisi Kota Bandung melalui gambar.
b. Memotivasi
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang pendapat mengenai gambar yang
ditunjukkan. 10’
2 Kegiatan inti
a. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pendapat mereka terhadap kondisi Kota
Bandung.
b. Siswa berperan aktif dalam melakukan kegiatan tanya jawab di kelas untuk dapat
mengaplikasikan keindahan lingkungan kota dengan turut berpartisipasi dalam program
keindahan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung.
c. Siswa menyimpulkan perilaku indah di lingkungan Kota Bandung.
d. Siswa mengaplikasikan perilaku indah dalam kehidupan sehari-hari. 60’
3 Kegiatan akhir
a. Refleksi
b. Menyimpulkan tentang perilaku indah di lingkungan Kota Bandung.
c. Menyampaikan informasi materi selanjutnya tentang menerapkan nilai keindahan di
lingkungan keluarga, sekolah dan Kota Bandung.
d. Penutupan pembelajaran 10’

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat / Media
a. Papan tulis
b. Bahan Studi Kasus
2. Sumber Belajar
Tim PPPG Kejuruan Sawangan. 2005. Modul Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tim Pengembang Kurikulum dan Bahan Ajar Mulok PLH. ____. Pedoman dan Modul Mulok
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi SMK dan Sederajat. Bandung: Dinas Pendidikan
Kota Bandung.
Media cetak, elektronik dan internet.

G. Penilaian
1. Penilaian kognitif : Test tertulis, test lisan
2. Penilaian psikomotorik : Keaktifan dalam tanya jawab dan diskusi
3. Penilaian afektif : Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

H. Soal Penilaian Kognitif


Bentuk Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Uraian 1. Berikan contoh kegiatan-kegiatan menjaga keindahan lingkungan di rumah!

2. Sebutkan syarat-syarat ruang kelas yang baik!

3. Sebutkan upaya untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi bersih, sehat dan
indah! Contoh kegiatan untuk menjaga lingkungan di rumah:
Membersihkan rumah secara rutin
Menanam dan merawat tanaman untuk mengurangi gas pencemar udara
Menata rumah supaya nyaman untuk ditinggali

Syarat Ruang kelas yang baik:


• ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga memungkinkan siswa bergerak
secara leluasa
• luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai
• penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sumber energi alam, yaitu matahari
dengan intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran
• setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan 2 buah pintu dengan daun pintu
menghadap keluar
• tersedia alat pembersih ruangan dan tempat sampah di setiap ruangan
Upaya untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi bersih, sehat dan indah:
- menjaga kebersihan alat-alat kelas
- membersihkan lingkungan sekolah dari sampah
- memiliki sarana cuci tangan pakai sabun
- menjaga kebersihan toilet sekolah
- menjaga kebersihan dan kesehatan warung sekolah 30

35

35

Catatan Kepala Sekolah

Bandung, Juli 2011


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Bandung
Drs. Nanang Yusuf Nurdin
NIP. 196210151989021003
z

Diposkan oleh Neneng Kusmiasih di 01.08


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda

Popular Posts
 RPP PLH di SMKN 3 Bandung

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK


Negeri 3 Bandung Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup Ko...

Blogger templates
LK 1

Beragam tanaman

1. Jenis tanaman
2. Media tanam
3.

LK2.1 Manajemen

1.implementasi

2. PHBS

Rencana Kegiatan anggaran sekolah Dasar

IPAL

Penghijauan hutan

Buang air besar disungai

Anda mungkin juga menyukai